Archive for the ‘Digital Marketing’ Category

Apa itu Sales Funnel dan Perbedaannya dengan Marketing Funnel 

Selain tim pemasaran, tim penjualan merupakan tim yang memegang peranan penting dalam kesuksesan suatu bisnis. Pasalnya kedua tim inilah yang akan bertanggung jawab dalam menjualkan layanan atau produk ke target audiens. 

Dalam praktiknya, selain tim marketing yang memiliki marketing funneling, ada juga istilah sales funneling yang akan membantu tim sales dalam melakukan pendekatan ke calon pelanggan atau pelanggan lama hingga akhirnya mampu meningkatkan penjualan. 

Kedua konsep ini saling berkaitan dan memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Artikel kali ini akan membahas tentang apa itu sales funnel, tahapannya serta perbedaannya dengan marketing funnel. Yuk simak lebih lanjut.

Baca Juga: Mengenal Tugas CRM, Manfaat dan Perbedaanya dengan CS

Apa Itu Sales Funnel?

Sales funnel adalah serangkaian tahap atau proses penjualan mulai dari saat seseorang mengenali bisnis hingga akhirnya menjadi pelanggan. Sales funnel berfungsi sebagai panduan bagi bisnis dan tim sales untuk memahami bagaimana interaksi dan perjalanan pelanggan dengan bisnis. 

Tujuan utama dari sales funnel adalah untuk mengarahkan calon pelanggan melalui tahapan tertentu hingga akhirnya melakukan pembelian. Proses ini dirancang untuk meningkatkan jumlah konversi dengan cara melihat hubungan antara bisnis dan calon pelanggan. 

Dengan memetakan setiap tahap penjualan, bisnis dapat melihat area atau bagian mana yang perlu diperbaiki atau dioptimalkan. Sales funnel juga membantu bisnis untuk memilah-milah audiens dan memberikan pendekatan yang sesuai pada setiap tahapnya. 

Sales funnel sangat berguna untuk membuat strategi penjualan yang lebih efektif sehingga dapat meningkatkan jumlah konversi. Salah satu alasan mengapa sales funnel begitu penting adalah karena tidak semua orang yang mengetahui suatu produk/layanan mereka akan langsung membelinya. Banyak dari mereka yang mungkin masih ragu, belum memiliki cukup informasi, atau bahkan belum siap secara finansial. 

6 Tahapan dalam Sales Funnel

Secara umum, berikut ini merupakan beberapa tahapan dalam sales funnel yang biasanya diterapkan di sebuah bisnis/perusahaan, yaitu:

  1. Prospecting 

Pertama yaitu tahap prospeksi atau mengidentifikasi calon pelanggan potensial yang telah menunjukkan minat pada produk atau layanan Prospecting dilakukan dengan cara mengumpulkan data tentang calon pelanggan, seperti preferensi, perilaku, dan kebutuhan mereka. Tujuan dari proses ini adalah mempersempit audiens yang luas menjadi daftar prospek yang lebih spesifik dan relevan.

  1. Qualification 

Tahap kedua yaitu kualifikasi atau menilai apakah calon pelanggan memiliki kebutuhan, anggaran, dan otoritas untuk membeli produk. Tidak semua prospek cocok untuk menjadi pelanggan. Oleh karena itu, tahap qualification bertujuan untuk menilai apakah calon pelanggan memenuhi kriteria tertentu. Dengan melakukan kualifikasi, tim sales dapat fokus pada prospek yang paling potensial saja sehingga menghindari pembuangan waktu dan sumber daya.

  1. Presentation 

Ketiga yaitu tahap presentasi, pada tahap ini tim sales perlu memberikan informasi lengkap tentang produk atau layanan kepada calon pelanggan mulai dari fitur, manfaat, dan harganya. Presentasi harus dibuat dengan sejelas dan sebaik mungkin dengan menonjolkan manfaat produk, fitur unggulan, serta nilai tambah yang akan mereka dapatkan jika membeli. Fokus utama di tahap ini adalah meyakinkan calon pelanggan bahwa produk/layanan tersebut adalah solusi terbaik untuk masalah mereka.

  1. Handling Objections 

Tahap selanjutnya adalah menangani atau merespon pelanggan baik itu menjawab pertanyaan atau menjelaskan kendala yang dialami calon pelanggan. Selama proses penjualan, calon pelanggan mungkin memiliki keraguan, pertanyaan, atau keberatan terhadap produk, maka kamu wajib menanganinya dengan baik dan maksimal. Tahap ini merupakan kunci untuk membangun kepercayaan dan menghilangkan hambatan menuju pembelian.

  1. Closing 

Closing merupakan salah satu tahap yang paling sering disebutkan dalam dunia sales. Tahap ini tim sales harus mendorong calon pelanggan untuk melakukan pembelian atau menandatangani kontrak. Tahap closing adalah momen penting ketika calon pelanggan akhirnya memutuskan untuk membeli produk atau layanan, sekaligus hasil dari tahapan yang sebelumnya telah dilakukan.

  1. Follow-Up

Tahap terakhir adalah melakukan follow up terkait dengan pembelian yang dilakukan. Proses penjualan tidak berakhir begitu pelanggan melakukan pembelian. Follow up jadi salah satu hal  penting yang tidak boleh dilewatkan untuk memastikan pelanggan puas dengan produk atau layanan serta membangun hubungan jangka panjang. Pelanggan yang puas lebih mungkin untuk melakukan pembelian ulang dan merekomendasikannya kepada orang lain.

Perbedaan Utama Antara Marketing Funnel dan Sales Funnel

Penerapan sales funnel biasanya tidak terlepas dari marketing funnel. Berikut ini beberapa perbedaan mendasar antara keduanya, yaitu:

 1. Fokus Utama

Seperti yang pernah dibahas sebelumnya, funneling memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah marketing funnel dan sales funnel. Marketing funnel berfokus pada membangun kesadaran, minat, dan kepercayaan terhadap brand/bisnis melalui berbagai aktivitas pemasaran dengan tujuan untuk menarik sebanyak mungkin audiens potensial. Sedangkan sales funnel berfokus pada bagaimana mengarahkan calon pelanggan yang sudah menunjukkan minat untuk melakukan pembelian dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah konversi.

 2. Lingkup Kerja

Karena berasal dari dua tim yang berbeda, maka ruang lingkup kedua funnel ini juga berbeda. Untuk marketing funnel lingkup kerjanya biasanya lebih luas karena mencakup tahapan mulai dari awareness hingga conversion dan melibatkan berbagai departemen seperti tim pemasaran, konten, dan media sosial. Sedangkan lingkup kerja sales funnel: cenderung lebih sempit karena hanya fokus pada prospek yang sudah masuk ke tahap evaluasi dan niat untuk membeli. Serta hanya melibatkan tim penjualan yang berinteraksi langsung dengan calon pelanggan.

 3. Alat yang Digunakan

Selain itu alat yang digunakan untuk menjalankan proses tersebut juga berbeda. Marketing funnel sendiri biasanya menggunakan alat bantuan untuk SEO, iklan digital, media sosial, konten blog, dan email marketing untuk menarik audiens. Sementara sales funnel biasanya menggunakan alat seperti CRM (Customer Relationship Management), telepon, email atau presentasi untuk mengarahkan prospek menuju pembelian.

 4. Tujuan Akhir

Terlepas dari fokus dan tujuan utama keduanya yang berbeda, keduanya juga memiliki tujuan akhir yang berbeda. Marketing funnel memiliki tujuan akhir untuk membangun hubungan jangka panjang dengan audiens dan mendorong mereka untuk pembelian di masa depan. Sedangkan sales funnel bertujuan untuk menyelesaikan transaksi dan menghasilkan pendapatan langsung yang bisa menguntungkan bisnis.

 5. Jumlah Audiens

Perbedaan terakhir juga terletak dari seberapa banyak jumlah audiens yang terlibat. Untuk marketing funnel biasanya melibatkan audiens dalam jumlah besar karena mencakup semua orang yang baru pertama kali mengetahui produk. Sementara untuk sales funnel biasanya melibatkan audiens dalam jumlah lebih kecil karena hanya mencakup prospek yang sudah menunjukkan minat untuk membeli.

Marketing funnel dan sales funnel adalah dua konsep yang saling melengkapi dalam dunia bisnis. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama fokus dan lingkup kerja keduanya berbeda. Marketing funnel lebih luas dan bertujuan untuk menarik audiens potensial, sementara sales funnel lebih spesifik dan bertujuan untuk menyelesaikan transaksi.

Ingin bisnis mendapatkan penjualan yang meningkat? Yuk segera konsultasikan bisnismu dengan tim Croloze Agency. Croloze Agency merupakan salah satu agensi digital terpercaya yang bisa kamu manfaatkan untuk memaksimalkan pemasaran di era digital. Yuk segera hubungi Croloze dengan klik tombol berikut ini:

Mengenal Tugas CRM, Manfaat dan Perbedaanya dengan CS

Kini banyak yang yang telah terintegrasi dan terotomatisasi dengan bantuan teknologi. Tidak terkecuali dalam dunia marketing atau pemasaran, menggunakan bantuan teknologi atau aplikasi adalah hal yang tidak terlewatkan. Bahkan perkembangan teknologi inilah yang akhirnya membuka cabang pemasaran baru yaitu digital marketing.

Salah satu strategi digital marketing yang aktif digunakan dan diterapkan berbagai pihak adalah CRM (Customer Relationship Management). Pada pembahasan sebelumnya sudah dibahas mengenai apa itu CRM dan fungsinya. Nah artikel kali ini akan membahas secara tentang apa itu CRM, tugas, manfaat, dan perbedaannya dengan Customer Service.

Baca Juga: Mengenal Aplikasi CRM, Fitur, Contoh dan Tips Memilihnya

Pengertian CRM

CRM atau Customer Relationship Management adalah sistem yang dirancang untuk membantu bisnis mengelola hubungan dengan pelanggan dengan lebih efektif. Sistem ini tidak hanya mengumpulkan sejumlah data atau informasi pelanggan tetapi juga mencakup tahapan interaksi, transaksi, dan strategi pemasaran. 

CRM memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas layanan pelanggan, memperkuat loyalitas, dan mendukung pertumbuhan bisnis. CRM biasanya diimplementasikan dalam sebuah platform berbentuk aplikasi atau software yang dapat diakses oleh berbagai tim terkait seperti tim penjualan, pemasaran, dan layanan pelanggan. 

CRM mengumpulkan semua informasi penting tentang pelanggan yang disimpan dalam satu database agar bisa dengan mudah diakses dan dianalisis oleh setiap tim. Selain itu, CRM juga memungkinkan perusahaan untuk mengotomatisasi beberapa proses bisnis menjadi lebih efektif dan meningkatkan efisiensi operasional karena tim dapat fokus pada tugas-tugas yang lebih strategis.

