Archive for the ‘Digital Marketing’ Category

Mengungkap Brand Awareness: Definisi, Manfaat, dan Tipsnya

Pernah nggak sih kamu mikir, kenapa beberapa brand selalu “nempel” atau mudah diingat di benak konsumen? Nah, itu semua berkat brand awareness. 

Di artikel ini, kita bakal kupas seputar brand awareness sehingga brand kamu bisa jadi pilihan utama di pasar.

Memahami Brand Awareness

Sebelum melangkah lebih jauh, yuk kita pahami dulu apa itu brand awareness.
Brand awareness adalah sejauh mana konsumen mengenali dan mengingat sebuah merek. 

Lebih dari sekadar nama atau logo, brand awareness menciptakan koneksi emosional yang membuat konsumen merasa akrab dan percaya pada brand kamu. 

Dengan brand awareness yang kuat, konsumen nggak cuma tahu brand kamu, tapi juga rela memilih produk kamu meskipun ada banyak alternatif lain.

Kenapa Brand Awareness Penting?

Setelah tahu apa itu brand awareness, kini saatnya kita lihat manfaat yang bisa didapat.
Brand awareness bukan cuma soal popularitas sebuah brand, tapi juga memberikan berbagai keuntungan nyata untuk bisnis kamu. Berikut adalah beberapa manfaat utamanya:

  • Meningkatkan Kepercayaan Konsumen:
    Konsumen cenderung memilih brand yang sudah dikenal karena merasa aman dan percaya dengan kualitas yang ditawarkan.
  • Memperluas Jangkauan Pasar:
    Brand yang kuat membantu kamu menjangkau audiens lebih luas dan menarik perhatian calon pelanggan baru.
  • Memperkuat Loyalitas:
    Brand awareness yang konsisten membuat konsumen merasa “dekat” dengan brand kamu, sehingga mereka lebih cenderung setia.
  • Memudahkan Peluncuran Produk Baru:
    Ketika brand kamu sudah dikenal, setiap produk baru yang diluncurkan akan lebih mudah diterima oleh pasar.
  • Mengurangi Biaya Pemasaran:
    Merek yang dikenal secara organik mengurangi kebutuhan untuk promosi besar-besaran, karena konsumen sudah “ngomongin” brand kamu sendiri.

Baca Juga: Brand Equity: Makna, Tahapan, Contoh, dan Strategi Ampuh

Tips Meningkatkan Brand Awareness

Setelah paham manfaatnya, tentu kamu penasaran bagaimana cara membangun brand awareness yang efektif.
Berikut beberapa strategi praktis yang bisa langsung kamu terapkan:

  1. Manfaatkan Media Sosial Secara Maksimal:
    Bangun kehadiran aktif di platform yang relevan dan gunakan konten visual yang menarik agar brand kamu mudah dikenali.
  2. Kolaborasi dengan Influencer:
    Cari influencer yang punya audiens serupa dengan target kamu. Kolaborasi ini bisa meningkatkan jangkauan brand secara signifikan.
  3. Buat Konten Berkualitas:
    Konten yang informatif dan menghibur akan membuat audiens lebih mudah mengingat brand kamu. Jangan lupa untuk konsisten dalam menyampaikan pesan brand.
  4. Optimasi SEO dan SEM:
    Pastikan brand kamu mudah ditemukan di mesin pencari melalui teknik SEO yang tepat. Investasi di SEM juga bisa meningkatkan visibilitas dengan cepat.
  5. Adakan Event atau Webinar:
    Mengadakan acara atau webinar bisa menciptakan interaksi langsung dengan audiens, sehingga membangun hubungan emosional yang kuat dengan brand kamu.
  6. Bangun Komunitas Penggemar:
    Ajak konsumen untuk bergabung dalam komunitas brand kamu. Interaksi yang intens dan personal akan membuat mereka merasa jadi bagian dari keluarga besar brand kamu.

Saatnya Meningkatkan Brand Awareness Kamu!

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

Brand Equity: Makna, Tahapan, Contoh, dan Strategi Ampuh

Meta desc: Brand equity adalah suatu nilai yang membuat merek kamu menonjol di pasar. Pelajari selengkapnya disini!

Brand equity adalah suatu nilai yang melekat pada sebuah merek atau brand, nah hal ini bikin produk kamu lebih menonjol dibanding produk kompetitor. Kalau brand kamu sudah “nempel” di hati konsumen, nantinya brand kamu itu bukan cuma dikenal, tapi juga jadi pilihan utama meski ada banyak pesaing.

Apa Sebenarnya Brand Equity Itu?

Brand equity adalah semacam “daya tarik” atau nilai tambah yang dimiliki suatu merek di mata konsumen. Bayangin, di antara dua produk yang mirip, biasanya yang punya brand equity kuat akan lebih dulu dipilih karena konsumen merasa ada koneksi emosional dan kepercayaan yang lebih.

Dengan kata lain, brand equity bukan cuma soal logo atau nama yang unik, tapi juga bagaimana produk kamu berhasil membangun reputasi, loyalitas, dan kualitas di benak pelanggan.

Baca Juga: Apa Itu Marketing Mix ?: Kunci Sukses Pemasaran Digital

Manfaat Brand Equity yang Perlu Kamu Tahu

Sebelum masuk ke strategi, penting buat kamu memahami manfaat yang bisa didapat kalau brand equity kamu sudah terbangun dengan baik. Brand equity nggak cuma bikin merek kamu dikenal, tapi juga memiliki beberapa manfaat lho. Berikut beberapa manfaat utamanya:

  • Meningkatkan Loyalitas Pelanggan:
    Brand yang kuat bikin konsumen betah dan terus kembali karena mereka percaya pada kualitas serta nilai yang kamu tawarkan.
  • Memungkinkan Penetapan Harga Tinggi:
    Dengan brand equity yang kuat, kamu bisa menetapkan harga yang lebih tinggi karena pelanggan merasa bahwa kualitas dan pengalaman yang didapat sepadan dibanding brand lain dengan harga yang lebih murah.
  • Mempermudah Peluncuran Produk Baru:
    Ketika brand kamu sudah dikenal, konsumen lebih mudah menerima produk baru yang kamu tawarkan tanpa harus menghabiskan biaya promosi yang besar.
  • Mengurangi Biaya Pemasaran:
    Merek yang sudah dikenal berarti akan terjadi promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang lebih efektif, sehingga kamu nggak perlu mengeluarkan anggaran besar terus-menerus.
  • Meningkatkan Daya Saing di Pasar:
    Brand equity yang kuat bikin bisnismu lebih tahan banting menghadapi persaingan, karena konsumen sudah punya keterikatan emosional dengan merek kamu.

Tahapan Membangun Brand Equity

Membangun brand equity itu seperti menyusun potongan puzzle, setiap bagian harus ditempatkan dengan tepat. Yuk, simak empat tahap utama yang perlu kamu jalani untuk menciptakan brand yang tak terlupakan!

1. Membangun Brand Identity

Di tahap awal ini, kamu perlu memperkenalkan brand kamu kepada pasar. Identitas merek mencakup elemen seperti logo, warna, dan tagline yang mudah diingat. Semakin kuat identitas yang kamu bangun, semakin mudah juga konsumen mengenali brand kamu di antara lautan pilihan.

2. Membentuk Brand Meaning

Setelah dikenal, saatnya kamu menyampaikan apa yang bikin brand kamu beda. Di tahap ini, fokuskan pada keunggulan produk serta nilai-nilai yang ingin kamu sampaikan. Makna merek yang jelas akan memberikan alasan kuat bagi konsumen untuk memilih produk kamu.

3. Mengukur Brand Response

Tahap selanjutnya adalah mengamati bagaimana konsumen merespon brand kamu. Apakah mereka merasa puas dengan produk yang kamu tawarkan? Respons positif dari konsumen akan semakin memperkuat reputasi brand kamu di pasar.

4. Menjalin Hubungan yang Langgeng

Tahap puncak dalam membangun brand equity adalah menciptakan hubungan yang erat dengan konsumen. Di sini, loyalitas terbentuk dan brand kamu menjadi bagian dari kehidupan mereka. Hubungan yang kuat membuat konsumen tidak hanya membeli sekali, tapi terus kembali dan bahkan merekomendasikan ke orang lain.

Contoh Brand Equity Dari Brand Terkenal

Biar lebih jelas, yuk lihat beberapa contoh brand yang sukses membangun brand equity dan berhasil “nempel” di hati konsumen!

1. Nike

Nike sudah jadi ikon di dunia olahraga berkat slogan “Just Do It” yang nyambung banget dengan semangat para penggunanya.

Bukan cuma soal sepatu dan baju, Nike berhasil membangun citra yang menginspirasi para pelanggannya untuk terus melangkah maju.

2. McDonald’s

Di setiap sudut dunia, McDonald’s udah dikenal sebagai tempat makan yang selalu konsisten dalam menyuguhkan makanan cepat saji yang enak.

Selain menawarkan makanan cepat saji, McDonald’s membangun brand equity melalui pengalaman yang nyaman. Desain restoran yang khas, pelayanan cepat, dan inovasi menu lokal dan unik dari setiap negara bikin pelanggan merasa seperti relate dengan menu menu yang mereka sajikan.

3. Samsung

Samsung bukan cuma tentang smartphone dan gadget canggih, tapi juga tentang terus menerus mendorong inovasi ke berbagai peralatan elektronik.

Brand ini dikenal dengan teknologi terdepan yang diaplikasikan dalam berbagai produknya, dari TV, smartphone, hingga peralatan rumah tangga. Konsistensi dalam menghadirkan desain modern dan fitur yang relevan menjadikan Samsung pilihan utama bagi konsumen yang ingin selalu update dengan teknologi terbaru.

Tips Menerapkan Brand Equity

Kalau kamu pengen brand kamu punya nilai lebih di mata konsumen, ada beberapa strategi yang bisa langsung kamu terapin. Berikut tips-tips yang bisa bikin brand kamu makin “nempel” di hati pelanggan:

1. Temukan dan Tonjolkan Keunikan Brand

Cari tahu apa yang bikin brand kamu beda dari yang lain. Tonjolkan keunggulan itu dalam setiap kampanye dan pastikan konsumen langsung “klik” begitu melihatnya.

2. Jaga Konsistensi Pesan dan Tampilan

Konsistensi itu kunci. Pastikan setiap elemen dari brand kamu mulai dari visual sampai cara berkomunikasi dengan costumer selalu mencerminkan nilai dan identitas yang konsisten sepanjang waktu.

