Archive for May, 2025

Apa itu Revamp Website? Manfaat dan Langkah Optimasinya

Pernahkah kamu melihat suatu website yang memiliki konten menarik tapi tidak didukung dengan desain yang responsif? Saat suatu web memiliki desain dan struktur yang tidak rapi, tidak heran jika kamu mungkin merasa terganggu saat mengaksesnya.

Maka yang perlu dilakukan oleh pemilik website tersebut adalah melakukan revamp website. Yuk cari tau apa itu revamp website disini, simak penjelasannya secara lengkap.

Baca Juga: 11 Strategi SEO Efektif di Tahun 2025

Apa yang Dimaksud dengan Revamp Website? 

Revamp website adalah proses memperbarui atau mengupdate elemen-elemen yang ada di website guna meningkatkan fungsionalitas dan kinerjanya. Revamp tidak hanya menyangkut elemen-elemen desain tapi juga berkaitan dengan struktur, tata letak hingga fitur dan konten website. 

Pada praktiknya, revamp website juga dilakukan mengikuti perkembangan tren serta kebutuhan para pengguna.

Ketika suatu website dapat memberikan informasi dan menjawab kebutuhan pengguna, maka pengalaman pengguna dalam mengakses website tersebut pasti meningkat. Hal ini tentu sangat penting dalam mendukung proses optimasi yang ada di website. 

Meskipun berkaitan dengan pembaharuan, revamp website berfokus pada perubahan-perubahan kecil yang tidak merubah struktur website secara signifikan.

Pembaharuan ini tentu perlu dilakukan guna menjaga keberlanjutan dan kelangsungan suatu website. 

Tujuan utama dari revamp website adalah menciptakan website yang berkualitas, efisien dan responsif sehingga bisa memberikan kemudahan bagi para pengguna saat mengakses informasi di dalamnya.

Revamp website adalah salah satu hal yang perlu dilakukan dan bernilai sangat penting untuk mendukung dan mempertahankan performa SEO website.

Baca Juga: 8 Tips Menulis Konten yang SEO-Friendly

3 Manfaat Utama Revamp Website

Revamp website membawa banyak manfaat yang penting dalam mendukung visibilitas website di mesin pencari. Berikut 3 manfaat utama dari melakukan revamp website:

Meningkatkan User Experience (UX)

User Experience atau pengalaman pengguna adalah salah satu indikator yang mempengaruhi kualitas SEO website di mesin pencari.

Mesin pencari mengutamakan website yang memperdulikan dan memperhatikan pengalaman pengguna yang baik untuk mendapat peringkat di mesin pencari.

Dengan melakukan revamp website, tampilan website menjadi lebih menarik dan up to date sehingga menciptakan citra positif di mata para pengunjung.

Akhirnya, banyak pengunjung yang nyaman dan senang mengakses website dalam waktu yang lama.

Memaksimalkan Kinerja Website

Website yang sudah lama usang dan tidak diperbarui mungkin tidak lagi bisa berfungsi dan bekerja secara optimal. Adanya proses revamp ini tentu membantu memaksimalkan kinerja website dengan melakukan perbaikan dan upgrade pada fitur dan fungsi yang ada. Terutama fungsi yang berkaitan dengan navigasi, kecepatan loading, elemen visual dan responsivitas di perangkat mobile. Kinerja website yang baik akan memberikan kemudahan akses bagi para pengunjung website dan akan bernilai baik di mata mesin pencari.

Peningkatan Konversi

Manfaat yang paling utama dari melakukan revamp website adalah dapat membantu meningkatkan jumlah konversi dari website.

Mengapa demikian? Saat suatu website memiliki kinerja yang baik, struktur dan desain yang rapi serta informasi up to date maka akan lebih menarik para pengguna untuk melakukan konversi.

Peningkatan konversi ini tidak terbatas pada melakukan pembelian saja, tapi juga berkaitan dengan meningkatnya trafik, pendaftaran akun dan layanan, pengisian form hingga tingginya kerjasama dengan website.

Baca Juga: 9 Tips Menggunakan Tone of Voice di Media Sosial

7 Langkah Optimasi Revamp Website

Revamp website tidak bisa dilakukan tanpa perencanaan atau upaya yang matang, kamu perlu melakukan beberapa hal berikut adalah untuk memastikan revamp website bisa teroptimasi dengan maksimal:

Tentukan Tujuan dan Waktu yang Tepat

Sebelum memulai revamp, tentukan dengan jelas tujuan atau hasil apa yang ingin kamu capai, apakah untuk memperbaiki dan memperbarui desain, meningkatkan fitur atau memperbaiki kecepatan.

Pastikan juga kamu melakukan revamp website di waktu yang tepat, jangan melakukan revamp secara mendadak atau sesuka keinginan.

Berikut beberapa indikator yang menjadi penanda kapan kamu perlu revamp website yaitu:

  1. Tampilan website sudah usang dan kinerja melambat
  2. Tingginya feedback negatif dari pengguna
  3. Tingkat engagement dan konversi yang menurun
  4. Maraknya kompetitor baru
  5. Perubahan tren desain atau teknologi 
  6. Terdapat perubahan tujuan bisnis

Jalankan Audit Sebelum dan Sesudah Revamp

Sebelum melakukan revamp website sebaiknya lakukan audit situs terlebih dahulu. Lihat dan  pastikan semua fitur dan elemen berfungsi dengan baik.

Jika perlu catat dan analisis performa website sebelum revamp untuk dibandingkan dengan performa setelah revamp.

Simpan juga data crawling dari web lama sebelum melakukan revamp agar kamu mengetahui perubahan yang terjadi pada website di mesin pencari.

Dengan melakukan audit, kamu jadi lebih mudah untuk mendeteksi masalah teknis atau SEO yang perlu diperbaiki. 

Pastikan Web Lama Tetap Aktif

Selama proses revamp berlangsung, pastikan website lama tetap dapat diakses oleh pengunjung. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya penurunan drastis pengunjung yang datang ke websitemu.

Jangan sampai peringkat website di mesin pencari justru turun karena website atau halamannya tidak dapat ditemukan dan diakses.

Jika memungkinkan, pertahankan struktur URL dari website lama. Perubahan URL dapat mempengaruhi peringkat SEO dan mengakibatkan kehilangan trafik jika tidak ditangani dengan baik. 

Baca Juga: Accelerated Mobile Pages (AMP) dan Cara Mengoptimalkannya

Pertahankan Halaman Web yang Penting

Pastikan kamu tetap mempertahankan halaman web yang memiliki trafik organik atau peringkat tinggi di mesin pencari selam proses revamp.

Prioritaskan revamp website pada halaman yang memang membutuhkan proses perbaikan atau peningkatan. Jangan terlalu banyak mengubah elemen atau halaman yang sudah berfungsi dengan baik.

Hindari melakukan perubahan besar pada halaman yang memiliki peringkat tinggi di mesin pencari. Jika memang diperlukan, pastikan untuk tetap menjaga elemen dan konten yang ada di dalamnya tetap relevan dengan praktik SEO.

Optimasi Elemen-Elemen on Page

Revamp website berfokus pada optimasi dan perbaiki elemen pada on-page atau bagian yang ada dan nampak di website.

Perhatikan apakah elemen SEO on-page seperti judul halaman, meta deskripsi, kata kunci, tombol, gambar, konten dan heading tag sudah berfungsi dengan optimal.

Optimasi pada bagian on-page dapat membantu website untuk tetap mempertahankan dan bahkan meningkatkan performa SEO setelah revamp.

Update Internal Link dan Backlink

Pembaharuan pada website akiat revamp mungkin mempengaruhi link yang ada di website, baik itu internal link maupun backlink. Maka periksa dan pastikan kembali bahwa internal link dan backlink website tetap tersedia dan relevan.

Link yang rusak dan tidak relevan dapat mempengaruhi pengalaman pengguna dan menurunkan performa SEO.

Jika terdapat perubahan link atau struktur halaman, pastikan kamu menyiapkan redirect 301 agar pengunjung dan mesin pencari mengarah ke link baru dan tidak ada kehilangan trafik atau peringkat SEO.

Lakukan Pengujian Langsung

Sebelum meluncurkan website yang telah direvamp, pastikan untuk melakukan pengujian pada website. Periksa dan pastikan apakah website, halaman, fitur dan elemen yang ada didalamnya sudah responsif dan bekerja lebih baik.

Pastikan kamu juga melakukan uji coba pada perangkat mobile dan lihatlah apakah website telah memenuhi standar Core Web Vitals.

Baca Juga: 8 Tips Menangani Komentar Negatif di Media Sosial

Lakukan Audit Teknikal

Setelah website yang telah direvamp diluncurkan dan dapat diakses publik, lakukan audit teknikal untuk memastikan tidak ada masalah yang ditimbulkan.

Periksa apakah terdapat error atau masalah pada server, seberapa lama kecepatan loading, atau error lainnya yang mengganggu kinerja website.

Pastikan juga untuk memperbarui sitemap XML website dan mengirimkannya ke mesin pencari agar proses  indexing tetap berjalan lancar.

Nah itulah serangkaian pembahasan mengenai apa itu revamp website, manfaat apa saja yang didapatkan dari revamp website serta langkah-langkah mengoptimasi revamp website.

Selama revamp website dikerjakan dengan maksimal, maka dapat memberikan manfaat yang besar tidak hanya kepada website tapi juga kepada bisnis atau brand secara keseluruhan.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Reference:

9 Tips Menggunakan Tone of Voice di Media Sosial

Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi saluran komunikasi utama bagi merek, individu, dan organisasi untuk terhubung dengan audiens. 

Namun, untuk membuat pesan yang disampaikan lebih efektif dan menarik perhatian, sangat penting untuk memilih tone of voice yang tepat. 

Tone of voice tidak hanya memengaruhi bagaimana audiens menerima pesan, tetapi juga mencerminkan identitas merek atau kepribadian seseorang. 

Dalam artikel ini, Croloze akan membahas berbagai tips tentang bagaimana memilih dan menggunakan tone of voice yang tepat di media sosial untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan audiens, meningkatkan engagement, dan menciptakan pengalaman yang lebih menyenangkan.

Yuk, simak!

Baca Juga: Long Tail vs Short Tail Keyword, Kenali Perbedaannya di Dalam SEO

Apa Itu Tone of Voice?

Tone of Voice adalah cara atau gaya seseorang dalam menyampaikan pesan, baik secara verbal maupun tulisan. Ini mencakup pilihan kata, cara penyampaian, dan emosi yang tercermin dalam komunikasi tersebut.

Contoh dalam dunia bisnis atau pemasaran, tone of voice berperan besar dalam menciptakan citra merek dan membangun hubungan dengan audiens. 

Misalnya, sebuah merek yang ingin terlihat profesional akan menggunakan tone yang formal dan serius, sementara merek yang ingin terasa lebih ramah dan akrab bisa memilih tone yang lebih santai dan bersahabat.

Elemen-Elemen Tone of Voice

Elemen-elemen tone of voice mencakup beberapa aspek yang membentuk cara penyampaian pesan, baik dalam komunikasi tertulis maupun lisan. 

Berikut adalah elemen-elemen tone of voice yang perlu dipahami secara detail:

1. Pilihan Kata (Diction)

Pilihan kata adalah elemen pertama yang paling langsung memengaruhi tone of voice. Kata yang dipilih dalam suatu komunikasi mencerminkan perasaan dan tujuan yang ingin disampaikan.

  • Formal vs. Informal: Menggunakan kata-kata formal akan menciptakan kesan profesional dan serius, sementara kata-kata informal memberi kesan lebih santai dan akrab.
  • Sederhana vs. Kompleks: Kalimat yang menggunakan kata-kata sederhana cenderung lebih mudah dipahami dan memberi kesan langsung dan jelas. Sebaliknya, kata-kata yang kompleks atau teknis bisa menciptakan kesan intelektual atau berwibawa.

Contoh:

  • Formal: “Dengan hormat, kami ingin menginformasikan bahwa…”
  • Informal: “Hei, kami cuma mau bilang kalau…”

2. Gaya Bahasa (Style)

Gaya bahasa berkaitan dengan bagaimana kalimat disusun dan bagaimana pesan disampaikan. Ini dapat melibatkan penggunaan kalimat pendek atau panjang, penggunaan metafora atau bahasa figuratif, serta penyampaian ide secara langsung atau berbelit-belit.