Tugas Utama CRM

CRM memiliki beberapa tugas utama yang membantu bisnis dalam menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Berikut tugas utama dari CRM:

1. Mengumpulkan dan Mengelola Data Pelanggan

CRM bertugas untuk mengumpulkan data pelanggan dari berbagai sumber, seperti riwayat pembelian, preferensi produk, hingga keluhan yang pernah diajukan. Data ini kemudian disimpan dalam satu platform terpusat untuk kemudian dikelola dan diolah oleh tim CRM sesuai kebutuhan sehingga mudah diakses oleh tim yang membutuhkan.

2. Melacak Interaksi Pelanggan

Setiap interaksi yang dilakukan bisnis dengan pelanggan, baik melalui telepon, email, media sosial, maupun secara langsung harus dicatat dan dikumpulkan oleh tim CRM. Pengumpulan informasi ini digunakan agar bisnis bisa dengan mudah melacak interaksi dengan pelanggan. Hal ini membantu tim untuk memahami kebutuhan pelanggan dengan lebih baik dan memberikan solusi yang tepat.

3. Meningkatkan Efisiensi Penjualan

CRM juga bertugas untuk membantu tim sales agar bisa meningkatkan penjualan dengan menyediakan informasi lengkap tentang daftar prospek dan pelanggan potensial. Terlebih dengan adanya fitur otomatisasi dalam CRM, tim sales akan lebih mudah melakukan follow-up, email, dan pengingat jadwal meeting. Dengan begitu tidak akan ada pelanggan yang terlupakan atau dilewatkan.

4. Merencanakan Strategi Pemasaran

Tugas CRM tidak hanya berhenti sampai pengumpulan data pelanggan, tapi juga perlu melakukan analisis data yang tersedia di aplikasi CRM. Hasil analisa ini dapat berguna untuk membantu tim pemasaran merancang kampanye atau strategi pemasaran yang lebih relevan. Misalnya, promosi dapat dikirimkan kepada pelanggan yang memiliki minat tertentu berdasarkan data historis mereka.

5. Membangun Hubungan Jangka Panjang

Sesuai namanya, tugas CRM adalah untuk menjaga hubungan dengan pelanggan agar tetap berhubungan baik dan untuk jangka waktu yang lama. Karena itu CRM bertugas untuk menciptakan berbagai jenis program yang akan mempererat hubungan bisnis dengan pelanggan. Misalnya dengan membuat program loyalitas, layanan after sales dan menjalin komunikasi yang konsisten.

Perbedaan CRM dengan Customer Service (CS)

CRM dan CS seringkali disamakan karena keduanya sama-sama berfokus pada pelanggan, padahal keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Berikut ini adalah detail perbedaan keduanya yaitu:

PerbedaanCRMCustomer Service (CS)
Fokus UtamaMengelola seluruh hubungan dengan pelanggan mulai dari tahap awal hingga setelah pembelian. Memberikan layanan langsung kepada pelanggan, seperti menangani keluhan, menjawab pertanyaan, atau memberikan solusi atas masalah yang dialami pelanggan.
Lingkup KerjaLingkup kerja CRM lebih luas karena melibatkan berbagai departemen seperti penjualan, pemasaran, dan customer service. Lingkup kerja CS lebih sempit karena fokus pada interaksi langsung dengan pelanggan. CS biasanya dilakukan oleh tim khusus yang bertugas menangani permintaan atau keluhan pelanggan.
Alat yang DigunakanCRM menggunakan aplikasi atau software yang terintegrasi dengan berbagai platform untuk mengelola data pelanggan.CS umumnya menggunakan alat komunikasi seperti telepon, email, live chat, atau media sosial untuk berkomunikasi langsung dengan pelanggan.
Tujuan AkhirMembangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan, meningkatkan loyalitas, dan merencanakan strategi yang tepat berdasarkan data Memastikan pelanggan puas dengan layanan yang diberikan dan menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.

Manfaat CRM bagi Bisnis

Dengan adanya tim atau departemen khusus yang mengelola hubungan pelanggan, bisnis akan mendapatkan banyak manfaat untuk kemajuan bisnis, di antaranya yaitu:

1. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Adanya CRM dapat membantu bisnis untuk memantau sejauh mana respon pelanggan terhadap layanan yang diberikan. Dari sini bisnis dapat memperbaiki layanan yang masih kurang dan meningkatkannya menjadi lebih personal. Dengan begitu ini bisa meningkatkan kepuasan pelanggan dan memperkuat loyalitas mereka dengan layanan.

2. Meningkatkan Efisiensi Operasional

CRM sangat berpengaruh dalam membantu meningkatkan operasional tim karena memiliki sistem yang akan mengotomatiskan berbagai tugas administrasi rutin yang biasanya menghabiskan waktu yang lama. Hal ini tentunya akan membantu untuk menghemat waktu dan biaya operasional sehingga tim bisa fokus mengerjakan hal lain yang lebih penting.

3. Mendukung Pengambilan Keputusan

Data yang dikelola dalam CRM dapat membantu memberikan wawasan yang tepat tentang perilaku pelanggan dan memantau performa bisnis. Data ini sangat berguna tidak hanya untuk tim pemasaran namun juga untuk seluruh tim agar bisa mengambil keputusan yang lebih tepat dan merancang strategi yang lebih efektif.

4. Memperkuat Kolaborasi Antar Tim

CRM memiliki dashboard yang menjadi pusat informasi dan dapat diakses oleh berbagai departemen dalam waktu yang bersamaan. Sehingga jika suatu tim membutuhkan data maka tidak perlu lagi memindahkan atau menyesuaikannya lebih dulu. Dengan begitu, kolaborasi antar tim menjadi lebih lancar karena semua orang memiliki akses ke data yang sama. 

5. Meningkatkan Penjualan

CRM umumnya menyediakan berbagai fitur menarik untuk mengolah data pelanggan, salah satunya adalah melihat pelacakan prospek dan otomatisasi proses penjualan. Dengan begitu CRM dapat membantu tim penjualan untuk menindaklanjuti calon pelanggan potensial dan bisa meningkatkan jumlah konversi atau penjualan.

CRM adalah sistem yang sangat penting dalam mengelola hubungan dengan pelanggan dan mendukung pertumbuhan bisnis. CRM memiliki lingkup kerja yang cukup luas dan mencakup berbagai aspek mulai dari pengelolaan data, otomatisasi hingga penyusunan strategi pemasaran.

Ingin mulai implementasi CRM atau digital marketing lainnya? Yuk segera konsultasikan bisnismu dengan tim agensi digital. Salah satu agensi digital terpercaya adalah Croloze Agency. 

Croloze Agency memiliki tim profesional yang telah berpengalaman dalam bidang digital marketing di banyak perusahaan berbeda. Yuk segera maksimalkan strategi pemasaran digital dengan hubungi Croloze di tombol berikut:

Mengenal Aplikasi CRM, Fitur, Contoh dan Tips Memilihnya

Tim pemasaran merupakan salah satu tim yang memegang peranan penting dalam suatu perusahaan. Pasalnya merekalah yang bertugas untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk/layanan perusahaan. Bahkan mereka juga bertugas dalam membangun dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan.

Salah satu teknologi yang biasa digunakan tim pemasaran dalam mengelola hubungan pelanggan adalah software atau aplikasi CRM (Customer Relationship Management).

Pada beberapa artikel sebelumnya sudah diketahui beberapa penjelasan tentang apa itu CRM, fungsi, manfaat dan strateginya. Untuk artikel kali ini kamu akan mempelajari tentang apa itu aplikasi CRM, cara kerjanya dan rekomendasi aplikasi CRM dari Indonesia. Yuk simak pembahasannya lebih lanjut disini.

Baca Juga: Mengenal Marketing Funneling, Tahapan, Jenis Serta Cara Mengoptimasinya

Arti Aplikasi CRM

Sebagaimana penjelasan pada artikel sebelumnya, CRM atau Customer Relationship Management adalah sebuah sistem yang dirancang untuk membantu bisnis mengelola hubungan dengan pelanggan secara lebih efektif. Sistem ini kemudian dibentuk dalam sebuah software atau perangkat lunak berbasis website atau aplikasi.

Aplikasi CRM berfungsi sebagai alat yang mengintegrasikan data pelanggan, interaksi, dan transaksi di dalam satu platform. Dengan demikian, perusahaan pengguna dapat melacak aktivitas pelanggan mereka, menyimpan data dan informasi, serta merencanakan strategi pemasaran untuk kedepannya.

Tujuan utama dari aplikasi CRM adalah meningkatkan kualitas layanan pelanggan serta memperkuat hubungan antara bisnis dan pelanggan. Sistem ini tidak hanya digunakan oleh tim penjualan dan customer seru tetapi juga oleh tim pemasaran dan bahkan operasional.

10 Fitur Utama dalam Aplikasi CRM

Setiap aplikasi CRM umumnya dilengkapi dengan fitur-fitur dasar yang mendukung operasional bisnis. Beberapa fitur utama tersebut antara lain:

  1. Data dan Informasi Pelanggan: Fitur yang menyimpan dan mengelola data kontak pelanggan, termasuk riwayat interaksi, preferensi, dan transaksi.
  2. Manajemen Prospek: Fitur untuk melacak prospek dari tahap awal hingga konversi, termasuk kualifikasi lead dan pipeline penjualan.
  3. Workflow Penjualan: Fitur yang menampilkan alur kerja penjualan dan opsi untuk mengotomatiskan beberapa tugas seperti pengiriman email follow-up, pengingat tugas, dan notifikasi penting.
  4. Dashboard Analitik dan Laporan: Fitur yang menampilkan data real-time dalam bentuk grafik atau tabel serta menyediakan laporan kustom untuk evaluasi kinerja bisnis.
  5. Manajemen Hubungan Pelanggan: Fitur yang mencatat semua interaksi dengan pelanggan, menangani keluhan, dan memberikan dukungan layanan pelanggan.
  6. Omnichannel Communication: Fitur yang mengintegrasikan berbagai saluran komunikasi seperti email, telepon, live chat, media sosial, dan WhatsApp dalam satu platform.
  7. Pemasaran Digital: Fitur yang mendukung kampanye pemasaran melalui email marketing, social media integration, dan analisis performa kampanye.
  8. Integrasi: Fitur yang Menghubungkan CRM dengan platform lain seperti e-commerce, ERP, akuntansi, atau alat produktivitas seperti Google Workspace dan Microsoft Office.
  9. Manajemen Tim: Fitur kolaborasi tim melalui shared calendar, alokasi tugas, dan notifikasi untuk meningkatkan efisiensi kerja.
  10. Customization: Fitur untuk menyesuaikan aplikasi sesuai kebutuhan, seperti menambahkan field data, membuat template, atau menambah modul tambahan.