3. Pengalaman yang Berkesan Bagi Pelanggan

Pelayanan yang ramah, respons cepat, dan pengalaman berbelanja yang menyenangkan akan membuat pelanggan merasa dihargai. Pengalaman positif ini akan memperkuat brand equity kamu.

4. Manfaatkan Media Sosial dengan Optimal

Media sosial adalah tempat yang tepat untuk membangun interaksi langsung dengan konsumen. Gunakan platform ini untuk berbagi cerita, merespon pertanyaan, dan memperkuat hubungan emosional dengan pelanggan.

Siap Bawa Brand Kamu ke Level Selanjutnya?

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

Referral: Manfaat, Contoh dan Cara Membuat Program yang Tepat

Saat ini hampir di setiap kanal penjualan pembelian pasti menyertakan halaman khusus referral. Referral adalah salah satu strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan referral dalam penjualan suatu produk/layanan?

Singkatnya, referral berarti rekomendasi dari pelanggan atau mitra yang sudah ada untuk menarik orang lain menggunakan layanan/produk sehingga mereka menjadi pelanggan baru bisnis. 

Referral berbeda dari affiliate, karena itu kamu perlu memahami apa itu referral, manfaatnya, serta cara membuat program referral yang tepat agar bisa memberikan hasil yang maksimal untuk perusahaan. Yuk simak pembahasan lengkapnya dalam artikel berikut ini. 

Baca Juga: Panduan Lengkap Menyusun Strategi Digital Marketing untuk B2B

Apa Itu Referral dan Contohnya?

Referral adalah proses di mana seseorang merekomendasikan produk atau layanan kepada orang lain berdasarkan pengalaman positif yang telah dirasakan. Rekomendasi ini bisa dilakukan secara langsung, melalui media sosial, email, atau platform digital lainnya. 

Dalam dunia bisnis, referral sering kali menjadi alat pemasaran yang sangat kuat dan menguntungkan karena kepercayaan yang terbangun antara pelanggan dengan merek dapat membuat mereka merekomendasikan layanan dengan sukarela kepada kerabat atau kenalannya. 

Berbeda dengan iklan pemasaran yang sering dianggap subjektif, referral cenderung lebih organik dan objektif karena berdasarkan pengalaman nyata pelanggan. Hal ini pun membuat calon pelanggan lebih percaya dan cenderung melakukan pembelian seperti yang direkomendasikan kenalan.

Salah satu contoh program referral yang sukses di Indonesia adalah program dari  OVO yang merupakan salah satu dompet digital terbesar di Indonesia. Pengguna OVO dapat mengundang teman atau keluarga untuk mendaftar dan menggunakan layanan OVO. 

Setiap kali orang yang diundang melakukan transaksi, baik pengguna yang mengundang maupun yang diundang akan mendapatkan cashback atau bonus tertentu. Program ini berhasil menarik banyak pengguna baru sekaligus mempertahankan loyalitas pengguna yang sudah ada.

Dengan memberikan insentif yang menarik dalam referral, bisnis tidak hanya mendorong pelanggan untuk merekomendasikan layanan tetapi juga menciptakan hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dan bisnis.

5 Manfaat Referral untuk Bisnis

Secara spesifik berikut ini beberapa manfaat yang akan didapatkan bisnis jika menggunakan program referral dengan tepat, yaitu: 

  1. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan: Dibandingkan iklan dari perusahaan, calon pelanggan cenderung lebih percaya pada rekomendasi dari teman, keluarga, atau kenalan karena itu program referral sangat penting dalam membantu membangun kredibilitas dan reputasi yang baik di mata calon pelanggan.
  2. Mengurangi Biaya Pemasaran: Biaya untuk membuat program referral marketing biasanya jauh  lebih hemat dibandingkan dengan metode pemasaran lain seperti iklan atau influencer. Hal ini karena pemasaran bergantung pada pelanggan yang sudah ada, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pelanggan baru cenderung lebih rendah.
  3. Meningkatkan Loyalitas Pelanggan: Pelanggan yang datang melalui referral biasanya cenderung lebih loyal dibandingkan pelanggan yang datang melalui channel marketing yang lain. Hal ini karena sejak awal mereka sudah memiliki ekspektasi positif berdasarkan rekomendasi yang diterima.
  4. Meningkatkan Brand Awareness: Setiap kali seseorang merekomendasikan suatu produk atau layanan, otomatis brand awareness juga ikut meningkat. Hal ini karena semakin banyak orang yang berbicara tentang produk tersebut, dengan begitu ini akan meningkatkan kemungkinan bisnis menjadi lebih dikenal oleh audiens yang lebih luas.
  5. Mendapatkan Konversi yang Lebih Tinggi: Calon pelanggan yang datang melalui referral biasanya memiliki tingkat konversi yang lebih tinggi. Hal ini karena mereka biasanya sudah memiliki minat dan niat untuk membeli namun terhambat sampai mereka mendapatkan rekomendasi.

7 Cara dan Tips Membuat Program Referral yang Tepat

Untuk membuat program referral yang efektif, ada beberapa cara dan tips yang bisa kamu lakukan dan maksimalkan, yaitu:

 1. Tentukan Target yang Ingin Didapat

Sebelum memulai program referral, tentukan dengan jelas apa tujuan atau target utama yang ingin perusahaan dapatkan. Apakah untuk meningkatkan jumlah pelanggan baru, meningkatkan penjualan, atau memperkuat hubungan dengan pelanggan yang sudah ada. Dengan begitu kamu bisa menyesuaikan program agar disusun lebih tepat dan menguntungkan perusahaan.

 2. Pilih Reward yang Menarik

Reward atau insentif adalah bagian penting dalam program referral. Lakukan riset dan analisa lebih dulu apa reward yang menarik bagi pelanggan yang memberikan referral. Pastikan reward yang ditawarkan cukup menarik untuk mendorong partisipasi dari pelanggan lama. Misalnya, diskon produk, voucher belanja, atau akses eksklusif ke fitur tertentu.

 3. Sederhanakan Proses Referral

Proses referral harus mudah dipahami dan diikuti karena banyak pelanggan yang cenderung tidak menyukai proses referal yang rumit dan menyulitkan. Buatlah sistem atau program referral yang sederhana, misalnya seperti menyediakan tautan unik yang bisa langsung disalin dan dibagikan ke orang lain. Semakin mudah prosesnya, semakin besar kemungkinan pelanggan akan berpartisipasi.

 4. Promosikan Program Secara Efektif

Setelah program referral telah siap untuk digunakan pelanggan, lakukan promosi secara khusus di berbagai platform seperti email, media sosial, atau website. Tekankan benefit atau hadiah yang akan didapatkan sehingga informasi tentang program referral bisa menarik dan diikuti banyak pelanggan.

 5. Pantau dan Evaluasi Performa

Jangan lupa gunakan tools analitik untuk memantau performa program referral. Evaluasi data seperti jumlah referral yang masuk, tingkat konversi, dan tingkat ROI (Return on Investment). Informasi ini akan membantu mengetahui mana bagian yang perlu ditingkatkan sehingga bisa mengoptimalkan program referral dengan lebih baik lagi.

 6. Berikan Penghargaan kepada Referrer

Selain memberikan reward kepada pelanggan baru, jangan lupa untuk memberikan penghargaan kepada referrer. Ini akan membuat mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk terus merekomendasikan produk atau layanan. Terus jaga dan bangun hubungan dengan pelanggan baru atau lama sehingga mereka merasa bahwa perusahaan peduli dengan kepuasan mereka.

7. Jaga Kualitas Produk atau Layanan

Terakhir, jangan lupa untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk atau layanan yang ditawarkan. Referral hanya akan berhasil jika produk atau layanan memiliki kualitas yang baik. Pastikan produk atau layanan tetap mendapatkan respon yang positif agar mereka mau merekomendasikannya kepada orang lain.

Program referral menjadi salah strategi pemasaran yang cukup efektif untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis secara organik. Dengan memanfaatkan kekuatan rekomendasi dari pelanggan lama, perusahaan dapat memperluas jangkauan pasar tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Namun ingat bahwa untuk membuat program referral yang sukses, diperlukan adanya perencanaan yang matang, reward yang menarik, dan promosi yang efektif.

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

Mengulik Apa itu Cost Per Mille dan Cara Menghitungnya

Dalam dunia pemasaran digital, CPM (Cost Per Mille) adalah salah satu metrik yang sering dibahas karena digunakan untuk mengukur efektivitas kampanye suatu iklan digital. CPM sering digunakan oleh digital marketer untuk mengevaluasi biaya iklan yang dijelaskan dan menentukan strategi pemasaran yang paling efisien dan tepat.

Jika kamu sedang memulai pemasaran iklan digital, kamu perlu menyimak artikel ini yang akan membahas lengkap tentang pengertian CPM, cara menghitungnya, perbedaannya dengan metrik lain, kelebihan dan kekurangannya, serta bagaimana cara mengoptimasi CPM untuk mencapai hasil yang terbaik.

Baca Juga: Mengenal Apa itu Pain Point Pelanggan dan Cara Penggunaannya

Pengertian CPM dan Cara Mengukurnya

CPM atau Cost Per Mille adalah sebuah metrik perhitungan biaya dalam dunia periklanan digital yang mengacu pada harga yang harus dibayarkan oleh pengiklan untuk setiap 1.000 kali tayangan (impression) yang didapatkan.

Artinya, CPM digunakan untuk mengukur berapa banyak uang yang harus dikeluarkan pengiklan agar iklan mereka dilihat oleh seribu orang. Metode ini sangat umum digunakan di beberapa platform pengelola iklan seperti Google Ads dan Facebook Ads.

Impressions ini merujuk pada berapa kali jumlah iklan ditampilkan kepada audiens, tanpa memperhitungkan apakah audiens tersebut benar-benar melihat atau berinteraksi dengan iklan tersebut. Untuk menghitung CPM, rumus yang digunakan cukup sederhana yaitu:

CPM = (Biaya Iklan / Jumlah Impression) x 1.000

Sebagai contoh, seorang pengiklan membayar Rp 10.000.000 untuk kampanye iklan digital di Google Ads dan iklan tersebut berhasil mendapatkan 400.000 impression, maka CPM-nya dapat dihitung sebagai berikut:

CPM = (10.000.000 / 400.000) x 1.000 = Rp 25.000

Artinya, pengiklan membayar Rp 25.000 untuk setiap 1.000 kali iklan yang ditampilkan. Perhitungan ini sangat berguna dalam mengevaluasi anggaran iklan serta membandingkan performa antar platform periklanan. 

