Archive for the ‘Bisnis’ Category

Panduan Lengkap Menyusun Strategi Digital Marketing untuk B2B

Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas apa itu perusahaan B2B dan bagaimana perbedaannya dengan perusahaan B2C. Adanya perbedaan dalam model bisnis ini tentu juga mempengaruhi bagaimana strategi pemasaran dan penjualan yang akan diterapkan. 

Terlebih di era digital ini setiap perusahaan harus mampu menyesuaikan strategi pemasaran dengan tepat agar dapat menjangkau target audiens dengan lebih efektif. Nah artikel kali ini akan memberikan panduan lengkap tentang bagaimana cara menyusun strategi digital marketing untuk perusahaan B2B. Yuk simak lebih lanjut!

Baca Juga: Perusahaan B2B: Arti, Contoh, Strategi dan Indikator Kesuksesannya

Apa Itu Digital Marketing B2B?

Digital marketing B2B berarti sebuah teknik atau upaya pemasaran digital yang dilakukan dari suatu perusahaan ke kepada perusahaan lain yang merupakan target audiensnya. 

Berbeda dengan B2C (Business-to-Consumer), strateginya adalah marketing B2B berfokus pada membangun hubungan jangka panjang dengan mitra bisnis melalui pendekatan yang solutif dan profesional. 

Platform digital yang digunakan B2B juga cukup berbeda dari B2C yang umumnya menggunakan media sosial. B2B biasanya lebih mengutamakan platform yang lebih profesional seperti email, SEO dan iklan digital.

Strategi digital marketing B2B juga harus dirancang berbeda karena siklus penjualan dalam B2B umumnya lebih panjang dari B2C. Hal ini karena pengambilan keputusan tidak hanya dilakukan oleh satu orang saja. Terlebih audiens B2B biasanya mencari solusi yang dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan nilai tambah bagi bisnis mereka. 

Sehingga tidak heran jika pendekatan pemasaran harus lebih dibuat lebih terarah dan menekankan pada bagaimana produk atau layanan yang ditawarkan dapat memberikan dampak positif terhadap keuntungan dan produktivitas perusahaan. 

10 Langkah Menyusun Strategi Digital Marketing B2B

Agar kamu bisa mendapatkan gambaran lebih lanjut terkait penyusunan atau pembuatan strategi digital marketing untuk B2B, kamu bisa mengikuti beberapa langkah berikut ini, yaitu:

 1. Tentukan Tujuan Marketing yang Jelas

Sebelum memulai strategi digital marketing, kamu harus lebih dulu menetapkan tujuan marketing apa yang ingin perusahaan dapatkan. Rumuskan tujuan dengan spesifik, terukur, dan realistis. Misalnya apakah itu untuk meningkatkan jumlah lead, meningkatkan konversi atau memperkuat brand awareness. Pastikan setiap tujuan tersebut memiliki satuan angka yang bisa terukur dan selaras dengan visi dan misi perusahaan.

 2. Identifikasi Target Audiens

Kedua jangan lupa untuk menentukan siapa target audiens yang ingin kamu tuju. Dalam B2B, target audiens biasanya berasal dari perusahaan atau bisnis lain yang memiliki beberapa pengambil keputusan seperti manajer, finance atau pemilik bisnis itu sendiri. Dalam menentukan target audiens, tetapkan juga buyer persona yang mendetail, seperti demografi, tantangan dan kebutuhan yang dihadapi serta dan preferensi komunikasi yang dijalankan.

 3. Pilih Platform Digital yang Tepat

Tidak semua platform digital cocok untuk pemasaran B2B. Hal ini karena perusahaan maupun bisnis biasanya berasal dari kalangan profesional sehingga jika pemasaran dilakukan di media sosial terasa tidak tepat. Kamu bisa manfaatkan platform LinkedIn, website perusahaan, blog, email marketing, dan Google Ads untuk menjalankan strategi pemasaran agar lebih menjangkau audiens B2B lebih efektif.

 4. Optimalkan Website Perusahaan

Sebagaimana yang disebutkan di atas, website jadi salah satu platform digital yang terbaik dalam pemasaran B2B. Para profesional cenderung akan mengunjungi website perusahaan untuk mengenal lebih lanjut tentang bisnis yang mereka tawarkan dan bagaimana reputasinya. Maka dari itu, pastikan website perusahaan memiliki desain responsif, loading cepat, dan navigasi yang mudah dipahami. Selain itu, optimalkan juga website dengan teknik SEO agar muncul di halaman pertama mesin pencari. 

 5. Buat Konten yang Berkualitas

Klien perusahaan menginginkan bukti atau informasi yang akurat yang berkaitan dengan servis atau produk dari perusahaan lain. Maka kamu bisa menerapkan strategi pembuatan konten yang berkualitas dan memberikan nilai atau manfaat untuk perusahaan. Buatlah konten yang memberikan solusi nyata bagi target audiens seperti artikel blog, video tutorial, atau infografis.

 6. Manfaatkan Email Marketing

Email marketing juga menjadi salah satu alat pemasaran yang efektif untuk perusahaan B2B. Kamu bisa mengoptimalkan pembuatan email marketing yang rutin seperti newsletter, informasi produk, atau penawaran eksklusif kepada perusahaan. Jangan lupa untuk melakukan personalisasi email untuk masing-masing perusahaan agar pesan lebih relevan dan menghasilkan respons positif.

 7. Menerapkan Teknik Lead Generation

Lead generation adalah proses mengumpulkan informasi calon pelanggan untuk dihubungi lebih lanjut. Salah satu cara yang efektif mendapatkan leads adalah dengan menawarkan konten premium seperti e-book atau webinar gratis sebagai imbalan atas data kontak. Setelah mendapatkan lead, kamu bisa lanjut menjaga interaksi agar meningkatkan peluang konversi.

 8. Gunakan Data Analytics

Setiap strategi digital marketing harus didukung oleh data yang akurat agar hasil yang didapatkan lebih tepat. Salah satu tools analitik yang bisa kamu gunakan adalah Google Analytics atau HubSpot untuk memantau performa kampanye digital. Dari data ini kamu akan dapat mengevaluasi mana kampanye yang berhasil atau mana yang perlu diperbaiki. Perhatikan beberapa metrik utama seperti traffic website, tingkat konversi, dan ROI (Return on Investment).

 9. Bangun Kredibilitas dengan Testimonial dan Ulasan

Dalam dunia B2B, mendapatkan kepercayaan dari pelanggan perusahaan atau bisnis merupakan hal yang amat sangat penting. Karena itu pastikan kamu mencantumkan testimoni pelanggan, studi kasus, atau ulasan positif di website dan media sosial. Hal ini akan membantu meningkatkan kredibilitas dan meyakinkan calon pelanggan bahwa perusahaan memiliki reputasi jejak yang baik.

 10. Evaluasi dan Tingkatkan Strategi Secara Berkala

Terakhir jangan lupa melakukan evaluasi terkait strategi digital marketing yang sudah kamu terapkan. Lakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan strategi tetap relevan dengan perubahan tren pasar atau perilaku audiens. Jika perlu lakukan beberapa eksperimen dengan format konten baru atau mencoba platform digital lain yang dinilai relevan.

Menyusun strategi digital marketing untuk B2B membutuhkan perencanaan matang dan eksekusi yang tepat. Dengan menetapkan strategi pemasaran yang lebih detail dan tepat perusahaan dapat mencapai hasil yang lebih maksimal dan  menguntungkan perusahaan.

Sekian pembahasan lengkap mengenai strategi digital marketing untuk B2B dan contoh penerapannya. Dengan menyusun strategi yang tepat, bisnis kamu akan cenderung mendapatkan eksposur yang lebih luas sehingga memberikan keuntungan yang besar.

Namun jika kamu kesulitan untuk menjalankan strategi digital marketing, tidak usah khawatir, ada Croloze Agency yang siap membantumu. Croloze hadir sebagai agensi digital yang terpercaya untuk membantu berbagai perusahaan baik B2B, B2C hingga UMKM untuk menyusun dan menjalankan strategi digital marketing yang efektif. 

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

KOL Marketing: Konsep, Perbedaan, Peran, dan Contohnya

Pernah kepikiran nggak, gimana caranya bikin brand kamu makin dikenal tanpa harus repot posting terus menerus setiap saaat? Nah, KOL hadir sebagai solusi yang menjawab pertanyaan kamu.

Banyak yang masih mikir, “KOL itu sama dengan influencer, kan?” Tapi tunggu dulu, di sini kita akan kupas tuntas seputar informasi tentang KOL. 

Mengenal Lebih Dekat KOL dalam Pemasaran

Key Opinion Leader atau kol adalah sosok yang punya pengaruh besar melalui media sosialnya, bidang mereka pun bisa bermacam-macam mulai dari kecantikan, teknologi, kuliner, hingga bidang lainnya. Mereka dipercaya karena keahlian, pengalaman, atau reputasi mereka yang kuat

Dalam dunia digital marketing, KOL berperan sebagai jembatan antara brand dan audiens. Para kol membantu brand melalui kepercayaan dibangun antara kol dan audiens itu sendiri.

Mereka membantu menyampaikan pesan produk atau layanan dengan cara yang lebih personal karena mereka sudah mengetahui bagaimana target audiensnya.

Dengan begitu, kolaborasi bareng KOL nggak cuma soal promosi, tapi juga soal memperkuat kredibilitas brand di mata calon pelanggan.

Baca Juga: Mengungkap Brand Awareness: Definisi, Manfaat, dan Tipsnya

Membedah Perbedaan: KOL vs. Influencer

Pasti kamu penasaran, apa bedanya KOL dengan influencer? Meski sering dianggap mirip, keduanya punya karakteristik yang berbeda. Berikut ini kita ulas beberapa poin penting untuk lebih memahami perbedaannya:

1. Keahlian yang Dimiliki

Sebelum kita masuk ke detail, penting untuk tahu kalau KOL adalah figur yang sudah diakui keahliannya di bidang tertentu. Misalnya, dokter yang sering memberikan tips kesehatan atau chef yang ahli dalam memasak. Keahlian inilah yang bikin mereka punya otoritas dan dipercaya oleh audiens.

Di sisi lain, influencer lebih mengandalkan persona dan gaya hidup mereka. Meskipun menarik, mereka tidak selalu diakui expertise atau keahliannya di suatu bidang tertentu.

2. Gaya Komunikasi

Kalau bicara soal cara menyampaikan pesan, KOL cenderung memilih pendekatan satu arah. Mereka lebih fokus pada penyampaian informasi secara profesional tanpa banyak interaksi langsung.