6 Tips Memilih Aplikasi CRM untuk Bisnis

Memilih aplikasi CRM yang tepat sangat penting agar bisnis bisa berjalan lebih efisien dan terorganisir. Berikut ini adalah 6 tips dalam menentukan aplikasi CRM mana yang tepat untuk bisnis:

1. Cari Tahu Kebutuhan Bisnis

Sebelum menggunakan aplikasi CRM, pastikan kamu mencari tahu dulu apa yang menjadi kebutuhan bisnis saat ini. Hal ini digunakan agar kamu bisa memilih aplikasi dengan fitur yang bisa relevan dengan kebutuhan bisnis. Misalnya, jika fokus utama bisnismu adalah layanan pelanggan, maka carilah CRM yang menyediakan fitur omni channel communication.

2. Perhatikan Kemudahan Penggunaan

Kedua, jangan lupa pertimbangkan bagaimana penggunaan aplikasi CRM yang akan dipilih. Pastikan kamu memilih aplikasi yang mudah dipahami dan digunakan oleh seluruh anggota tim. Lihat apakah desain UI dan UX aplikasi tersebut cukup responsif agar bisa mempercepat proses adaptasi dan mengurangi waktu pelatihan.

3. Pertimbangkan Skalabilitas

Pilih aplikasi CRM yang bisa memiliki fleksibilitas dan skalabilitas. Jika kamu memiliki rencana untuk berkembang di masa depan, pastikan aplikasi tersebut dapat menangani peningkatan jumlah data dan pengguna yang signifikan sehingga kamu tidak perlu berpindah dan mengganti aplikasi lebih dulu. 

4. Cek Fitur Integrasi

Pertimbangan keempat jangan lupa untuk memastikan bahwa  aplikasi CRM dapat diintegrasikan dengan platform lain yang sudah tim dan bisnis gunakan sebelumnya, seperti email, e-commerce atau media sosial. Dengan adanya fitur integrasi yang baik ini maka otomatis akan membuat alur kerja menjadi lebih lancar.

5. Evaluasi Biaya Langganan

Kelima, jangan lupa untuk memperhatikan dan mengevaluasi biaya langganan aplikasi CRM dengan anggaran bisnis. Beberapa aplikasi CRM biasanya menawarkan versi gratis atau uji coba lebih dulu yang bisa kamu manfaatkan untuk melihat kinerja aplikasi. Jangan lupa untuk memastikan besaran biaya tambahan seperti lisensi, upgrade, atau dukungan teknis.

6. Pastikan Dukungan Teknis yang Baik

Terakhir, jangan lupa untuk memilih penyedia CRM yang menyediakan dukungan pelanggan layanan yang cepat tanggap. Hal ini tentu sangat diperlukan jika suatu saat tim mengalami kendala teknis atau membutuhkan bantuan dalam menggunakan aplikasi.

5 Contoh dan Rekomendasi Aplikasi CRM

Butuh rekomendasi aplikasi CRM dari Indonesia? Berikut ini adalah beberapa contoh dan rekomendasi aplikasi CRM yang bisa kamu coba gunakan yaitu:

1. Qontak

Qontak adalah salah satu aplikasi CRM terkemuka di Indonesia yang merupakan bagian dari Mekari Group. Aplikasi ini menawarkan fitur CRM yang lengkap seperti manajemen prospek, otomatisasi penjualan, dan integrasi dengan WhatsApp Business. Qontak sangat cocok digunakan untuk bisnis yang ingin meningkatkan efisiensi penjualan dan layanan pelanggan. Selain itu, aplikasi ini juga mendukung omnichannel communication, sehingga bisnis dapat berinteraksi dengan pelanggan melalui berbagai kanal secara bersamaan.

2. Barantum

Barantum adalah salah satu software CRM yang dirancang untuk membantu bisnis dalam mengelola hubungan pelanggan secara efektif. Aplikasi ini menawarkan fitur seperti manajemen prospek, pipeline penjualan, dan data analitik pelanggan. Salah satu keunggulan Barantum adalah integrasinya dengan WhatsApp Business API, yang memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi langsung dengan pelanggan melalui platform tersebut. Selain itu, Barantum juga memiliki fitur otomatisasi tugas yang dapat membantu tim penjualan bekerja lebih efisien.

3. HashMicro

HashMicro merupakan perusahaan yang menyediakan layanan software ERP dan CRM untuk berbagai jenis perusahaan. Aplikasi ini menyediakan fitur CRM yang cukup lengkap, mulai dari manajemen pelanggan, otomatisasi pemasaran, dan pelaporan analitik. HashMicro juga mendukung integrasi dengan berbagai sistem lain seperti akuntansi, inventaris, dan HRM. HashMicro cocok digunakan untuk bisnis yang ingin mengintegrasikan seluruh operasional mereka dalam satu platform.

4. Odoo

Odoo adalah sebuah aplikasi bisnis open-source yang mencakup berbagai kebutuhan bisnis, termasuk  CRM. CRM Odoo mencakup beberapa fitur seperti manajemen lead, pipeline penjualan, dan pelacakan aktivitas pelanggan. Odoo juga menawarkan integrasi dengan platform lain seperti e-commerce, inventaris, dan akuntansi. Dengan biaya yang relatif terjangkau dan fleksibilitas yang tinggi, Odoo bisa menjadi pilihan bagi bisnis yang ingin membangun sistem CRM sesuai kebutuhan.

5. Zoho 

Zoho CRM adalah salah satu aplikasi CRM global yang telah digunakan oleh banyak perusahaan di Indonesia. Aplikasi ini menawarkan fitur-fitur canggih seperti otomatisasi penjualan, manajemen lead, hingga AI analitik. Zoho CRM juga mendukung integrasi dengan berbagai aplikasi pihak ketiga seperti Google Workspace, Microsoft Office, dan platform pemasaran digital lainnya. Zoho CRM cocok digunakan untuk berbagai jenis bisnis, mulai dari start-up hingga perusahaan besar.

Aplikasi CRM adalah alat yang sangat penting dalam mengelola hubungan pelanggan dan meningkatkan efisiensi operasional bisnis. Aplikasi CRM dapat membantu bisnis mencapai tujuan bisnis dengan lebih cepat. Pastikan kamu memilih aplikasi CRM yang tepat dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemudahan penggunaannya.

Ingin tahu strategi marketing lainnya untuk meningkatkan hubungan dengan pelanggan? Yuk segera konsultasikan masalah dan kendala bisnismu dengan Agensi Croloze

Croloze merupakan agensi digital marketing terpercaya yang terdiri oleh para profesional di bidang marketing. Croloze siap membantu bisnis kamu semakin berkembang di era digital. Yuk segera hubungi kami untuk berkonsultasi dengan klik tombol di bawah ini:

Mengenal Marketing Funneling, Tahapan, Jenis Serta Cara Mengoptimasinya

Dalam dunia marketing, ada banyak istilah yang digunakan untuk mengartikan suatu proses atau aktivitas pemasaran. Salah satu istilah yang tidak luput dalam departemen marketing atau pemasaran adalah funneling. 

Funneling berarti sebuah model atau tahapan yang menggambarkan perjalanan calon pelanggan mulai dari pertama kali mengetahui suatu brand hingga akhirnya menjadi pelanggan. 

Pada artikel kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai apa itu marketing funneling, tahapannya, serta tips dan cara untuk mengoptimalkannya.

Apa Itu Marketing Funneling?

Marketing funneling berarti sebuah corong pemasaran atau sebuah proses yang dilalui calon pelanggan saat berinteraksi dengan suatu brand hingga akhirnya menjadi pelanggan bisnis. Proses ini digambarkan sebagai corong (funnel) yang akan mengerucutkan pelanggan dari satu tahap ke tahap lain.

Istilah funnel atau corong ini digunakan karena mengilustrasikan bahwa sejumlah orang yang masuk ke tahap awal biasanya lebih besar dibandingkan dengan jumlah orang yang mencapai tahap akhir untuk melakukan pembelian atau konversi.

Tujuan utama marketing funneling adalah untuk melihat berapa banyak calon pelanggan yang ada di dalam setiap tahap. Marketing funnel dapat menjadi panduan tim pemasaran dalam melakukan pendekatan sesuai dengan tahap yang dilewati calon pelanggan.  

Dengan menggunakan marketing funneling, bisnis dapat merancang strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan konversi. Selain itu, tim pemasaran juga dapat melihat dan  mengidentifikasi tahap mana yang membutuhkan perbaikan. Marketing funnel tidak hanya berfokus untuk mendorong tingkat penjualan layanan tetapi juga berupaya untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

Baca Juga: Apa itu Affiliate Marketing? Ini Perbedaannya dengan Referral 

4 Tahap Marketing Funneling

Marketing funneling umumnya terdiri dari empat tahapan utama yang disingkat dengan AIDA yaitu Awareness (Kesadaran), Interest (Minat), Decision (Keputusan), dan Action (Tindakan). Berikut penjelasan dari masing-masing tahap:

 1. Awareness (Kesadaran)

Pada tahap ini, calon pelanggan baru pertama kali mengetahui tentang brand, produk, atau layanan bisnis. Mereka bisa datang dari berbagai channel pemasaran yang berbeda-beda baik itu dari iklan, website atau media sosial. Fokus utama pada tahap ini adalah untuk menarik perhatian audiens sebanyak mungkin dengan berbagai strategi awareness yang beragam seperti menjalankan iklan, menerapkan praktik SEO dan membuat konten-konten yang menarik di media sosial dan website. 

 2. Interest (Minat)

Tahap kedua dari marketing funneling adalah sekumpulan calon pelanggan yang telah mengetahui tentang brand dan mulai menunjukkan minat dengan mencari informasi lebih lanjut. Pada tahap ini, brand perlu secara aktif banyak membagikan konten yang relevan dan informatif dengan berbagai variasi untuk membantu mereka memahami nilai produk atau layanan. Jangan lupa untuk memanfaatkan email marketing untuk mengirimkan informasi tambahan kepada calon pelanggan. 

 3. Decision (Keputusan)

Di tahap ini, calon pelanggan sudah memiliki cukup informasi dan sedang mempertimbangkan apakah akan membeli produk atau menggunakan layanan. Strategi yang perlu dikembangkan pada tahap ini adalah dengan aktif menampilkan testimoni pelanggan, ulasan produk, atau promosi khusus seperti diskon atau free trial agar bisa mendorong pelanggan untuk mengambil keputusan yang diinginkan. 

 4. Action (Tindakan)

Tahap terakhir atau tahap yang paling ujung dari funnel marketing adalah ketika calon pelanggan mengambil tindakan yang diinginkan, baik itu membeli produk, berlangganan layanan, atau mengisi formulir. Pada tahap ini penting untuk memastikan bahwa proses yang dilewati dengan mudah dan lancar agar tidak ada hambatan yang menyebabkan calon pelanggan mengurungkan niatnya. Pastikan website memiliki desain responsif dan proses checkout yang mudah. Kirimkan email konfirmasi setelah pelanggan melakukan tindakan yang diinginkan untuk meningkatkan kepuasan mereka terhadap layanan yang diberikan.