Selain itu, hal ini juga dapat membantu pengiklan dalam membuat keputusan yang tepat, mampu mengalokasikan anggaran dengan efisien serta dapat memprediksi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai target jumlah tayangan tertentu. 

CPM sangat cocok digunakan untuk kampanye yang bertujuan meningkatkan brand awareness karena fokus utamanya adalah menjangkau audiens sebanyak mungkin. 

Misalnya, suatu perusahaan meluncurkan sebuah layanan baru dan ingin mengiklankannya, maka pengiklan dapat menggunakan CPM untuk menampilkan iklan layanan agar mendapatkan eksposur yang tinggi meskipun tidak semua orang yang melihat iklan tersebut melakukan pembelian.

Perbedaan CPM vs CPC vs CPA

Dalam periklanan digital, ada beberapa teknik atau metode iklan yang umum digunakan diantaranya yaitu CPM (Cost per Mile), CPC (Cost Per Click), dan CPA (Cost Per Action). Lantas apa perbedaan utama dari CPM, CPC dan CPA?

Pertama, CPM berfokus pada jumlah tayangan iklan yang sangat cocok untuk kampanye  brand awareness. Hal ini karena tujuan utamanya adalah memastikan iklan dilihat oleh banyak orang dan tidak mementingkan apakah ada  interaksi atau konversi dari audiens setelah melihat iklan tersebut.

Sedangkan CPC berfokus pada berapa besar biaya yang dikeluarkan ketika seseorang mengklik iklan. Metode yang satu ini lebih cocok untuk kampanye peningkatan traffic ke situs web atau landing page. Jadi, pengiklan hanya membayar ketika audiens menunjukkan minat dengan mengklik iklan.

Sementara itu CPA merupakan metode iklan yang paling spesifik karena hanya membebankan biaya ketika pengguna melakukan tindakan tertentu, apakah itu pembelian, pengisian formulir, atau langganan newsletter. Metode ini sangat ideal untuk kampanye yang berfokus pada konversi atau pembelian.

Setiap metode iklan ini memiliki karakteristik, kelebihan, kekurang dan tujuan yang berbeda, sehingga dalam pemilihannya pengiklan harus menyesuaikan dengan tujuan kampanye dan target audiens perusahaan.

Kelebihan dan Kekurangan CPM

Dalam penggunaannya, metode CPM tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Berikut ini beberapa kelebihan penggunaan CPM yang membuatnya sering digunakan pengiklan, yaitu:

  1. Sangat efektif untuk meningkatkan brand awareness. Iklan dengan metode CPM biasanya akan ditampilkan kepada audiens dalam jumlah besar, sehingga  meningkatkan kemungkinan iklan dilihat oleh banyak orang.
  2. Biaya per tayangan relatif rendah dibandingkan model lain. Dengan CPM, pengiklan hanya membayar untuk setiap 1.000 tayangan yang umumnya lebih hemat biaya dibandingkan model CPA yang fokus pada hasil konversi. 
  3. Memberikan gambaran jelas tentang seberapa sering iklan dilihat oleh audiens.  CPM memberikan data mengenai berapa besar jumlah tayangan iklan, sehingga pengiklan dapat mengevaluasi performa kampanye berdasarkan seberapa luas jangkauan iklan tersebut. 

Namun, ada juga beberapa kekurangan CPM yang perlu diperhatikan, yaitu:

  1. Tidak menjamin bahwa audiens benar-benar melihat atau memperhatikan iklan tersebut. Meskipun iklan ditayangkan kepada ribuan orang, tidak ada jaminan bahwa audiens benar-benar melihat atau memperhatikan iklan tersebut. Terlebih banyak faktor seperti posisi iklan, durasi tayang, atau relevansi konten yang dapat mempengaruhi tingkat engagement iklan. Misalnya, iklan yang muncul di bagian bawah halaman mungkin kurang terlihat dibandingkan iklan di bagian atas.
  2. Jika iklan tidak dioptimalkan dengan baik, biaya per tayangan bisa menjadi mahal tanpa hasil yang signifikan. Tanpa strategi penargetan yang tepat, iklan CPM dapat ditayangkan kepada audiens yang tidak relevan, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak memberikan dampak nyata bagi bisnis. Oleh karena itu, penting bagi pengiklan untuk memastikan bahwa iklan mereka dirancang dengan baik dan ditayangkan kepada audiens yang tepat.
  3. Sulit untuk mengukur dampak langsung terhadap penjualan atau konversi. Karena metode ini hanya menghitung jumlah tayangan, tidak ada data yang menunjukkan apa yang dilakukan audiens setelah melihat iklan. Apakah mereka tertarik, mengklik, atau melakukan pembelian.

Cara Mengoptimasi CPM dalam Iklan Digital

Agar kamu mendapatkan hasil maksimal dari penggunaan metode CPM, berikut ini beberapa strategi optimasi yang bisa kamu coba lakukan, yaitu:

1. Pilih Platform yang Tepat

Platform tempat iklan ditayangkan sangat mempengaruhi efektivitas kampanye CPM. Pastikan untuk memilih platform yang sesuai dengan target audiens. Misalnya, jika audiens target adalah profesional atau pebisnis, kamu bisa memasang iklan di LinkedIn. Sedangkan jika untuk konsumen umum maka kamu bisa menggunakan platform iklan di Facebook, Instagram, atau YouTube Selain itu, pastikan platform tersebut memiliki alat analitik yang kuat untuk melacak performa iklan.

2. Optimalkan Penargetan Audiens

Penargetan audiens yang benar dan tepat adalah kunci keberhasilan CPM. Kamu bisa menggunakan fitur penargetan yang disediakan oleh platform iklan untuk menjangkau audiens yang lebih relevan. Retargeting juga bisa digunakan untuk menampilkan iklan kepada orang-orang yang sebelumnya telah berinteraksi dengan brand. Dengan begitu iklan akan ditayangkan kepada orang-orang yang memiliki kemungkinan untuk tertarik pada produk atau layanan yang ditawarkan.

3. Buat Desain Iklan yang Menarik

Desain iklan yang menarik secara visual dan informatif dapat meningkatkan kemungkinan audiens memperhatikan suatu iklan. Pastikan untuk menggunakan gambar atau video berkualitas tinggi yang relevan dengan pesan iklan. Sertakan teks singkat, jelas dan langsung menyampaikan nilai utama produk atau layanan. Jika perlu gunakan warna dan elemen visual yang mencolok untuk menarik perhatian. Ingatlah bahwa audiens sering kali hanya memiliki waktu beberapa detik untuk melihat iklan, jadi pastikan pesan utama tersampaikan dengan cepat.

4. Optimalkan Posisi Penempatan Iklan

Posisi iklan di halaman web atau aplikasi dapat mempengaruhi seberapa besar perhatian yang diterima iklan tersebut. Pilih opsi penempatan iklan di area yang lebih terlihat, seperti bagian atas halaman, di antara konten utama atau sebagai video pre-roll yang tidak dapat dilewati. Hindari menempatkan iklan di bagian bawah halaman atau area yang kurang terlihat, karena ini dapat mengurangi kinerja iklan.

5. Lakukan A/B Split Testing

Melakukan uji A/B adalah cara yang efektif untuk mengetahui format iklan mana yang paling berdampak pada performa iklan. Cobalah variasikan elemen-elemen seperti judul dan teks iklan, gambar atau video, warna tombol call-to-action (CTA), dan target audiens. Dengan membandingkan hasil dari setiap variasi, kamu dapat mengetahui kombinasi elemen mana yang paling efektif untuk meningkatkan performa CPM.

6. Pantau dan Analisis Performa Secara Berkala

Keenam jangan lupa melakukan pemantauan performa iklan secara berkala menggunakan alat analitik yang disediakan oleh platform iklan seperti jumlah tayangan iklan (impressions), jumlah unik audiens yang melihat iklan (reach), persentase audiens yang mengklik iklan setelah melihatnya (CTR), dan tingkat interaksi audiens dengan iklan (engagement rate). Jika performa iklan tidak sesuai harapan, kamu bisa melakukan penyesuaian pada desain, penargetan, atau anggaran.

7. Sesuaikan Anggaran Berdasarkan Performa

CPM dapat menjadi mahal jika tidak dioptimalkan dengan baik, sehingga kamu perlu menyesuaikan anggaran berdasarkan performa. Alokasikan lebih banyak anggaran untuk iklan atau audiens yang menunjukkan performa terbaik, dan kurangi atau hentikan anggaran untuk iklan yang tidak memberikan hasil signifikan. Kamu juga bisa menggunakan fitur bidding otomatis untuk menyesuaikan biaya per tayangan berdasarkan performa iklan.

Sekian pembahasan mengenai apa itu CPM, contoh, cara mengukur, perbedaan, kelebihan dan kekurangan serta cara optimasi CPM yang tepat. Masih belum memahami bagaimana mengelola iklan dan CPM untuk hasil yang maksimal? Itu berarti saatnya kamu meminta bantuan dari agensi digital profesional. 

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

Apa itu Influencer? Kenali Jenis dan Cara Menjadi Influencer yang Sukses

Di era serba digital ini banyak orang yang memiliki minat untuk menjadi seorang influencer. Influencer merupakan seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi opini, gaya hidup, dan keputusan pembelian audiensnya. Banyak yang tertarik dengan posisi yang satu ini mengingat begitu banyak keuntungan yang akan didapatkan.

Saat ini influencer seolah menjadi ujung tombak bisnis digital agar bisa berkembang luas dan dikenal banyak orang.  Nah jika kamu berencana untuk bekerja sama dengan influencer untuk meningkatkan bisnismu, ada baiknya kamu simak artikel ini lebih dulu.

Artikel ini akan membahas tentang apa itu influencer, bagaimana cara menjadi influencer, dan apa saja keuntungan serta tantangannya. Yuk bersama simak sampai akhir.

Baca Juga: Cara Menentukan Rate Card, Strategi dan Cara Menegosiasikannya

Apa Itu Influencer?

Influencer adalah sebutan untuk seseorang yang memiliki pengaruh besar terhadap audiensnya, terutama di platform media sosial seperti Instagram, TikTok, YouTube, atau Twitter. 

Influencer biasanya identik dengan memiliki banyak followers yang tertarik dan terlibat aktif dengan konten yang mereka bagikan. Selain itu influencer juga erat kaitannya dengan seseorang yang membahas satu topik tertentu dengan rutin baik itu tentang gaya hidup, kecantikan, teknologi, atau bidang lainnya.  