Sedangkan influencer sering kali lebih aktif berinteraksi dengan followers, misalnya dengan membalas komentar atau mengadakan sesi Q&A, sehingga tercipta hubungan dua arah.

3. Segmen Audiens

KOL memiliki pengikut yang datang karena keahlian mereka, sehingga hubungan yang terbangun lebih didasari oleh kepercayaan profesional.

Disisi lain, Influencer harus bekerja keras untuk membangun audiens dari awal, yang kemudian terjalin menjadi komunitas yang loyal karena pendekatan personal yang mereka terapkan.

Baca Juga : Apa itu Influencer? Kenali Jenis dan Cara Menjadi Influencer yang Sukses

Contoh KOL

Untuk membuat konsep ini lebih mudah dipahami, yuk simak beberapa contoh nyata penerapan KOL Marketing yang bisa jadi inspirasi buat bisnis kamu!

1. Kerjasama Antara Brand Olahraga Dengan Atlet

Misalnya terdapat sebuah brand peralatan olahraga yang ingin menonjolkan keunggulan produk mereka, misalnya sepatu lari atau pakaian fitness. Di sini, brand tersebut bisa bekerja sama dengan atlet nasional yang juga aktif di media sosial, Nah disini atlet tersebut berperan sebagai KOL.

2. Produk Otomotif Menggandeng Vlogger Kendaraan

Suatu brand otomotif ternama misalnya ingin meluncurkan suatu produk kendaraan terbaru, dan brand tersebut bekerja sama dengan salah satu vlogger kendaraan yang cukup terkenal. Melalui kerja sama tersebut audiens akan lebih cepat untuk mengetahui produk baru tersebut melalui KOL.

3. Produk Elektronik Bekerjasama Dengan Tech Influencer dan Reviewer Gadget

Tech influencer atau review gadget ini bisa bekerja sama dengan salah satu produk elektronik untuk membuat konten review atau unboxing terhadap produk produknya untuk dijadikan konten.

Baca Juga: Apa itu Rate Card, Contoh dan Faktor yang Mempengaruhinya

Terapkan KOL Marketing untuk Maksimalkan Strategi Bisnis Kamu!

Setelah memahami konsep KOL saatnya kamu menerapkan strategi ini dalam bisnis kamu. Yuk, ubah cara kamu berpromosi dengan pendekatan yang lebih efektif.

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

Apa Itu Marketing Mix ? Kunci Sukses Pemasaran Digital

Pernahkah kamu melihat suatu produk selalu laris manis, sedangkan produk lain seolah tersisihkan di pasar? Mungkin rahasianya ada pada cara menggabungkan empat elemen penting dalam pemasaran yang dikenal sebagai Marketing Mix. Di sini, kita akan kupas tuntas seputar marketing mix. Yuk, simak ulasannya!

Memahami Esensi Marketing Mix

Sebelum terjun lebih dalam, mari kita pahami dulu konsep dasar Marketing Mix. Kerangka strategi ini meliputi empat komponen utama: product, price, place, promotion

Setiap elemen saling melengkapi untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang kamu tawarkan tepat sasaran, memiliki nilai yang sesuai, mudah dijangkau, dan dikomunikasikan dengan cara yang menarik. Dengan begitu, kamu bisa merancang strategi pemasaran yang lebih terarah dan efektif.

Baca Juga: Yuk! Pahami Konsep Sales Cycle Untuk Bisnis Kamu!

Komponen Utama dalam Marketing Mix

Dalam setiap strategi pemasaran yang sukses, empat elemen ini menjadi fondasi utama. Sebelum masuk ke detailnya, yuk kita lihat masing-masing komponen dan bagaimana mereka berperan dalam menggerakkan bisnis.

1. Product: 

Produk adalah jantung dari setiap strategi pemasaran. Baik itu barang fisik maupun layanan digital, kunci utamanya adalah memahami apa yang benar-benar dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan.


Sebelum menyusun daftar fitur atau varian produk, penting untuk mengenal target pasar secara mendalam, Pastikan produk yang kamu tawarkan mampu menyelesaikan masalah (pain point) atau memenuhi keinginan konsumen dengan tepat.

2. Price: 

Harga lebih dari sekadar angka; ia mencerminkan bagaimana pelanggan menilai produk yang kamu tawarkan.


Sebelum menentukan harga, ada baiknya kamu melakukan analisis kompetitor dan mempertimbangkan biaya produksi agar tetap mendapatkan margin yang sehat. Dengan menetapkan harga yang strategis, produk kamu akan terlihat tidak hanya terjangkau, tetapi juga memiliki nilai yang sepadan dengan kualitasnya.

3. Place

Dalam era digital, “place” tidak selalu identik dengan toko fisik. Namun, hal ini juga bisa berupa website, marketplace, atau media sosial yang memudahkan pelanggan menemukan produkmu.


Sebelum memilih platform distribusi, pikirkan dimana target pelanggan kamu paling sering beraktivitas. Pastikan produk kamu tersedia di berbagai saluran yang dapat diakses dengan mudah.

4. Promotion 

Promosi adalah cara kamu menyampaikan keunggulan produk kepada pasar. Di dunia digital, promosi bisa dilakukan melalui berbagai media mulai dari iklan online, konten di media sosial, hingga email marketing yang personal.


Sebelum meluncurkan promotion campaign, kamu harus  merancang pesan yang kreatif dan relevan karakter calon pelanggan, sehingga mampu menarik perhatian dan membangun interaksi lebih lanjut dengan mereka. Dengan pendekatan yang inovatif dan kreatif, produk kamu akan lebih mudah dikenal dan diingat.

Mengapa Marketing Mix Begitu Penting?

Bayangin deh misalnya kamu memiliki produk unggulan yang sangat bagus, namun pelanggan sulit menemukannya karena produk kamu tidak terdistribusi dengan baik, atau harganya tidak sesuai. Di sinilah peran Marketing Mix menjadi sangat krusial.


Berikut ini adalah alasan utama mengapa setiap elemen dalam marketing mix memiliki dampak besar terhadap kesuksesan pemasaran:

  • Memahami Kebutuhan Pasar: Dengan menggali informasi mendalam tentang apa yang diinginkan pelanggan, kamu bisa menciptakan produk yang benar-benar relevan dan solutif.
  • Membangun Nilai dan Daya Saing: Penetapan harga yang tepat dapat mengubah persepsi pelanggan dan menjadikan produk kamu lebih kompetitif dibandingkan pesaing.
  • Memudahkan Akses Pelanggan: Distribusi yang efektif memastikan produk tersedia di tempat yang mudah dijangkau, meningkatkan kemungkinan terjadinya pembelian.
  • Meningkatkan Kesadaran dan Minat: Strategi promosi yang kreatif dan menarik mampu menggaet perhatian pasar serta membangun loyalitas pelanggan.

Contoh Implementasi Marketing Mix 

Untuk lebih memahami konsep ini, mari kita lihat contoh nyata penerapan Marketing Mix  pada sebuah bisnis kopi lokal yang tengah naik daun.

Product:

Bisnis kopi ini menawarkan varian kopi premium yang diolah dari biji pilihan. Tidak hanya kopi hitam, mereka juga menyediakan berbagai rasa seperti vanilla latte, caramel macchiato, dan kopi cold brew.

Sebelum meluncurkan produk, mereka melakukan riset mendalam untuk mengetahui selera dan tren konsumen, sehingga setiap varian dibuat untuk memanjakan lidah dan menciptakan pengalaman unik bagi penikmat kopi.

Price:

Dalam menetapkan harga, perusahaan ini menargetkan segmen menengah ke atas dengan memberikan beberapa opsi, mulai dari harga untuk kopi di kafe hingga paket langganan bulanan. 

Sebelum menentukan harga akhir, mereka membandingkan harga produk serupa di pasar dan mengadakan promo menarik seperti “Buy 1 Get 1” untuk menarik pelanggan baru.

Place:

Menyadari pentingnya kehadiran di berbagai platform, bisnis kopi ini tidak hanya memiliki gerai fisik di lokasi strategis, tetapi juga aktif di platform online seperti marketplace dan aplikasi pengiriman makanan.

Sebelum memilih saluran distribusi, mereka mengidentifikasi lokasi dan platform yang paling sering digunakan oleh target konsumen, sehingga kemudahan akses selalu menjadi prioritas.

Promotion:

Promosi dilakukan melalui berbagai channel, seperti Instagram dan TikTok, dengan menampilkan konten menarik mulai dari behind-the-scenes pembuatan kopi hingga cerita inspiratif petani kopi lokal.


Sebelum meluncurkan kampanye, mereka merancang konten yang tidak hanya informatif tetapi juga menghibur, sehingga mampu membangun koneksi emosional dengan pelanggan.

Tips dan Trik Mengoptimalkan Strategi Marketing Mix

Menerapkan Marketing Mix memang memerlukan strategi yang matang dan kesiapan untuk beradaptasi dengan perubahan pasar. Berikut beberapa tips yang bisa langsung kamu terapkan:

Product

Sebelum menyempurnakan produk, penting untuk:

  • Mengenali Pelanggan Secara Mendalam: Lakukan riset untuk memahami preferensi, kebutuhan, dan masalah yang mereka hadapi.
  • Terus Berinovasi: Jangan ragu untuk mengupdate fitur atau menambahkan varian baru yang sesuai dengan tren.
  • Menjaga Kualitas: Pastikan produk selalu memenuhi standar kualitas agar pelanggan kembali lagi.

Price

Sebelum menentukan harga, pastikan untuk:

  • Menganalisis Kompetitor: Pelajari strategi harga pesaing dan cari cara untuk menonjolkan kelebihan produk kamu.
  • Menyesuaikan dengan Target Pasar: Tentukan harga yang tidak hanya kompetitif, tetapi juga sesuai dengan daya beli konsumen.
  • Mengadakan Promo Menarik: Gunakan strategi diskon, cashback, atau paket bundling untuk meningkatkan minat beli.

Place

Untuk memilih saluran distribusi yang tepat, lakukan:

  • Identifikasi Platform Favorit Pelanggan: Cari tahu di mana pelanggan paling sering berbelanja, baik online maupun offline.
  • Permudah Akses: Pastikan produk mudah ditemukan dan diakses melalui berbagai kanal yang telah dipilih.
  • Manfaatkan Teknologi: Gunakan aplikasi atau marketplace untuk memperluas jangkauan distribusi.