  • Sederhana dan Langsung vs. Elaboratif dan Berlapis: Pesan yang singkat dan jelas dapat memberikan kesan tegas dan efisien, sementara pesan yang panjang dan elaboratif lebih mengundang pemikiran atau menciptakan suasana tertentu.
  • Serius vs. Santai: Gaya bahasa yang serius bisa memberi kesan formal dan penuh wibawa, sedangkan gaya yang santai memberikan kesan akrab dan ramah.

Contoh:

  • Sederhana dan Langsung: “Kami mengonfirmasi pesanan Anda.”
  • Elaboratif dan Berlapis: “Kami dengan senang hati memberitahukan bahwa pesanan Anda telah berhasil diproses dan sedang dalam pengiriman.”

3. Emosi yang Disampaikan

Emosi adalah elemen penting yang membentuk tone of voice karena dapat memengaruhi bagaimana audiens merasakan dan merespons pesan yang disampaikan. Setiap komunikasi sering kali mencoba untuk menonjolkan emosi tertentu, seperti kebahagiaan, kesedihan, semangat, atau kekhawatiran.

  • Positif vs. Negatif: Sebuah pesan bisa membawa nuansa positif, seperti kegembiraan atau antusiasme, atau sebaliknya bisa terkesan negatif atau penuh kecemasan.
  • Penuh Perhatian vs. Dingin: Tone yang penuh perhatian dan empatik akan terdengar hangat, sementara tone yang dingin atau tanpa emosi bisa terasa tidak peduli atau formal.

Contoh:

  • Positif: “Kami sangat senang bisa membantu Anda!”
  • Negatif: “Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi.”

4. Keformalan (Formality)

Keformalan mengacu pada seberapa resmi atau santai suatu komunikasi dilakukan. Tingkat keformalan mempengaruhi hubungan antara pengirim pesan dan audiens, serta kesan yang ditinggalkan.

  • Tinggi vs. Rendah: Penggunaan bahasa formal dengan tata bahasa yang tepat memberikan kesan profesional dan sopan. Sebaliknya, bahasa yang lebih kasual menciptakan suasana yang lebih santai dan akrab.
  • Konteks: Keformalan juga tergantung pada konteks komunikasi. Dalam bisnis, komunikasi biasanya lebih formal, sedangkan di media sosial atau percakapan sehari-hari bisa lebih santai.

Contoh:

  • Formal: “Apakah Anda berkenan mengonfirmasi kehadiran Anda pada acara tersebut?”
  • Informal: “Mau datang ke acara kita, nggak?”

5. Kedekatan atau Jarak (Proximity)

Elemen ini mengacu pada seberapa dekat atau jauh tone of voice dari audiens. Ini mencakup penggunaan kata ganti, seperti “Anda” atau “kamu,” serta seberapa banyak informasi pribadi yang dibagikan dalam komunikasi.

  • Akrab vs. Jauh: Dalam komunikasi yang lebih akrab, kita cenderung menggunakan kata ganti orang kedua seperti “kamu” atau “saya.” Sementara komunikasi yang lebih formal atau jauh menggunakan kata ganti yang lebih sopan seperti “Anda.”
  • Personalisasi vs. Umum: Komunikasi yang lebih personal menunjukkan kedekatan dengan audiens, sedangkan komunikasi yang lebih umum memberikan kesan lebih luas dan tidak terlalu terfokus pada individu.

Contoh:

  • Akrab: “Gimana kabarmu? Semoga semuanya baik-baik aja ya!”
  • Jauh: “Semoga Anda dalam keadaan baik.”

6. Kecepatan dan Intonasi (Pacing and Intonation)

Meskipun lebih relevan untuk komunikasi lisan, kecepatan dan intonasi juga memengaruhi tone of voice. Ini merujuk pada bagaimana cepat atau lambat pesan disampaikan dan bagaimana intonasi (naik turunnya suara) memengaruhi makna pesan.

  • Cepat vs. Lambat: Kecepatan berbicara atau menulis dapat mencerminkan urgensi atau ketenangan. Kecepatan yang cepat bisa memberi kesan penuh energi, sedangkan kecepatan lambat bisa memberi kesan lebih reflektif atau serius.
  • Naik-Turun Suara: Dalam komunikasi verbal, intonasi suara yang berubah-ubah bisa memberikan nuansa atau emosi tertentu, seperti kegembiraan, keraguan, atau kepastian.

Contoh:

  • Cepat dan Enerjik: “Ayo, kita mulai sekarang!”
  • Lambat dan Serius: “Kita perlu membicarakan ini lebih lanjut.”

7. Keunikan Merek atau Identitas (Brand Voice)

Dalam konteks pemasaran atau komunikasi merek, tone of voice juga mencakup ciri khas merek yang ditonjolkan dalam setiap komunikasi. Merek yang kuat memiliki voice yang konsisten yang bisa mencerminkan karakter dan nilai-nilai mereka.

  • Sama di Setiap Media: Tone of voice harus konsisten di seluruh platform untuk memastikan audiens mengenali dan merasakan identitas yang sama.
  • Cocok dengan Karakter Merek: Misalnya, merek yang menyasar audiens muda akan menggunakan tone yang lebih kasual dan bersahabat, sementara merek mewah menggunakan tone yang lebih elegan dan formal.

Contoh:

  • Merek kasual: “Gimana kalau kamu coba produk terbaru kami? Dijamin keren!”
  • Merek mewah: “Kami dengan bangga mempersembahkan koleksi terbaru, hanya untuk Anda yang istimewa.”

8. Humor atau Keseriusan

Beberapa tone menggunakan humor untuk mencairkan suasana, sementara yang lain mungkin memilih untuk tetap serius dan tetap menjaga profesionalisme.

  • Humor: Bisa digunakan untuk menciptakan kedekatan atau membuat pesan lebih menyenangkan.
  • Keseriusan: Diperlukan untuk topik yang membutuhkan perhatian lebih atau dalam situasi formal.

Contoh:

  • Humor: “Kita mungkin nggak bisa mengubah dunia, tapi kita bisa mengubah pilihan sarapanmu!”
  • Keseriusan: “Keputusan ini akan mempengaruhi hasil jangka panjang, mari kita pertimbangkan dengan hati-hati.”

Bagaimana Menentukan Tone of Voice Brand Kamu?

Menentukan tone of voice yang tepat adalah langkah penting dalam komunikasi agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan sesuai dengan audiens yang dituju. 

Berikut adalah beberapa langkah untuk menentukan tone of voice yang sesuai:

1. Pahami Tujuan Komunikasi

Tentukan terlebih dahulu tujuan dari komunikasi tersebut. Apakah tujuannya untuk menginformasikan, menghibur, meyakinkan, atau membangun hubungan? Tujuan ini akan memengaruhi tone yang digunakan.

  • Tujuan Informasi: Biasanya menggunakan tone yang jelas, langsung, dan netral.
  • Tujuan Persuasi: Bisa menggunakan tone yang meyakinkan, penuh semangat, atau penuh gairah.
  • Tujuan Hiburan: Cenderung menggunakan tone yang santai, humoris, dan ramah.

2. Kenali Audiens

Memahami siapa audiens yang akan menerima pesan sangat penting dalam menentukan tone of voice. Apa karakteristik audiens tersebut? Apakah mereka profesional, muda, santai, atau berjiwa petualang?

  • Audiens Profesional: Cenderung membutuhkan tone yang formal, sopan, dan terstruktur dengan baik.
  • Audiens Santai: Bisa menggunakan tone yang lebih kasual, ramah, dan menyenangkan.
  • Audiens Remaja atau Muda: Bisa lebih informal, energik, dan penuh semangat.

Contoh:

  • Untuk audiens profesional: “Kami menghargai waktu Anda dan berharap dapat bekerja sama dengan Anda.”
  • Untuk audiens muda: “Ayo gabung, kita akan buat pengalaman seru bareng!”

3. Tentukan Identitas atau Karakter Merek

Jika kamu sedang menentukan tone for a brand atau organisasi, tentukan terlebih dahulu karakter atau identitas merek yang ingin ditonjolkan. Tone harus mencerminkan nilai-nilai dan kepribadian merek tersebut.

  • Merek Mewah: Gunakan tone yang lebih formal, elegan, dan sophisticated.
  • Merek Ramah dan Kasual: Tone yang lebih santai, humoris, dan dekat dengan audiens.
  • Merek Profesional dan Terpercaya: Gunakan tone yang serius, tegas, dan terpercaya.

Contoh:

  • Merek Mewah: “Koleksi terbaru kami mewujudkan keanggunan dan kemewahan untuk mereka yang menghargai kualitas.”
  • Merek Kasual: “Yuk, coba produk kami! Dijamin bikin hari-harimu lebih seru.”

4. Sesuaikan dengan Medium atau Platform

Setiap platform atau medium komunikasi memengaruhi tone of voice. Pesan yang disampaikan melalui email, media sosial, atau presentasi bisnis memerlukan tone yang berbeda.

  • Email Bisnis: Biasanya lebih formal dan profesional.
  • Media Sosial: Bisa lebih santai, menggunakan bahasa yang lebih akrab dan kreatif.
  • Blog atau Artikel: Bisa menggunakan tone yang lebih informatif, ramah, dan bersahabat.

Contoh:

  • Email Bisnis: “Kami dengan senang hati mengonfirmasi penerimaan pesan Anda.”
  • Media Sosial: “Cek produk baru kami yang pastinya bikin kamu jatuh cinta!”

5. Pertimbangkan Situasi atau Konteks

Sesuaikan tone dengan situasi atau konteks tertentu. Apakah itu situasi yang ceria, serius, atau penuh tantangan? Kondisi ini memengaruhi cara penyampaian pesan.

  • Situasi Ceria: Gunakan tone yang energik, penuh semangat, atau bahkan humoris.
  • Situasi Serius: Gunakan tone yang lebih tenang, hati-hati, dan penuh perhatian.
  • Situasi Krisis: Gunakan tone yang lebih empatik, penuh perhatian, dan penuh kepercayaan diri.

Contoh:

  • Situasi Ceria: “Lihat, promonya belum terlambat! Buruan, ayo ambil kesempatanmu!”
  • Situasi Serius: “Kami memahami situasi ini sangat penting, dan kami berkomitmen untuk memberikan solusi terbaik.”

6. Gunakan Konsistensi

Penting untuk menjaga konsistensi tone of voice di seluruh saluran komunikasi. Jika suatu merek atau individu menggunakan tone yang bervariasi terlalu banyak, audiens bisa merasa bingung tentang identitas atau tujuan komunikasi tersebut.

Contoh:

  • Jika merek ingin terdengar santai di media sosial, pastikan semua postingan tetap menggunakan tone yang sama, seperti santai dan ramah.

7. Evaluasi dan Sesuaikan

Setelah menentukan tone of voice, penting untuk selalu mengevaluasi respons audiens dan menyesuaikan tone jika diperlukan. Mungkin ada feedback atau perubahan dalam audiens yang membuat perlu adanya penyesuaian tone yang lebih tepat.

Tips Menggunakan Tone of Voice Brand di Media Sosial

Menentukan tone of voice yang tepat di media sosial sangat penting untuk menarik perhatian audiens dan membangun hubungan yang kuat dengan mereka. 

Berikut adalah beberapa tips tone of voice di media sosial yang dapat membantu kamu menciptakan komunikasi yang efektif dan menarik:

1. Sesuaikan Dengan Karakter Audiens

Kenali siapa audiens yang mengikuti akun media sosialmu. Berbagai platform media sosial memiliki audiens yang berbeda, dan tone of voice harus disesuaikan dengan karakteristik audiens tersebut.

  • Audiens Remaja/Muda: Gunakan tone yang kasual, ceria, dan energik. Jangan takut untuk memakai bahasa gaul atau slang yang relevan dengan mereka.
  • Audiens Profesional: Sesuaikan dengan tone yang lebih formal, tetapi tetap ramah dan mudah diakses.
  • Audiens Umum: Gunakan tone yang bisa diterima oleh berbagai kalangan, yakni santai dan mudah dipahami.