Di era digital ini kehadiran influencer dianggap menjadi kunci utama yang perlu dilakukan oleh hampir setiap bisnis. Hal ini karena seorang influencer memiliki kemampuan dan kekuatan untuk mengajak dan mendorong kepercayaan dengan audiens secara online.

Hal ini dapat terlihat ketika seorang influencer merekomendasikan suatu produk atau layanan, banyak orang cenderung mempercayai rekomendasi tersebut. Inilah yang membuat influencer menjadi alat pemasaran yang saat ini tengah efektif dan banyak dilakukan di era digital.  

Jenis-Jenis Influencer

Influencer dapat dikategorikan berdasarkan beberapa hal, seperti jumlah followers, niche atau platform yang digunakan. Berikut ini beberapa jenis pembagian influencer yang paling umum, yaitu:  

Berdasarkan Jumlah Followers

Berdasarkan jumlah followers, terdapat influencer dibagi menjadi empat jenis yaitu:

  1. Mega Influencer: Influencer dengan lebih dari 1 juta followers, biasanya berasal dari kalangan selebriti atau public figure.  
  2. Macro Influencer: Influencer dengan 100.000 hingga 1 juta followers yang umumnya berasal dari ahli di bidang tertentu.  
  3. Influencer: Influencer dengan 10.000 hingga 100.000 followers yang dikenal memiliki engagement rate yang tinggi.  
  4. Nano Influencer: Influencer dengan kurang dari 10.000 followers, biasanya mereka sangat dekat dengan audiens dan dianggap lebih autentik dan organik.

Berdasarkan Niche atau Bidang

Berdasarkan tipe Niche atau topik, terdapat beberapa jenis influencer yaitu:

  1. Beauty Influencer: Influencer yang berfokus membuat konten kecantikan, seperti makeup, skincare, dan perawatan diri.  
  2. Fashion Influencer: Influencer yang berfokus pada fashion seperti gaya berpakaian, tren dan rekomendasi produk fashion.  
  3. Travel Influencer: Influencer yang berfokus untuk membagikan konten tentang pengalaman traveling, tips liburan, dan rekomendasi destinasi.  
  4. Lifestyle Influencer: Influencer yang berfokus pada pembuatan konten kesehatan, olahraga, dan gaya hidup sehat.  
  5. Tech Influencer: Influencer yang berfokus membahas produk teknologi terbaru, gadget, dan tips seputar teknologi.  

Berdasarkan Platform

Terakhir, ada beberapa jenis influencer berdasarkan asal platformnya, yaitu:

  1. Instagram Influencer: Influencer yang berfokus pada konten visual seperti foto dan video pendek di platform Instagram atau yang disebut dengan Selebgram.
  2. YouTube Influencer: Influencer yang berfokus pada pembuatan konten video durasi panjang, seperti tutorial, review, atau vlog di platform Youtube atau yang disebut dengan Youtuber.
  3. TikTok Influencer: Influencer yang fokus membagikan konten video pendek yang kreatif dan menghibur di platform  TikTok atau yang disebut dengan TikToker.
  4. Blog Influencer: Influencer yang berfokus membagikan konten tulisan berupa artikel atau esai panjang di blog pribadi atau platform menulis lainnya, sering juga disebut sebagai Blogger. 

Cara dan Langkah Menjadi Influencer  

Banyak orang yang kini tertarik menjadi seorang influencer, namun mereka belum tahu bagaimana cara untuk mulai melakukannya. Perlu diingat bahwa menjadi Influencer adalah sebuah proses panjang dan tidak instan. 

Perlu adanya konsistensi, kreativitas, dan strategi yang tepat untuk bisa dikenal dan mendapatkan banyak pengikut di suatu platform. Nah di bawah ini adalah langkah-langkah untuk memulai karir sebagai influencer:  

1. Tentukan Niche atau Bidang yang Kamu Kuasai  

Cara menjadi Influencer yang pertama adalah tentukan dan pilih bidang yang sesuai dengan minat dan keahlian kamu. Mulailah dengan memilih niche yang spesifik agar bisa membantumu untuk membangun audiens dan konten yang lebih terarah. Misalnya, jika kamu suka makeup dan dress up maka fokuslah membuat konten-konten seputar kecantikan.

2. Buat Konten yang Berkualitas dan Konsisten  

Nah setelah kamu menentukan tipe niche konten, selanjutnya adalah buat berbagai konten yang berkualitas dan sesuai dengan niche tersebut. Jangan lupa untuk buat konten dengan konsisten, karena konsisten adalah kunci kesuksesan seorang influencer. 

Pastikan konten yang kamu buat dibungkus dengan menarik, informatif, dan relevan dengan audiens. Kamu bisa memanfaatkan beberapa alat editing seperti Canva, CapCut atau Adobe Premiere.  

3. Bangun Personal Brand yang Kuat  

Ketiga, jangan lupa untuk membuat dan membangun personal brand yang khas dan unik. Personal brand adalah citra yang ingin kamu tunjukkan kepada audiens, apakah citra yang humoris, friendly, ramah atau profesional. Personal brand berkaitan juga nilai atau pesan yang ingin kamu sampaikan dan bagaimana kamu ingin dilihat atau dipandang oleh audiens dan followers.

4. Manfaatkan Media Sosial  

Selanjutnya kamu bisa pilih beberapa platform media sosial yang sesuai dengan jenis konten yang kamu buat. Kamu bisa berfokus pada satu platform saja atau membuat akun di beberapa platform berbeda. 

Hanya saja perlu kamu ingat bahwa setiap platform memiliki audiens dan pertumbuhan akun yang berbeda-beda. Jadi kamu perlu menyusun strategi dan membuat konten yang tepat untuk setiap platform. Jangan lupa untuk aktif dalam mengelola keduanya dengan benar.  

5. Berinteraksi dengan Audiens  

Kelima jangan lupa untuk terus aktif dalam berinteraksi dengan audiens atau followers. Usahakan untuk selalu memberikan respon seperti memberikan suka, komentar, membalas pesan atau menerima feedback dan masukan dari followers. Ingat bahwa suatu akun bisa menjadi besar karena kekuatan audiens dan followers. Teruslah membangun interaksi yang baik agar bisa meningkatkan engagement rate dan meningkatkan loyalitas audiens.  

6. Kolaborasi dengan Brand atau Influencer Lain  

Terakhir, jangan lupa untuk terbuka dalam menjalin hubungan atau kerjasama dengan brand atau influencer lain. Baik berasal dari niche yang sama atau bahkan berbeda sama sekali. Dengan adanya kolaborasi kamu bisa terbantu untuk mendapatkan exposure (paparan) yang lebih luas sehingga akunmu bisa menjangkau lebih banyak orang. Selain itu hal ini juga bisa menambah poin kredibilitas di media sosial karena membuktikan bahwa kamu termasuk orang yang dapat memberikan pengaruh di tengah audiens digital.

4 Keuntungan dan Tantangan Menjadi Influencer  

Menjadi influencer memang terlihat banyak memberikan berbagai keuntungan, baik secara finansial maupun personal. Berikut ini adalah beberapa keuntungan umum yang bisa kamu dapatkan dengan menjadi seorang influencer, yaitu:  

  1. Penghasilan yang Menjanjikan: Influencer dapat menghasilkan uang yang cukup menjanjikan dengan konten bersponsor, affiliate marketing atau menjualkan produk sendiri. Semakin besar pengaruh kamu di media sosial maka semakin tinggi penghasilan yang bisa kamu dapatkan.  
  2. Kesempatan Kolaborasi dengan Brand Terkenal: Influencer biasanya akan banyak diundang dengan brand kecil sampai besar untuk bekerja sama mempromosikan produk mereka. Tentunya ini  bisa menjadi kesempatan yang langka untuk mencoba produk gratis atau mendapatkan bayaran dari hasil kerjasama.
  3. Membangun Jaringan yang Luas:  Sebagai influencer, tentu kamu akan bertemu dengan banyak orang, baik itu sesama influencer, profesional, atau followers. Hal ini tentunya sangat berguna dalam memperluas jejaring sosial yang baru dari berbagai kalangan. 
  4. Kebebasan Kreatif: Sebagai seorang influencer, kamu berkaitan erat dengan konten yang harus beragam dan kreatif. Tidak heran banyak influencer yang berkreasi dengan bebas untuk mengekspresikan diri dan menciptakan konten sesuai dengan passion atau audiens.  

Meskipun menawarkan banyak keuntungan, menjadi influencer juga memiliki beberapa tantangan tersendiri. Berikut adalah beberapa tantangan yang harus kamu hadapi jika menjadi seorang influencer, yaitu:  

  1. Kompetisi yang Ketat: Industri influencer sangat kompetitif karena banyak orang yang ingin dan berusaha bertahan untuk menjadi influencer. Sehingga kamu harus terus berinovasi agar bisa mempertahankan atau meningkatkan pengaruh kamu dengan audiens di media sosial.
  2. Tekanan untuk Selalu Menghasilkan Konten: Media sosial selalu diisi dengan berbagai jenis konten yang beragam. Audiens selalu mengharapkan konten yang baru secara rutin. Tentunya hal ini bisa menjadi tekanan tersendiri, terutama jika kamu sedang kesulitan atau kehabisan ide.  
  3. Kritik dan Hate Comments: Sebagai influencer kamu kini menjadi tokoh publik di media sosial, sehingga kamu mungkin akan lebih mudah menerima kritik atau komentar negatif jika melakukan sesuatu yang tidak sejalan dengan audiens.
  4. Perubahan Algoritma Media Sosial: Perubahan algoritma platform media sosial juga dapat menjadi tantangan tersendiri. Kamu harus selalu update dengan tren yang ada maupun dengan fitur dan pembaharuan dari media sosial agar bisa menyusun dan menerapkan strategi baru.  

Itulah serangkaian pembahasan mengenai apa itu influencer dan bagaimana keuntungan serta tantangannya. Meskipun menjadi influencer terlihat mudah dan menjanjikan, nyatanya ada beberapa tantangan besar yang mungkin akan dihadapi.  

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

Cara Menentukan Rate Card, Strategi dan Cara Menegosiasikannya 

Pada pembahasan sebelumnya sudah dibahas mengenai apa itu rate card dan faktor yang mempengaruhinya. Menentukan rate card atau daftar harga adalah salah satu aspek penting dalam menjalankan bisnis, terutama bagi freelancer, kreator konten, atau agensi. 

Rate card tidak hanya mencerminkan nilai layanan yang ditawarkan, tetapi juga menjadi alat untuk bisa menarik perhatian klien. Namun, masih banyak orang yang sulit menentukan rate card yang tepat. 