Promotion

Sebelum merancang kampanye promosi, perhatikan:

  • Optimalkan Media Sosial: Ciptakan konten yang engaging dan interaktif untuk menarik perhatian target pasar.
  • Personalisasi Pendekatan: Gunakan data pelanggan untuk mengirimkan promosi yang terasa personal dan relevan.
  • Kreatif dan Inovatif: Rancang kampanye yang unik dan berani berbeda untuk menciptakan buzz dan membangun brand awareness.

Sudah Paham Konsep Pemasaran Digital Melalui Marketing Mix?

Sudah memahami betapa pentingnya penerapan Marketing Mix? Saatnya mengimplementasikannya dan mengubah strategi pemasaran digital kamu menjadi lebih efektif. 

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

Yuk! Pahami Konsep Sales Cycle Untuk Bisnis Kamu!

Siklus penjualan atau sales cycle adalah rangkaian langkah yang dilalui dari awal perkenalan dengan calon pelanggan hingga tercapainya pembelian. 

Konsep ini sales cycle ini sedikit yang mirip dengan customer journey, akan tetapi pada sales cycle hanya berfokus pada penjualan (sales). Selain itu, Sales cycle juga bisa membantu kamu untuk memahami alur penjualan dalam bisnis.

Definisi Sales Cycle

Melansir dari Zendesk, Sales cycle adalah serangkaian tahap yang meliputi setiap langkah proses penjualan, mulai dari identifikasi prospek, kontak awal, hingga penutupan kesepakatan. 

Secara garis besar, siklus ini berfungsi sebagai peta atau panduan bagi tim sales untuk menavigasi proses yang kompleks dan memastikan setiap langkah penjualan berjalan dengan optimal.

Sales Cycle Sebagai Kunci Sukses Bisnis

Memahami sales cycle sangat penting karena dengan adanya konsep ini, kamu dapat mengelola arus penjualan bisnis kamu dengan lebih rapi dan efisien.

Nah sebelum kita bahas lebih lanjut, kamu perlu tahu nih bahwa siklus penjualan yang tersusun dengan baik bisa memberi tim sales gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan kedepannya, hal ini bisa memungkinkan tim kamu untuk melakukan: 

  • Skala Prioritas: Memudahkan penentuan prospek mana yang harus segera dieksekusi.
  • Evaluasi Proses: Memberikan titik acuan untuk mengukur efektivitas setiap langkah dalam proses penjualan.
  • Optimalisasi Pendekatan: Membantu menyesuaikan strategi berdasarkan posisi skala prioritas dalam penjualan.

Dengan memahami letak setiap prospek di dalam siklus, tim kamu dapat merancang pendekatan penjualan yang lebih tepat sasaran.

Keunggulan Menggunakan Sales Cycle

Tidak hanya sekadar menentukan skala prioritas, penggunaan sales cycle memberikan segudang manfaat untuk bisnis kamu lho!

Mempercepat Masa Orientasi Tim Sales yang Baru

Sales cycle akan sangat membantu dalam proses pelatihan bagi anggota baru.
Tim sales yang baru bisa mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai alur penjualan, sehingga mereka lebih cepat beradaptasi dengan sistem yang sudah berjalan.

Menstrukturkan Tim Secara Lebih Efektif

Dengan adanya sales cycle, Kamu bisa mendapatkan insight mendalam mengenai kegiatan operasional tim.

Hal ini memungkinkan kamu untuk menata peran masing-masing anggota agar setiap hambatan dalam proses penjualan dapat diatasi dengan lebih efisien.

Menilai Performa Tim dengan Lebih Objektif

Kamu juga bisa melakukan tracking atau melacak setiap langkah dalam sales cycle dan memberikan data yang spesifik mengenai kinerja tim.


Dari sini, kamu bisa mengidentifikasi titik-titik yang perlu diperbaiki serta memastikan bahwa setiap anggota tim kamu berfokus pada satu titik tujuan.

Baca Juga: Pengertian Brand Engagement, Contoh dan Strategi Membangunnya

Tahapan-Tahapan dalam Sales Cycle

Setiap bisnis tentunya memiliki proses penjualan yang berbeda satu sama lain. Namun, ada beberapa tahapan umum yang hampir selalu ada dalam setiap sales cycle.

1. Menemukan Calon Pelanggan

Tahap awal ini melibatkan pencarian dan identifikasi calon pelanggan.

Di sini, tim sales akan menyaring prospek pelanggan berdasarkan kriteria yang sesuai dengan produk atau layanan yang ditawarkan, sehingga hanya prospek yang benar-benar potensial yang masuk ke dalam channel kamu

2. Melakukan Kontak Pertama

Setelah calon pelanggan teridentifikasi, langkah berikutnya adalah menjalin komunikasi awal.

Tim kamu dapat menghubungi calon customer melalui berbagai platform seperti media sosial, email, atau telepon untuk memperkenalkan diri dan menyampaikan nilai unik dari produk atau layanan yang ditawarkan.

3. Menggali Informasi Lebih Lanjut

Jika customer menunjukkan ketertarikan, saatnya melakukan pendekatan yang lebih mendalam.

Pada tahap ini, kamu bisa melakukan “discovery call” atau pertemuan awal untuk memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi customer, sehingga kamu bisa menyesuaikan penawaran yang akan disampaikan.

4. Menyajikan Solusi dan Penawaran

Tahap selanjutnya adalah saat yang tepat untuk mempresentasikan solusi yang telah disiapkan.

Pastikan penawaran yang disampaikan relevan dan disesuaikan dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gabungkan nilai tambah produk kamu dengan tantangan serta anggaran yang dimiliki prospek untuk menciptakan penawaran yang menarik.

5. Mengatasi Keberatan yang Muncul

Tidak jarang calon pelanggan memiliki segudang pertanyaan terkait produk yang kamu tawarkan. 

Di sini, kamu memerlukan tanggapan yang empatis dan responsif terhadap keinginan calon pelanggan tersebut. 

Pahami keluhan dan pertanyaan yang ada seperti masalah harga dan pastikan setiap keluhan dan pertanyaan dari calon pelanggan kamu lakukan secara transparan agar kamu mendapatkan kepercayaan dari mereka.

6. Closing The Deal

Setelah keluhan  terselesaikan, tahap penutupan atau closing pun tiba.
Tahap ini tidak hanya menandai terjadinya kesepakatan, tetapi juga menjadi pondasi untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

7. Evaluasi 

Tunggu dulu, Proses penjualan tidak berhenti pada closing saja lho.
Kamu juga harus melakukan review ulang dan follow up kepada pelanggan tersebut untuk memastikan kepuasan pelanggan, membuka peluang cross-sell dan up-sell, serta mendapatkan referensi yang dapat memperluas jangkauan bisnis kamu.

Baca Juga: Apa itu Engagement, Dampak dan Cara Meningkatkannya

Sudah Paham Cara Mengoptimalkan Penjualan Menggunakan Sales Cycle?

Sales cycle bukan sekadar rangkaian langkah, melainkan pondasi untuk mengoptimalkan penjualan dan meningkatkan pendapatan. 

Dengan memahami dan mengimplementasikan setiap tahap secara optimal, bisnis Kamu dapat tumbuh lebih pesat dan responsif terhadap perkembangan pasar.

Tertarik untuk Belajar Lebih Lanjut?
Ingin meningkatkan penjualan dan membawa bisnismu ke next level? Di Croloze, kami siap membantu mengoptimalkan setiap langkah dalam proses penjualan kamu.

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

FAQ 

1. Apa perbedaan antara sales cycle dan customer journey?
Sales cycle berfokus pada langkah-langkah internal tim penjualan dalam menutup kesepakatan, sedangkan customer journey mencakup seluruh interaksi dan pengalaman pelanggan mulai dari perkenalan hingga purna jual.

2. Bagaimana cara mengukur efektivitas sales cycle?
Kamu bisa mengukurnya dengan melihat metrik seperti waktu rata-rata untuk closing, tingkat konversi di setiap tahap, dan tingkat kepuasan pelanggan. Data tersebut membantu mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

3. Apa yang harus dilakukan jika terjadi hambatan pada sales cycle?
Pertama, identifikasi akar permasalahan, evaluasi strategi yang sedang berjalan, lalu berikan dukungan atau pelatihan tambahan bagi tim penjualan untuk mengatasi hambatan tersebut.

4. Bagaimana mengintegrasikan sales cycle dengan strategi pemasaran digital?
Kolaborasikan data dari kampanye pemasaran dengan aktivitas penjualan. Gunakan otomatisasi untuk tindak lanjut yang cepat dan berbagi insight antara tim pemasaran dan penjualan guna meningkatkan kualitas prospek.

5. Apakah penggunaan CRM wajib dalam mengelola sales cycle?
Walaupun tidak wajib, penggunaan CRM sangat direkomendasikan karena dapat menyederhanakan pelacakan setiap tahap penjualan, memudahkan pengelolaan data prospek, dan memberikan insight yang berguna untuk perbaikan proses.

Perusahaan B2B: Arti, Contoh, Strategi dan Indikator Kesuksesannya

Dalam praktik bisnis, perusahaan tidak hanya menjualkan produk atau layanan langsung kepada konsumen perorangan, tetapi ada juga perusahaan yang menjual produk ke perusahaan lain. Atau yang sering disebut dengan perusahaan B2B. 

Dalam dunia bisnis, perusahaan B2B (Business-to-Business) memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan antar industri. Hal ini karena perusahaan B2B menjual produk atau layanan kepada bisnis lain untuk membantu mereka menjalankan bisnisnya hingga sampai ke tangan pelanggan lain. 

Nah pada artikel kali ini, kamu akan mempelajari lebih lanjut tentang apa itu perusahaan B2B, contohnya, jenis-jenisnya, serta apa saja indikator yang mengukur kesuksesan model bisnis ini. Yuk simak penjelasannya lebih lanjut.

Baca Juga: Mengulik Apa itu Cost Per Mille dan Cara Menghitungnya

Apa itu Perusahaan B2B?

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, perusahaan B2B adalah sebuah model bisnis yang berfokus pada transaksi komersial antara satu bisnis dengan bisnis lainnya. Hal ini berbeda dari bisnis pada umumnya yang langsung menjual produk/layanan langsung ke konsumen secara individual. 

Perusahaan B2B biasanya menyediakan produk atau layanan yang dibutuhkan oleh bisnis lain untuk perihal operasional, produksi, atau distribusi. Misalnya perusahaan yang menyediakan bahan baku, perangkat lunak, atau layanan konsultasi.