Contoh:

  • Remaja: “Kamu udah coba produk baru kita? Dijamin bikin hari-harimu lebih seru!”
  • Profesional: “Kami siap membantu Anda dengan solusi yang efisien dan profesional. Hubungi kami sekarang.”

2. Tetap Konsisten

Konsistensi tone of voice di setiap postingan sangat penting agar audiens dapat mengenali merek atau profil sosial media tersebut. Hindari menggunakan tone yang terlalu berbeda di setiap postingan, karena hal ini bisa membuat audiens bingung.

  • Pilih tone yang sesuai dengan identitas merek atau pribadi kamu dan tetap gunakan tone yang sama dalam setiap postingan, komentar, atau balasan pesan.

Contoh:

  • Jika kamu memilih tone yang ramah dan santai, pastikan seluruh postingan dan balasan mengikuti tone tersebut.

3. Humoris dan Relatable

Media sosial adalah tempat yang lebih santai, jadi menggunakan humor bisa sangat efektif untuk menarik perhatian audiens dan membuat merek kamu terasa lebih dekat. Tetapi, pastikan humor yang digunakan sesuai dengan audiens dan konteks.

  • Gunakan meme atau lelucon yang relevan dengan audiens untuk membuat mereka merasa lebih terhubung.
  • Hindari humor yang bisa menyinggung atau membuat audiens merasa tidak nyaman.

Contoh:

  • “Kami nggak janji bisa menyelesaikan semua masalahmu, tapi setidaknya kopi kami bisa membuatmu merasa lebih baik!” (untuk merek kopi)

4. Tunjukkan Kepribadian Merek

Media sosial memberikan kesempatan untuk menunjukkan sisi lebih personal dan autentik dari merek atau individu. Jangan ragu untuk menunjukkan kepribadian kamu, apakah itu bersemangat, kreatif, atau ramah.

  • Kepribadian yang otentik akan membuat audiens merasa lebih terhubung dan lebih mudah mengenali merek kamu.
  • Jika kamu merepresentasikan suatu merek, pastikan kepribadiannya sesuai dengan citra merek tersebut, seperti cerdas, berwawasan, atau fun.

Contoh:

  • Fun: “Hidup terlalu pendek untuk minum kopi yang biasa saja. Coba yang satu ini, pasti ketagihan!”

5. Gunakan Bahasa yang Ringan dan Mudah Dimengerti

Di media sosial, audiens sering kali mencari informasi secara cepat dan mudah. Hindari bahasa yang terlalu formal atau teknis, kecuali audiensmu memang menginginkan informasi tersebut.

  • Pilih kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami agar audiens cepat mengerti pesan yang disampaikan tanpa perlu berpikir terlalu keras.
  • Gunakan kalimat yang singkat dan jelas.

Contoh:

  • “Cek produk terbaru kami!” vs. “Kami ingin memberitahukan Anda tentang koleksi produk terbaru kami yang dapat Anda peroleh di situs kami.”

6. Berikan Sentuhan Personal

Media sosial adalah tempat di mana interaksi terasa lebih langsung dan personal. Balas komentar atau pesan dengan cara yang lebih personal dan menanggapi audiens secara langsung.

  • Gunakan nama pengguna atau sapaan akrab seperti “Halo, @namauser!” agar audiens merasa lebih dihargai dan diakui.
  • Berikan respons yang menunjukkan bahwa kamu mendengarkan dan peduli dengan apa yang mereka sampaikan.

Contoh:

  • “Terima kasih sudah ikut berpartisipasi dalam kontes kami, @namauser! Kami senang melihat semangatmu!”

7. Gunakan Visual yang Mendukung Tone

Gambar, video, dan meme adalah bagian penting dari media sosial. Visual dapat sangat membantu memperkuat tone of voice yang ingin disampaikan.

  • Gunakan gambar atau video yang sesuai dengan tone yang ingin kamu tampilkan, apakah itu ceria, inspiratif, atau serius.
  • Pastikan elemen visual tersebut mendukung pesan yang ingin disampaikan dalam teks.

Contoh:

  • Gambar ceria dan penuh warna untuk tone yang santai dan fun.
  • Gambar elegan dan simpel untuk tone yang lebih serius dan profesional.

8. Bersikap Empatik

Di media sosial, audiens sering kali mengungkapkan perasaan atau keluhan mereka. Oleh karena itu, penting untuk menunjukkan empati dalam respons kamu, terutama saat ada komentar atau feedback negatif.

  • Tanggapi dengan penuh perhatian dan jangan defensif. Tunjukkan bahwa kamu mendengarkan dan peduli dengan perasaan mereka.
  • Hindari penggunaan tone yang terlalu dingin atau formal dalam situasi seperti ini.

Contoh:

  • “Kami sangat menyesal mendengar pengalaman Anda, @namauser. Kami akan segera menghubungi Anda untuk mencari solusi terbaik.”

9. Sertakan Call to Action (CTA) yang Tepat

Saat berkomunikasi di media sosial, pastikan kamu menyertakan call to action (CTA) yang sesuai dengan tone yang kamu pilih. CTA ini bisa mendorong audiens untuk berinteraksi lebih lanjut dengan konten atau merek kamu.

  • CTA yang ramah: “Klik link ini untuk mendapatkan penawaran menarik!”
  • CTA yang lebih serius: “Hubungi kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.”

Baca Juga: Apa itu Canonical URL atau Tag? Manfaat dan Cara Penggunaanya

Menggunakan tone of voice yang tepat di media sosial bukan hanya soal memilih kata-kata, tetapi juga menciptakan hubungan yang autentik dan menarik dengan audiens. 

Dengan memahami audiens, tujuan komunikasi, dan identitas merek, kamu dapat menyampaikan pesan yang tidak hanya efektif tetapi juga membangun loyalitas dan keterlibatan yang lebih kuat. 

Ingat, konsistensi dan empati adalah kunci untuk menciptakan komunikasi yang berhasil di dunia digital. Jika kamu merasa kesulitan mengelola tone of voice di media sosial atau ingin meningkatkan strategi media sosial bisnismu, Croloze siap membantu!

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

8 Tips Menangani Komentar Negatif di Media Sosial

Di dunia media sosial yang serba cepat dan terbuka seperti sekarang, komentar negatif bisa datang kapan saja, baik dari pelanggan, pengikut, atau bahkan orang asing. 

Tentu saja, hal ini bisa menjadi tantangan tersendiri, apalagi jika kamu merasa tersinggung atau kesal dengan apa yang ditulis. Namun, jangan biarkan komentar negatif tersebut merusak mood atau citra kamu di dunia maya. 

Sebaliknya, lihat ini sebagai kesempatan untuk menunjukkan bagaimana kamu bisa menghadapinya dengan bijak dan profesional. 

Baca Juga: 5 Cara Mudah Mendaftarkan Website ke dalam Google Search Console (GSC)

Tips Menangani Komentar Negatif di Media Sosial

Berikut adalah beberapa tips jitu untuk menangani komentar negatif di media sosial dengan cara yang tepat, tanpa mengorbankan kesejahteraan emosionalmu.

1. Tetap Tenang dan Jangan Bereaksi Emosional

Langkah pertama yang harus dilakukan saat menerima komentar negatif adalah tetap tenang. 

Hindari membalas komentar dengan emosi karena respons yang impulsif bisa memperburuk situasi. Ambil waktu sejenak untuk merenung sebelum membalas, pastikan kamu memahami konteks dan tidak terbawa suasana.

2. Evaluasi Isi Komentar

Tidak semua komentar negatif bersifat destruktif. Beberapa di antaranya justru berisi kritik membangun. 

Coba lihat dari sudut pandang yang objektif, apakah komentar tersebut mengandung kebenaran yang bisa dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan? Jika iya, berterima kasihlah atas masukannya.

3. Tanggapi dengan Profesional dan Empati

Jika kamu memutuskan untuk merespons, gunakan bahasa yang sopan dan profesional. Tunjukkan bahwa kamu peduli dengan pendapat audiens dan terbuka untuk masukan. 

Pendekatan ini bisa mengubah persepsi negatif menjadi positif, bahkan membangun hubungan yang lebih baik dengan followers.

4. Hindari Memperburuk Situasi dengan Debat Publik

Debat publik atau perdebatan yang berlarut-larut di media sosial hanya akan menarik perhatian lebih banyak orang dan bisa memperburuk citra Anda. Jika komentar negatif terus berlanjut dan tidak ada solusi, pertimbangkan untuk membawa percakapan ke pesan pribadi atau DM (direct message) agar lebih privat dan terfokus pada pemecahan masalah.

5. Gunakan Kesempatan Ini untuk Meningkatkan Brand atau Diri

Tanggapan terhadap komentar negatif adalah cerminan dari profesionalisme kamu atau brand yang kamu kelola. 

Dengan menunjukkan sikap dewasa dan terbuka, kamu bisa meningkatkan citra positif dan kepercayaan audiens. Banyak brand besar justru mendapat pujian publik karena cara mereka merespons kritik.

6. Buat Kebijakan Komentar yang Jelas

Jika kamu mengelola akun bisnis atau publik, penting untuk memiliki kebijakan komentar yang jelas. 

Informasikan bahwa kamu terbuka terhadap diskusi yang sehat, namun tidak mentoleransi ujaran kebencian atau serangan pribadi. Kebijakan ini bisa dituliskan di bio atau disematkan dalam postingan tertentu.

7. Bangun Hubungan Positif dengan Audiens

Membangun hubungan yang baik dengan audiens dapat membantu mencegah munculnya komentar negatif. 

Terlibatlah secara aktif dengan pengikut Anda, balas komentar positif, dan tunjukkan bahwa Anda menghargai dukungan mereka. Audiens yang merasa dihargai cenderung lebih memahami dan memaafkan ketika ada kesalahan atau masalah.

8. Pantau dan Analisis Sentimen Audiens

Gunakan tools monitoring media sosial untuk melacak komentar dan menganalisis sentimen yang berkembang. 

Dengan data ini, kamu bisa melihat tren komentar negatif, mengetahui sumber masalah, dan memperbaikinya lebih awal sebelum meluas.

Menghadapi komentar negatif di media sosial memang tidak mudah, tetapi dengan pendekatan yang tepat, kamu bisa mengubah tantangan ini menjadi peluang untuk memperkuat hubungan dengan audiensmu. 

Ingat, selalu tetap tenang, konstruktif, dan profesional dalam setiap interaksi. Jika kamu merasa kesulitan mengelola komentar negatif atau membutuhkan strategi media sosial yang lebih terarah, tim Croloze siap membantu!

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Begini Cara Membuat Konten Interaktif yang Disukai Audiens

Di tengah derasnya arus informasi di media sosial, perhatian audiens menjadi salah satu aset paling berharga. 

Tak cukup hanya dengan membagikan konten visual yang menarik atau caption yang penuh makna, kunci utama agar audiens tidak hanya melihat tapi juga berinteraksi adalah dengan menghadirkan konten interaktif. 

Konten jenis ini tak hanya membuat feed kamu lebih hidup, tetapi juga membangun hubungan dua arah yang kuat antara brand dan pengikutnya. 

Lalu, bagaimana sebenarnya cara membuat konten interaktif yang efektif, menarik, dan sesuai dengan karakter audiens? 

Artikel ini akan membahas langkah-langkahnya secara praktis dan strategis agar kamu bisa mulai meningkatkan keterlibatan secara signifikan di platform manapun.

Baca Juga: Apa itu Google AMP? Pengertian, Cara Kerja dan Cara Mengoptimalkannya

Apa Itu Konten Interaktif?

Konten interaktif adalah jenis konten digital yang mendorong audiens untuk berpartisipasi aktif, bukan hanya menjadi penonton atau pembaca pasif. 

Berbeda dengan konten biasa yang sifatnya satu arah (seperti artikel atau gambar), konten interaktif mengajak audiens untuk melakukan sesuatu, misalnya menjawab pertanyaan, memilih opsi, mengisi kuis, atau bahkan berkontribusi dalam pembuatan konten itu sendiri.