Nah artikel kali ini akan membahas dengan lengkap bagaimana cara menentukan rate card, strategi dalam menetapkan harga, dan bagaimana teknik negosiasi yang efektif. Yuk baca sampai akhir. 

Baca Juga: Apa itu Rate Card, Contoh dan Faktor yang Mempengaruhinya

7 Langkah & Cara Menentukan Rate Card  

Menentukan rate card bukanlah hal yang mudah karena kamu harus mempertimbangkan banyak hal agar harga tidak merugikan dan tetap menguntungkan kedua belah pihak. Agar kamu bisa menentukan harga rate card yang tepat, berikut ini ada beberapa langkah dan cara  untuk membuat rate card, yaitu: 

1. Analisis Biaya Produksi atau Operasional    

Langkah pertama dalam menentukan rate card adalah menghitung semua biaya yang terkait dengan proses produksi atau penyediaan layanan. Mulai dari biaya bahan baku, tenaga kerja, harga alat yang digunakan dan biaya operasional lainnya. Setelah mengetahui total biaya operasional kamu bisa tambahkan margin keuntungan yang kamu harapkan. Margin ini bisa bervariasi tergantung pada industri dan skala bisnis.  

2. Lakukan Riset Pasar    

Riset pasar adalah kunci untuk memahami dan mengetahui berapa harga standar yang berlaku untuk suatu layanan/produk. Riset pasar bisa dilakukan dengan melakukan analisa kompetitor dan survei pelanggan agar dapat memberikan gambaran tentang harga yang kompetitif dan seberapa besar pelanggan bersedia membayar. Dengan memahami dinamika pasar, kamu jadi dapat menetapkan harga yang tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah.  

3. Tentukan Nilai Tambah (Unique Selling Proposition)    

Langkah ketiga dalam menentukan rate card adalah jangan lupa untuk menetapkan apa yang membuat produk/layanan yang kamu tawarkan menarik dan unik sehingga berbeda dari pesaing lainnya. Cari tahu apakah kamu menawarkan kualitas yang lebih tinggi, layanan pelanggan yang lebih baik, atau fitur tambahan yang tidak dimiliki pesaing? Nilai tambah ini dapat menjadi dasar untuk menetapkan harga yang lebih tinggi yang membedakan layanan yang kamu tawarkan di pasaran.  

4. Segmentasi Pasar dan Penetapan Harga    

Keempat, kamu juga perlu melakukan segmentasi pasar agar kamu bisa menyesuaikan harga dengan target pelanggan. Ketahui siapa yang ingin kamu targetkan, apakah kamu menargetkan pelanggan premium, menengah, atau pelanggan dengan anggaran terbatas? 

Pastikan kamu menyesuaikan harga tidak jauh dari kondisi daya beli dan ekspektasi pelanggan. Selain itu, dengan melakukan segmentasi pasar kamu juga bisa menyusun paket harga atau diskon layanan agar semakin menarik pelanggan dan meningkatkan pembelian dalam jumlah besar.  

5. Uji Coba dan Evaluasi    

Setelah selesai menentukan rate card, segera lakukan uji coba penerapan rate card dengan pelanggan. Lihat dan pantau bagaimana respon mereka terhadap rate card dan evaluasi hasil penjualan yang didapatkan. Jika perlu kamu bisa melakukan penyesuaian harga berdasarkan feedback dan data tersebut. Rate card bisa terus kamu perbarui sesuai dengan perubahan kebutuhan, kondisi pasar, atau strategi bisnis.  

6. Komunikasi yang Jelas dan Transparan    

Pastikan rate card yang kamu buah bisa dengan mudah dipahami oleh pelanggan. Dalam rate card, pastikan kamu menyertakan semua bagian layanan seperti syarat dan ketentuan, durasi, manfaat, paket dan harga yang dikenakan. Pastikan kamu mengutamakan transparansi harga agar bisa meningkatkan kepercayaan pelanggan dan mengurangi potensi kesalahpahaman.  

7. Review Berkala dan Penyesuaian    

Rate card harus direview secara berkala, terutama jika ada perubahan dalam biaya produksi, kondisi pasar, atau strategi bisnis. Jangan lupa untuk mempertimbangkan faktor eksternal seperti inflasi atau perubahan kebijakan agar memastikan bahwa rate card tetap relevan dan kompetitif.  

4 Strategi Penetapan Harga yang Efektif  

Setelah memahami bagaimana cara atau langkah menentukan rate card, langkah selanjutnya kamu perlu mengetahui beberapa strategi penetapan harga yang efektif. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa kamu gunakan:

1.   Cost-Plus Pricing    

Strategi ini berfokus pada penetapan harga berdasarkan biaya produksi. Strategi ini akan menghitung total biaya produksi dan menambahkan persentase keuntungan untuk bisnis. Strategi ini juga menjadi salah satu strategi umum yang banyak digunakan oleh berbagai bisnis. Misalnya, jika biaya produksi sebuah proyek adalah Rp 10 juta dan ingin mendapatkan keuntungan 20%, maka harga yang ditetapkan adalah Rp 12 juta. Strategi ini adalah cara penetapan harga yang sederhana namun memastikan semua biaya bisa tertutupi.

2.   Value-Based Pricing    

Strategi ini berfokus untuk mengedepan kualitas, manfaat dan nilai yang akan diberikan kepada klien, bukan hanya untuk menutupi biaya produksi. Artinya, kamu akan berfokus untuk menghasilkan kualitas yang biasanya didapatkan dari biaya yang lebih tinggi. Misalnya, jika sebuah kampanye iklan bisa menghasilkan penjualan sebesar 30%, maka harga yang ditetapkan bisa lebih tinggi karena nilai yang diberikan sangat signifikan.

3.   Competitive Pricing    

Strategi ini disusun dengan menyesuaikan harga layanan yang ditawarkan dengan harga yang ditawarkan kompetitor. Strategi ini banyak dilakukan di hampir setiap perusahaan karena dinilai ampuh untuk menarik perhatian pelanggan agar menggunakan layanan mereka. Misalnya jika kompetitor menawarkan harga Rp 5 juta untuk layanan yang serupa, kamu bisa menetapkan harga sedikit di bawah atau di atasnya. Namun jangan lupa untuk tetap memperhatikan kualitas layanan agar tetap terjaga.

4.   Tiered Pricing    

Strategi keempat adalah dengan menawarkan beberapa paket layanan dengan harga berbeda. Strategi ini dinilai cukup efektif karena terbukti mampu meningkatkan penjualan. Misalnya kamu bisa membuat beberapa paket layanan mulai dari paket dasar dengan fitur minimal, paket standar dengan fitur lebih lengkap, dan paket premium dengan layanan eksklusif. Ini memberikan fleksibilitas bagi klien untuk memilih layanan sesuai dengan kebutuhan mereka.

5 Cara Menegosiasikan Rate Card dengan Klien  

Saat mencari suatu jasa, melihat rate card adalah bagian yang tak terpisahkan untuk menyesuaikannya dengan anggaran yang ditetapkan. Jika jasa yang diberikan sudah sesuai namun harga yang ditetapkan melebihi anggaran, maka negosiasi adalah jalan keluarnya. Agar bisa memaksimalkan kebutuhan dengan harga rate card yang ditetapkan, berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan dalam bernegosiasi dengan klien:

1.   Persiapkan Dasar Penetapan Harga    

Sebelum bernegosiasi, pastikan kamu telah melakukan riset untuk mencari tahu bagaimana harga layanan atau jasa di pasaran. Jika harga yang ditetapkan jauh dari pasaran, pastikan kamu memiliki alasan kuat di balik rate card yang ditawarkan. 

Jelaskan secara detail biaya produksi, nilai yang diberikan, dan mengapa harga tersebut dirasa sudah sepadan. Dengan begitu klien akan lebih mudah menerima harga yang telah kamu tetapkan.

2.   Tunjukkan Portofolio dan Testimoni    

Agar lebih meyakinkan para klien dengan harga yang kamu cantumkan, sertakan dan tunjukan hasil kerja atau testimoni dari klien sebelumnya. Hal ini bisa menjadi menjadi bukti nyata yang akan menjelaskan kualitas layanan yang kamu berikan ke calon klien. Dengan begitu klien bisa lebih mempercayai layanan yang kamu tawarkan terbukti  sebanding dengan hasil yang akan didapatkan.

3.   Bersikap Fleksibel Namun Tegas    

Negosiasi memang ditujukan untuk mendapatkan harga yang bisa diterima oleh kedua pihak. Meskipun kamu belum bisa menurunkan harga sesuai dengan keinginan klien, sebaiknya kamu tetap mendengar masukan klien. 

Jika anggaran klien terbatas, kamu bisa menawarkan solusi alternatif seperti paket layanan dengan harga yang lebih rendah. Namun, tetaplah tegas untuk menentukan batas minimal harga yang dapat diterima agar tidak merugikan diri sendiri.

4.   Fokus pada Nilai, Bukan Harga    

Daripada terlalu berfokus dengan perdebatan harga, sebaiknya kamu jelaskan manfaat dan  nilai yang akan didapatkan klien. Jelaskan bagaimana layanan yang ditawarkan dapat membantu mencapai tujuan mereka. 

Jika kamu bisa menjelaskan nilai dan manfaat dengan baik dan meyakinkan, klien cenderung akan lebih fokus mempertimbangkan keuntungan yang kamu jelaskan. Hal ini akan membuat klien merasa mendapat nilai lebih dan setuju dengan harga yang ditawarkan.. 

5.   Gunakan Teknik Anchoring    

Teknik anchoring adalah teknik menawarkan harga awal yang sedikit lebih tinggi dari target. Ini memberikan ruang untuk negosiasi tanpa harus menurunkan harga terlalu jauh. 

Teknik ini bisa kamu lakukan demi menjaga harga standar yang kamu tetapkan agar tidak berkurang. Misalnya, jika target harga untuk satu kali postingan feed Instagram adalah Rp 10 juta, maka kamu bisa memasukkan Rp 12 juta sebagai harga awal.

Negosiasi menjadi hal yang tak terpisahkan dari segala prose jual beli, karena itu yang terpenting adalah bagaimana agar kamu bisa menanggapi negosiasi dengan tepat.

Ketika kamu menemukan klien yang meminta diskon, kamu bisa menjelaskan bahwa harga yang ditawarkan sudah mencakup biaya riset dan produksi yang sepadan. Atau kamu juga bisa menggunakan cara-cara di atas sesuai kondisimu..  