Selain itu, model B2B seringkali melibatkan transaksi dalam skala besar dan proses penjualan yang jauh lebih kompleks. Hal ini karena penggunaan produk atau layanan yang ditawarkan biasanya perlu mendapatkan persetujuan banyak pihak atau perlu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing bisnis.

Hubungan antara perusahaan B2B dan pelanggan juga lebih bersifat kolaboratif untuk bersama-sama mencapai tujuan bisnis tertentu. Sehingga tidak heran jika kepercayaan, reputasi, dan kualitas layanan menjadi faktor utama yang menentukan keberhasilan sebuah perusahaan B2B dalam mempertahankan klien dalam jangka panjang.

Dengan kata lain, perusahaan B2B tidak hanya menjual produk atau layanan, tetapi juga membantu memberikan solusi untuk bisnis lain dalam mencapai tujuan mereka. Inilah yang membuat model bisnis B2B sangat penting dalam memastikan rantai suplai untuk industri bisnis secara keseluruhan.

Jenis dan Contoh Perusahaan B2B

Perusahaan B2B dapat dikategorikan berdasarkan jenis produk atau layanan yang ditawarkan. Berikut ini adalah beberapa jenis perusahaan B2B beserta contohnya:

  1. Produsen Bahan Baku: Perusahaan yang menyediakan bahan baku atau komponen yang dibutuhkan oleh bisnis lain untuk memproduksi suatu barang. Misalnya PT Indofood yang menjadi produsen tepung terigu sebagai bahan baku untuk industri makanan, roti, dan mie instan.
  2. Penyedia Perangkat Lunak dan Teknologi: Perusahaan yang menawarkan solusi teknologi atau perangkat lunak untuk membantu bisnis mengoptimalkan operasional mereka. Contohnya Microsoft yang menyediakan perangkat lunak seperti Microsoft Office untuk kebutuhan administrasi atau operasional bisnis.
  3. Layanan Konsultasi: Perusahaan yang menyediakan layanan konsultasi di bidang tertentu seperti keuangan atau hukum kepada bisnis lain. Contohnya Deloitte yang menyediakan layanan audit dan konsultasi untuk perusahaan lain.
  4. Distributor dan Pemasok: Perusahaan yang menjadi perantara untuk mendistribusikan produk dari produsen ke bisnis lain. Misalnya PT Indotruck yang menjadi distributor alat berat untuk bisnis logistik dan manufaktur.
  5. Penyedia Layanan Logistik: Perusahaan yang membantu bisnis dalam pengiriman, penyimpanan, dan penyaluran barang. Contohnya JNE yang menyediakan layanan pengiriman barang untuk bisnis e-commerce, retail, dan manufaktur.

Indikator Kesuksesan Perusahaan B2B

Secara umum, indikator keberhasilan atau kesuksesan suatu bisnis baik itu B2B maupun B2C hampir sama, namun berikut ini beberapa indikator yang bisa kamu terapkan untuk menilai kinerja perusahaan B2B, yaitu: 

1. Customer Retention Rate

Retensi pelanggan berarti seberapa banyak klien yang tetap setia menggunakan produk atau layanan perusahaan dalam periode tertentu. Tingkat retensi yang tinggi menunjukkan bahwa klien merasa puas dengan layanan yang diberikan sehingga hubungan bisnis menjadi semakin kuat. Apalagi siklus penjualan B2B seringkali lebih panjang sehingga meningkatkan retensi pelanggan adalah salah satu penilaian yang perlu diutamakan.

2. Customer Lifetime Value

CLV mengukur seberapa banyak total pendapatan yang didapat perusahaan dari setiap pelanggan. CLV yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan berhasil mempertahankan klien dan meningkatkan nilai transaksi. Dalam B2B, penilaian pada tingkat CLV sangat diperlukan untuk membantu perusahaan mengidentifikasi mana pelanggan yang paling menguntungkan.

3. Conversion Rate

Tingkat konversi berarti berapa besar persentase prospek yang berubah menjadi pelanggan dan melakukan pembelian. Dalam B2B, proses konversi ini seringkali melibatkan tahapan yang lebih kompleks, sehingga tingkat konversi yang tinggi menunjukkan bahwa strategi pemasaran dan penjualan perusahaan cukup efektif dalam menarik minat pelanggan potensial.

4. Average Order Value

AOV adalah rata-rata nilai transaksi per pesanan. AOV yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menjual produk atau layanan dengan nilai tambah yang signifikan. AOV yang tinggi membantu perusahaan meningkatkan pendapatan tanpa harus meningkatkan jumlah pelanggan secara signifikan.

5. Net Promoter Score

NPS mengukur seberapa besar kemungkinan klien merekomendasikan perusahaan kepada bisnis lain. Skor NPS yang tinggi menunjukkan kepuasan dan loyalitas klien. Dalam B2B, rekomendasi dari pelanggan yang puas dapat menjadi sumber untuk mendatangkan prospek baru.

6. Sales Growth

Peningkatan penjualan tentunya menjadi salah satu indikator keberhasilan suatu bisnis yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu menarik lebih banyak klien sehingga meningkatkan pendapatan perusahaan. Jika pertumbuhan penjualan B2B terus konsisten, maka ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu bersaing di pasaran.

7. Operational Efficiency

Efisiensi operasional yang tinggi dapat mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungan. Dalam B2B, efisiensi operasional memungkinkan perusahaan untuk mengurangi pemborosan, meningkatkan margin keuntungan, dan memberikan nilai atau harga yang lebih kompetitif kepada pelanggan.

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

Mengenal Apa itu Pain Point Pelanggan dan Cara Penggunaannya 

Bisnis memang mencakup banyak sekali aspek yang perlu diperhatikan. Mulai dari bagaimana memahami kondisi pasar, mengidentifikasi produk atau layanan yang tepat hingga bagaimana cara memasarkan dan menjualnya. 

Selain itu, ada juga aspek lain yang perlu dipahami dalam bisnis berkaitan dengan calon pelanggan, yaitu pain point pelanggan. Pain point pelanggan adalah kunci yang menentukan apa masalah atau tantangan yang dihadapi oleh pelanggan dalam menggunakan produk atau layanan. 

Nah artikel kali ini akan membahas secara tuntas mulai dari pengertian pain point, cara mengidentifikasinya, jenis-jenisnya serta kegunaannya untuk bisnis. Yuk simak lebih lanjut.

Baca Juga: Customer Persona: Arti, Manfaat dan Cara Menentukannya

Pengertian Pain Point Pelanggan

Pain point pelanggan merupakan sebuah istilah yang merujuk pada masalah, kesulitan, atau tantangan yang dialami oleh pelanggan dalam proses menggunakan produk atau layanan. 

Masalah ini bisa berasal dari berbagai hal mulai dari fisik, emosional, finansial, atau bahkan teknikal. Pain point pelanggan bisa muncul dari berbagai kondisi, entah itu saat proses pencarian informasi, saat melakukan pembelian, atau bahkan saat menggunakan produk.

Pain point pelanggan sangat penting untuk dipahami dan diperhatikan oleh setiap bisnis untuk menghindari terjadinya berpindahnya calon pelanggan ke kompetitor. Dengan mengetahui pain point, bisnis bisa mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan.

Contoh sederhana pain point adalah ketika pelanggan kesulitan menemukan informasi tentang produk di websitemu lalu mereka beralih ke website kompetitor yang menyediakan produk atau layanan di website mereka. Akhirnya alih-alih menggunakan layanan yang kamu tawarkan, pelanggan justru menggunakan layanan dari kompetitor.

Cara Mengidentifikasi Pain Point Pelanggan

Lantas bagaimana cara mengetahui atau mengidentifikasi pain point pelanggan? Untuk mengetahuinya kamu memerlukan pendekatan yang sistematis dengan basis data yang kuat. Berikut ini beberapa cara efektif untuk menemukan pain point pelanggan, yaitu;

1. Melakukan Survei dan Wawancara

Cara pertama yang harus kamu lakukan adalah mengumpulkan data pelanggan melalui survei dan wawancara langsung dengan pelanggan. Kedua cara ini merupakan metode yang paling efektif untuk memahami masalah apa yang sebenarnya mereka hadapi. Ajukan beberapa pertanyaan terbuka seperti, “Apa tantangan atau kendala yang kamu alami saat menggunakan produk kami?”. 

2. Menganalisis Data Pelanggan

Selain mengumpulkan data dengan cara di atas, kamu juga bisa melakukan analisis data pelanggan dengan melihat bagaimana riwayat pembelian, riwayat layanan pelanggan atau ulasan produk. Data tersebut juga bisa memberikan petunjuk nyata tentang masalah apa yang sering dihadapi pelanggan. Misalnya, jika banyak pelanggan mengeluhkan pengiriman yang lambat, maka ini bisa menjadi pain point yang perlu segera kamu atasi.

3. Memantau Media Sosial dan Forum Online

Selain lewat bagian ulasan layanan, pelanggan juga seringkali menyampaikan keluhan atau masalah mereka tentang suatu layanan di media sosial atau forum online. Hal ini tentunya bisa merugikan bisnis apalagi jika keluhan disampaikan dengan cara yang tidak tepat sehingga bisa memancing audiens lain untuk menjelek-jelekkan bisnis. Maka dari itu selalu lakukan pemantauan dalam platform ini agar dapat membantu bisnis mengidentifikasi pain point sekaligus mencegah hal yang merugikan perusahaan terjadi.

4. Menggunakan Analisis Customer Journey

Cara keempat kamu bisa melakukan analisis customer journey untuk melihat masalah yang dihadapi pelanggan. Customer journey mapping adalah teknik untuk memetakan seluruh perjalanan dan pengalaman pelanggan, mulai dari tahap awareness hingga pasca-pembelian. Dengan menganalisis setiap tahap, kami bisa menemukan titik-titik di mana pelanggan mengalami kesulitan atau ketidakpuasan.

5. Mengumpulkan Feedback dari Tim Sales dan Customer Service 

Terakhir kamu juga bisa mengetahui pain poin pelanggan dengan mengumpulkan feedback atau informasi dari tim sales dan tim customer service. Kedua tim ini merupakan ujung tombak bisnis yang berinteraksi langsung dengan pelanggan. Sehingga mereka seringkali mengetahui langsung bagaimana masalah yang sering dihadapi pelanggan.