Mengapa Harus Membuat Konten Interaktif?

Konten interaktif bukan hanya tren sesaat, ini adalah strategi penting dalam membangun koneksi yang lebih kuat dengan audiens. Berikut alasan lengkapnya:

1. Meningkatkan Engagement

Konten interaktif seperti polling, kuis, sesi tanya jawab, atau challenge mampu mendorong audiens untuk berpartisipasi aktif. Tidak hanya menonton atau membaca, mereka ikut memilih, menjawab, atau berkomentar. 

Aktivitas ini secara langsung meningkatkan like, komentar, share, dan waktu tonton—semua metrik yang sangat disukai algoritma media sosial.

2. Membuat Audiens Merasa Dilibatkan

Saat audiens bisa memberikan suara atau pendapat mereka, mereka merasa diikutsertakan dalam proses. 

Ini menciptakan hubungan yang lebih personal dan membuat mereka lebih loyal. Mereka tidak lagi hanya sebagai followers, tapi menjadi bagian dari komunitas yang kamu bangun.

3. Memperluas Jangkauan (Reach)

Konten yang mendapatkan banyak interaksi akan lebih sering muncul di halaman explore atau For You Page (FYP). 

Ini karena algoritma platform akan memprioritaskan konten yang dianggap relevan dan menarik. Dengan kata lain, konten interaktif membantu kamu menjangkau lebih banyak orang tanpa harus selalu mengandalkan iklan berbayar.

4. Mengumpulkan Feedback Secara Langsung

Polling dan pertanyaan terbuka memungkinkan kamu mendapatkan insight langsung dari audiens. Kamu bisa mengetahui preferensi mereka, kritik membangun, atau ide konten baru hanya dengan satu pertanyaan. Ini sangat berguna untuk evaluasi produk, jasa, atau strategi kontenmu.

5. Membangun Brand Awareness dan Loyalitas

Dengan melibatkan audiens dalam aktivitas yang menyenangkan dan bermakna, kamu perlahan membentuk citra positif dan kedekatan emosional. 

Mereka akan lebih mengingat brand kamu dan lebih cenderung untuk kembali berinteraksi, bahkan merekomendasikan kepada orang lain.

6. Memicu User Generated Content (UGC)

Konten interaktif sering mendorong audiens untuk membuat konten sendiri, seperti mengikuti challenge, membagikan pengalaman, atau merekomendasikan akunmu ke orang lain. 

Konten buatan audiens ini terlihat lebih autentik dan dipercaya, serta memperluas jangkauanmu secara organik.

7. Menjadikan Konten Lebih Menyenangkan dan Tidak Membosankan

Terakhir, konten interaktif itu seru! Dibandingkan konten satu arah yang hanya memberi informasi, konten yang melibatkan audiens terasa lebih hidup. Ini membuat mereka betah berlama-lama di akunmu dan menantikan konten-konten seru berikutnya.

Cara Membuat Konten Interaktif di Media Sosial

Membuat konten interaktif di media sosial bisa sangat efektif untuk meningkatkan keterlibatan audiens. Berikut beberapa cara yang bisa kamu coba:

1. Polling atau Survei

Menggunakan fitur polling atau survei di Instagram Stories, Twitter, atau LinkedIn adalah cara sederhana dan efektif untuk melibatkan audiens. Kamu bisa bertanya pendapat mereka tentang topik tertentu, produk, atau bahkan memilih antara dua opsi.

2. Tanya Jawab (Q&A)

Mengadakan sesi tanya jawab, baik melalui fitur live stream, Instagram Stories, atau menggunakan fitur khusus seperti Ask Me Anything (AMA) di Reddit atau Instagram Stories. Ini memberi audiens kesempatan untuk berinteraksi langsung denganmu.

3. Tantangan atau Challenge

Buat tantangan (challenge) yang mengundang audiens untuk berpartisipasi, misalnya dengan memberikan hashtag khusus atau meminta mereka mengunggah konten yang relevan dengan tema yang kamu buat. Ini bisa sangat efektif untuk membangun komunitas di sekitar brand atau akunmu.

4. Quiz atau Game

Kamu bisa membuat quiz atau game sederhana di media sosial, baik itu kuis trivia yang menguji pengetahuan audiens atau game interaktif seperti “tebak gambar” atau “pilih petualanganmu sendiri”. Banyak aplikasi dan platform sosial yang memungkinkan kamu menambahkan elemen ini.

5. Kuis dengan Hadiah

Mengadakan kuis yang berhadiah dapat memotivasi audiens untuk berpartisipasi lebih aktif. Cobalah untuk membuat kuis yang menguji pengetahuan audiens tentang brandmu atau topik tertentu yang relevan dengan mereka.

6. Kolaborasi dengan Pengikut

Mengajak pengikut untuk berkolaborasi dalam pembuatan konten. Misalnya, kamu bisa meminta mereka untuk memberikan ide untuk postingan, memilih desain produk baru, atau mengirimkan foto/video mereka yang berhubungan dengan brandmu.

7. Live Streaming dengan Interaksi

Lakukan siaran langsung (live streaming) dan ajak audiens untuk berinteraksi dengan memberi komentar atau bertanya langsung. Kamu bisa melakukan Q&A atau bahkan diskusi topik tertentu yang menarik bagi audiens.

8. Menggunakan Fitur Swipe Up atau Link

Beberapa platform seperti Instagram memungkinkan kamu untuk menggunakan fitur swipe up atau link untuk mengarahkan audiens ke konten lebih lanjut atau bahkan mengundang mereka untuk mengikuti instruksi tertentu dalam sebuah kompetisi.

Konten interaktif seperti ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan tetapi juga membuat audiens merasa lebih dekat dan terhubung dengan akun atau brand yang kamu kelola.

Baca Juga: Mengenal Google Search Console (GSC), Fitur dan Cara Menggunakannya

Membuat konten interaktif bukan hanya soal mengikuti tren, tapi tentang membangun komunikasi dua arah yang lebih bermakna dengan audiens. 

Dengan melibatkan mereka secara aktif, kamu bukan hanya meningkatkan engagement, tetapi juga menciptakan komunitas yang loyal dan mendukung pertumbuhan brand dalam jangka panjang. 

Kuncinya adalah memahami audiens, memilih format interaktif yang sesuai, dan terus bereksperimen dengan ide-ide baru yang segar dan relevan.

Namun, jika kamu merasa kesulitan atau tidak punya cukup waktu untuk mengelola media sosial secara konsisten dan strategis, jangan khawatir, agensi digital marketing Jakarta Croloze siap bantu!

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Panduan Lengkap Google Analytics Untuk Pemula

Di era digital saat ini, memiliki website atau akun media sosial saja tidak cukup. Untuk benar-benar mengembangkan bisnis secara online, kamu perlu memahami perilaku pengunjung dan mengukur performa setiap kampanye digital yang dilakukan.

Salah satu tools powerful yang para marketers gunakan untuk memonitoring traffic, menganalisis darimana datangnya pengunjung, hingga perilaku pengunjung di website, yaitu: Google Analytics.

Dalam artikel ini, Croloze akan membahas secara lengkap mengenai apa itu Google Analytics, manfaatnya, dan cara menggunakannya untuk pemula. Artikel ini cocok untuk UMKM, pemilik startup, atau siapapun yang ingin mengambil keputusan marketing berdasarkan data, bukan asumsi.

Baca Juga: 8 Tips Menulis Konten yang SEO-Friendly

Apa Itu Google Analytics?

Google Analytics (GA) adalah alat gratis dari Google yang memungkinkan kamu melacak dan menganalisis data pengunjung website. 

Dengan GA, kamu bisa mengetahui:

  • Siapa yang mengunjungi website 
  • Dari mana mereka berasal
  • Halaman apa yang mereka lihat
  • Berapa lama mereka tinggal
  • Dan apakah mereka melakukan tindakan penting (seperti klik, daftar, atau beli)

Manfaat Google Analytics untuk Bisnis

Ada sejumlah manfaat Google Analytics untuk bisnis, yaitu:

1. Mengetahui Sumber Traffic

Google Analytics membantu kamu mengetahui dari mana asal pengunjung websitemu, apakah dari mesin pencari (SEO), media sosial, iklan berbayar, email marketing, atau langsung mengetik URL. Ini membantu menentukan strategi pemasaran mana yang paling efektif.

2. Memahami Perilaku Pengunjung

Dengan Google Analytics, kamu bisa melihat halaman apa yang paling banyak dikunjungi, berapa lama mereka tinggal di sana, dan ke mana mereka pergi setelahnya. Ini bisa membantu meningkatkan pengalaman pengguna dan mengurangi bounce rate.

3. Mengukur Performa Konten

Kamu bisa melihat konten mana yang paling diminati dan menganalisis topik atau jenis artikel yang disukai pengunjung. Ini sangat bermanfaat untuk strategi content marketing.

4. Melacak Konversi dan Tujuan Bisnis

Google Analytics memungkinkan kamu melacak konversi, seperti pendaftaran newsletter, pembelian produk, atau pengisian formulir. Dengan fitur ini, kamu bisa mengevaluasi efektivitas kampanye pemasaran.

5. Mengetahui Profil Pengunjung

Fitur demografi dan minat memungkinkan kamu melihat usia, jenis kelamin, lokasi, hingga ketertarikan pengunjungmu. Ini mempermudah personalisasi konten dan promosi.

6. Meningkatkan Pengambilan Keputusan

Data dari Google Analytics membantu bisnis mengambil keputusan yang berbasis data (data-driven decision making), bukan sekadar asumsi. Misalnya, menentukan jam terbaik untuk upload konten atau kanal iklan mana yang layak diinvestasikan lebih lanjut.

7. Memonitor Performa Website

Kamu bisa mendeteksi apakah websitemu lambat, memiliki error, atau perlu dioptimalkan untuk perangkat mobile. Pengalaman pengguna yang baik sangat berpengaruh terhadap konversi dan peringkat SEO.

Baca Juga: Pentingnya Kehadiran Online untuk UMKM: Mulai dari Mana?

Fitur-Fitur Penting di GA4

Berikut adalah fitur-fitur penting di Google Analytics 4 yang sangat membantu menganalisis performa website dan iklan!

1. Event-Based Data Model

Berbeda dengan Universal Analytics yang berbasis sesi dan halaman, GA4 menggunakan model berbasis event (peristiwa). Ini berarti semua interaksi pengguna, termasuk pageview, scroll, klik, dan transaksi, dicatat sebagai event. Hal ini memungkinkan pelacakan perilaku pengguna yang lebih fleksibel dan menyeluruh.

2. Pengukuran Otomatis (Enhanced Measurement)

GA4 dapat otomatis melacak beberapa event tanpa perlu kode tambahan, seperti:

  • Scroll
  • Pencarian situs internal
  • Klik keluar (outbound clicks)
  • Interaksi video
  • Unduhan file

Pengguna hanya perlu mengaktifkan fitur ini di pengaturan properti GA4.

3. User-Centric Tracking

GA4 memprioritaskan pelacakan pengguna (user) daripada sesi. Ini membuat analisis perilaku lintas perangkat dan platform menjadi lebih akurat. GA4 menggunakan kombinasi dari User ID, Google Signals, dan device ID untuk mengidentifikasi pengguna.

4. Pelacakan Lintas Platform (Cross-Platform Tracking)

GA4 dirancang untuk melacak pengguna di berbagai platform seperti web dan aplikasi secara terintegrasi. Ini sangat berguna bagi bisnis yang memiliki aplikasi mobile dan situs web.

5. Eksplorasi Data (Explorations)

GA4 menyediakan fitur Explorations untuk analisis lanjutan dan visualisasi data yang lebih mendalam, seperti:

  • Funnel analysis (alur konversi)
  • Path analysis (jalur pengguna)
  • Segment overlap
  • Cohort analysis

Fitur ini memungkinkan analisis perilaku pengguna secara mendalam yang tidak tersedia di Universal Analytics.

6. Prediktif dan Machine Learning

GA4 memiliki fitur analitik prediktif berbasis machine learning untuk membantu mengantisipasi perilaku pengguna, seperti:

  • Purchase probability (kemungkinan membeli
  • Churn probability (kemungkinan berhenti)
  • Revenue prediction (prediksi pendapatan)

Ini membantu dalam mengidentifikasi audiens bernilai tinggi dan mengoptimalkan strategi pemasaran.