Jenis-Jenis Funneling dalam Bisnis

Dalam dunia bisnis, ada banyak jenis funneling yang juga digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait dengan pekerjaan dari masing-masing tim. Berikut ini ada beberapa jenis funneling lain yang juga sering digunakan bersamaan dengan funneling marketing, yaitu:

  1. Sales Funnel: serangkaian proses penjualan yang menggambarkan perjalanan pelanggan sampai akhirnya melakukan pembelian.
  2. Lead Funnel: serangkaian tahap untuk mengumpulkan data calon pelanggan yang akan digunakan untuk menjalankan strategi  pemasaran atau penjualan.
  3. Content Funnel: serangkaian proses yang berfokus untuk membuat konten yang relevan dan berkualitas agar bisa menarik minat audiens. 
  4. Retention funnel: serangkaian proses yang berfokus pada tahap atau upaya yang dilakukan untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada. 

7 Cara & Tips Mengoptimasi Marketing Funneling

Untuk memaksimalkan hasil dari marketing funnel, ada beberapa strategi dan tips yang bisa kamu lakukan yaitu:

1. Kenali Audiens dengan Baik

Sebelum memulai kampanye pemasaran, penting untuk memahami siapa target audiens kamu. Lakukan riset mendalam tentang kebutuhan, keinginan, dan perilaku mereka. Dengan memahami audiens secara mendetail, kamu bisa menyusun pesan yang lebih relevan dan menarik. Misalnya, jika targetmu adalah ibu rumah tangga, fokuslah pada solusi praktis yang bisa membantu kegiatan sehari-hari mereka.

2. Buat Konten yang Sesuai di Setiap Tahap

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, marketing funnel terdiri dari beberapa tahap, di setiap tahap ini kamu perlu membuat jenis konten yang berbeda-beda karena tujuan yang ingin didapatkan juga berbeda. Misalnya untuk tahap Awareness kamu bisa membuat konten informatif untuk menarik perhatian calon pelanggan. Serta pada tahap Decision kamu bisa membuat konten khusus promo untuk mendorong mereka melakukan pembelian.

3. Gunakan Media Sosial Secara Efektif

Media sosial adalah alat yang sangat kuat untuk membangun hubungan dengan audiens. Kamu bisa menggunakan platform seperti Instagram, TikTok, atau Facebook untuk menjangkau audiens lebih luas. Pastikan konten yang kamu bagikan sesuai dengan minat audiens dan selalu responsif terhadap komentar atau pesan mereka. Interaksi yang baik akan membuat calon pelanggan merasa lebih dekat dengan brand.

4. Buat Email Marketing yang Personal

Email marketing masih menjadi salah satu cara paling efektif untuk menjaga hubungan dengan pelanggan. Kirimkan email yang telah dipersonalisasi berdasarkan minat atau perilaku pengguna. Misalnya, jika seseorang sering melihat produk tertentu di website-mu, kamu bisa mengirimkan email rekomendasi produk serupa atau diskon khusus untuk produk tersebut.

5. Optimalkan Landing Page

Landing page adalah halaman pertama yang dilihat calon pelanggan saat mereka mengklik iklan atau tautan. Pastikan landing page-mu memiliki desain yang menarik, loading cepat, dan informasi yang jelas. Jangan lupa untuk menambahkan Call-to-Action (CTA) yang mudah ditemukan, seperti tombol “Beli Sekarang” atau “Daftar Gratis”.

6. Analisis Data Secara Berkala

Keenam, jangan lupa untuk memantau dan menganalisis setiap upaya pemasaran yang telah kamu jalankan. Gunakan alat analitik seperti Google Analytics untuk melihat berapa banyak orang yang mengunjungi website, dari mana mereka berasal, dan seberapa efektif marketing funnel dalam mengarahkan mereka ke tahap pembelian. Dengan menganalisis data, kamu bisa mengetahui apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki.

7. Bangun Hubungan Jangka Panjang dengan Pelanggan

Jangan hanya fokus pada pembelian pertama saja, cobalah untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Berikan layanan after sales yang memuaskan seperti program loyalitas atau konten eksklusif untuk pelanggan setia. Semakin kuat hubunganmu dengan pelanggan, semakin besar kemungkinan mereka untuk kembali membeli atau merekomendasikan produkmu kepada orang lain.

Marketing funneling sangat penting dimiliki suatu bisnis untuk bisa memantau perjalanan pelanggan sampai tahap pembelian dengan efektif. Dengan begitu, suatu bisnis dapat meningkatkan strategi yang lebih efektif untuk mendapatkan tingkat konversi yang lebih tinggi.

Sedang kesulitan merancang atau mengoptimalkan strategi marketing funnel? Jangan lupa untuk pertimbangkan bekerja sama dengan agensi digital marketing. Croloze Agency hadir sebagai agensi digital terpercaya yang siapa membantu bisnis menciptakan strategi marketing yang optimal. 

Tertarik untuk bekerja sama dengan kami? Yuk segera hubungi Croloze Agency dengan klik tombol di bawah ini!

Apa itu Affiliate Marketing? Ini Perbedaannya dengan Referral 

Hampir di setiap konten di media sosial manapun kini ramai dengan konten affiliate. Biasanya mereka mengajak audiens untuk mengunjungi profil mereka agar bisa mengklik produk/layanan hingga pada akhirnya membelinya. Dari setiap penjualan inilah akhirnya para afiliasi mendapatkan keuntungan.

Bagi bisnis, affiliate marketing adalah salah satu strategi pemasaran digital yang memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan komisi dengan mempromosikan produk atau layanan bisnis. 

Meskipun sering disamakan dengan referral, affiliate marketing memiliki karakteristik dan mekanisme yang berbeda. Artikel kali ini akan membahas secara menyeluruh tentang affiliate marketing, perbedaannya dengan referral, cara menerapkannya, serta keuntungan dan kelebihannya.

Baca Juga: Apa itu CRM? Ketahui Fungsi dan Strategi Implementasi CRM dalam Bisnis

Apa Itu Affiliate Marketing?

Affiliate marketing adalah salah satu bentuk strategi pemasaran dimana seseorang (afiliasi) mempromosikan produk atau layanan milik perusahaan lain dan mendapatkan komisi setiap kali terjadi penjualan atau tindakan tertentu melalui link afiliasi mereka. 

Link afiliasi adalah URL unik yang mengidentifikasi afiliasi sebagai sumber referensi yang akan digunakan untuk melacak dari mana kunjungan atau pembelian berasal. Setiap kali pengguna mengklik link tersebut dan melakukan pembelian, afiliasi akan mendapatkan komisi dari transaksi tersebut. 

Contoh sederhana affiliate marketing adalah ketika seorang blogger menulis ulasan tentang produk tertentu dan menyertakan link afiliasi dalam artikelnya. Jika pembaca membeli produk melalui link tersebut, maka blogger akan mendapatkan komisi.

Affiliate marketing adalah model bisnis yang saling menguntungkan banyak pihak. Perusahaan mendapatkan penjualan baru tanpa harus mengeluarkan biaya besar, sementara afiliasi mendapatkan penghasilan tambahan dengan cara yang fleksibel. Pelanggan pun mendapatkan rekomendasi produk dari orang-orang terpercaya.

Selain itu, program affiliate marketing juga dapat diterapkan dalam skala kecil maupun besar. Seorang afiliasi bisa mempromosikan satu atau ratusan produk sekaligus, begitu juga dengan perusahaan bisa bekerja sama dengan puluhan hingga ribuan afiliasi untuk meningkatkan penjualan secara signifikan.

Perbedaan Affiliate Marketing dengan Referral

Affiliate marketing seringkali dianggap sama dengan program referral. Meskipun keduanya melibatkan rekomendasi produk atau layanan, ada beberapa perbedaan mendasar antara affiliate marketing dan referral, yaitu

AspekAffiliate MarketingReferral
Tujuan UtamaMenghasilkan penjualan atau tindakan tertentu melalui link afiliasiMerekomendasikan produk atau layanan kepada teman atau keluarga tanpa fokus pada komisi
Struktur KomisiKomisi berdasarkan penjualan atau tindakan yang dilakukan oleh pengguna melalui link afiliasiTidak ada komisi tetap namun akan mendapatkan reward seperti diskon atau voucher
Skala OperasiBersifat lebih formal dan sering kali melibatkan program afiliasi resmi dari perusahaanLebih informal dan biasanya terjadi secara organik antara individu
Target AudiensMenargetkan audiens yang lebih luas yang bahkan tidak memiliki hubungan langsung dengan afiliasiMenargetkan orang-orang yang sudah dikenal oleh pemberi referral

5 Manfaat Affiliate Marketing bagi Bisnis

Program affiliate mungkin terlihat hanya menguntungkan bagi para afiliasi karena memberikan mereka pendapatan tambahan yang cukup menjanjikan. Namun jangan salah, perusahaan atau bisnis juga mendapatkan keuntungan atau manfaat dari program ini, di antaranya yaitu:

1. Meningkatkan Brand Awareness

Affiliate marketing membantu meningkatkan (brand awareness) secara organik karena afiliasi mempromosikan produk kepada audiens yang lebih luas. Semakin banyak afiliasi yang mempromosikan produk, semakin sering calon pelanggan melihat brand tersebut di berbagai platform. Ini akan membuat nama perusahaan semakin dikenal tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk branding.

2. Mengurangi Biaya Pemasaran

Dengan affiliate marketing, perusahaan hanya membayar komisi kepada afiliasi jika ada penjualan atau konversi yang berhasil dilakukan. Ini berarti biaya pemasaran yang dikeluarkan lebih rendah dan efisien dibandingkan dengan metode pemasaran lain seperti iklan digital maupun non digital, di mana uang yang dikeluarkan lebih besar meskipun tidak ada hasil yang pasti.

3. Memperluas Jangkauan Pasar

Dengan bantuan afiliasi yang tersebar di berbagai platform, bisnis dapat menjangkau audiens yang lebih luas tanpa harus melakukan kampanye pemasaran besar-besaran. Afiliasi biasanya memiliki pengikut setia yang besar di media sosial sehingga produk bisa menjangkau kepada orang-orang yang sebelumnya belum pernah mendengarnya.

4. Memberikan Data dan Insight Penting

Melalui program affiliate, perusahaan bisa mendapatkan data penting tentang perilaku konsumen, produk mana yang paling diminati, platform mana yang paling efektif, atau jenis konten apa yang paling menarik bagi audiens. Informasi ini sangat berguna untuk mengoptimalkan strategi pemasaran sekaligus meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan.

5. Mempercepat Pertumbuhan Bisnis

Program affiliate memungkinkan bisnis untuk berkembang lebih cepat dibandingkan jika hanya mengandalkan tim internal. Dengan bantuan banyak afiliasi yang bekerja secara paralel, promosi produk bisa dilakukan secara masif dalam waktu singkat. Hal ini sangat membantu terutama bagi bisnis baru yang ingin membangun reputasi dan basis pelanggan dengan cepat.