Jenis-Jenis Pain Point Pelanggan

Pain point pelanggan dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan sifat dan konteksnya. Memahami setiap jenis pain point akan membantumu menemukan solusi yang lebih spesifik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Berikut ini adalah beberapa jenis pain point yang umum dihadapi oleh pelanggan:

1. Financial Pain Point

Financial pain point terjadi ketika pelanggan merasa bahwa produk atau layanan terlalu mahal, tidak memberikan nilai yang sepadan dengan harganya, atau menyebabkan pengeluaran tambahan yang tidak diinginkan. Misalnya, seorang pelanggan mungkin merasa frustasi karena harus membayar biaya pengiriman yang tinggi. Untuk mengatasi financial pain point, kamu bisa menawarkan harga yang lebih kompetitif, promo diskon, atau paket hemat yang sesuai dengan anggaran pelanggan.

2. Productivity Pain Point

Productivity pain point berkaitan dengan ketidakmampuan pelanggan untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan mereka. Contohnya, seorang profesional mungkin kesulitan menggunakan software tertentu karena fitur yang rumit atau tidak responsif. Maka dalam kasus ini, kamu dapat meningkatkan desain produk atau menyediakan panduan penggunaan yang lebih jelas untuk membantu pelanggan bekerja lebih produktif.

3. Process Pain Point

Process pain point berkaitan dengan kondisi ketika pelanggan menghadapi masalah dalam proses yang terkait dengan produk atau layanan. Misalnya, proses checkout yang panjang dan rumit di website e-commerce dapat membuat pelanggan meninggalkan keranjang belanja mereka. Untuk mengatasi process pain point, kamu perlu menyederhanakan proses yang ada, seperti mempercepat waktu loading website, mengurangi jumlah langkah dalam proses pembelian, atau menyediakan opsi pembayaran yang lebih fleksibel.

4. Support Pain Point

Support pain point terjadi ketika pelanggan merasa kurang puas dengan layanan pelanggan atau dukungan teknis yang diberikan. Misalnya, pelanggan mungkin merasa frustasi karena respons layanan pelanggan yang lambat atau solusi yang diberikan tidak memadai. Untuk mengatasinya kamu bisa meningkatkan kualitas layanan pelanggan dengan menyediakan saluran komunikasi yang lebih cepat dan responsif atau menyediakan FAQ yang lengkap di website.

5. Emotional Pain Point

Emotional pain point berkaitan dengan perasaan negatif yang dialami pelanggan, seperti stres, frustasi, atau kekecewaan. Misalnya, seorang pelanggan mungkin merasa cemas karena tidak mendapatkan konfirmasi pesanan setelah melakukan pembelian. Untuk mengatasinya, kamu bisa memberikan informasi yang lebih transparan, seperti notifikasi otomatis tentang status pesanan atau ucapan terima kasih setelah pembelian.

Kegunaan Pain Point Pelanggan untuk Bisnis

Memahami pain point pelanggan memiliki banyak manfaat bagi bisnis, berikut ini adalah beberapa kegunaan utama dari mengidentifikasi pain point pelanggan:

1. Meningkatkan Kualitas Produk atau Layanan

Dengan mengetahui pain point pelanggan, bisnis dapat mengidentifikasi apa yang  perlu diperbaiki dari produk atau layanan mereka. Misalnya, jika pelanggan mengeluhkan fitur aplikasi yang sulit digunakan, maka kamu dapat memperbaiki desain UI/UX untuk membuatnya lebih ramah pengguna. 

2. Menyusun Strategi Pemasaran yang Lebih Efektif

Pain point pelanggan dapat menjadi dasar untuk menyusun strategi atau teknik pemasaran yang lebih relevan dan persuasif. Misalnya, jika pain point pelanggan adalah harga produk yang mahal, maka bisnis dapat menawarkan promo atau paket yang lebih hemat. Dengan menyoroti solusi atas pain point, bisnis dapat menarik perhatian pelanggan potensial dan meningkatkan konversi penjualan.

3. Membangun Hubungan Emosional dengan Pelanggan

Pelanggan cenderung lebih loyal pada brand yang memahami dan peduli terhadap masalah mereka. Ini menunjukkan bahwa bisnis benar-benar mendengarkan dan berusaha menyelesaikan pain point mereka. Dengan begitu hubungan emosional yang kuat antara brand dengan pelanggan bisa terbentuk. Hal ini tentunya dapat meningkatkan retensi pelanggan dan mendorong mereka untuk merekomendasikan brand kepada orang lain.

4. Menghemat Biaya Operasional

Dengan mengidentifikasi pain point secepat mungkin, bisnis dapat menghindari masalah yang lebih besar di masa depan. Misalnya, jika pelanggan sering mengeluhkan waktu pengiriman yang lambat, bisnis dapat memperbaiki sistem logistik mereka sebelum masalah tersebut berdampak pada reputasi brand. Hal ini tentunya dapat menghemat biaya operasional yang mungkin dikeluarkan untuk menangani keluhan atau pengembalian produk.

5. Menciptakan Inovasi Baru

Pain point seringkali menjadi sumber inspirasi untuk inovasi produk atau layanan baru. Misalnya, jika pelanggan mengeluhkan kurangnya fitur tertentu dalam aplikasi, bisnis dapat mengembangkan fitur tersebut untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dengan terus berinovasi berdasarkan pain point, bisnis dapat tetap kompetitif di pasar yang dinamis.

Sekian pembahasan mengenai apa itu pain point pelanggan dan turunannya. Sekarang saatnya kamu menyusun dan menentukan bagaimana pain point pelanggan yang tepat untuk bisnismu. Dengan begitu kamu bisa mulai membangun strategi pemasaran dan penjualan yang lebih tepat sasaran.

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

Customer Persona: Arti, Manfaat dan Cara Menentukannya

Pernahkah kamu melihat suatu brand yang terlihat sangat aktif dalam berinteraksi dengan pelanggan dan selalu berhasil memperkenalkan produk/layanannya dengan tepat ke audiens? Salah satu kuncinya adalah brand tersebut mampu menganalisa customer persona dengan baik.

Apa yang dimaksud dengan customer persona? Singkatnya customer persona adalah sebuah karakteristik yang ditentukan brand untuk memberikan gambaran tentang pelanggan ideal yang mereka harapkan membeli atau menggunakan produk mereka.

Lantas seberapa penting customer persona ini berdampak terhadap kemajuan bisnis atau bran? Nah agar kamu mengetahuinya manfaat dari penetapan customer persona, yuk simak artikel ini lebih lanjut.

Baca Juga: Mengenal Apa itu Analisis SWOT, Cara dan Contoh Penerapannya

Pengertian Customer Persona

Customer persona adalah representasi atau gambaran pelanggan ideal yang dibuat oleh suatu brand atau perusahaan berdasarkan data dan riset tentang target pasar. Customer persona mencakup beberapa karakteristik mulai dari demografis, psikografis, perilaku, kebutuhan, tantangan, dan preferensi pelanggan. 

Tujuan utama pembuatan customer persona adalah untuk membantu bisnis lebih mudah memahami siapa audiens mereka secara lebih mendalam sehingga dapat menyusun strategi pemasaran yang lebih relevan dan efektif.  

Proses pembuatan dan penyusunan customer persona biasanya dilakukan dengan melalui beberapa tahap pengumpulan data, analisis demografi dan psikografi calon pelanggan, menggambarkan perilaku konsumen, serta mencari tahu tantangan dan kebutuhan pelanggan.

Contoh dan bentuk sederhana dari customer persona yaitu: “Budi, seorang pria berusia 25-35 tahun, tinggal di kota besar, bekerja sebagai profesional di bidang IT, memiliki minat pada teknologi dan sering berbelanja online”.

Jenis-jenis Customer Persona

Customer persona tidak hanya terbatas pada satu tipe saja. Ada beberapa jenis customer persona yang dapat dibuat berdasarkan tujuan bisnis dan karakteristik target pasar. Berikut ini adalah beberapa jenis customer persona yang umum digunakan:

  1. Buyer Persona

Buyer persona adalah representasi dari pelanggan yang membeli produk atau layanan. Fokus utama buyer persona adalah untuk memahami siapa yang membuat keputusan pembelian, apa yang mempengaruhi keputusan mereka, dan bagaimana mereka berinteraksi dengan brand. 

Buyer persona ini membantu bisnis menyesuaikan strategi pemasaran agar lebih relevan dengan kebutuhan pembeli. Misalnya untuk produk kemeja dan blouse, buyer persona adalah seorang wanita muda yang mencari pakaian trendi dengan harga terjangkau.

  1. User Persona

User persona berbeda dengan buyer persona karena fokusnya adalah pada orang yang menggunakan produk atau layanan, bukan yang membelinya. Contohnya untuk mainan anak-anak, user persona adalah anak-anak yang bermain dengan mainan tersebut, sedangkan buyer persona adalah orang tua yang membeli mainan.

  1. Negative Persona

Negative persona adalah representasi dari orang-orang yang bukan target pasar bisnis. Tujuannya untuk mengidentifikasi siapa yang tidak cocok dengan produk atau layanan sehingga bisnis dapat lebih fokus pada audiens yang benar-benar potensial. Misalnya, jika sebuah brand fokus pada produk premium, maka negative persona mungkin adalah konsumen yang mencari produk murah dengan kualitas standar. 

  1. Decision Maker Persona

Decision maker persona adalah representasi dari individu yang memiliki otoritas untuk membuat keputusan pembelian, terutama dalam konteks B2B (business-to-business). 

Decision-maker persona membantu bisnis memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian di tingkat perusahaan atau organisasi. Misalnya, dalam penjualan software CRM, maka decision-maker persona mungkin adalah marketing manager atau CMO. 

  1. Influencer Persona

Influencer persona adalah representasi dari individu yang memiliki pengaruh besar terhadap keputusan pembelian orang lain. Influencer persona membantu bisnis dalam meningkatkan kepercayaan dan minat pelanggan. Misalnya untuk produk skincare, maka influencer persona bisa berasal beauty blogger yang sering direkomendasikan pelanggan.

  1. Loyal Customer Persona 

Loyal customer persona adalah representasi dari pelanggan yang sudah setia pada brand dan sering melakukan pembelian berulang. Tujuannya adalah untuk memahami apa yang membuat pelanggan tetap setia dan bagaimana cara mempertahankan hubungan baik dengan mereka. Misalnya pelanggan loyal mungkin menyukai program reward atau penukaran poin.

Pentingnya Customer Persona untuk Bisnis

Lantas apa yang membuat customer persona menjadi begitu penting untuk bisnis? Berikut ini beberapa fungsi dan manfaat dari membuat dan menetapkan customer persona.