7. Integrasi yang Lebih Baik dengan Google Ads

GA4 menyediakan integrasi lebih mendalam dengan Google Ads. Ini memungkinkan pelacakan konversi lintas platform dan perangkat, serta pembuatan audiens yang lebih presisi berdasarkan perilaku pengguna.

8. DebugView

GA4 menyediakan fitur DebugView yang memungkinkan pengembang untuk memantau event secara real-time saat proses implementasi tracking berlangsung, mempermudah proses debugging dan validasi.

9. Realtime Report

Laporan real-time di GA4 memberikan informasi mengenai apa yang sedang terjadi di situs atau aplikasi saat ini, termasuk jumlah pengguna aktif, halaman yang dikunjungi, sumber trafik, dan event yang sedang terjadi.

10. Audience Builder

Pengguna dapat membuat segmen audiens berdasarkan perilaku pengguna dan kondisi tertentu, misalnya pengguna yang menambahkan produk ke keranjang tetapi tidak menyelesaikan pembelian. Audiens ini dapat diekspor ke Google Ads untuk remarketing.

11. Custom Dimensions & Metrics

GA4 memungkinkan pengguna mendefinisikan dimensi dan metrik kustom untuk melacak data yang tidak tersedia secara default, memberikan fleksibilitas tinggi dalam pelaporan dan analisis.

12. Data Retention

GA4 memberikan pilihan pengaturan durasi penyimpanan data pengguna yang lebih fleksibel (2 bulan hingga 14 bulan), untuk memenuhi kebutuhan privasi dan kepatuhan terhadap regulasi data.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Tools Manajemen Media Sosial Terbaik!

Cara Memulai Google Analytics untuk Pemula

Setelah mengetahui betapa pentingnya Google Analytics dalam menganalisis performa bisnis, yuk, buat akun Google Analytics bisnis kamu sekarang, gratis! 

Ikuti langkah-langkah berikut:

1. Buat Akun Google Analytics

Kunjungi analytics.google.com → login → buat akun baru → isi nama dan properti website.

2. Pasang Kode Pelacakan di Website

Gunakan Google Tag Manager atau pasang langsung kode tracking ke <head> website Anda.

Untuk pengguna WordPress bisa pakai plugin seperti Site Kit by Google atau GA Google Analytics.

3. Verifikasi Data Masuk

Cek tab Realtime untuk memastikan data pengunjung mulai masuk.

4. Tambahkan Event & Conversion

Gunakan Event Builder GA4 atau integrasi dengan Google Tag Manager untuk melacak interaksi penting seperti:

  • Klik tombol
  • Scroll 90%
  • Download
  • Form submission
  • Klik WhatsApp

Rekomendasi Tools Pendukung

Kamu bisa gunakan tools pendukung berikut untuk mendukung pekerjaan kamu bersama Google Analytics:

  • Google Tag Manager → mempermudah pemasangan event tracking tanpa coding
  • Google Data Studio (Looker Studio) → untuk buat dashboard visual dari data GA
  • Meta Pixel → integrasi data GA dengan performa iklan Meta
  • Hotjar atau Clarity → melengkapi data GA dengan heatmap & session recording

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa Google Analytics adalah tools analisis performa website dan iklan digital gratis dari Google. Tools ini mampu memberikan data yang bisa kamu evaluasi di kemudian hari dan meningkatkan performa bisnis kamu di dunia digital.

Ingin mendapatkan analisis performa website yang komprehensif? Tim Croloze bisa bantu kamu untuk membuat laporan performa website yang komprehensif dan analisis untuk meningkatkan performa website!

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

8 Tips Menulis Konten yang SEO-Friendly

Di era digital, konten adalah raja, tapi hanya jika bisa ditemukan. Konten berkualitas tinggi akan sia-sia jika tidak muncul di hasil pencarian Google. Di sinilah pentingnya memahami cara menulis konten yang SEO-friendly.

Dalam artikel ini, Croloze akan menguraikan tips dan praktik terbaik dalam membuat konten yang tidak hanya disukai pembaca, tapi juga diindeks dan diberi peringkat tinggi oleh mesin pencari.

Baca Juga: Long Tail vs Short Tail Keyword, Kenali Perbedaannya di Dalam SEO

Apa Itu Konten SEO-Friendly?

Konten SEO-friendly adalah konten yang dibuat dan dioptimalkan agar dapat muncul di hasil pencarian organik Google. Ini mencakup:

  • Struktur yang jelas
  • Pemanfaatan kata kunci
  • Pengalaman pengguna yang baik
  • Dan elemen teknis on-page lainnya

Menurut Backlinko (2024), halaman dengan struktur heading yang rapi dan penggunaan keyword secara alami cenderung memiliki ranking lebih tinggi di SERP.

Baca Juga: 11 Strategi SEO Efektif di Tahun 2025

Tips Menulis Konten yang SEO-Friendly

Berikut adalah cara menulis konten SEO-Friendly:

1. Lakukan Riset Kata Kunci Terlebih Dahulu

Sebelum menulis, lakukan riset untuk menemukan kata kunci utama dan kata kunci pendukung. Gunakan tools seperti:

  • Google Keyword Planner
  • Ubersuggest
  • Ahrefs / SEMrush

Pilih keyword yang:

  • Relevan dengan topik
  • Volume pencarian tinggi
  • Persaingan tidak terlalu tinggi

Contoh: Alih-alih menargetkan “sepatu”, coba gunakan “sepatu sneakers wanita lokal”.

2. Gunakan Keyword Secara Natural

Hindari keyword stuffing (memasukkan kata kunci secara berlebihan). Fokuslah pada:

  • Judul (H1)
  • Subjudul (H2/H3)
  • 100 kata pertama paragraf
  • Meta description
  • Alt text gambar (jika ada)

Gunakan variasi keyword (LSI keyword) agar konten lebih kaya dan tidak monoton.

3. Buat Struktur Artikel yang Jelas

Struktur memudahkan pembaca dan crawler Google memahami isi konten Anda. Gunakan:

  • H1 untuk judul utama
  • H2 untuk poin besar
  • H3 untuk subpoin / detail tambahan

Menurut SEMrush Content Marketing Hub (2023), artikel dengan struktur heading yang rapi mengalami peningkatan engagement dan waktu baca sebesar 18%.

Baca Juga: Content Pruning: Arti, Manfaat dan Tips Melakukannya

4. Tulis untuk Pembaca, Bukan Mesin

Ingat, tujuan akhir konten SEO adalah membantu pengguna. Jadi, fokuslah pada:

  • Relevansi topik
  • Bahasa yang mudah dipahami
  • Paragraf pendek & ringkas
  • Gunakan bullet point untuk hal teknis / listicle

Google memprioritaskan konten yang bermanfaat bagi manusia, bukan sekadar hasil copy-paste atau terlalu teknikal.

5. Sisipkan Internal dan External Link

  • Internal link membantu mengarahkan pembaca ke halaman lain di website Anda.
    Contoh: Artikel tentang “apa itu SEO” bisa diarahkan ke layanan SEO Croloze.
  • External link (ke sumber terpercaya) menambah kredibilitas.
    Contoh: Link ke data dari Kominfo atau laporan Google.

Rekomendasi: 2–3 internal links + 1–2 external links per artikel.

6. Optimalkan Meta Tags

Pastikan Anda menulis:

  • Title tag yang menarik dan memuat keyword
  • Meta description yang jelas dan menggoda pengguna untuk klik

Panjang ideal meta title: 50–60 karakter | meta description: max 155 karakter

7. Gunakan Gambar dan Alt Text

Gambar tidak hanya mempercantik, tapi juga bisa dioptimalkan untuk SEO dengan:

  • Ukuran ringan (≤200kb)
  • Format modern (WebP)
  • Deskripsi alt text yang relevan dengan topik/kata kunci

8. Buat CTA (Call to Action) yang Jelas

Arahkan pembaca setelah mereka selesai membaca:

  • Hubungi tim Anda
  • Download e-book
  • Konsultasi gratis
  • Baca artikel lainnya

Contoh CTA: “Ingin tahu lebih dalam soal strategi SEO untuk bisnismu? Konsultasi gratis bareng tim Croloze sekarang!”

Menulis konten SEO-friendly bukan sekadar memasukkan kata kunci, tapi soal membangun konten yang relevan, berguna, dan terstruktur baik. Jika dilakukan dengan konsisten, strategi ini bisa membantu meningkatkan ranking di Google dan mendatangkan trafik berkualitas ke website Anda.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:
https://backlinko.com/google-ranking-factors
https://www.semrush.com/blog/seo-writing-tips/
https://developers.google.com/search/blog/2022/08/helpful-content-update

7 Rekomendasi Tools Manajemen Media Sosial Terbaik!

Di era digital yang serba cepat ini, media sosial telah menjadi salah satu saluran utama untuk berinteraksi dengan audiens, membangun brand awareness, dan menjalankan strategi pemasaran. 

Namun, dengan banyaknya platform yang harus dikelola dan konten yang perlu dipublikasikan secara konsisten, tantangan utama bagi banyak bisnis dan individu adalah bagaimana mengelola semuanya dengan efisien. 

Inilah mengapa penggunaan tools manajemen media sosial menjadi sangat penting.

Dengan berbagai alat yang tersedia, kamu bisa mengotomatisasi penjadwalan postingan, memantau kinerja konten, dan berinteraksi dengan audiens lebih mudah, tanpa perlu repot berpindah-pindah platform. 

Dalam artikel ini, Croloze akan membahas beberapa tools manajemen media sosial terbaik yang bisa membantu kamu mengoptimalkan strategi media sosial, meningkatkan produktivitas, dan memaksimalkan hasil yang didapat. Yuk, simak!

Baca Juga: 10 Strategi Membangun Brand Awareness Melalui Social Media

Mengapa Harus Menggunakan Tools Manajemen Media Sosial?

Menggunakan tools manajemen media sosial sangat penting untuk memaksimalkan efektivitas dan efisiensi dalam mengelola akun media sosial. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kamu perlu menggunakan tools manajemen media sosial:

1. Efisiensi Waktu

Dengan menggunakan tools manajemen media sosial, kamu bisa merencanakan dan menjadwalkan postingan untuk dipublikasikan otomatis pada waktu yang sudah ditentukan. 

Ini membantu mengurangi beban pekerjaan sehari-hari dan memastikan konten diposting secara konsisten, bahkan ketika kamu tidak sedang online.

2. Mengelola Banyak Platform Secara Bersamaan

Mengelola beberapa akun di berbagai platform seperti Instagram, Facebook, Twitter, LinkedIn, dan TikTok bisa sangat memakan waktu. 

Tools manajemen memungkinkan kamu untuk mengelola berbagai akun ini dalam satu platform yang terintegrasi, sehingga memudahkan koordinasi dan pengelolaan semua saluran media sosial.

3. Analitik dan Laporan yang Mendalam

Tools manajemen media sosial menyediakan fitur analitik yang memungkinkan kamu untuk melacak kinerja konten, seperti tingkat engagement, impresi, klik, dan lainnya. 

Dengan data ini, kamu bisa mengetahui konten mana yang bekerja dengan baik dan yang tidak, sehingga bisa membuat keputusan yang lebih terinformasi untuk kampanye berikutnya.

4. Social Listening dan Monitoring

Tools manajemen sosial sering dilengkapi dengan fitur social listening, yang memungkinkan kamu untuk memantau percakapan tentang brand atau industri tertentu.

 Ini sangat berguna untuk memahami tren, mendapatkan umpan balik langsung dari audiens, dan merespons isu atau keluhan dengan cepat.

5. Kolaborasi Tim

Jika kamu bekerja dengan tim, tools manajemen media sosial memungkinkan kolaborasi yang lebih baik. 

Anggota tim bisa berbagi akses, menyarankan perubahan, dan memberikan persetujuan untuk postingan sebelum dipublikasikan. Ini sangat penting untuk memastikan bahwa konten yang diposting sesuai dengan strategi dan branding perusahaan.