Cara dan Strategi Menerapkan Program Affiliate Marketing

Untuk memulai affiliate marketing, ada beberapa langkah atau cara yang perlu bisnis lakukan, di antaranya yaitu:

  1. Pilih Produk/Layanan yang Ingin Dipromosikan

Tidak semua produk cocok untuk dipasarkan melalui affiliate marketing. Pilihlah produk atau layanan yang memiliki nilai jual tinggi, mudah dipahami oleh calon pelanggan, dan memiliki margin keuntungan yang cukup untuk membayar komisi kepada afiliasi. 

  1. Tentukan Sistem Komisi untuk Afiliasi

Salah satu kunci sukses affiliate marketing adalah memberikan insentif yang menarik bagi afiliasi. Tentukan sistem komisi yang adil dan menguntungkan, misalnya berupa persentase keuntungan dari hasil penjualan, komisi tetap per penjualan, atau bonus tambahan jika target tertentu tercapai. Semakin menarik komisinya, semakin banyak afiliasi yang akan bergabung dalam program.

  1. Sediakan Materi Promosi 

Afiliasi membutuhkan materi promosi yang lengkap dan berkualitas untuk membantu mereka menjual produk yang dimiliki bisnis. Kamu bisa menyediakan banner, gambar produk, copywriting, video, atau panduan lainnya yang bisa mereka gunakan. Semakin mudah materi ini diakses dan digunakan, semakin besar kemungkinan mereka berhasil mempromosikan produk tersebut.

  1. Rekrut Afiliasi yang Tepat

Tidak semua afiliasi cocok untuk setiap jenis bisnis. Cari afiliasi yang memiliki audiens yang sesuai dengan target pasar bisnis. Misalnya, jika produk tersebut adalah alat olahraga, maka carilah afiliasi yang aktif di niche fitness atau gaya hidup sehat. Selain itu, pastikan mereka memiliki reputasi baik dan mampu memberikan hasil nyata.

  1. Pantau dan Evaluasi Kinerja Program

Setelah program affiliate berjalan, jangan lupa untuk terus memantau dan mengevaluasi kinerja afiliasi serta keseluruhan program. Analisa data seperti jumlah klik, konversi, dan pendapatan untuk menilai apakah program berjalan sesuai harapan. Jika ada masalah, segera lakukan penyesuaian, misalnya dengan meningkatkan komisi, memperbaiki materi promosi, atau memberikan pelatihan tambahan kepada afiliasi.

  1. Promosikan Program Affiliate

Jangan hanya bergantung pada afiliasi untuk memasarkan produk, tetapi promosikan juga program affiliate itu sendiri. Buat halaman khusus di website atau media sosial yang menjelaskan detail program affiliate, manfaat, komisi, dan cara bergabung. Bagikan informasi ini melalui media sosial, email marketing, atau iklan online agar lebih banyak orang tertarik untuk menjadi afiliasi.

Affiliate marketing kini jadi salah satu strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan penjualan dan brand awareness tanpa memerlukan investasi yang besar. Affiliate tidak hanya menguntungkan para afiliasi tapi juga bisa menguntungkan perusahaan dalam waktu yang cukup singkat.

Masih kesulitan dalam merancang atau menjalankan strategi affiliate atau digital marketing lainnya? Ini saatnya kamu bekerja sama dengan agensi digital profesional. Croloze Agency merupakan salah satu agensi digital marketing terpercaya yang hadir untuk  membantu bisnis menciptakan strategi digital marketing yang optimal. 

Didukung dengan tim ahli yang berpengalaman di bidang pemasaran digital, Croloze Agency siap membawa bisnismu semakin dikenal di era digital. Hubungi Croloze Agency sekarang untuk konsultasi lebih lanjut.

Apa itu CRM? Ketahui Fungsi dan Strategi Implementasi CRM dalam Bisnis

Pelanggan adalah kunci dari pertumbuhan sebuah bisnis. Tanpa pelanggan, suatu bisnis tidak akan mendapatkan keuntungan. Karena itu, sangat penting untuk setiap bisnis bisa mengelola hubungan baik dengan pelanggannya. Lebih lanjut dalam pengelolaan hubungan dengan pelanggan ini disebut dengan CRM (Customer Relationship Management). 

Bagi sebagian orang, CRM mungkin identik dengan software atau platform, padahal tidak sepenuhnya demikian. CRM merupakan sebuah istilah strategi yang digunakan suatu bisnis atau perusahaan dalam menjaga dan membangun hubungan lebih kuat dengan pelanggan. 

Pada aplikasinya, CRM pun berkembang dalam berbagai bentuk platform yang bisa memudahkan bisnis dalam prosesnya. Nah selanjutnya artikel kali ini akan membahas tentang  apa itu CRM, fungsi, serta strategi implementasi CRM dalam bisnis.

Baca Juga : Panduan Menggunakan Google Adsense: Cara Kerja dan Pengoptimalannya

Apa Itu CRM?

CRM adalah singkatan dari Customer Relationship Management yang merupakan sebuah strategi yang digunakan untuk mengelola interaksi perusahaan dengan pelanggan lama atau calon pelanggan. 

Tujuan utama CRM adalah untuk menjaga hubungan baik antara perusahaan dan pelanggan agar perusahaan dapat lebih memahami kebutuhan para pelanggan sehingga mereka menjadi lebih loyal dengan perusahaan.

CRM kini banyak diaplikasikan dalam bentuk software atau platform digital yang berguna dalam mengintegrasikan data pelanggan dari berbagai channel pemasaran, seperti email, media sosial, telepon dan website. Dari data tersebut perusahaan dapat melacak riwayat interaksi pelanggan, menganalisis perilaku mereka, dan memberikan layanan yang lebih personal.

Dengan menggunakan sistem CRM, semua data pelanggan tersimpan dalam satu tempat, sehingga dapat memudahkan perusahaan dalam melakukan pencarian data dan informasi pelanggan. Hal ini tentu sangat bermanfaat dalam meningkatkan efektivitas dan produktivitas perusahaan dalam menangani setiap pelanggan.

CRM juga menjadi alat yang penting dalam meningkatkan kolaborasi antara tim penjualan, pemasaran, dan customer service karena setiap tim bisa dapat terhubung langsung ke database pelanggan yang sama. Dengan begitu antara satu tim dengan tim yang lainnya selalu mendapatkan informasi terbaru dan akurat terkait dengan data pelanggan. 

Bentuk platform atau database CRM sendiri cenderung berbeda-beda antar industri perusahaan. Berikut ini adalah salah satu contoh penggunaan CRM dalam berbagai industri:

  1. E-Commerce: Perusahaan e-commerce menggunakan CRM untuk melacak riwayat pembelian pelanggan, mengirimkan rekomendasi produk, dan memberikan layanan pelanggan yang lebih cepat.
  2. Perbankan: Bank menggunakan CRM untuk mengelola data nasabah, menawarkan produk finansial yang sesuai, dan memberikan layanan yang lebih personal.
  3. Kesehatan: Rumah sakit dan klinik menggunakan CRM untuk mengelola janji konsultasi, melacak riwayat medis pasien, dan memberikan layanan pasca-kunjungan.

6 Fungsi Utama CRM

Secara lebih rinci berikut ini detail dari fungsi dan manfaat yang akan didapatkan bisnis jika menggunakan sistem CRM, yaitu:

1. Mengelola Data Pelanggan

CRM memungkinkan suatu bisnis untuk mengumpulkan, menyimpan dan mengorganisir data pelanggan secara terpusat. Segala data dan informasi pelanggan seperti nama, kontak, riwayat pembelian, preferensi produk, dan feedback pelanggan pun semua dapat dikumpulkan dan diakses dengan mudah hanya dengan satu platform. Hal ini tentunya akan memudahkan banyak tim yang memerlukan data pelanggan sebelum melakukan suatu tindakan.

2. Menyajikan Data Analitik

Platform CRM umumnya menyediakan dashboard dan laporan analitik dari data pelanggan dan tim sehingga hal ini membantu bisnis dalam memahami bagaimana tren pasar, perilaku pelanggan, dan performa pemasaran yang telah dilakukan. Data ini tentu akan sangat dibutuhkan sebagai dasar pembuatan keputusan bisnis yang lebih tepat sasaran.

3. Memudahkan Personalisasi Layanan

Dari data pelanggan tersebut, bisnis dapat melihat detail preferensi dan kebutuhan dari masing-masing pelanggan. Hal ini tentu sangat berguna dalam memberikan pendekatan penjualan maupun pemasaran yang lebih personal. Ingat bahwa pelanggan cenderung lebih menyukai pendekatan yang lebih sesuai dengan kondisi mereka. Dari sini bisnis bisa menawarkan produk yang sesuai dengan minat pelanggan atau mengirimkan informasi promosi yang lebih relevan.

4. Mempercepat Proses Penjualan

Karena CRM dapat menyatukan berbagai tim dalam waktu yang bersamaan, hal ini tentunya akan meningkatkan peralihan pekerjaan antar tim. Secara otomatis ini akan mempercepat proses penjualan karena tim penjualan bisa dengan mudah mengidentifikasi mana yang menjadi pelanggan potensial, melacak sejauh mana  kemajuan proses penjualan, dan mengotomatiskan tugas-tugas administratif dengan lebih praktis.

5. Meningkatkan Retensi Pelanggan

CRM juga dapat memberikan gambaran bagi bisnis dalam melihat bagaimana tanggapan pelanggan terhadap produk/layanan yang diberikan. Hal ini tentunya akan berguna untuk bisnis bisa segera mengetahui masalah atau kendala yang dihadapi pelanggan serta bagaimana cara tim merespons keluhan yang ada. Jika tim bisa dengan cepat dan tepat merespons maka ini lambat laun hal ini akan meningkatkan retensi pelanggan dan membangun loyalitas dalam waktu yang panjang.

6. Otomatisasi Tugas Administratif  

Platform CRM umumnya dilengkapi dengan fitur otomatisasi untuk beberapa pekerjaan administratif seperti pengiriman email, notifikasi ulang tahun pelanggan, atau pengingat untuk melakukan follow up. Hal ini tentu sangat membantu tim agar tidak melewatkan tugas-tugas tersebut dan membantu mereka agar lebih fokus pada tugas yang lebih penting.

7 Strategi Implementasi CRM dalam Bisnis

Dalam menerapkan CRM tentu membutuhkan perencanaan dan strategi yang tepat agar hasil yang didapatkan bisa lebih maksimal. Berikut ini beberapa langkah strategis yang perlu kamu lakukan dalam mengimplementasikan CRM:

Tentukan Tujuan Bisnis yang Ingin Dicapai 

Sebelum menerapkan strategi CRM, tentukan lebih dulu tujuan bisnis yang ingin dicapai. Apakah CRM ini digunakan untuk meningkatkan penjualan, memperbaiki layanan pelanggan, atau untuk mengoptimalkan strategi pemasaran. Tujuan yang jelas menjadi dasar untuk mengukur hasil yang diharapkan dan menentukan platform CRM mana yang tepat digunakan.