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

Apa itu Rate Card, Contoh dan Faktor yang Mempengaruhinya

Pernahkah kamu mendengar istilah rate card? Istilah ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi freelancer, kreator konten, atau agensi karena mereka sering menggunakannya sehari-hari. 

Rate card biasanya dipakai saat seorang klien meminta daftar layanan serta harga yang dikenakan oleh seorang penyedia jasa. Rate card jadi salah satu hal penting yang sangat menentukan keberhasilan dalam menarik klien untuk menggunakan jasa yang ditawarkan. 

Artikel kali ini akan membahas secara mendalam tentang pengertian rate card, contoh penerapannya, serta faktor-faktor yang mempengaruhi harga dalam rate card. Yuk simak lebih lanjut.

Baca Juga: Panduan Lengkap Cara Menentukan KPI Sosial Media yang Efektif

Pengertian Rate Card  

Rate card adalah serangkaian daftar yang berisi informasi tentang harga layanan atau produk yang ditawarkan oleh suatu jasa. Rate card biasanya mencakup detail informasi seperti jenis layanan, paket yang tersedia, dan harga yang berlaku. Singkatnya, rate card berarti ‘daftar menu’ untuk layanan/produk digital dan non fisik.

Rate card digunakan sebagai alat komunikasi antara penyedia jasa dan klien agar membantu klien memahami apa yang mereka bayar dan apa yang akan mereka dapatkan..Rate card menjadi alat penting dalam bisnis dalam menjelaskan harga layanan secara transparan dan profesional.

Banyak yang mengira bahwa Rate card hanya berlaku untuk freelancer atau kreator konten, padahal rate card juga bisa digunakan oleh media, agensi periklanan dan berbagai jenis bisnis lainnya. 

Misalnya, sebuah media online bisa memiliki rate card untuk iklan banner, sponsored content, atau partnership. Sementara itu, seorang fotografer juga bisa memiliki rate card untuk berbagai jenis pemotretan, seperti pernikahan, produk, atau acara perusahaan.

Contoh Rate Card dalam Berbagai Industri  

Nah agar kamu bisa membayangkan lebih lanjut bagaimana bentuk rate card, berikut ini beberapa contoh rate card yang bisa kamu modifikasi dari berbagai industri:

Jenis Industri Contoh Rate Card
Industri Kreatif (Desain Grafis)1. Paket Dasar: Desain logo, Rp 3 juta.  2. Paket Standar: Desain logo + branding guideline, Rp 5 juta.  
3. Paket Premium: Desain logo + branding guideline + social media kit, Rp 8 juta
Industri Media (Iklan Online)1. Iklan Banner: Rp 10 juta per bulan.  2. Sponsored Article: Rp 15 juta per artikel.  
3. Video Ads: Rp 20 juta per video.  
Industri Fotografi1. Pemotretan Produk: Rp 2 juta per sesi.     
2. Pemotretan Acara: Rp 5 juta per acara.    
3. Pemotretan Pernikahan: Rp 10 juta per paket.  
Industri Influencer Marketing1. Posting Instagram: Rp 5 juta per posting.     
2. Instagram Story: Rp 2 juta per story.     3. YouTube Video: Rp 10 juta per video.  

Contoh-contoh di atas menunjukkan bagaimana rate card dapat disesuaikan dengan jenis layanan dan industri yang berbeda. Setiap rate card mencerminkan nilai layanan yang ditawarkan dan membantu klien memahami apa yang mereka bayar.

Faktor yang Mempengaruhi Harga dalam Rate Card  

Dalam menentukan harga dalam rate card tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memastikan harga yang diberikan tetap kompetitif dan menguntungkan. Berikut adalah faktor-faktor utama yang mempengaruhi harga dalam rate card:

1.   Biaya Operasional    

Biaya operasional adalah faktor paling dasar dalam menentukan harga sesuatu, baik jasa, produk atau layanan. Biaya operasional mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan proyek, seperti biaya produksi, alat, software, transportasi, dan lainnya. Misalnya, seorang videografer perlu mempertimbangkan biaya kamera, lighting, editing software, dan transportasi ke lokasi syuting.

2.   Pengalaman dan Keahlian  

Faktor kedua yang mempengaruhi harga rate card adalah bagaimana pengalaman dan keahlian penyedia jasa. Jadi semakin berpengalaman dan terampil seseorang, maka semakin tinggi nilai layanan yang ditawarkan. Hal ini sama seperti tingkat pengalaman kerja dan gaji yang didapatkan. Misalnya seorang desainer grafis dengan portofolio yang kuat dan pengalaman bertahun-tahun bisa menetapkan harga yang lebih tinggi daripada pemula.

3.   Kompleksitas Proyek    

Kompleksitas proyek juga mempengaruhi harga rate card atau layanan yang ditawarkan. Proyek yang besar membutuhkan waktu lebih lama, sumber daya lebih banyak, atau keahlian khusus yang lebih spesifik, sehingga biasanya memiliki harga lebih tinggi. Contohnya, membuat animasi 3D akan lebih mahal daripada desain grafis 2D karena membutuhkan keahlian yang tinggi dan waktu yang lebih banyak. 

4.   Pasar dan Kompetisi  

Harga juga dipengaruhi oleh kondisi pasar dan kompetisi. Agar tidak menimbulkan kerugian, kamu bisa mencari tahu lebih dulu harga yang ditawarkan oleh kompetitor. Hal ini agar kamu bisa menentukan harga yang kompetitif dan terjangkau dengan target pasar. Misalnya, jika rata-rata harga jasa desain logo di pasar adalah Rp 5 juta, menetapkan harga Rp 10 juta tanpa alasan yang kuat bisa membuat klien enggan untuk menggunakan jasa yang ditawarkan.

5.   Nilai yang Diberikan kepada Klien 

Harga yang dipasang harus mencerminkan nilai atau kualitas yang akan diberikan kepada klien. Jika layanan yang ditawarkan terjamin bisa memberikan dampak besar bagi bisnis klien, seperti meningkatkan penjualan atau brand awareness, maka harga yang lebih tinggi dapat dibenarkan.

6.   Target Pasar    

Selain bagaimana kondisi pasar dan tingkat kompetisi bisnis, bagaimana target pasar juga mempengaruhi harga rate card. Contohnya jika target pasar adalah perusahaan mereka biasanya memiliki budget lebih besar dibandingkan UKM. Maka penting untuk menyesuaikan harga rate card dengan kemampuan finansial target pasar agar layanan tetap kompetitif di pasaran.

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

Panduan Lengkap Cara Menentukan KPI Sosial Media yang Efektif

Pada pembahasan sebelumnya, sudah dijelaskan tentang seberapa apa itu KPI social media dan seberapa penting terhadap kemajuan bisnis. Sekarang saatnya kamu mengetahui bagaimana cara menentukan Key Performance Indicators (KPI) yang tepat untuk sosial media. 

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tanpa KPI perusahaan akan sulit untuk mengetahui apakah upaya yang karyawan lakukan sudah mencapai tujuan atau belum. 

Artikel kali ini akan membantumu untuk membahas langkah mudah menentukan KPI media sosial, contoh KPI yang biasa digunakan, serta kesalahan umum yang sering terjadi dalam proses penentuannya.  

Baca Juga: KPI Social Media: Definisi, Fungsi dan Cara Mengukurnya 

5 Langkah Mudah Menentukan KPI Sosial Media 

Berikut ini beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk menentukan KPI social media dengan benar.

Tentukan Tujuan yang Jelas    

Langkah pertama untuk menentukan KPI sosial media adalah dengan menetapkan tujuan utama yang ingin dicapai di sosial media. Apakah tujuannya untuk meningkatkan brand awareness, menghasilkan leads, atau meningkatkan engagement? Tujuan ini akan menjadi dasar dalam menyusun KPI turunan yang lebih relevan. Pastikan tujuan ini sejalan dan mendorong kemajuan bisnis.

Pilih Metrik yang Relevan    

Setelah tujuan utama ditetapkan, kamu bisa membuat turunan metrik yang sesuai. Misalnya jika kamu ingin meningkatkan brand awareness maka yang harus kamu perhatikan adalah jumlah followers, reach dan impressions. 

Jika kamu bertujuan mendapatkan engagement maka kamu bisa mengoptimalkan jumlah like, komentar, share dan save. Sedangkan jika kamu berfokus pada conversions kamu bisa memperhatikan jumlah klik, leads, atau penjualan.  Pastikan metrik yang dipilih dapat diukur dan relevan dengan tujuan utama yang telah ditentukan.

Tetapkan Target yang Spesifik    

Setelah menyusun metrik turunan, kamu bisa lanjut menetapkan target yang realistis dan spesifik. Ingat untuk membuat target yang SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, and Time-bound).  Target yang jelas dapat membantu memantau progres sejauh mana tim mampu mencapai keberhasilan. 

Contoh target yang bisa kamu terapkan adalah: meningkatkan jumlah followers sebanyak 10% dalam 3 bulan, mencapai engagement rate sebesar 5% dalam 6 bulan atau menghasilkan 100 leads dari kampanye Instagram dalam 1 bulan.  

Gunakan Tools Analitik    

Untuk bisa memantau KPI setiap harinya kamu bisa memanfaatkan tools analitik untuk mengukur performa sosial media. Tools ini menyediakan data yang akurat dan membantu melacak KPI secara real-time. Beberapa tools yang bisa kamu gunakan adalah Instagram Insights, Facebook Analytics, Google Analytics dan Hootsuite atau Buffer.   

Lakukan Evaluasi Berkala    

Terakhir jangan lupa untuk melakukan evaluasi KPI secara berkala. KPI yang ditetapkan biasanya membutuhkan upaya yang besar untuk mencapainya. Maka sebaiknya kamu lakukan evaluasi berkala dan sesuaikan KPI jika diperlukan. Misalnya, jika target sudah tercapai sebelum waktunya maka kamu bisa meningkatkan target atau jika proses terasa lambat, maka kamu bisa menurunkan angka KPI.  

Contoh KPI Sosial Media  

Berikut ini adalah beberapa contoh KPI social media berdasarkan masing-masing tujuan pemasaran, yaitu:  

TujuanKPI 
Meningkatkan Brand Awareness– Meningkatkan pertumbuhan followers sebesar 500 followers/bulan.
– Meningkatkan jumlah reach dan impressions akumulatif sebesar 100.000 impressions/minggu.
– Meningkatkan jumlah Share of Voice sebesar 20% per kuartal.
Meningkatkan Engagement-Meningkatkan engagement rate (like, komentar, share) sebesar 5%/konten.  – Meningkatkan jumlah save postingan sebesar 50 save/konten.
– Meningkatkan jumlah partisipasi dalam konten interaktif (polling, Q&A) sebesar 100/konten.
Meningkatkan Conversions– Meningkatkan jumlah klik link di bio atau postingan sebanyak 500 klik/bulan.
– Meningkatkan jumlah leads dari sosial media sebanyak 50 leads/bulan
– Meningkatkan jumlah penjualan langsung dari sosial media sebanyak 25 transaksi/bulan.
Meningkatkan Customer Satisfaction– Meningkatkan response time terhadap pesan atau komentar kurang dari 1 jam.
– Meningkatkan sentimen positif audiens berdasarkan analisis komentar minimal 80% per postingan mingguan.
– Meningkatkan retensi pelanggan sebesar 15% per kuartal.