6. Penyusunan Konten yang Lebih Terorganisir

Dengan tools manajemen, kamu bisa merencanakan dan menyusun konten lebih efisien. 

Banyak tools menawarkan content calendar, di mana kamu bisa melihat rencana postingan untuk minggu atau bulan ke depan, membantu dalam perencanaan yang lebih matang dan konsisten.

7. Automasi Proses

Tools manajemen media sosial tidak hanya memudahkan penjadwalan, tetapi juga menawarkan automasi untuk berbagai tugas. 

Misalnya, kamu bisa mengatur untuk mengirim pesan otomatis ke audiens atau melakukan posting secara berulang pada waktu yang berbeda. Automasi membantu mengurangi beban kerja manual.

8. Peningkatan Engagement

Alat manajemen media sosial sering memiliki fitur untuk merespons pesan dan komentar secara cepat, serta memberi notifikasi tentang aktivitas di akun media sosial. 

Hal ini memungkinkan kamu untuk menjaga interaksi dengan audiens tetap hidup dan meningkatkan keterlibatan, yang penting untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan pelanggan atau pengikut.

9. Pengelolaan Konten yang Konsisten

Dengan tools ini, kamu bisa menjaga konsistensi dalam tone, pesan, dan visual konten yang diposting. 

Beberapa tools memungkinkan kamu untuk mengelola template, menyiapkan draft konten, dan melakukan pratinjau feed untuk memastikan bahwa setiap postingan sejalan dengan brand image dan tujuan pemasaran.

10. Meningkatkan ROI (Return on Investment)

Dengan mengumpulkan data dan melakukan analisis performa, tools manajemen media sosial membantu dalam mengukur return on investment (ROI) dari kampanye media sosial. 

Kamu bisa mengetahui apakah kampanye tersebut menghasilkan hasil yang diinginkan atau perlu disesuaikan agar lebih efektif.

Baca Juga: Tips Storytelling Di Sosial Media, Ampuh Memikat Audiens!

Rekomendasi Tools Manajemen Media Sosial 

1. Buffer

Buffer adalah salah satu alat manajemen media sosial yang paling terkenal, dirancang untuk membantu pengguna merencanakan dan mengelola konten media sosial dengan mudah.

Fitur Utama:

  • Penjadwalan Postingan: Menyusun konten dan menjadwalkannya untuk diposting secara otomatis pada waktu yang ditentukan.
  • Analitik: Memberikan data tentang performa postingan dan engagement dari berbagai platform media sosial.
  • Multi-Platform Support: Mendukung banyak platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, LinkedIn, dan Pinterest.
  • Pengelolaan Tim: Memungkinkan tim untuk bekerja bersama dalam satu akun, memberikan akses berbasis peran.
  • Fitur Kolaborasi: Memudahkan tim untuk memberikan persetujuan atau komentar terhadap konten yang akan dipublikasikan.

2. Hootsuite

Hootsuite adalah alat manajemen media sosial yang sangat powerful, cocok untuk perusahaan besar dan tim yang membutuhkan fitur analitik mendalam serta pemantauan media sosial secara real-time.

Fitur Utama:

  • Penjadwalan Postingan: Pengguna dapat menjadwalkan postingan di berbagai platform media sosial.
  • Monitoring Media Sosial: Memungkinkan pemantauan kata kunci, hashtags, atau mentions yang terkait dengan brand atau topik tertentu.
  • Analitik dan Laporan: Hootsuite memberikan laporan performa yang mendalam untuk memantau keberhasilan kampanye media sosial.
  • Manajemen Tim: Pengguna dapat menambahkan anggota tim dengan hak akses yang berbeda.
  • Integrasi Aplikasi: Mendukung integrasi dengan berbagai aplikasi pihak ketiga seperti Google Drive, Canva, dan Trello.

3. Sprout Social

Sprout Social adalah alat manajemen media sosial yang memfokuskan pada kolaborasi tim dan analitik yang lebih terperinci.

Fitur Utama:

  • Penjadwalan dan Automasi: Memungkinkan penjadwalan konten untuk diposting di berbagai platform.
  • Manajemen Komentar: Menyediakan sistem yang memungkinkan tim untuk merespons komentar dan pesan di berbagai platform media sosial.
  • Analitik Mendalam: Memberikan wawasan tentang kinerja konten serta analisis engagement secara detail.
  • Kolaborasi Tim: Memungkinkan kolaborasi tim dalam merencanakan dan memposting konten.
  • Pencatatan Social Listening: Memonitor pembicaraan tentang brand atau industri di media sosial.

4. Later

Later adalah alat manajemen media sosial yang ideal untuk brand yang berfokus pada Instagram dan visual storytelling.

Fitur Utama:

  • Penjadwalan Visual: Antarmuka yang memungkinkan pengguna untuk drag-and-drop gambar ke kalender penjadwalan.
  • Preview Feed: Memberikan pratinjau konten yang akan diposting di Instagram atau platform lain, sehingga memudahkan penataan feed.
  • Analytics: Melacak dan menganalisis metrik seperti engagement, klik, dan impresi.
  • Link in Bio: Membantu dalam menambahkan link ke bio Instagram untuk memaksimalkan trafik ke website atau halaman tertentu.
  • Manajemen Hashtag: Fitur untuk menyimpan dan memanajemen hashtag yang digunakan di postingan.

5. Zoho Social

Zoho Social merupakan alat manajemen media sosial yang cocok untuk bisnis kecil hingga menengah, dengan berbagai fitur kolaborasi dan analitik.

Fitur Utama:

  • Penjadwalan Postingan: Menyediakan penjadwalan otomatis untuk postingan di berbagai platform.
  • Pemberitahuan Real-Time: Memberikan notifikasi langsung untuk setiap interaksi dengan brand.
  • Social Listening: Memungkinkan pemantauan dan analisis topik yang relevan di media sosial.
  • Laporan dan Analitik: Menganalisis keberhasilan konten serta menyajikan laporan yang mudah dipahami.
  • Manajemen Tim: Pengguna dapat menambahkan tim dengan hak akses tertentu untuk kolaborasi yang lebih efisien.

6. Agorapulse

Agorapulse adalah alat manajemen media sosial yang menawarkan solusi untuk penjadwalan, pelaporan, dan pengelolaan komunikasi di berbagai platform media sosial.

Fitur Utama:

  • Penjadwalan Postingan: Menyusun dan menjadwalkan konten untuk diposting secara otomatis.
  • Inbox Sosial: Mengelola pesan masuk dan komentar di semua platform dari satu tempat.
  • Laporan dan Analitik: Memberikan laporan dan analitik tentang performa media sosial.
  • Social Listening: Memantau percakapan yang relevan tentang brand atau industri.
  • Pengelolaan Tim: Menambahkan anggota tim untuk mengelola akun media sosial dan mengkoordinasikan strategi bersama.

Baca Juga: Cara Memilih Influencer yang Tepat untuk Endorse Produk

7. Sendible

Sendible adalah alat manajemen media sosial yang dirancang untuk agensi, dengan kemampuan untuk mengelola banyak akun klien sekaligus.

Fitur Utama:

  • Penjadwalan Multi-Platform: Pengguna dapat menjadwalkan postingan untuk berbagai platform media sosial.
  • Analitik dan Laporan Kustom: Menyediakan analitik yang dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan.
  • Integrasi Aplikasi: Mendukung integrasi dengan berbagai aplikasi seperti Google Analytics, Canva, dan Dropbox.
  • Penyusunan Konten: Memungkinkan pengguna untuk mengelola dan menyusun konten dengan mudah sebelum diposting.
  • Fitur Kolaborasi: Memudahkan agensi untuk berkolaborasi dengan klien dalam pembuatan dan pengelolaan konten.

Baca Juga: Apa itu Web Crawler? Cara Kerja, dan Contoh Web Crawling

Dengan berbagai tools manajemen media sosial yang tersedia, kamu dapat lebih mudah mengelola konten, berinteraksi dengan audiens, dan mengoptimalkan kinerja media sosial secara efisien. 

Memilih alat yang tepat sangat penting untuk memastikan setiap langkah dalam strategi media sosial kamu berjalan lancar dan terarah. Namun, jika kamu merasa kesulitan untuk mengelola semua ini sendirian, Croloze siap membantu!

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

12 Cara Membuat Konten Viral di Media Sosial

Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi platform utama untuk berbagi informasi, hiburan, dan ide-ide kreatif. Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan perhatian yang luas adalah dengan menciptakan konten viral. 

Konten viral tidak hanya membuat pesan kamu tersebar cepat, tetapi juga memperluas jangkauan audiens, membangun kesadaran merek, dan menciptakan dampak yang lebih besar. 

Namun, menciptakan konten yang benar-benar viral bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan strategi, pemahaman tentang audiens, dan tentu saja kreativitas yang luar biasa. 

Dalam artikel ini, Croloze akan membahas langkah-langkah penting untuk membuat konten viral di media sosial dan mengungkap berbagai elemen yang dapat meningkatkan peluang kamu untuk sukses.

Baca Juga: 10 Strategi Membangun Brand Awareness Melalui Social Media

Cara Membuat Konten Viral di Media Sosial

Membuat konten viral tidak ada jaminan pasti, karena banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesannya, seperti waktu, tren, audiens, dan platform yang digunakan. 

Namun, ada beberapa prinsip dan strategi yang dapat meningkatkan peluang konten kamu menjadi viral. Berikut adalah cara membuat konten yang berpotensi viral:

1. Kenali Audiens 

Konten yang viral sering kali mampu menghubungkan dengan audiens secara emosional. Untuk itu, kamu perlu memahami siapa audiens kamu, apa yang mereka sukai, bagaimana mereka berbicara, dan jenis konten apa yang mereka konsumsi. 

Lakukan riset audiens dengan menganalisis data sosial media atau menggunakan alat analitik untuk menggali informasi lebih dalam.

2. Ikuti Tren atau Memanfaatkan Moment Trending

Mengikuti tren atau peristiwa yang sedang viral memberikan peluang besar untuk konten kamu mendapatkan perhatian. Misalnya, membuat meme atau menanggapi topik yang sedang hangat. 

Platform seperti Twitter dan TikTok sangat efektif untuk memanfaatkan tren ini karena mereka cepat dalam menyebarkan informasi dan dapat membantu konten kamu mencapai audiens yang lebih luas.

3. Konten yang Mengundang Emosi

Konten yang berhasil mengundang emosi seperti kebahagiaan, kejutan, atau bahkan kemarahan, lebih mungkin untuk dibagikan. 

Konten yang lucu, menginspirasi, atau yang bisa menyentuh hati biasanya lebih mudah diterima dan dibagikan oleh audiens. Pertimbangkan untuk membuat konten yang dapat memicu reaksi emosional atau mengundang perhatian dengan visual yang kuat.

4. Buat Konten yang Mudah Dibagikan

Untuk membuat konten viral, penting agar audiens merasa terdorong untuk membagikannya. Buatlah konten yang relevan dengan kehidupan audiens, dan yang mereka anggap menarik atau lucu. 

Pastikan konten kamu mudah dipahami, tidak terlalu panjang, dan memiliki elemen yang menarik seperti caption singkat, visual, atau pertanyaan yang mendorong diskusi.

5. Gunakan Judul atau Hook yang Menarik

Judul atau hook yang menarik sangat penting untuk memicu rasa penasaran dan menarik audiens agar ingin melihat lebih lanjut. Cobalah membuat judul yang provokatif, mengundang rasa ingin tahu, atau memberikan janji akan informasi yang menarik.

6. Gunakan Visual yang Menarik

Media sosial sangat bergantung pada visual yang kuat. Gambar dan video memiliki peluang lebih besar untuk dibagikan daripada teks biasa. 

Pastikan visual kamu menarik, berkualitas tinggi, dan sesuai dengan tren saat ini. Video pendek, terutama di TikTok dan Instagram Reels, sangat populer dan cenderung lebih mudah viral.

7. Interaksi dan Engagement dengan Audiens

Salah satu cara terbaik untuk memastikan konten kamu dilihat lebih banyak orang adalah dengan meningkatkan engagement. 