Pilih Platform CRM yang Sesuai

Ada banyak platform CRM yang banyak digunakan oleh perusahaan lain seperti Salesforce, HubSpot dan Zoho CRM. Setelah kamu mengetahui apa yang ingin bisnis tuju, segera pilih platform yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi bisnis. Pastikan platform tersebut mudah digunakan dan dapat diintegrasikan dengan sistem lain yang sudah ada. 

Buat Customer Journey

Langkah selanjutnya jangan lupa buat pemetaan lengkap mengenai bagaimana proses atau tahap pelanggan berinteraksi dengan bisnis. Buat tahapan dari awal pelanggan mengenal bisnis sampai akhirnya menjadi pelanggan yang loyal. Dengan membuat dan memahami setiap tahap dalam customer journey ini kamu bisa mengidentifikasi titik mana pelanggan mungkin mengalami kesulitan atau kendala sehingga dapat memberikan solusi yang lebih baik.

Tentukan KPI Tim

Lalu jangan lupa untuk menentukan KPI (Key Performance Indicators) untuk tim. Penggunaan CRM tanpa KPI tidak akan berhasil karena kamu tidak bisa melihat dan mengukur sejauh CRM dapat memberikan manfaat untuk bisnis. Dengan KPI yang jelas, kamu dapat memantau kemajuan bisnis dan tim secara berkala dan memberikan motivasi kepada tim untuk terus meningkatkan performa mereka.

Latih Tim dengan Baik

Implementasi CRM tidak akan berhasil tanpa dukungan dari tim, karena itu sebelum mengaplikasikan CRM, pastikan kamu memberikan pelatihan kepada seluruh anggota tim. Pastikan mereka mengetahui kegunaan CRM terhadap pekerjaan mereka sehingga mereka bisa lebih produktif dan terbantu saat bekerja. Jika baru pertama kali menggunakan CRM, mulailah melakukan implementasi di satu departemen atau tim terlebih dahulu. Setelah berhasil, barulah implementasikan CRM ke departemen lain.

Integrasi dengan Sistem Lain

Jangan lupa untuk memastikan bahwa platform CRM yang akan digunakan memiliki integrasi dengan sistem lain yang digunakan oleh perusahaan, seperti email marketing atau platform e-commerce. Dengan begitu tim tidak perlu repot-repot lagi menyalin atau memindahkan data karena data sudah terhubung dan otomatis akan selalu diperbarui secara real-time.

Pantau dan Evaluasi Kinerja CRM

Meskipun CRM bisa secara otomatis memperbarui data, kamu tetap perlu melakukan pemantauan dan mengevaluasi performa CRM dan tim terkait. Lakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa CRM sejalan dengan hasil yang diharapkan. Lakukan evaluasi hasil kinerja CRM secara berkala untuk mengetahui apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki.

CRM adalah alat yang sangat penting untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan dan meningkatkan efisiensi operasional bisnis. Agar CRM dapat membantu bisnis mencapai tujuan dengan lebih efektif diperlukan adanya  perencanaan yang matang dan eksekusi yang tepat.

Jika kesulitan dalam mengoptimalkan CRM, kamu bisa mengkonsultasikannya dengan tim Croloze Agency. Croloze Agency merupakan agensi digital terpercaya yang hadir untuk membantu bisnis menciptakan strategi CRM yang optimal. 

Dengan tim ahli yang berpengalaman di bidang pemasaran digital, Croloze Agency siap membantu bisnis kamu untuk tumbuh besar di era digital. Segera hubungi Croloze Agency dengan klik link berikut ini.

Panduan Menggunakan Google Adsense: Cara Kerja dan Pengoptimalannya

Pada beberapa pembahasan sebelumnya, kamu sudah melihat bagaimana cara menjadi content creator maupun menentukan rate card. Nah salah satu hal yang juga perlu kamu ketahui adalah tentang cara monetisasi konten lewat Google Adsense.

Google Adsense adalah salah satu platform periklanan populer yang biasakan digunakan oleh pemilik website, blogger, dan konten kreator untuk menghasilkan pendapatan secara online. Google Adsense menjadi alat utama yang digunakan banyak orang yang untuk memonetisasi konten digital. 

Nah artikel kali ini akan membahas cara kerja Google Adsense, manfaat dari fitur-fiturnya, serta panduan untuk memulainya. Yuk simak sampai selesai.

Baca Juga: Engagement Rate: Definisi, Tips dan Cara Menghitungnya 2025

Apa Itu Google Adsense?

Google Adsense adalah program periklanan yang disediakan oleh Google untuk membantu pemilik website atau konten kreator untuk mendapatkan penghasilan dengan menampilkan iklan di platform atau akun mereka. 

Iklan ini berasal dari pengiklan yang menggunakan Google Ads yang kemudian iklan tersebut ditempatkan Google di beberapa website atau jaringan lain yang telah mendaftarkan diri di Google Adsense. 

Google bertindak sebagai perantara yang menayangkan iklan dan memastikan bahwa iklan yang ditampilkan relevan dengan audiens target. Lantas bagaimana agar iklan yang ditampilkan bisa ada di website? 

Cara kerja Google Adsense sebenarnya cukup mudah. Cukup dengan mendaftarkan akun, menempatkan kode iklan, menayangkan iklan, memeriksa performa iklan lalu membayarkannya kepada pemilik website.  

Google Adsense menggunakan algoritma untuk menampilkan iklan yang relevan dengan konten website. Setiap kali ada pengunjung yang mengklik iklan tersebut, maka pemilik website akan mendapatkan komisi berdasarkan model Cost Per Click (CPC) atau Cost Per Mile (CPM).

Sebagai pemilik website kamu dapat memilih dimana iklan akan ditampilkan, baik itu di dalam artikel, di sidebar, atau di bagian bawah, intro atau bahkan outro halaman. Selain itu, kamu juga memiliki opsi untuk menyesuaikan ukuran, warna, dan gaya iklan agar sesuai dengan desain website.

7 Cara Memulai Google Adsense

Untuk memulai menggunakan Google Adsense, berikut ini adalah cara dan langkah-langkah yang perlu kamu lakukan, yaitu:

  1. Siapkan Website, Blog atau Akun yang ingin Dimonetisasi: Pertama pastikan kamu memiliki website, blog, akun atau platform digital yang sudah memiliki audiens, konten yang berkualitas  dan bebas dari pelanggaran. Konten yang dibuat harus relevan dengan niche tertentu dan menarik bagi audiens.
  2. Daftar ke Google Adsense: Kunjungi situs resmi Google Adsense dan daftarkan akun dengan mengisi formulir pendaftaran. Masukkan URL website atau blog yang ingin didaftarkan. Pastikan kembali bahwa website tersebut sudah memenuhi persyaratan Google. 
  3. Tunggu Persetujuan: Setelah mendaftar, Google akan meninjau website untuk memastikan bahwa semua persyaratan telah dipenuhi. Proses ini biasanya memakan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu.
  4. Penempatan Kode Iklan: Setelah akun atau platform yang didaftarkan sudah disetujui, maka kamu akan menerima kode iklan unik dari Google Adsense. Kode ini harus kamu salin dan tempelkan di bagian yang menjadi tempat penempatan iklan.
  5. Penayangan Iklan: Google Adsense akan secara otomatis menampilkan iklan yang relevan dengan konten website dan minat pengunjung yang ada di website atau kontenmu. Iklan yang ditampilkan bisa berupa teks, gambar, video, atau format interaktif lainnya.
  6. Sistem Penghasilan: Pemilik akun atau website akan mendapatkan bayaran setiap kali pengunjung mengklik iklan atau setiap ada 1.000 tayangan iklan. Besarnya komisi atau pendapatan yang diterima website tergantung pada niche website, lokasi audiens, dan tingkat persaingan iklan.
  7. Pencairan Dana: Google Adsense akan membayar pemilik website setiap bulan dengan transfer ke rekening bank yang telah didaftarkan jika saldo telah mencapai ambang pembayaran minimum, yaitu $100 atau sekitar Rp. 1.600.000. Pantau pendapatan secara berkala melalui dashboard Google Adsense. 

Fitur-Fitur Google Adsense

Google Adsense menawarkan berbagai fitur yang dirancang untuk memaksimalkan penghasilan dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi para pemilik akun/website. Berikut ini beberapa fitur utama dari Google Adsense:

  1. Dashboard Utama

Google Adsense menyediakan dashboard analitik yang memberikan rangkuman informasi lengkap tentang performa iklan, seperti jumlah klik, tayangan, dan besaran pendapatan. Data ini dilengkapi dengan grafik visual yang menunjukkan tren pendapatan dan kinerja iklan dalam periode tertentu. Selain itu juga terdapat fitur notifikasi yang akan memberikan informasi penting seputar pembayaran, pelanggaran atau pembaruan fitur.

  1. Menu Ads / Iklan

Menu ini menampilkan beberapa fitur atau pengaturan iklan seperti Auto Ads, Ad Units dan Ads Placement. Kamu bisa mengelola untuk mengaktifkan atau menonaktifkan fitur penempatan iklan otomatis, mengelola format iklan atau penempatan iklan. Google Adsense juga menyediakan fitur iklan responsif yang secara otomatis akan menyesuaikan ukuran iklan dengan jenis perangkat pengunjung, baik itu desktop, tablet, atau smartphone.

  1. Menu Reports / Laporan

Menu ini memberikan laporan rinci tentang bagaimana performa iklan dilihat dari pendapatan tertinggi, klik dan impresi. Kamu juga bisa melihat konten atau halaman mana yang paling banyak menghasilkan pendapatan. Menu ini juga menyediakan opsi pembuatan laporan kustom sesuai kebutuhan baik berdasarkan negara, perangkat, atau format iklan.

  1. Menu Blocking Controls / Kontrol Pemblokiran

Untuk menjaga relevansi iklan, Google Ads menyediakan menu Blocking Controls yang memungkinkan pemilik website untuk melakukan pemblokiran kategori iklan tertentu seperti judi atau alkohol atau memblokir pengiklan tertentu agar iklan mereka tidak muncul di situs yang kamu miliki.

  1. Menu Payments / Pembayaran

Menu pembayaran menampilkan beberapa menu terkait dengan riwayat pembayaran yang telah diproses, informasi batas minimum untuk pencairan dana, serta pilihan metode pembayaran yang tersedia. Google Adsense menawarkan sistem pembayaran yang transparan yang bisa kamu pilih sesuai keinginan (transfer bank, Western Union atau Cek).