1. Memahami Pelanggan dengan Lebih Baik  

Customer persona memiliki peran yang sangat penting dalam membantu bisnis memahami pelanggan mereka secara lebih mendalam. Dengan customer persona, bisnis dapat memahami apa yang pelanggan inginkan, butuhkan, dan harapkan. Hal ini membantu dalam mengidentifikasi pola perilaku dan preferensi konsumen. 

2. Meningkatkan Efektivitas Pemasaran  

Customer persona dapat membantu bisnis terutama tim pemasaran untuk bisa menyusun pesan pemasaran yang lebih relevan dan personal. Dengan begitu bisnis bisa membuat keputusan yang lebih tepat dan berfokus pada kebutuhan serta referensi dari target audiens. 

3. Mengoptimalkan Produk dan Layanan  

Customer persona dapat membantu dalam proses pengembangan produk atau layanan agar lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Dengan mengetahui siapa pelanggan ideal, bisnis dapat merancang produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, memahami apa yang menjadi masalah/tangangan mereka sehingga dapat memberikan solusi yang benar-benar menjawab masalah tersebut.

4. Meningkatkan Retensi Pelanggan  

Customer persona juga berfungsi untuk meningkatkan retensi pelanggan. Ketika pelanggan merasa bahwa produk atau layanan dirancang khusus untuk mereka, kemungkinan besar mereka akan tetap setia pada brand dalam waktu yang lama.  Hal ini tentunya dapat meningkatkan retensi pelanggan dan baik untuk keberlangsungan bisnis kedepannya.

5. Menghemat Waktu dan Biaya  

Customer persona dapat membantu menghemat waktu dan biaya pemasaran sehingga bisa dialokasikan untuk menarik calon pelanggan yang lebih tepat. Dengan fokus pada calon pelanggan tersebut, bisnis dapat menghindari pemborosan biaya untuk kampanye pemasaran yang tidak relevan atau produk yang tidak diminati oleh audiens. 

4 Cara Menentukan Customer Persona

Agar kamu bisa menentukan customer persona dengan tepat, berikut ini adalah 4 cara yang bisa kamu lakukan untuk membuat customer persona:

1. Lakukan Riset 

Cara pertama untuk menentukan customer persona adalah melakukan survei dan wawancara langsung dengan pelanggan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dan datang yang akurat guna memahami kebutuhan, masalah, dan preferensi para pelanggan. Selain itu kamu juga perlu melakukan riset pasar untuk memahami bagaimana kinerja dan tren industri serta perilaku pelanggan secara umum.

2. Pahami Perilaku Pelanggan 

Cara kedua adalah melakukan analisa data dan informasi untuk memahami bagaimana perilaku pelanggan dan bagaimana mereka beranggapan atau berinteraksi terhadap suatu produk/layanan. Cari tahu apa saja faktor yang mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli atau menggunakan suatu layanan. Lihat bagaimana pendapat mereka terhadap harga, kualitas, brand hingga ulasan mereka terhadap layanan tersebut.

3. Identifikasi Tantangan dan Kebutuhan

Selain mencari tahu bagaimana preferensi dan perilaku pelanggan, kamu juga harus mengidentifikasi apa saja masalah atau tantangan yang mungkin dihadapi pelanggan serta solusi apa yang mereka cari dan harapkan. Posisikan diri sebagai pelanggan untuk mengetahui apa yang membuat mereka merasa frustasi atau apa  yang mereka harapkan dari produk atau layanan.

4. Buat Representasi Visual

Setelah semua data terkumpul dari ketiga cara di atas, segera buat representasi visual dari data tersebut untuk membuat customer persona. Ubah data menjadi format profil pribadi yang mudah dipahami, seperti nama, usia, minat, tempat tinggal dan sebagainya. Agar memudahkan kamu dalam pembuatannya, berikut contoh customer persona yang bisa kamu modifikasi, yaitu:

  • Nama: Andi
  • Usia: 30 tahun
  • Profesi: Marketing Manager 
  • Lokasi: Jakarta
  • Minat: Teknologi, olahraga, dan traveling
  • Tantangan: Kesulitan menemukan alat fitness yang praktis untuk digunakan di rumah.
  • Kebutuhan: Produk fitness yang mudah digunakan dan tidak memakan banyak ruang.

Itulah pembahasan lengkap mengenai apa itu customer persona dan seberapa jauh dampaknya terhadap kemajuan bisnis. Dengan menetapkan customer persona, bisnis kamu dapat meningkatkan efisiensi pemasaran, memperkuat hubungan dengan pelanggan, dan mencapai pertumbuhan yang lebih pesat.

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

Mengenal Apa itu Analisis SWOT, Cara dan Contoh Penerapannya

Pernahkah kamu mendengar istilah analisis SWOT? Bagi kamu yang menjalani suatu usaha atau bisnis, analisis SWOT pasti sudah tidak asing didengar dan bahkan sering digunakan sehari-hari. Analisis SWOT  menjadi  salah satu teknik analisis yang biasa digunakan untuk mengevaluasi kondisi perusahaan. 

Teknik ini dapat membantu untuk mengidentifikasi bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang akan dihadapi suatu bisnis. Dengan mempertimbangkan keempat aspek ini kamu bisa mengevaluasi apakah strategi yang dilakukan sudah efektif atau perlu perbaikan kembali.

Nah pada artikel kali ini akan membahas secara lengkap tentang pengertian analisis SWOT, bagaimana cara melakukannya, serta contoh penerapannya dalam bisnis.

Baca Juga: Panduan dan Cara Menentukan Target Pasar untuk Bisnis yang Efektif

Apa Itu Analisis SWOT?

Analisis SWOT adalah salah satu teknik analisis strategis yang digunakan untuk mengevaluasi empat aspek kritis dalam sebuah bisnis atau proyek. Keempat aspek tersebut yaitu Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats. 

Analisa ini membantu memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana kekuatan dan kelemahan bisnis serta melihat apa yang menjadi peluang dan ancaman bagi bisnis.

Analisis SWOT memiliki peran penting dalam menentukan strategi bisnis yang lebih tepat karena dapat membantu memahami bagaimana posisi bisnis di pasar. Hasil dari analisis SWOT juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun strategi bisnis yang lebih terarah dan efektif. 

Misalnya, bisnis dapat menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang (S&O) atau mengatasi kelemahan untuk menghadapi ancaman (W&T). Dengan demikian, analisis SWOT bisa membantu bisnis untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih terencana.

Secara lebih rinci berikut penjelasan dari masing-masing aspek analisis SWOT, yaitu:

  1. Strengths (Kekuatan):  Segala faktor internal yang menjadi kekuatan atau keunggulan dari bisnis. Kekuatan bisa dari berbagai hal yang bisa membuat bisnis lebih unggul dibandingkan pesaing. Misalnya teknologi yang lebih canggih atau lokasi yang lebih strategis.
  2. Weaknesses (Kelemahan): Segala faktor internal yang dapat menghambat kinerja bisnis atau yang menjadi kelemahannya. Misalnya modal uang kurang atau manajemen yang kurang efektif. 
  3. Opportunities (Peluang): Segala faktor eksternal apa yang bisa  dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis. Biasanya peluang bisa muncul dari perubahan permintaan pasar, perkembangan teknologi, atau kebijakan pemerintah yang mendukung.
  4. Threats (Ancaman): Segala faktor eksternal apa yang berpotensi mengganggu atau menghambat bisnis. Biasanya berasal dari persaingan yang ketat, perubahan regulasi, atau kondisi ekonomi yang tidak stabil. 

Analisis SWOT tidak hanya membantu dalam menyusun rencana yang strategis, tetapi juga membantu dalam pengambilan keputusan sehari-hari, sehingga bisnis dapat tetap kompetitif dan adaptif dalam menghadapi perubahan pasar.

6 Cara dan Tips Melakukan Analisis SWOT

Setelah memahami apa pengertian dari analisis SWOT, kamu bisa langsung mengikuti langkah-langkah berikut ini untuk melakukan analisis SWOT:

  1. Kumpulkan dan Gunakan Data yang Akurat

Sebelum melakukan analisis, kamu perlu mengumpulkan  data dan informasi yang akurat. Data ini akan menjadi pondasi utama dalam melakukan analisis ini karena keputusan yang diambil akan berdasarkan data. 

Pastikan data yang kamu gunakan sudah tepat dan akurat, karena data yang salah dapat mengarah pada strategi yang tidak efektif. Data ini  dapat kamu kumpulkan melalui survei, wawancara, observasi, atau analisis data laporan industri.

Pastikan bahwa data yang digunakan berasal dari sumber yang terpercaya dan diperbarui secara berkala agar analisis dapat mencerminkan kondisi aktual.

  1. Bentuk dan Libatkan Tim

Jangan hanya menyusun analisis seorang diri, tapi bentuk dan libatkan tim dari berbagai pihak. Dengan adanya tim yang beragam, maka kamu akan mendapatkan perspektif yang berbeda-beda, sehingga analisis SWOT menjadi lebih komprehensif. 

Dengan kolaborasi ini kamu juga sekaligus memastikan bahwa tidak ada aspek penting yang terlewatkan. Pastikan kamu membangun komunikasi yang terbuka dan transparan agar setiap anggota tim dapat berkontribusi secara maksimal.

  1. Fokus Pada Faktor SWOT yang Relevan  

Tidak semua kekuatan, kelemahan, peluang, atau ancaman memiliki dampak yang sama terhadap organisasi atau proyek. Oleh karena itu, penting untuk memilah dan menganalisa faktor-faktor yang paling berpengaruh dan memprioritaskannya. 

Misalnya, branding yang kuat atau kurangnya inovasi harus dipertimbangkan secara mendalam apakah faktor-faktor tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja bisnis.

  1. Gunakan Matriks SWOT untuk Menyusun Strategi

Matriks SWOT berfungsi dalam memvisualisasikan hubungan antara faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Matriks ini menjadi alat yang efektif untuk merumuskan strategi yang terstruktur dan lebih terarah.

Dengan matriks ini, kamu dapat mengembangkan beberapa strategi seperti memanfaatkan kekuatan untuk mengambil peluang (SxO), mengatasi kelemahan untuk menghadapi ancaman (WxT), atau kombinasi strategi lainnya.

  1. Buat Skala Prioritas dan Rencana Tindakan

Kamu mungkin telah mendapatkan beberapa strategi yang ingin dijalankan. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua strategi harus dijalankan, kamu perlu menentukan prioritas bisnis berdasarkan dampak dan urgensinya. 