Balas komentar, ajak audiens untuk berpartisipasi dalam diskusi, atau buat konten interaktif seperti polling atau pertanyaan yang meminta audiens untuk berbagi pendapat mereka.

Baca Juga: Tips Storytelling Di Sosial Media, Ampuh Memikat Audiens!

8. Konsistensi dalam Mengupload Konten

Mengupload konten secara konsisten membantu membangun audiens yang lebih besar, yang lebih berpotensi membagikan konten kamu. 

Pastikan kamu memposting pada waktu yang tepat, sesuai dengan aktivitas audiens kamu, untuk memaksimalkan jangkauan.

9. Kolaborasi dengan Influencer atau Kreator Lain

Kolaborasi dengan influencer atau kreator yang sudah memiliki audiens besar bisa meningkatkan peluang konten kamu untuk viral. Influencer memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan membawa audiens mereka untuk melihat konten kamu.

10. Pahami Algoritma Platform

Setiap platform sosial memiliki algoritma yang berbeda. Untuk memaksimalkan jangkauan konten kamu, penting untuk memahami bagaimana algoritma tersebut bekerja. Misalnya, TikTok lebih memprioritaskan konten yang mendapat interaksi dalam waktu singkat, sementara Instagram memprioritaskan keterlibatan jangka panjang.

11. Ciptakan Konten yang Unik dan Otentik

Konten yang orisinal dan unik memiliki potensi lebih besar untuk menjadi viral karena lebih jarang ditemui dan memberikan sesuatu yang baru kepada audiens. 

Hindari mengikuti tren hanya karena ingin viral, usahakan untuk tetap autentik dan mempertahankan identitas brand atau pribadi kamu.

12. Gunakan Hashtags yang Tepat

Hashtags memungkinkan konten kamu ditemukan oleh audiens yang lebih luas. Gunakan hashtags yang relevan dengan konten kamu dan yang sedang tren. Namun, jangan gunakan terlalu banyak hashtags agar konten kamu tidak terkesan spammy.

Baca Juga: Cara Memilih Influencer yang Tepat untuk Endorse Produk

Contoh Konten yang Viral

Berikut adalah beberapa case study dari konten viral yang berhasil mendapatkan perhatian besar di media sosial. 

Konten-konten ini memberikan gambaran mengenai bagaimana elemen-elemen tertentu, seperti kreativitas, timing, dan pemahaman audiens, berperan penting dalam kesuksesan mereka:

1. Ice Bucket Challenge (2014)

Ice Bucket Challenge adalah kampanye sosial untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis). 

Pengguna media sosial di seluruh dunia diminta untuk menuangkan ember berisi air es di atas kepala mereka dan kemudian menantang orang lain untuk melakukan hal yang sama atau menyumbangkan uang untuk penelitian ALS.

Kunci Kesuksesan:

  • Emosi dan Humor: Konten ini menarik karena mengundang tawa dan kejutan, tetapi juga memiliki tujuan sosial yang serius.
  • Keterlibatan Selebriti: Banyak selebriti besar ikut berpartisipasi, yang memperbesar visibilitas dan jangkauan kampanye.
  • Sederhana dan Mudah Ditiru: Semua orang dapat ikut serta dengan mudah dan membagikan pengalaman mereka, menciptakan efek domino.

2. TikTok: “Savage Love” Challenge oleh Jawsh 685 & Jason Derulo (2020)

Pada 2020, lagu “Savage Love” oleh Jawsh 685 dan Jason Derulo menjadi viral di TikTok karena sebuah tantangan tari (dance challenge) yang didasarkan pada koreografi tertentu dari lagu tersebut. 

Berbagai kreator, mulai dari pengguna biasa hingga selebriti, ikut serta dalam tantangan ini.

Kunci Kesuksesan:

  • Musik yang Menarik: Lagu yang catchy dan beat yang mudah diikuti membuatnya cocok untuk dijadikan tantangan tari.
  • Keterlibatan Kreator TikTok: Banyak influencer dan selebriti yang turut berpartisipasi, meningkatkan jangkauan.
  • Aksesibilitas: Tantangan tari sederhana dan mudah diikuti oleh siapa saja, dari yang pemula hingga yang profesional.

Baca Juga: Apa itu Canonical URL atau Tag? Manfaat dan Cara Penggunaanya

Membuat konten viral adalah kombinasi antara kreativitas, pemahaman audiens, dan pengoptimalan waktu serta platform. 

Meskipun tidak ada formula pasti, mengikuti tren, berfokus pada emosi audiens, dan membuat konten yang menarik dan mudah dibagikan akan meningkatkan peluang kesuksesan kamu. 

Fokuslah pada kualitas dan konsistensi, serta terus eksperimen dengan berbagai ide konten untuk menemukan apa yang paling resonan dengan audiens kamu.

Jika kamu merasa kesulitan atau ingin hasil yang lebih optimal, agensi digital marketing Jakarta Croloze siap membantu! 

Kami menawarkan layanan manajemen media sosial yang dapat membantu merancang dan mengelola konten kreatif yang tepat untuk audiensmu, serta meningkatkan engagement di berbagai platform. 

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Cara Mengukur Keberhasilan Campaign Media Sosial

Banyak brand berinvestasi besar di media sosial, tapi tidak semuanya tahu bagaimana mengukur hasilnya secara akurat. Apakah banyak like berarti sukses? Apakah follower naik artinya kampanye berhasil?

Jawabannya tidak selalu. Untuk menilai apakah kampanye media sosial efektif atau tidak, kita perlu menggunakan pendekatan yang berbasis data dan objektif.

Dalam artikel ini, Croloze akan menjelaskan secara mendalam cara mengukur performa kampanye media sosial dengan benar mulai dari penjelasan tentang KPI, tools, hingga interpretasi data.

Baca Juga: Apa itu Redirect? Ketahui Jenis, Manfaat dan Cara Melakukannya

Mengapa Pengukuran Hasil Kampanye Media Sosial Penting?

Pengukuran hasil kampanye media sosial sangat penting karena memberikan gambaran nyata tentang efektivitas strategi yang dijalankan. 

Menurut laporan HubSpot State of Marketing 2023, sebanyak 75% pemasar yang secara rutin mengukur performa kampanye mampu menunjukkan ROI yang lebih tinggi dibanding mereka yang tidak melakukannya. 

Dengan data yang akurat, tim pemasaran dapat mengetahui apakah strategi yang diterapkan berhasil atau perlu disesuaikan agar lebih tepat sasaran.

Lebih jauh lagi, pengukuran membantu mengidentifikasi konten mana yang paling berhasil menjangkau audiens dan mendorong interaksi. 

Dengan informasi tersebut, tim dapat memperkuat konten yang efektif dan mengevaluasi yang kurang menarik. 

Pada akhirnya, pengukuran juga menjadi alat penting untuk menunjukkan nilai kerja tim pemasaran kepada manajemen, karena mampu membuktikan kontribusi nyata dari aktivitas media sosial terhadap pertumbuhan bisnis.

Baca Juga: Tips Storytelling Di Sosial Media, Ampuh Memikat Audiens!

Cara Mengukur Keberhasilan Campaign Media Sosial

Setelah mengetahui betapa pentingnya mengukur keberhasilan campaign media sosial, berikut cara mengukur keberhasilan campaign media sosial kamu: 

1. Tentukan Tujuan Kampanye Secara Spesifik

Keberhasilan tidak bisa diukur tanpa tujuan yang jelas. Maka, langkah pertama adalah menetapkan tujuan kampanye, apakah itu meningkatkan brand awareness, mendorong traffic ke website, menghasilkan leads, meningkatkan penjualan, atau membangun loyalitas audiens. 

Tujuan ini sebaiknya menggunakan kerangka SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) agar dapat dievaluasi secara obyektif.

2. Identifikasi dan Pilih Metrik yang Tepat

Setelah tujuan ditentukan, pilih metrik yang paling relevan. Misalnya:

  • Brand Awareness: Jangkauan (reach), tayangan (impressions), pertumbuhan followers.
  • Engagement: Like, share, komentar, saved posts, engagement rate.
  • Traffic: Click-through rate (CTR), referral traffic dari media sosial ke website (bisa dicek lewat Google Analytics).
  • Leads & Konversi: Jumlah pendaftaran, pembelian, atau aksi lain setelah klik.
  • ROI: Biaya iklan vs hasil yang didapat seperti pendapatan atau konversi.

Pemilihan metrik ini penting untuk mencegah pengukuran yang tidak fokus atau menyesatkan.

3. Gunakan Tools Analitik yang Andal

Untuk mendapatkan data yang akurat dan real-time, gunakan platform analitik sesuai media sosial yang digunakan, seperti:

  • Instagram & Facebook: Meta Business Suite / Meta Ads Manager
  • Twitter/X: Twitter Analytics
  • TikTok: TikTok Business Analytics
  • YouTube: YouTube Studio
  • All-in-One Tools: Sprout Social, Hootsuite, Buffer, Zoho Social
  • Web Traffic dan Konversi: Google Analytics (khususnya untuk UTM tracking dari sosial media)

Tools ini memungkinkan kamu melihat data harian, mingguan, dan bulanan untuk tiap konten dan kampanye.

4. Bandingkan dengan Target Awal dan Benchmark Industri

Keberhasilan tidak hanya dinilai dari angka mentah. Kamu perlu membandingkan hasil aktual kampanye dengan:

  • Target internal: Misalnya ingin mendapatkan 100 leads dalam 2 minggu.
  • Benchmark industri: Jika engagement rate rata-rata industri adalah 2%, kamu bisa menilai apakah kampanyemu berada di atas atau di bawah standar.

Perbandingan ini membantu mengetahui apakah strategi kamu kompetitif di pasar.

Baca Juga: Cara Memilih Influencer yang Tepat untuk Endorse Produk

5. Analisis Performa Konten dan Waktu Posting

Identifikasi konten yang paling efektif dengan engagement dan CTR tertinggi. Lalu, evaluasi jenis konten (video, carousel, reels, story), tone of voice, hingga waktu posting yang berkontribusi terhadap performa tersebut.

Dari sini, kamu bisa menyusun strategi konten lanjutan berdasarkan data—bukan insting semata.

6. Evaluasi Return on Investment (ROI)

ROI penting untuk menilai efisiensi kampanye secara finansial. Rumus umumnya adalah:
ROI = (Pendapatan dari Kampanye – Biaya Kampanye) / Biaya Kampanye x 100%

Jika kampanye menghasilkan lebih banyak daripada yang dikeluarkan, maka bisa dianggap berhasil secara komersial. ROI juga bisa berbentuk non-monetary, seperti peningkatan brand trust atau loyalitas pelanggan.

7. Lakukan Review dan Pelaporan Secara Berkala

Buat laporan kampanye secara mingguan atau bulanan. Sertakan analisis performa berdasarkan tujuan, metrik, dan ROI. Gunakan grafik atau visualisasi data untuk memudahkan stakeholder dalam memahami hasilnya.

Pelaporan berkala juga memungkinkan tim untuk melakukan pivot atau penyesuaian strategi di tengah kampanye jika hasil tidak sesuai harapan.

8. Gunakan Insight untuk Kampanye Selanjutnya

Setiap hasil kampanye—baik yang sukses maupun tidak—menyimpan insight penting. Catat strategi yang efektif, konten yang paling berperforma, serta kesalahan yang harus dihindari. Informasi ini akan memperkuat perencanaan dan pelaksanaan kampanye media sosial berikutnya.

Baca Juga: Apa itu Web Crawler? Cara Kerja, dan Contoh Web Crawling

Mengukur keberhasilan kampanye media sosial bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan strategis

Dengan menetapkan KPI yang jelas, menggunakan tools yang tepat, dan rutin mengevaluasi data, Anda bisa mengubah media sosial dari sekadar “konten posting” menjadi channel pemasaran yang menguntungkan.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Pentingnya Kehadiran Online untuk UMKM: Mulai dari Mana?

Di era digital seperti sekarang, kehadiran online bukan lagi sekadar pelengkap—tapi kebutuhan utama, terutama bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)

Sayangnya, masih banyak pelaku UMKM di Indonesia yang belum memanfaatkan dunia digital secara optimal.