  1. Menu Settings / Pengaturan

Pada menu pengaturan mencakup beberapa pengaturan informasi akun seperti detail akun, pengaturan situs web yang terhubung dengan Adsense dan juga pengaturan privasi dan keamanan akun. Google Adsense dapat diintegrasikan dengan platform lain seperti YouTube dan Blogger sehingga konten video maupun artikel bisa dimonetisasi dengan lebih mudah.

5 Tips Sukses Memaksimalkan Google Adsense

Agar Google Adsense bisa menghasilkan kinerja atau pendapatan yang maksimal, kamu bisa mengoptimalkannya dengan menerapkan beberapa tips berikut ini, yaitu:

  1. Fokus pada pembuatan konten yang berkualitas. Konten yang berkualitas dan relevan akan menarik lebih banyak pengunjung, yang pada gilirannya meningkatkan potensi klik iklan.
  2. Optimalkan kecepatan website. Website yang lambat dapat mengurangi pengalaman pengguna yang mengunjungi website sehingga akan berdampak negatif pada performa iklan. Pastikan websitemu selalu responsif dan memiliki loading time yang cepat.
  3. Terapkan praktik SEO untuk meningkatkan kunjungan ke website. Dengan menerapkan teknik SEO yang tepat maka websitemu akan mendapatkan peringkat teratas di mesin pencari. Semakin banyak trafik organik yang didapat, maka semakin besar peluang untuk mendapatkan klik iklan.
  4. Jangan mengklik iklan sendiri. Jika kamu tidak ingin akun Adsense diblokir Google, maka jangan mengklik sendiri iklan yang ditayangkan di website. 
  5. Eksperimen dengan format iklan yang berbeda. Sebagai pemilik website kamu berhak mengubah bentuk iklan sesuai yang kamu inginkan. Cobalah melihat penempatan atau format iklan mana yang paling efektif sehingga bisa meningkatkan pendapatan. 

Google Adsense menjadi alat yang sangat membantu siapapun untuk memonetisasi konten digital yang telah dibuat dengan mudah dan praktis. Jika kamu sudah memiliki konten yang banyak mendapatkan impresi dan interaksi, segera lakukan pendaftaran ke Google Adsense untuk mendapatkan penghasilan tambahan.


Jika kesulitan dalam mengelola atau mengoptimalkan Google Adsense, kamu bisa berkonsultasi dengan tim Croloze Agency. Croloze merupakan agensi digital yang siap membantu bisnis menciptakan strategi digital marketing dengan optimal. Croloze memiliki tim yang profesional dan berpengalaman di bidang pemasaran digital. Hubungi kami dengan klik tombol berikut ini:

Engagement Rate: Definisi, Tips dan Cara Menghitungnya 2025

Engagement rate adalah salah satu ukuran penting untuk melihat seberapa efektif konten di media sosial dalam memancing reaksi dan interaksi dari audiens. 

Dengan memahami cara kerja nya kamu bisa mengevaluasi seberapa tepat strategi marketing yang sedang kamu jalankan.

Memahami Apa itu Engagement Rate

Engagement rate adalah ukuran yang menunjukkan seberapa besar keterlibatan pengguna terhadap setiap postingan yang kamu bagikan di media sosial. Metrik ini mengukur interaksi seperti like, komentar, dan berbagai bentuk reaksi lainnya dari followers. 

Semakin tinggi angkanya, semakin efektif pula kontenmu dalam menjalin hubungan dengan audiens. Dengan begitu, kamu bisa mengetahui apakah konten yang dibuat sudah tepat sasaran atau perlu disesuaikan lagi.

Hal-Hal yang Mempengaruhi Tingkat Keterlibatan

Setiap postingan di media sosial bisa mendapatkan berbagai reaksi, dan ada beberapa faktor yang berperan penting dalam menentukan engagement rate. Sebelum kamu masuk ke perhitungan, ada baiknya untuk mengenali faktor-faktor berikut ini:

  • Komentar
    Respons berupa komentar menunjukkan bahwa audiens tidak hanya melihat, tetapi juga merasa cukup tergerak untuk menyampaikan pendapatnya.
  • Share
    Ketika orang membagikan postinganmu, itu artinya konten tersebut memiliki nilai yang mereka anggap layak untuk dibagikan ke orang lain.
  • Like
    Jumlah like merupakan indikator langsung dari seberapa banyak orang yang menghargai kontenmu.
  • Save
    Fitur save menunjukkan bahwa postinganmu dianggap bermanfaat dan ingin disimpan untuk dilihat kembali.
  • Mention
    Disebutkan dalam postingan orang lain menandakan adanya pengaruh positif yang meluas.
  • Penggunaan Hashtag
    Hashtag yang tepat dapat membantu menjangkau audiens baru yang memiliki minat serupa.
  • Click-through
    Jumlah klik yang diarahkan ke link dalam postingan menunjukkan seberapa menarik ajakan yang kamu buat.
  • Direct Message
    Interaksi pribadi melalui pesan langsung juga menambah nilai keterlibatan.
  • Akun yang Terlibat
    Semakin banyak akun yang aktif berinteraksi, semakin tinggi pula tingkat engagement yang tercipta.

Baca Juga: Apa itu Influencer? Kenali Jenis dan Cara Menjadi Influencer yang Sukses

Mengapa Engagement Rate Penting untuk Diukur?

Ketika kamu melihat angka follower yang tinggi, wajar saja jika ekspektasi interaksi pun besar. Namun, bukan berarti jumlah pengikut semata bisa menggambarkan kualitas kontenmu. 

Ada kalanya akun dengan jutaan followers justru mendapatkan interaksi yang minim, sedangkan akun dengan jumlah pengikut lebih kecil menunjukkan respons yang jauh lebih banyak dan bervariasi. 

Ini adalah sinyal bahwa kontenmu sudah berhasil menyentuh audiens yang tepat. Oleh karena itu, mengukur engagement rate sangat penting untuk memastikan bahwa setiap langkah strategimu benar-benar berdampak positif.

Cara Menghitung Engagement Rate pada Postingan

Untuk mengetahui seberapa efektif setiap postinganmu, kamu bisa mengikuti langkah-langkah sederhana berikut:

  • Pastikan akunmu adalah akun bisnis.
    Dengan akun bisnis, kamu bisa mengakses data dan insight yang lebih lengkap.
  • Pilih postingan yang ingin kamu evaluasi.
    Fokus pada postingan yang ingin kamu ukur performanya.
  • Catat jumlah like dan komentar yang didapat.
    Data inilah yang akan menjadi dasar perhitungan engagement.
  • Gunakan rumus berikut:
    Engagement Rate = (Jumlah Like + Jumlah Komentar) ÷ Jumlah Followers x 100

Misalnya, jika sebuah postingan mendapatkan 1.000 like dan 50 komentar, serta jumlah followers mencapai 20.000, perhitungannya adalah:

(1.000 + 50) ÷ 20.000 = 0,0525 x 100 = 5,25%

Dengan begitu, kamu bisa mengetahui bahwa postingan tersebut memiliki engagement rate sebesar 5,25%.

Baca Juga: KOL Marketing: Konsep, Perbedaan, Peran, dan Contohnya

Sudah Paham Cara Menghitung Engagement Rate?

Setelah memahami cara menghitung engagement rate, langkah selanjutnya adalah memaksimalkan strategi digital marketing kamu. Jika kamu ingin membawa performa konten dan interaksi di media sosial ke level yang lebih tinggi, jangan ragu untuk bekerja sama dengan partner yang ahli di bidangnya.

Croloze hadir untuk membantu kamu mengoptimalkan kehadiran online dengan pendekatan kreatif dan strategi yang terukur. Croloze, siap membantu kamu menemukan berbagai strategi digital marketing terkini yang bisa bikin brand kamu makin bersinar. Hubungi Croloze sekarang!

Mengenal Cost Per Click (CPC) dalam Iklan Digital

Di dunia periklanan online, banyak istilah yang sering terdengar dan satu di antaranya adalah Cost Per Click (CPC). Di sini, kita akan kupas tuntas apa itu CPC, bagaimana mekanismenya, serta apa saja kelebihan dan tantangan yang perlu kamu perhatikan. Yuk, simak penjelasannya!

Apa Sebenarnya CPC Itu?

Secara sederhana, CPC adalah model pembayaran dalam periklanan digital di mana pengiklan hanya dikenai biaya saat seseorang mengklik iklan yang ditayangkan. 

Jadi, alih-alih membayar setiap kali iklan ditampilkan, kamu hanya membayar ketika ada interaksi atau click yang terjadi. 

Sistem CPC ini memungkinkan kamu mengontrol pengeluaran sekaligus memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan membawa potensi pengunjung ke website kamu

Bagaimana Sistem CPC Bekerja?

Setelah memahami definisinya, langkah selanjutnya adalah mengenal cara kerja sistem CPC secara lebih mendalam. Pada dasarnya, mekanisme ini melibatkan lelang di mana pengiklan bersaing untuk menampilkan iklan mereka di platform digital. 

Setiap kali iklan ditampilkan, sistem menentukan siapa yang akan tampil berdasarkan tawaran harga dan relevansi iklan tersebut dengan pencarian pengguna. Hanya ketika pengguna tertarik dan mengklik iklan, maka biaya akan dikenakan.

Berikut beberapa poin utama dalam cara kerja CPC:

  • Lelang Iklan: Pengiklan menentukan tawaran maksimum untuk setiap klik, dan iklan dengan tawaran terbaik serta relevansi yang tepat akan tampil.
  • Penentuan Relevansi: Algoritma platform memastikan iklan yang tampil sesuai dengan kata kunci dan konteks pencarian.
  • Pembayaran Klik: Biaya hanya dikenakan saat ada klik yang valid.

Baca Juga: Mengulik Apa itu Cost Per Mille dan Cara Menghitungnya

Keuntungan dan Tantangan Model CPC

Setiap sistem tentu punya sisi terang dan bayangannya. CPC pun demikian, dengan berbagai keunggulan yang bisa dimanfaatkan serta beberapa tantangan yang perlu diantisipasi.

Mengapa Model CPC Menarik?

Model CPC menawarkan beberapa keuntungan yang membuatnya populer di kalangan pengiklan digital:

  • Efisiensi Pengeluaran: Kamu hanya membayar jika ada tindakan nyata (klik) dari calon pelanggan.
  • Kontrol Anggaran: Memungkinkan penyesuaian anggaran berdasarkan performa kampanye.
  • Targeted Engagement: Iklan hanya dikenai biaya saat menarik minat pengguna yang benar-benar tertarik.

Tantangan yang Mungkin Dihadapi

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar strategi CPC-mu berjalan optimal:

  • Persaingan Ketat: Di beberapa industri, persaingan dalam lelang iklan bisa membuat harga klik semakin tinggi.
  • Kualitas Klik: Tidak semua klik membawa hasil yang diharapkan, jadi penting untuk memantau kualitas trafik yang datang.
  • Optimasi Konten: Iklan dan landing page harus disesuaikan agar klik yang diperoleh berubah menjadi konversi yang nyata.