5 Kesalahan Umum dalam Menentukan KPI  

KPI bukan hanya tentang tujuan besar yang ingin dicapai, justru sebaiknya KPI adalah langkah-langkah detail yang menuntun untuk mencapai tujuan besar yang ditetapkan perusahaan. Sayangnya dalam penerapannya masih banyak didapati kesalahan umum yang sering dilakukan, diantaranya:

Membuat KPI yang Tidak Relevan  

Kesalahan umum pertama dalam menentukan KPI adalah membuat KPI yang tidak berkaitan dengan tujuan. Misalnya, tujuan utama adalah meningkatkan penjualan, tapi KPI yang ditetapkan adalah peningkatan jumlah followers, tentu hal ini tidak sejalan. Pastikan kamu buat KPI yang benar-benar mencerminkan tujuan yang ingin dicapai.  

Terlalu Banyak KPI  

Membuat tujuan atau KPI yang spesifik memang baik tapi jika kamu menetapkan terlalu banyak KPI justru bisa membuat proses pengukuran menjadi tidak efektif. Daripada menetapkan terlalu banyak KPI, pilihlah beberapa KPI yang paling penting dan fokus pada upaya yang bisa dilakukan untuk mencapainya.  

Tidak Menetapkan Target yang Jelas    

Masih banyak yang menentukan KPI berdasarkan job desc yang dicantumkan sebelumnya. Padahal KPI tidak sama dengan job desc yang sifatnya umum. KPI yang umum tanpa target yang jelas hanya akan sulit untuk dievaluasi. Misalnya, dari pada menuliskan ‘meningkatkan engagement’ sebaiknya tuliskan ‘meningkatkan engagement rate menjadi 5% dalam 3 bulan’.  

Mengabaikan Analisis Data   

Keempat, kesalahan yang juga sering dilakukan adalah membuat KPI tanpa menggunakan basis data. Padahal data adalah kunci sebelum mengukur KPI agar KPI yang ditetapkan bisa tercapai. Jika kamu tidak melakukan analisis data maka pengukuran KPI menjadi tidak akurat. 

Tidak Menyesuaikan KPI Secara Berkala    

Meskipun menjadi tujuan yang harus dicapai, KPI boleh dievaluasi dan disesuaikan secara berkala sesuai dengan perubahan tujuan atau kondisi pasar. Misalnya, jika target sudah tercapai lebih cepat dari yang direncanakan, maka KPI bisa secara bertahap ditambahkan untuk mencapai keuntungan yang lebih besar.    

Menentukan KPI sosial media yang efektif membutuhkan perencanaan yang matang dan pemahaman yang jelas tentang tujuan bisnis. KPI yang tepat tidak hanya membantu memantau progres pencapaian tetapi juga bisa menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan strategis.  

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

KPI Social Media: Definisi, Fungsi dan Cara Mengukurnya 

Dalam dunia digital yang terus berkembang, sosial media menjadi salah satu platform penting untuk membangun brand, meningkatkan engagement dan meningkatkan penjualan atau konversi.

Namun, tanpa alat ukur yang tepat, sulit untuk mengetahui apakah penggunaan social media yang dijalankan sudah efektif atau belum. Di sinilah pentingnya penerapan Key Performance Indicators (KPI) untuk tim social media. 

Artikel ini akan membahas definisi KPI, mengapa KPI penting, serta cara mengukur KPI sosial media dengan mudah. Yuk simak lebih lanjut.

Baca Juga: Tips dan Cara Praktis Membuat Content Plan Instagram 

Definisi KPI Sosial Media  

KPI atau Key Performance Indicators adalah metrik yang digunakan untuk mengukur sejauh mana tujuan atau target telah tercapai. Dalam konteks sosial media, KPI membantu mengevaluasi performa konten, kampanye, atau aktivitas lainnya di platform seperti Instagram, Facebook, X, atau LinkedIn.  

KPI menjadi tujuan sekaligus pedoman dalam penyusunan strategi yang harus dilakukan tim sosial media agar bisa mencapai target yang ditetapkan. KPI menjadi cerminan seberapa jauh media sosial mampu membantu dan mendorong kemajuan bisnis atau perusahaan. 

KPI erat kaitannya dengan kinerja individu maupun tim. KPI biasanya disusun oleh manajer media sosial dengan bagian human resource. Setiap kuartalnya, KPI akan dievaluasi apakah sudah berhasil tercapai atau belum dan apa upaya selanjutnya yang akan dilakukan.

Contoh KPI social media biasanya menyangkut jumlah followers, tingkat engagement (like, komentar, share), jumlah klik link atau konversi, serta reach dan impressions. Dalam membuat KPI, target yang ditetapkan harus spesifik, terukur, dan relevan dengan tujuan bisnis.  

Mengapa KPI Penting?  

Kamu mungkin bertanya-tanya tentang seberapa pentingnya KPI harus disusun dan diterapkan. Nah berikut ini alasan mengapa penting menggunakan KPI untuk sosial media.

Mengukur Keberhasilan Strategi    

Social media bukan hanya alat untuk membagikan konten atau informasi saja, melainkan sebagai salah satu alat untuk memasarkan layanan/produk yang ingin diperjualkan. KPI memberikan gambaran jelas tentang tujuan yang harus dicapai tim sosial media dan bagaimana menerapkannya dalam strategi atau upaya yang tepat. Tanpa KPI, sulit untuk mengetahui apakah upaya yang dilakukan sudah efektif atau perlu diperbaiki.  

Membantu Pengambilan Keputusan    

Dengan data dari KPI, tim pemasaran dapat mengambil keputusan apa yang harus diperbaiki atau ditingkatkan. Dengan begitu segala keputusan yang diambil bisa merubah kondisi yang dihadapi menjadi lebih baik lagi. Misalnya, jika konten video mendapatkan engagement lebih tinggi daripada foto, maka tim sosial media bisa fokus untuk membuat konten berbasis video lebih banyak. 

Meningkatkan Akuntabilitas    

KPI juga bermanfaat dalam memantau dan meningkatkan akuntabilitas karyawan. Akuntabilitas berarti sejauh mana seseorang bisa bertanggung jawab dalam melakukan tugasnya. KPI dapat membantu memastikan bahwa setiap anggota tim bekerja menuju tujuan yang sama. Karena memiliki target yang jelas, setiap orang tahu apa yang perlu dicapai dan bagaimana langkah yang mereka ambil untuk mencapainya.  

Mengoptimalkan Anggaran    

KPI dapat berguna untuk mengalokasikan anggaran menjadi lebih optimal. Dari data KPI, dapat diketahui mana metrik yang paling berpengaruh, sehingga alokasi anggaran bisa dioptimalkan ke dalam metrik tersebut. Misalnya, jika iklan berbayar di Instagram menghasilkan lebih banyak konversi daripada di Facebook, maka anggaran bisa dialihkan ke platform yang lebih efektif.  

Meningkatkan ROI (Return on Investment)    

Terakhir, KPI juga sangat penting dalam membantu mengukur seberapa besar keuntungan yang didapat dari investasi di sosial media. Dengan mengetahui metrik mana yang paling berpengaruh, kamu bisa menyusun strategi yang lebih sesuai agar nilai ROI yang dihasilkan lebih besar dari strategi sebelumnya.  

Cara Mengukur KPI Sosial Media  

Setelah mengetahui seberapa pentingnya KPI sosial media untuk bisnis, selanjutnya kamu juga harus mengetahui cara mengukur KPI. Agar KPI sosial media dapat menilai secara efektif maka ada metode yang bisa digunakan dalam pembuatannya, yaitu SMART. 

SMART adalah singkatan dari Specific (Spesifik), Measurable (Terukur), Achievable (Dapat Dicapai), Relevant (Relevan), dan Time-bound (Berbatas Waktu), secara lebih rinci berikut penjelasan lengkapnya:

Specific (Spesifik) 

Untuk mengukur kinerja, kamu perlu memberikan tujuan yang jelas dan spesifik. Misalnya, daripada menetapkan KPI meningkatkan followers, kamu bisa menetapkan tujuan yang lebih spesifik yaitu mendapatkan tambahan 500 followers baru di Instagram setiap bulan. Tujuan yang spesifik dapat membantu tim sosial media untuk  fokus pada apa yang ingin dicapai.

Measurable (Terukur)

Kedua, pastikan tujuan tersebut dapat diukur berdasarkan data. Itulah mengapa  KPI merupakan data kuantitatif agar bisa diukur dan dibandingkan. Misalnya, jika ingin meningkatkan engagement, maka kamu bisa menetapkan KPI seperti mencapai total kumulatif engagement rate sebesar 5%. Dengan begitu, kamu bisa menilai kinerja secara objektif.

Achievable (Dapat Dicapai)

Tujuan atau KPI yang dibuat jelas harus realistis dan dapat dicapai. Misalnya, KPI yang ditetapkan adalah 10.000 followers dalam sebulan untuk akun kecil, maka hal ini terdengar tidak realistis. Sebaiknya buat target yang menantang tetapi masih dalam batas kemampuan/kondisi perusahaan, seperti menambah 500 followers per bulan.

Relevant (Relevan)

Cara mengukur KPI yang juga perlu diperhatikan adalh tingkat relevansinya dengan tujuan bisnis. Kamu harus mampu menetapkan KPI yang relevan dengan tujuan bisnis secara keseluruhan. Misalnya, jika tujuan bisnis kamu pada tahun ini adalah meningkatkan penjualan, maka KPI yang relevan yang bisa ditetapkan adalah meningkatkan jumlah klik link di bio sebanyak 20% per bulan.

Time-bound (Berbatas Waktu)

Terakhir, pastikan KPI yang dibuat memiliki batas waktu untuk mencapainya, bisa per hari per minggu atau per kuartal. Itulah mengapa KPI yang baik banyak menyertakan waktu dalam penulisannya. Misalnya untuk KPI sosial media adalah “meningkatkan engagement rate menjadi 5% dalam 3 bulan”. Batas waktu ini dapat membantu kamu agar tetap fokus dan termotivasi.