Jika kamu memiliki rencana tindakan, maka rencana terus harus mencakup langkah-langkah yang jelas mulai dari  jadwal pelaksanaan, dan penanggung jawab untuk setiap tugas. 

Dengan memiliki skala prioritas dan rencana tindakan yang jelas, suatu bisnis dapat memastikan apakah strategi yang dirumuskan dapat diimplementasikan secara efektif.

  1. Review dan Evaluasi Secara Berkala

Terakhir, jangan lupa lakukan review dan evaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa strategi yang dijalankan cukup relevan dan efektif. 

Ingat bahwa bisnis cenderung mengalami perubahan yang cepat, sehingga analisis SWOT dan strateginya perlu diperbarui secara berkala. 

Evaluasi ini juga memungkinkan bisa membantu tim dalam mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan atau disesuaikan. Dengan begitu bisnis tetap kompetitif dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Contoh Penerapan Analisis SWOT

Agar memudahkan kamu dalam memahami contoh penerapan analisis SWOT, kamu bisa melihat contoh analisis SWOT berikut ini dari studi kasus brand Indomie:

Contoh Analisis SWOT dalam Bentuk Tabel

AspekDeskripsi

Strengths (Kekuatan)
– Brand awareness yang sangat tinggi di Indonesia dan mancanegara
– Kualitas produk yang konsisten dan harga yang terjangkau
– Jaringan distribusi yang luas dan efisien
– Produk disesuaikan dengan selera lokal di berbagai negara
Weaknesses (Kelemahan)– Ketergantungan pada bahan baku impor seperti gandum
– Biaya produksi rentan naik turun sesuai nilai tukar mata uang
– Citra produk sebagai makanan cepat saji yang kurang sehat

Opportunities (Peluang)
– Ekspansi ke pasar global
– Diversifikasi produk untuk tren gaya hidup sehat (misalnya mi rendah lemak)
– Kolaborasi dengan influencer dan kampanye digital untuk menarik generasi muda
– Mengembangkan varian rasa baru untuk memenuhi preferensi konsumen 
Threats (Ancaman)– Persaingan ketat dari merek lokal dan internasional seperti Mie Sedaap dan Nongshim
– Isu kesehatan berkaitan dengan konsumsi mi instan (kandungan MSG yang tinggi)
– Perubahan regulasi pemerintah terkait keamanan pangan dan label nutrisi

Contoh Analisis SWOT dalam Bentuk Matriks SWOT

Strengths Opportunities
– Brand awareness tinggi
– Kualitas produk konsisten
– Harga terjangkau
– Jaringan distribusi luas
– Ekspansi ke pasar global terutama Afrika dan Asia Tenggara
– Diversifikasi produk untuk tren gaya hidup sehat
– Kolaborasi dengan influencer dan kampanye digital
– Pengembangan varian rasa baru
– Meningkatnya permintaan mi instan di pasar internasional
WeaknessesThreats
– Ketergantungan pada bahan baku impor (gandum)
– Rentan terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang
– Citra produk kurang sehat

– Persaingan ketat dari merek lokal dan internasional
– Isu kesehatan terkait konsumsi mi instan
– Perubahan regulasi pemerintah terkait pangan dan label nutrisi
– Persepsi negatif tentang mi instan sebagai makanan kurang sehat
– Fluktuasi harga bahan baku akibat kondisi ekonomi global

Itulah serangkaian pembahasan mengenai apa itu analisis SWOT. Analisis SWOT adalah salah satu teknik analisis yang sangat berguna untuk mengevaluasi kondisi bisnis dan menyusun strategi pemasaran yang efektif. Dengan begitu bisnis bisa mengambil keputusan yang lebih tepat dan mencapai tujuan dengan lebih cepat.

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

Panduan dan Cara Menentukan Target Pasar untuk Bisnis yang Efektif

Memulai sebuah bisnis membutuhkan banyak persiapan, mulai mempersiapkan modal dan biaya operasional, pengembangan produk hingga proses pemasaran dan penjualan. Namun sebelum melangkah lebih jauh, hal utama yang perlu kamu tentukan adalah siapa target pasar yang kamu tuju.

Menentukan target pasar adalah langkah krusial dalam membangun suatu bisnis. Sebab kamu harus memahami betul siapa yang menjadi calon pelanggan untuk bisnismu. Bisnis bahkan bisa kehilangan arah dan kesulitan mencapai tujuan jika kamu salah dalam menentukan target pasar.

Nah agar kamu bisa menentukan target pasar yang benar, artikel kali ini akan memberikan panduan lengkap tentang cara menentukan target pasar yang efektif, mulai dari pengertian hingga langkah-langkah praktis yang bisa langsung diterapkan. Yuk simak.

Baca Juga: Customer Retention: Arti, Seberapa Pentingnya dan Bagaimana Strateginya

Apa Itu Target Pasar?

Target pasar adalah sekelompok orang yang menjadi fokus bisnis. Mereka adalah orang-orang yang paling mungkin membeli produk atau layanan yang ditawarkan atau yang sering disebut dengan pelanggan potensial. 

Dengan menentukan target pasar, suatu bisnis dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya dengan fokus pada audiens yang benar-benar tertarik dengan produk yang ditawarkan. Misalnya, sebuah skincare menargetkan wanita berusia 20-35 tahun yang biasanya lebih peduli dan aktif dengan perawatan kulit.

Target pasar mungkin seringkali dianggap sama dengan target audiens, padahal keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Target pasar berarti kelompok konsumen yang paling mungkin membeli produk atau layanan, sementara target audiens adalah kelompok yang menjadi sasaran pesan atau konten pemasaran. 

Target pasar biasanya cenderung lebih spesifik terkait dengan preferensi dan kebutuhan pembeli, sementara target audiens bisa lebih luas dan terdiri dari berbagai pihak yang memiliki juga memiliki kemungkinan untuk membeli. 

Contohnya sebuah merek pakaian anak-anak mungkin menargetkan orang tua sebagai target pasar, tetapi menargetkan kakek-nenek sebagai audiens untuk hadiah ulang tahun. 

Lalu seberapa penting target pasar? Di bawah ini beberapa alasan mengapa kamu harus menetapkan target pasar dengan benar, yaitu:

  1. Meningkatkan Efisiensi Pemasaran: Dengan mengetahui target pasar, bisnis bisa membuat strategi pemasaran yang lebih terarah dan efektif. Misalnya, jika target pasar adalah remaja, strategi pemasaran bisa fokus pada platform seperti TikTok atau Instagram.
  2. Mengurangi Biaya Operasional: Fokus pada segmen pasar tertentu dapat mengurangi risiko menghabiskan biaya untuk audiens yang tidak relevan. Iklan digital jadi bisa diarahkan kepada kelompok demografis yang paling potensial.
  3. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan: Produk atau layanan yang dirancang khusus untuk target pasar tertentu biasanya lebih memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan, sehingga mereka cenderung lebih merasa puas dengan layanan yang ditawarkan.
  4. Membangun Loyalitas Pelanggan: Menentukan target pasar dapat membuat bisnis lebih memahami bagaimana karakteristik pelanggan. Pelanggan yang merasa dipahami biasanya lebih mungkin untuk kembali melakukan pembelian dan merekomendasikan bisnis kepada orang lain.  Hal ini tentu baik untuk meningkatkan loyalitas pelanggan.

Cara Menentukan Target Pasar yang Efektif

Nah agar kamu bisa mulai mengetahui bagaimana menentukan target pasar yang benar, berikut ini adalah langkah-langkah praktis yang bisa kamu lakukan untuk menentukan target pasar:

 1. Analisis Produk atau Layanan

Pertama, pahami dengan benar seperti apa produk atau layanan yang bisnismu tawarkan. Cari tahu apa yang menjadi keunggulannya, apa masalah yang bisa diatasi dengan menggunakannya dan siapa yang paling membutuhkan layanannya. Dengan begitu kamu bisa mengetahui nilai keunikan yang membedakan produkmu dengan produk lainnya. 

 2. Identifikasi Demografi

Kedua, cari tahu dan analisa bagaimana karakteristik dari target pasar atau calon pelanggan. Semakin detail karakteristik, maka akan semakin baik untuk mengetahui siapa kelompok yang paling tepat dengan layanan yang kita tawarkan. 

Cari tahu berapa rentang usianya, jenis kelamin hingga lokasinya. Contohnya jika menjual produk skincare untuk remaja, maka target pasar bisa berasal dari perempuan berusia 15-25 tahun yang tinggal di perkotaan.

 3. Pahami Perilaku dan Psikografi

Selain demografi, pelajari juga perilaku dan gaya hidup calon pelanggan, apa yang menjadi minat mereka, bagaimana kebiasaan belanja mereka, siapa yang mereka ikuti atau apa nilai atau keyakinan yang mereka pegang. Contohnya jika kamu menjual produk ramah lingkungan, maka target pasar mungkin dari orang-orang yang peduli dengan isu lingkungan.

 4. Lakukan Riset Pasar

Sebelum menentukan target pasar pastikan untuk melakukan riset pasar lebih dulu untuk mengetahui bagaimana realita di lapangan. Beberapa metode riset yang bisa kamu gunakan yaitu survei, wawancara, atau analisis data untuk mengumpulkan informasi tentang calon pelanggan. 

Kamu juga bisa menggunakan tools seperti Google Analytics, survei online (Google Forms, Typeform) atau media sosial (Instagram Insights, Facebook Audience Insights) untuk mendapatkan data di lapangan.

 5. Analisis Kompetitor

Jangan lupa untuk memeriksa dan menganalisa siapa saja yang menjadi kompetitormu dan pelajari bagaimana cara mereka melayani pelanggan. Cari tahu dan analisa celah atau kekurangan kompetitor yang bisa diisi oleh layanan yang kamu tawarkan. Contohnya jika kompetitor fokus pada produk premium untuk kelas atas, kamu bisa membuat layanan yang menargetkan kelas menengah.

 6. Segmentasi Pasar

Setelah mendapatkan gambaran besar tentang target pasar, selanjutnya kamu perlu membagi kelompok tersebut menjadi kelompok-kelompok kecil berdasarkan kesamaannya. Hal ini agar memudahkan bisnis untuk membuat strategi pemasaran yang lebih spesifik. Contohnya, kamu bisa melakukan segmentasi berdasarkan kategori usia (remaja, dewasa muda, orang tua) atau pekerjaan (mahasiswa, profesional, ibu rumah tangga).