Sebelum kamu menerapkan CPC secara penuh, pastikan untuk memahami konteks dan karakteristik pasar yang kamu bidik. Hal ini akan membantumu menyesuaikan strategi agar lebih efisien.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya CPC

Tidak semua kampanye CPC berjalan sama. Biaya per klik bisa bervariasi tergantung beberapa faktor kunci. Yuk, kita lihat apa saja yang berperan dalam menentukan harga klik:

  • Industri dan Niche: Beberapa sektor dengan persaingan tinggi cenderung memiliki biaya klik yang lebih tinggi.
  • Kualitas Iklan: Relevansi dan kualitas konten iklan mempengaruhi seberapa besar peluang iklanmu untuk tampil.
  • Kata Kunci: Pemilihan kata kunci yang tepat dan persaingannya akan berpengaruh langsung pada harga lelang.
  • Pengalaman Pengguna: Kesesuaian antara iklan dan landing page juga menjadi faktor yang dinilai oleh algoritma platform.

Dengan memahami faktor-faktor ini, kamu bisa menyusun strategi yang lebih matang dalam pengelolaan kampanye CPC-mu.

Baca Juga: Mengenal Apa itu Pain Point Pelanggan dan Cara Penggunaannya

Cara Menghitung CPC

CPC dihitung dengan membagi biaya iklan dengan jumlah klik. Rumus penghitungan cost per click adalah sebagai berikut:

CPC = total biaya iklan : total klik

Jadi, apabila pengiklan membayar sebesar Rp5 juta untuk iklan yang menerima 1000 klik, CPC untuk iklan tersebut adalah Rp5.000.

Strategi Mengoptimalkan Penggunaan CPC

Setelah memahami dasar-dasar dan tantangan dari CPC, langkah berikutnya adalah mencari cara agar setiap klik yang didapatkan memberikan nilai maksimal. Pengoptimalan kampanye CPC memerlukan kombinasi antara analisis mendalam dan penyesuaian berkelanjutan.

Beberapa langkah yang bisa kamu coba untuk memaksimalkan performa CPC antara lain:

  • Pemilihan Kata Kunci yang Tepat: Fokus pada kata kunci yang relevan dengan produk atau jasa yang ditawarkan.
  • Peningkatan Kualitas Iklan: Pastikan setiap elemen iklan, mulai dari judul hingga deskripsi, mampu menarik perhatian dan memberikan informasi yang jelas.
  • Pengujian Landing Page: Uji berbagai variasi landing page untuk melihat mana yang paling efektif dalam mengkonversi klik menjadi tindakan nyata.
  • Analisis Data Secara Berkala: Pantau performa kampanye secara rutin dan lakukan penyesuaian berdasarkan data yang ada.

Ingat, kunci utamanya adalah konsistensi dalam evaluasi dan perbaikan. Semakin baik kamu memahami perilaku audiens, semakin optimal pula pengeluaran iklanmu.

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

CTA: Definisi, Jenis, dan Contohnya

Kita semua tahu, dalam dunia digital, ada satu elemen yang nggak boleh diabaikan: call-to-action atau biasa kita sebut CTA. Mungkin di awal-awal terjun ke dunia marketing, kamu pernah bertanya-tanya, “Sebenarnya CTA itu apa sih?” 

Nah, artikel ini bakal membahas semuanya dari definisi, manfaat, macam-macam jenis, sampai cara membuatnya yang efektif. Yuk, kita kupas tuntas bersama!

Apa Itu CTA?

Saat pertama kali mendengar istilah CTA, wajar jika kita merasa penasaran. Secara sederhana, CTA adalah sebuah ajakan dalam bentuk gambar, tulisan, atau kalimat yang mengarahkan pengunjung website untuk melakukan suatu tindakan. 

Misalnya, mereka bisa diminta untuk membaca artikel lebih lanjut, membeli produk, atau bahkan untuk berlangganan. Biasanya, CTA dilengkapi dengan link yang langsung mengarahkan ke halaman yang diinginkan. 

Agar efektif penempatan CTA harus strategis dan desainnya menarik, selain itu kamu juga harus memastikan warnanya CTA tersebut mudah dikenali.

Kenapa CTA Penting?

Saat user sedang menelusuri suatu website, terkadang mereka bisa bingung mau melakukan apa selanjutnya. Nah, disinilah CTA mengambil peran penting untuk menentukan langkah selanjutnya untuk para user tersebut. 

1. Mempermudah Perjalanan Pengunjung

Bayangkan saat kamu sedang browsing dan misalnya kamu ingin membeli suatu produk di dalam suatu website tetapi kamu kebingungan harus klik bagian yang mana. 

Nah, disini CTA akan membantu kamu untuk menemukan halaman atau page yang ingin kamu cari dengan lebih cepat.

2. Mengurangi Tingkat Bounce Rate

Bounce rate bisa secara singkat adalah situasi saat pengunjung website langsung meninggalkan halaman tersebut tanpa melakukan suatu “action”. 

Dengan CTA yang tepat, pengunjung diarahkan secara jelas sehingga mereka betah dan semakin lama berada di halamanmu.

3. Menambah Nilai dari Konten

CTA nggak cuma soal mengarahkan, tapi juga memastikan bahwa konten yang kamu buat punya tujuan yang jelas. Dengan adanya CTA, kamu bisa menegaskan nilai tambah yang ditawarkan sehingga audiens merasa kontenmu relevan dengan kebutuhan mereka.

4. Meningkatkan Konversi

Yang paling penting, CTA yang menarik bisa mendorong lebih banyak pengunjung untuk mengambil tindakan, entah itu mendaftar, membeli, atau mengisi data. Semakin efektif CTA kamu, semakin besar pula peluang untuk mengubah pengunjung menjadi pelanggan.

Baca Juga: Customer Persona: Arti, Manfaat dan Cara Menentukannya

Jenis – Jenis CTA dan Fungsinya

Tidak semua CTA punya fungsi yang sama. Setiap jenis CTA punya peran khusus dalam strategi pemasaran. Berikut beberapa tipe CTA yang perlu kamu kenali:

1. CTA untuk Mendapatkan Leads

Dalam tahap awal, kamu ingin mengumpulkan data pengunjung yang berminat dengan produk atau layananmu. CTA jenis ini biasanya mengarahkan pengunjung untuk mendaftar atau sign up, misalnya dengan pop-up yang muncul saat mereka membuka website.

Tujuannya adalah mengumpulkan data seperti email atau nomor telepon sebagai bentuk ketertarikan mereka.

2. CTA untuk Pengisian Formulir

Setelah pengunjung sampai di halaman khusus, mereka diminta mengisi data diri lewat formulir. Di sini, pemilihan kata yang catchy sangat penting. 

Pastikan tombol “Sign Up” atau “Submit” tampil mencolok dengan warna yang berbeda, sehingga pengunjung tahu apa yang harus dilakukan.

3. Tombol “Baca Selengkapnya”

Tidak semua konten di halaman depan ditampilkan secara utuh. Dengan tombol “Baca Selengkapnya”, kamu memberi kesempatan pengunjung untuk mengeksplorasi lebih jauh artikel atau informasi yang tersedia, sekaligus meningkatkan traffic di halaman tersebut.

4. CTA untuk Penawaran Produk atau Jasa

Website seringkali jadi etalase produk atau layanan. Di bagian ini, CTA berbentuk tombol seperti “Beli Sekarang” atau “Daftar Sekarang” membantu pengunjung langsung memahami tawaran yang ada. Pastikan kalimatnya meyakinkan dan penempatan tombol strategis.

5. CTA untuk Sosial Sharing

Di era media sosial, berbagi konten jadi hal yang umum. Dengan CTA yang mengajak pengunjung untuk membagikan artikel, misalnya “Suka artikel ini? Bagikan ke teman-temanmu!”, kamu bisa meningkatkan jangkauan kontenmu secara signifikan.

Biasanya, tombol share dengan ikon-ikon sosial seperti Facebook, Twitter, atau Instagram ditempatkan di akhir artikel.

6. CTA untuk Mendorong Sales

Setelah mengumpulkan leads, saatnya mengubahnya menjadi pelanggan. Di tahap ini, CTA harus sangat persuasif dengan kata-kata yang memicu keputusan untuk membeli produk atau layanan secara langsung.

Contoh Penggunaan CTA dalam Berbagai Platform

CTA memiliki banyak sekali bentuk tergantung dalam lokasi penempatannya. Mulai dari media sosial, email marketing, landing page dan lain-lain. Berikut adalah beberapa contohnya:

  • “Coba beri komentar di postingan ini!”
  • “Bagikan ke teman-temanmu!”
  • “Klik link di bio untuk info lebih lanjut!”
  • “Follow untuk update terbaru!”
  • “Like atau retweet ya!”
  • “Gunakan voucher eksklusif ini sekarang!”
  • “Segera apply untuk lowongan menarik ini!”
  • “Upgrade ke akun premium dengan penawaran spesial!”
  • “Lihat produk terbaru kami!”
  • “Berlangganan sekarang juga!”
  • “Download e-book gratis untuk informasi lengkap!”
  • “Baca selengkapnya mengenai topik ini!”
  • “Daftar gratis dan nikmati keuntungan khusus!”
  • “Coba free trial selama 30 hari!”
  • “Mari bergabung bersama kami!”
  • “Join us dan jadi bagian dari komunitas!”
  • “Isi formulir untuk bergabung sekarang!”
  • “Gabung di sini dan rasakan keuntungannya!

Baca Juga: Customer Retention: Arti, Seberapa Penting dan Bagaimana Strateginya

Cara Membangun CTA yang Efektif

Menghasilkan CTA yang benar-benar efektif itu bukan perkara mudah. Kamu perlu memberikan variasi dan memastikan setiap ajakan sesuai dengan langkah yang ingin diambil pengunjung. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

Pertama, pahami dulu apa saja yang kemungkinan dilakukan pengunjung saat membuka website. Bisa jadi mereka ingin membaca artikel, mendaftar, berlangganan newsletter, atau membeli produk. Pastikan ada CTA untuk tiap aktivitas tersebut. Dengan begitu, kamu bisa mengarahkan mereka melalui tiap tahap dalam funnel pemasaran.

Kedua, perhatikan penempatan dan desain tombol CTA. Pastikan tombol tersebut terlihat jelas dengan warna yang kontras dari latar belakang. Hal ini sangat penting agar tidak ada yang terlewat.

Akhirnya, pilih kata-kata yang persuasif tapi tetap natural. Jangan membuatnya terdengar terlalu memaksa, melainkan ajaklah pengunjung dengan cara yang asyik dan friendly.

Sudah Paham Seputar CTA?

CTA yang efektif yang kuat bisa jadi kunci sukses bisnis kamu. Kalau kamu ingin ningkatin conversion rate dan mengurangi bounce rate dari pengunjung, saatnya kamu optimalisasikan CTA kamu.

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!