Nah di bawah ini Croloze akan memberikan gambaran betapa pentingnya UMKM untuk hadir secara online, begitu juga dengan bagaimana UMKM hadir di dunia digital. Yuk, simak selengkapnya!

Baca Juga: SEO B2B: Pengertian dan Strategi Penerapan SEO B2B

Kenapa UMKM Harus Hadir Secara Online?

Dengan hadir di dunia digital, konsumen bisa menemukan profil bisnis dan mencari tahu informasi tentang produk atau layanan yang bisnis kamu tawarkan. Berikut alasannya lebih lanjut:

1. Menjangkau Lebih Banyak Konsumen

Ketika bisnis hanya mengandalkan toko fisik, jangkauan konsumen terbatas pada orang-orang yang berada di sekitar lokasi. Tapi dengan hadir secara online, UMKM bisa:

  • Menjual produk ke seluruh Indonesia atau bahkan manca negara melalui marketplace seperti Tokopedia, Shopee, atau platform internasional.
  • Menarik pelanggan dari berbagai kalangan melalui media sosial dan mesin pencari seperti Google.
  • Aktif 24 jam: pelanggan bisa melihat produk dan bertransaksi kapan saja, bahkan di luar jam kerja.

2. Meningkatkan Kredibilitas

Di era digital, orang sering “googling” dulu sebelum membeli. UMKM yang memiliki:

  • Website, akan terlihat lebih profesional dan meyakinkan.
  • Ulasan pelanggan di Google atau marketplace, akan membantu meyakinkan calon pembeli baru.
  • Media sosial aktif, memberi kesan bahwa bisnisnya hidup, transparan, dan responsif.

Kredibilitas ini penting agar konsumen merasa aman dan nyaman dalam bertransaksi.

3. Promosi Lebih Efektif dan Murah

Dibanding iklan di TV, radio, atau koran, promosi digital jauh lebih hemat dan terukur:

  • Bisa mulai dari Rp 20.000-an untuk iklan di Instagram atau Facebook.
  • Iklan bisa disesuaikan dengan target audiens: usia, lokasi, minat, dll.
  • Bisa mencoba berbagai konten (foto, video, artikel) dan langsung melihat hasilnya secara real time.

UMKM juga bisa promosi gratis dengan membuat konten menarik di TikTok atau Instagram, dan jika viral, bisa menaikkan penjualan secara drastis.

4. Bisa Bersaing dengan Brand Besar

Dunia online membuka peluang persaingan yang lebih adil. Misalnya:

  • Sebuah UMKM bisa viral di TikTok karena produk unik, walau tanpa kantor besar.
  • Dengan konten yang kreatif, UMKM bisa membangun komunitas pelanggan yang loyal.
  • Di marketplace, produk UMKM bisa muncul di pencarian yang sama dengan produk brand besar.

Asalkan tahu cara branding digital dan memberi layanan bagus, UMKM bisa tampil tak kalah menarik dari perusahaan besar.

5. Memudahkan Pelayanan dan Transaksi

Platform digital mempermudah proses jual beli, misalnya:

  • Konsumen bisa lihat stok produk, harga, deskripsi, ulasan langsung di toko online.
  • Transaksi bisa dilakukan lewat sistem e-wallet, transfer bank, atau COD.
  • Chat dengan pelanggan bisa otomatis lewat chatbot atau fitur WhatsApp Business.

Semua ini mempercepat proses, menghemat waktu, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

6. Analisa Pasar dan Perilaku Konsumen

Platform digital memberi akses ke data penting yang membantu pengambilan keputusan, contohnya:

  • Melihat produk mana yang paling diminati, jam berapa konsumen paling aktif, atau dari mana asal pembeli.
  • Mengetahui kata kunci yang dicari orang untuk bisa disesuaikan dalam strategi SEO.
  • Menguji efektivitas promosi: berapa banyak klik, yang melihat, hingga berapa yang akhirnya beli.

Dengan data tersebut, UMKM bisa mengembangkan strategi bisnis yang lebih cerdas dan berbasis fakta, bukan hanya asumsi.

Manfaat Langsung Kehadiran Online bagi UMKM

Tidak hanya sebagai sarana untuk memasarkan produk, kehadiran digital juga memberikan berbagai manfaat nyata yang dapat langsung dirasakan oleh pelaku usaha. 

Berikut adalah beberapa manfaat langsung yang didapatkan UMKM ketika mulai aktif secara online.

1. Meningkatkan Penjualan

Kehadiran online membuka peluang penjualan yang jauh lebih luas dibandingkan toko fisik. Produk dapat dijual kepada konsumen di luar wilayah domisili bisnis, bahkan hingga ke luar pulau atau luar negeri. 

Selain itu, toko online beroperasi selama 24 jam, sehingga konsumen dapat melakukan pembelian kapan saja tanpa terikat jam operasional. 

Platform digital seperti marketplace juga menyediakan fitur-fitur penunjang seperti promosi, diskon, dan sistem pembayaran yang memudahkan proses transaksi, sehingga dapat mendorong peningkatan volume penjualan.

2. Meningkatkan Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Dengan memanfaatkan media sosial, website, dan mesin pencari, UMKM dapat membangun eksistensi dan memperkuat citra merek. 

Semakin sering produk atau jasa muncul di internet, semakin besar pula kemungkinan masyarakat mengenalnya. 

Konsistensi dalam menyajikan konten yang relevan dan menarik akan membantu membangun kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut. Hal ini menjadi langkah awal penting dalam membentuk loyalitas pelanggan.

3. Mempermudah Interaksi dengan Konsumen

Kehadiran digital memungkinkan komunikasi langsung antara pelaku usaha dan konsumen melalui berbagai saluran seperti kolom komentar, pesan langsung, atau fitur chat pada toko online. 

Interaksi ini membantu pelaku UMKM memahami kebutuhan konsumen, menjawab pertanyaan, serta menangani keluhan dengan lebih cepat. 

Hubungan yang terjalin secara langsung dan responsif akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan memperkuat loyalitas terhadap produk atau jasa.

4. Memacu Inovasi Produk

Respons dan masukan dari pelanggan yang diperoleh melalui platform digital dapat menjadi acuan penting dalam pengembangan produk. 

UMKM dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan produk berdasarkan ulasan pelanggan, serta menangkap peluang tren pasar lebih cepat. 

Dengan demikian, UMKM dapat berinovasi secara lebih tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

5. Mengetahui Target Pasar Secara Lebih Akurat

Platform digital menyediakan berbagai alat analitik yang dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen, seperti usia, jenis kelamin, lokasi, waktu aktif, serta preferensi belanja. 

Data ini sangat berguna bagi UMKM dalam menyusun strategi pemasaran yang lebih efektif dan efisien. Dengan mengenali target pasar secara lebih mendalam, pelaku usaha dapat menentukan pendekatan komunikasi dan promosi yang lebih tepat.

6. Mendorong Penjualan Ulang (Repeat Order)

Pelanggan yang merasa puas cenderung akan kembali melakukan pembelian. 

Kehadiran online mempermudah konsumen untuk menemukan kembali toko atau produk yang sebelumnya mereka beli, baik melalui akun media sosial, toko marketplace, maupun website resmi. 

UMKM juga dapat memanfaatkan strategi retargeting atau email marketing untuk mengingatkan pelanggan melakukan pembelian ulang, sekaligus menawarkan produk baru.

7. Membuka Peluang Kolaborasi

UMKM yang memiliki identitas online yang kuat lebih mudah ditemukan oleh pihak lain seperti influencer, content creator, atau sesama pelaku usaha. 

Hal ini membuka kesempatan untuk menjalin kerja sama promosi, endorsement, hingga kolaborasi produk yang dapat memperluas jangkauan pasar. 

Kolaborasi ini juga dapat meningkatkan kredibilitas bisnis serta mempercepat pertumbuhan merek di pasar yang lebih luas.

Baca Juga: Tren Digital Marketing 2025 di Indonesia: Apa saja Strategi yang Wajib Dipahami Bisnis?

Bagaimana Cara Menghadirkan UMKM di Dunia Digital?

Sekarang Anda telah mengetahui alasan dan manfaat menghadirkan UMKM di dunia digital. Nah, sudah waktunya kita wujudkan profil bisnis Anda secara online sekarang juga dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Menentukan Tujuan Kehadiran Online

Sebelum memulai, penting untuk mengetahui apa yang ingin dicapai secara online. 

Apakah tujuannya meningkatkan penjualan, memperkenalkan produk, membangun komunitas, atau memperkuat brand? 

Tujuan ini akan mempengaruhi pilihan platform dan strategi konten yang digunakan.

2. Membuat Identitas Digital Bisnis

Langkah awal yang sangat penting adalah menciptakan identitas digital yang konsisten. Beberapa hal yang perlu disiapkan:

  • Nama usaha yang unik dan mudah diingat
  • Logo bisnis
  • Deskripsi singkat usaha
  • Kontak yang bisa dihubungi (WhatsApp, email, alamat, dsb.)
  • Foto produk berkualitas baik

Identitas ini akan digunakan di berbagai platform digital agar konsumen mengenali dan mengingat brand dengan mudah.

3. Memilih Platform Digital yang Sesuai

UMKM tidak harus langsung hadir di semua platform. Pilih platform yang paling sesuai dengan target pasar:

  • Media sosial (Instagram, Facebook, TikTok) – Cocok untuk membangun awareness dan interaksi dengan konsumen.
  • Marketplace (Shopee, Tokopedia, Bukalapak) – Cocok untuk menjual langsung ke konsumen.
  • Google My Business – Cocok untuk menampilkan lokasi usaha di hasil pencarian Google.
  • Website – Memberikan kesan profesional dan memudahkan transaksi langsung atau menampilkan katalog produk.

4. Membuat dan Mengelola Konten Secara Konsisten

Konten adalah cara utama untuk menjangkau dan menarik perhatian calon pelanggan. Buat konten yang informatif, menarik, dan relevan, seperti:

  • Foto dan video produk
  • Testimoni pelanggan
  • Tutorial penggunaan produk
  • Cerita di balik usaha
  • Promo dan diskon

Gunakan gaya visual dan bahasa yang sesuai dengan karakter merek dan target pasar.

5. Membangun Interaksi dengan Konsumen

Interaksi aktif akan meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan. Beberapa cara yang bisa dilakukan:

  • Balas komentar dan pesan dengan ramah dan cepat
  • Tanyakan feedback pelanggan secara berkala
  • Buat polling atau pertanyaan interaktif
  • Libatkan konsumen dalam konten (misalnya repost foto pelanggan)

6. Mendaftarkan UMKM ke Google My Business

Langkah ini sangat penting agar bisnis mudah ditemukan di pencarian Google dan Google Maps. Informasi seperti jam buka, foto tempat usaha, ulasan pelanggan, dan nomor telepon akan membantu meningkatkan visibilitas dan kredibilitas bisnis.

7. Mempelajari Iklan Digital Dasar

Jika ada anggaran promosi, UMKM bisa mencoba iklan berbayar seperti:

  • Facebook & Instagram Ads
  • Iklan di Tokopedia/Shopee
  • Google Ads

Iklan ini memungkinkan UMKM menjangkau lebih banyak orang sesuai lokasi, usia, minat, dan kebiasaan belanja mereka.

8. Pantau dan Evaluasi Kinerja Online

Gunakan fitur analitik yang disediakan oleh platform (seperti Instagram Insights atau dashboard marketplace) untuk melihat performa penjualan, interaksi konten, dan pertumbuhan audiens. 

Dengan data tersebut, UMKM bisa memperbaiki strategi yang kurang efektif dan meningkatkan yang sudah berhasil.

Baca Juga: Pengertian Social Bookmarking dan Manfaatnya untuk Optimasi Website

Ingin memulai digitalisasi bisnis tapi bingung harus dari mana?

Menghadirkan UMKM secara online adalah langkah penting untuk membawa bisnis kamu ke level berikutnya. 

Dengan memilih platform yang tepat, menciptakan konten yang menarik, serta berinteraksi dengan konsumen, kamu dapat memperluas pasar dan meningkatkan penjualan.Jika kamu ingin memulai digitalisasi bisnis namun bingung harus mulai dari mana, agensi digital marketing Croloze siap membantu!

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.