 7. Uji dan Evaluasi

Setelah menentukan target pasar beserta segmentasinya, segera lakukan uji coba dengan melakukan kampanye pemasaran berskala kecil. Lihat bagaimana proses dan hasil kampanye tersebut. Setelah uji coba selesai, kamu bisa menyesuaikan kembali target pemasaran agar lebih tepat. Contohnya, kamu bisa menjalankan iklan Facebook untuk target pasar yang sudah ditentukan dan analisis hasil engagement yang didapatkan.

Contoh Penentuan Target Pasar

Supaya kamu bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang cara menetapkan target pasar, berikut salah satu contoh dari setiap tahap di atas yang bisa kamu sesuaikan dengan kondisi bisnismu:

  1. Analisis Produk: Sepatu olahraga dengan desain modern dan harga terjangkau.
  2. Demografi: Pria dan wanita berusia 18-35 tahun, tinggal di kota besar.
  3. Perilaku dan Psikografi: Aktif di media sosial, menyukai gaya hidup sehat dan sering berolahraga.
  4. Riset Pasar: Hasil dari survei online menunjukkan bahwa 70% responden mencari sepatu olahraga dengan harga di bawah Rp 500.000.
  5. Analisis Kompetitor: Kompetitor fokus pada sepatu premium dengan harga yang lebih mahal, sehingga bisa menjadi peluang untuk menawarkan sepatu ke pasar menengah dengan harga terjangkau.
  6. Segmentasi: Target pasar sebelumnya dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan jenis pekerjaan, yaitu mahasiswa dan profesional muda.
  7. Uji dan Evaluasi: Menjalankan iklan Instagram untuk mahasiswa dan profesional muda dan lihat bagaimana metrik engagement-nya.

Demikian pembahasan tentang bagaimana cara menentukan target pasar yang benar. Dengan memahami siapa yang menjadi target pasar, suatu bisnis bisa membuat strategi pemasaran yang lebih tepat.

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

Customer Retention: Arti, Seberapa Pentingnya dan Bagaimana Strateginya

Sebagai customer pernahkah kamu merasa mendapat perlakuan berbeda dari suatu brand yang sudah kamu beli berkali-kali? Seperti mendapatkan penawaran menarik atau mendapatkan diskon yang besar. Nah itulah salah satu upaya yang dilakukan dalam customer retention.

Dalam dunia bisnis, mendapatkan pelanggan baru memang penting, tetapi mempertahankan pelanggan yang sudah ada juga harus lebih diperhatikan. Pasalnya pelanggan lama sangat penting dalam meningkatkan pendapatan dan penjualan bisnis secara berulang-ulang. 

Artikel ini akan membahas pengertian customer retention, alasan mengapa hal ini penting, serta strategi efektif untuk meningkatkan retensi pelanggan di era digital. Yuk simak lebih lanjut.

Baca Juga: Apa itu Sales Pipeline, Simak Tahapan dan Cara Membangunnya dengan Benar

Pengertian Customer Retention

Customer retention merupakan suatu istilah yang menggambarkan tindakan yang dilakukan sebuah bisnis untuk mempertahankan pelanggannya dalam jangka panjang. Customer retention juga berarti upaya untuk mempertahankan pelanggan agar tetap setia menggunakan produk atau layanan suatu bisnis. 

Mengapa customer retention perlu dilakukan? Tujuannya tidak lain adalah untuk  membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan sehingga mereka terus menggunakan produk atau layanan yang ditawarkan dan tidak beralih ke kompetitor. 

Retensi pelanggan jelas berbeda dengan akuisisi pelanggan. Akuisisi pelanggan fokus pada menarik pelanggan baru, sementara retensi pelanggan berfokus pada menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan yang sudah ada. 

Pelanggan lama memegang peranan penting dalam menjaga keuntungan bisnis karena itu perlu ada upaya khusus untuk mempertahankan mereka. Dengan program retensi yang baik, bisnis dapat mengurangi biaya pemasaran karena tidak perlu terus-menerus mencari pelanggan baru.

Mengapa Customer Retention Penting?

Secara khusus, berikut ini adalah beberapa alasan mengapa customer retention sangat penting bagi bisnis:

1. Mengeluarkan Biaya Pemasaran yang Lebih Rendah

Seperti yang sudah disinggung di atas, biaya untuk mendapatkan pelanggan baru memerlukan biaya lebih mahal daripada mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Jika pemasaran dengan pelanggan baru harus banyak dilakukan di berbagai media terutama iklan, maka dengan pelanggan lama kamu hanya perlu menghubungi mereka kembali lewat kontak atau akun mereka yang sudah tersedia. Dengan fokus pada retensi, bisnis bisa dapat menghemat dan memangkas anggaran pemasaran secara signifikan.

2. Meningkatkan Profit Bisnis

Profit atau keuntungan bisnis biasanya datang dari para pelanggan lama atau pelanggan setia yang cenderung akan melakukan pembelian berulang. Mereka biasanya juga lebih tertarik untuk mencoba produk atau layanan baru yang ditawarkan bisnis. Hal ini tentu secara efektif bisa meningkatkan pendapatan bisnis secara signifikan.

3. Membangun Loyalitas dan Kepercayaan

Loyalitas tentu didapatkan dari pelanggan lama yang puas dengan layanan yang diberikan. Loyalitas pelanggan sangat penting untuk membantu bisnis agar semakin berkembang, dengan loyalitas ini pelanggan lama juga biasanya akan merekomendasikan layanan kepada orang lain. Ingat bahwa word-of-mouth marketing ini sangat efektif dan tidak memerlukan biaya tambahan.

4. Mengurangi Resiko Kehilangan Pelanggan

Di era yang serba tidak terbatas ini, kompetitor bisa muncul kapan saja. Jika kamu tidak bisa membuat strategi retensi yang baik, pelanggan lama bisa lebih tertarik menggunakan layanan dari kompetitor. Hal ini tentu dapat memberikan kerugian bagi bisnis. Sehingga penting untuk menyusun program retensi yang tepat dan menarik agar mengurangi risiko pelanggan setia beralih ke kompetitor.

5. Data Pelanggan yang Lebih Akurat

Pelanggan yang sudah lama menggunakan layanan biasanya lebih mengenal bisnis karena telah mengikuti perkembangan bisnis dari waktu ke waktu. Jika kamu meminta pendapat atau feedback dari mereka, mereka cenderung akan memberikan feedback yang lebih jujur dan membangun. Feedback ini sangat diperlukan sebagai dasar untuk meningkatkan kualitas produk atau layanan.

7 Strategi Customer Retention di Era Digital

Di era digital, pelanggan memiliki banyak pilihan dan akses informasi yang luas. Oleh karena itu, bisnis perlu mengadopsi strategi yang tepat untuk mempertahankan pelanggan. Berikut adalah beberapa strategi customer retention yang efektif:

1. Personalisasi Pengalaman Pelanggan

Sebagai pelanggan kamu pasti senang jika ada bisnis yang memberikan pengalaman pembelian yang lebih personal. Strategi ini bisa secara efektif terbukti dapat membantu meningkatkan retensi pelanggan data pelanggan. Kamu bisa mendapatkan data pelanggan yang ada dan mengolahnya menjadi pesan personalisasi untuk menawarkan rekomendasi produk, diskon khusus, atau konten yang relevan dengan minat mereka. Contohnya, mengirim email dengan nama pelanggan atau menawarkan produk berdasarkan riwayat pembelian.

2. Program Loyalitas

Strategi kedua yang bisa kamu terapkan adalah dengan membuat program loyalitas yang memberikan reward kepada pelanggan setia. Umumnya reward ini berupa poin atau koin yang didapatkan dari setiap pembelian sebelumnya. Poin ini nantinya bisa ditukar dengan diskon atau hadiah yang disediakan oleh bisnis. Dengan begitu ini bisa membuat pelanggan merasa lebih dihargai dan mendorong mereka untuk terus berbelanja.

3. Layani Pelanggan dengan Responsif

Berhubung hampir segala layanan bisa diakses secara digital, maka pelanggan selalu mengharapkan respon yang cepat dari suatu bisnis. Jika kamu bisa melayani pelanggan dengan cepat dan responsif ini bisa membuat mereka senang karena merasa brand memperhatikan tanggapan dan pertanyaan mereka. Pastikan kamu memiliki tim customer service yang selalu siap membantu melalui chat, email, atau media sosial. Jika perlu lami juga bisa menggunakan chatbot untuk memberikan respon instan.

4. Manfaatkan Teknologi CRM

Strategi keempat yang bisa kamu lakukan untuk mempertahankan retensi pelanggan adalah dengan memanfaatkan alat Customer Relationship Management (CRM). CRM adalah alat yang dapat membantu bisnis mengelola interaksi dengan pelanggan. Dengan CRM, bisnis dapat melacak riwayat pelanggan, mengirim pesan otomatis, dan menganalisis data untuk meningkatkan retensi. Dengan begitu kamu bisa memantau dan memastikan bahwa setiap pelanggan lama tetap dilayani dengan benar.

5. Membagikan Konten yang Bermanfaat 

Strategi lain yang juga bisa membantu meningkatkan retensi pelanggan adalah dengan membagikan konten yang bermanfaat bagi pelanggan. Konten edukatif seperti tips, tutorial, atau informasi lainnya biasanya akan menarik perhatian pelanggan untuk melihat kembali layanan yang diberikan suatu bisnis. Konten ini tidak hanya dapat meningkatkan engagement tetapi juga mempertahankan kepercayaan pelanggan lama.

6. Meminta Feedback Secara Rutin 

Cara yang juga bisa kamu lakukan untuk mempertahankan pelanggan lama adalah dengan meminta feedback dari pelanggan secara rutin. Selanjutnya olah dan gunakan masukan tersebut untuk memperbaiki produk atau layanan. Pelanggan akan merasa sangat dihargai ketika melihat saran mereka diimplementasikan. Dengan begitu mereka bisa semakin percaya dengan bisnis dan tetap menggunakan layanan yang ditawarkan. 

7. Aktif Bermain di Media Sosial

Strategi terakhir yang bisa kamu lakukan dan terapkan adalah dengan bermain aktif di media sosial. Media sosial adalah platform yang efektif untuk berinteraksi dan berhubungan langsung dengan pelanggan. Pastikan kamu memanfaatkan  media sosial dengan baik dengan merespon komentar, mengadakan event interaktif seperti live atau kuos, atau sekadar berbagi konten menarik. Dengan begitu para pelanggan dapat merasa bahwa bisnis terus berinovasi dan peduli dengan pelanggan lama yang ada. 

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!