5 Metrik KPI Instagram yang Wajib Diperhatikan  

Ada begitu banyak metrik pengukuran yang ditujukan untuk tim sosial media. Berikut ini adalah  beberapa metrik KPI yang wajib kamu perhatikan, yaitu:

  1. Jumlah Followers:  Jumlah followers adalah indikator dasar popularitas suatu akun yang menandakan seberapa banyak jumlah pengikut yang tertarik dengan konten atau layanan yang dibuat.
  2. Jumlah Views: Jumlah views merupakan indikator seberapa besar suatu konten video viral dan mampu menarik perhatian banyak orang. 
  3. Engagement Rate:  Engagement rate mengukur seberapa sering audiens berinteraksi dengan suatu konten. Cara menghitungnya  adalah  dengan menambahkan jumlah like, komentar, share dibagi dengan jumlah followers dan dikali 100. Targetkan engagement rate minimal 3-5% per posting.
  4. Reach dan Impressions:  Reach adalah jumlah unik pengguna yang melihat konten, sedangkan impressions adalah total jumlah tampilan.
  5. Jumlah Save/Bookmark:  Save atau bookmark menunjukkan bahwa konten yang dibuat dianggap bernilai oleh audiens.
  6. Jumlah Klik Link di Bio:  Menunjukkan seberapa banyak jumlah klik link di bio yang didapatkan suatu akun yang akan mengarahkan traffic ke website atau landing page.

Sekian serangkaian pembahasan mengenai apa itu KPI, seberapa penting penggunaanya dan bagaimana cara mengukur KPI yang benar. KPI menjadi bagian penting yang harus dilakukan perusahaan untuk mengevaluasi keberhasilan strategi pemasaran yang tenag dijalani. 

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

Tips dan Cara Praktis Membuat Content Plan Instagram 

Instagram adalah salah satu platform media sosial yang cukup populer dan banyak digunakan sampai saat ini. Penggunaan media sosial Instagram sangat penting untuk membantu membangun brand, meningkatkan engagement, dan menjangkau audiens yang lebih luas. 

Dalam upaya untuk membuat Instagram lebih optimal dan mendukung kemajuan bisnis, membuat strategi konten adalah salah satu caranya. Strategi konten yang efektif ini berkaitan juga dengan bagaimana penyusunan content pillar. 

Dalam artikel kali ini akan dibahas tentang tips dan cara praktis yang bisa kamu aplikasikan untuk membuat content pillar di Instagram. Yuk simak artikel ini sampai selesai.

Baca Juga: Apa itu Content Pillar Instagram? Ketahui Contoh dan Manfaatnya

5 Langkah Mudah Membuat Content Pillar Instagram

Sebelum mengetahui bagaimana caranya membuat content pillar yang efektif, mari mengulas kembali apa yang dimaksud dengan Content Pillar. Content pillar adalah serangkaian konten yang terstruktur dan konsisten yang digunakan untuk membangun tema utama dalam suatu akun. Berikut ini beberapa langkah mudah membuat Content Pillar Instagram:

    1.   Tentukan Tema Utama  

Sebelum membuat konten pillar, lebih dulu kamu harus menentukan Niche atau tema utama apa yang ingin kamu bangun dari akun Instagram. Pastikan kamu memilih teman yang relevan dengan brand atau bisnis yang ditawarkan.

Misalnya, jika kamu memiliki bisnis kuliner, tema utama yang bisa kamu angkat adalah tentang resep, tips memasak atau review makanan. Pastikan tema tersebut sesuai dengan behavior atau profesi minat audiens atau followers akun. Dari sini kamu bisa mengembangkan tema utama  menjadi beberapa subtopik.

    2.   Kembangkan Subtopik  

Setelah menentukan tema utama, buat analisa dan pecah konten menjadi beberapa subtopik. Misalnya, untuk tema resep makanan  kamu bisa membuat subtopik seperti resep sehat, ide sarapan, good preparation, makanan diet dan sebagainya. Subtopik ini akan menjadi dasar untuk kamu membuat konten harian atau mingguan di akun Instagram.

    3.   Buat Jenis Konten yang Beragam  

Instagram memberikan kebebasan untuk kamu membuat konten dengan berbagai jenis tipe. Dari sini kamu bisa membuat beberapa tipe format konten mulai dari foto, video, carousel, reels, atau stories. 

Dengan membuat beberapa variasi konten, ini bisa membantu menjaga audiens agar tetap tertarik dengan konten yang kamu buat. Dari contoh subtopik diatas misalnya kamu bisa membuat konten berupa, foto makanan, video tutorial memasak dan carousel untuk resep makanan.

    4.   Fokus pada Kualitas dan Nilai Konten  

Langkah membuat konten pillar untuk Instagram adalah memastikan bahwa setiap konten yang dibuat memiliki nilai yang berkualitas untuk audiens. Pastikan ada pesan yang ingin disampaikan dari konten baik itu berupa informasi, inspirasi, atau hiburan. Misalnya, selain membagikan resep kamu juga bisa memberitahu tentang kandungan gizi dari bahan yang digunakan.

    5.   Gunakan Caption yang Menarik  

Terakhir, pastikan kamu menyusun Caption yang menarik yang akan membantu menjelaskan isi konten. Caption adalah bagian penting yang bisa menambah nilai unik untuk konten Instagram. 

Buatlah caption yang informatif, engaging dan dilengkapi dengan hashtag yang relevan. Jangan lupa untuk menyertakan call-to-action seperti ‘save post ini untuk dicoba nanti!” atau “tag teman yang suka masak”.

Tools untuk Membuat Content Pillar Instagram

Agar content pillar yang kamu buat lebih efektif dan efisien, kamu juga bisa memanfaatkan penggunaan beberapa tools berikut ini, yaitu:

    1.   Canva  

Siapa yang tidak mengenal Canva? Canva adalah tools desain grafis yang sangat berguna dalam membuat konten visual seperti foto, carousel, dan stories. Canva dikenal dengan ribuan templates yang menarik dan unik yang bisa digunakan dengan mudah. 

Di Canva, kamu bisa membuat desain yang profesional tanpa perlu keahlian desain yang mendalam. Terlebih Canva memiliki library dengan jutaan elemen grafis, font, dan warna yang bervariasi yang bisa membantumu menyusun konten yang lebih menarik.

    2.   Buffer  

Buffer adalah tools yang membantu kamu dalam merencanakan dan menjadwalkan postingan Instagram. Dengan Buffer, kamu bisa mengatur konten dalam bentuk kalender, memantau performa postingan dan mengelola beberapa akun media sosial secara bersamaan. Tools ini juga menyediakan analitik sederhana yang bisa membantu kami memahami tingkat engagement akun dan menyesuaikannya ke dalam strategi konten.

    3.  Instagram Insights  

Instagram Insights adalah fitur analitik bawaan dari Instagram yang bisa membantu kamu memahami jenis konten apa yang paling disukai oleh audiens. Dengan data dan metrik yang disediakan, kamu bisa melihat mana postingan yang paling ramai, bagaimana demografi audiens, berapa lama waktu aktif dan berapa besar tingkat engagement. Informasi ini sangat berguna dalam menyusun strategi konten dan mengoptimalkan Content Pillar. Kamu jadi mengetahui jenis konten mana yang paling efektif dan kapan waktu posting yang ideal.

    4.   CapCut atau InShot  

Kesulitan mengedit konten video? Kamu bisa coba menggunakan CapCut atau InShot. Kedua aplikasi ini merupakan aplikasi editing video yang mudah digunakan dan memiliki fitur yang cukup lengkap untuk membuat reels atau video pendek. Kamu bisa menambahkan efek, transisi, teks, dan musik ke dalam konten video sehingga bisa menghasilkan konten yang lebih menarik.

    5.   Hootsuite  

Sama seperti Buffer, Hootsuite adalah platform manajemen media sosial yang bisa membantu kamu untuk menjadwalkan postingan, memantau engagement, dan mengelola beberapa akun media sosial sekaligus. Di Hootsuite, kamu bisa merencanakan konten Instagram dengan menyeluruh hanya dalam satu dashboard. Disini kamu juga bisa memantau komentar dan pesan, serta menganalisis performa konten.

4 Tips Jadwal Posting yang Efektif

Setelah mengetahui bagaimana penyusunan content pillar untuk Instagram, kamu bisa menerapkan beberapa tips dalam memposting konten, di antaranya:

    1.   Ketahui Waktu Terbaik untuk Posting  

Setiap akun Instagram memiliki waktu terbaik untuk posting, tergantung pada kapan audiens atau followers dari masing-masing akun paling aktif. Kamu bisa mendapatkan datanya lewat Instagram Insights untuk mengetahui waktu yang tepat. Secara umum, berikut waktu terbaik untuk posting yaitu saat pagi hari (07.00 – 09.00), siang hari (12.00 – 14.00) dan sore/malam hari (18.00 – 21.00).

     2.   Konsisten dengan Jadwal Posting 

Tips kedua, pastikan kamu konsisten dan mengikuti jadwal posting yang sudah ditetapkan sebelumnya. Misalnya bisa 1-2 konten per hari atau 3-5 kali per minggu. Semakin sering kamu posting, akun media sosialmu bisa menjangkau lebih banyak audiens dan membantu audiens untuk tahu kapan harus mengecek akun tersebut. Hal ini tentu akan sangat berguna untuk meningkatkan tingkat engagement akunmu.

     3.   Gunakan Tools Scheduling    

Gunakan tools seperti Planoly, Hootsuite, Later atau  Buffer untuk menjadwalkan postingan secara otomatis. Selain dapat menghemat waktu, kamu bisa memastikan konten bisa tetap dipublikasikan dengan konsisten. Dengan scheduling tools ini kamu bisa merencanakan konten dalam satu waktu dan fokus pada aktivitas lain tanpa khawatir lupa dengan jadwal posting.

4.  Evaluasi dan Sesuaikan    

Terakhir, kamu bisa mengevaluasi dan menyesuaikan strategi konten sesuai dengan performa konten yang didapat. Performa konten bisa kamu lihat menggunakan Instagram Insights atau tools analitik lainnya.  

Jika ada jenis konten yang kurang perform, kamu bisa membuat perubahan pada strategi yang dibuat. Kamu juga bisa melakukan A/B testing dengan mencoba waktu posting yang berbeda atau format konten yang baru untuk menemukan strategi yang tepat dalam mempublikasikan konten.

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!