Archive for the ‘SEO’ Category

5 Cara Mudah Mendaftarkan Website ke dalam Google Search Console (GSC)

Google Search Console (GSC) merupakan salah satu tools yang sudah tidak asing lagi digunakan, khususnya bagi para pengelola website.

Tools ini merupakan alat gratis dari Google yang berfungsi untuk membantu pengelola atau pemilik website dalam memonitor performa organik dari website yang dikelolanya.

Berikut ini 5 cara mendaftarkan website kita di Google Search Console (GSC). 

Baca Juga: Apa itu Google AMP? Pengertian, Cara Kerja dan Cara Mengoptimalkannya

Cara Mengaktifkan Google Search Console

Berikut langkah mudah untuk mulai menggunakan Google Search Console (GSC) pada website Anda:

1. Buat Akun GSC

Kunjungi Google Search Console dan login menggunakan akun Google. Jika belum punya, buat akun terlebih dahulu.

2. Tambahkan Website

Klik tombol “Tambahkan Properti”, lalu ada dua pilihan mau verifikasi via domain atau URL Prefix, misal memilih URL Prefix, maka kamu masukkan URL lengkap websitemu (contoh: https://www.croloze.com) dan lanjutkan prosesnya. 

Verifikasi website di Google Search Console

3. Verifikasi Website

Pilih metode verifikasi yang sesuai. Anda bisa mengunggah file HTML ke server, menggunakan tag HTML di <head>, atau memanfaatkan plugin CMS seperti WordPress. Pastikan memilih cara yang paling praktis sesuai akses yang dimiliki. 

Baca Juga: Apa itu Canonical URL atau Tag? Manfaat dan Cara Penggunaanya

Jika memilih verifikasi domain maka kamu perlu memasukkan code yang sudah disediakan kedalam DNS domain kita. seperti gambar berikut ini. 

contoh verifikasi url prefix di google search console

Jika kamu pilih verifikasi url prefix maka kamu harus memasukkan tag code html seperti yang sudah disebutkan, seperti gambar berikut ini

4. Konfirmasi Verifikasi

Setelah verifikasi berhasil, GSC akan mulai mengumpulkan data website Anda. Proses ini mungkin memerlukan waktu, tergantung ukuran dan tingkat aktivitas situs.

5. Mulai Analisis

Setelah situs terverifikasi, Anda dapat mulai mengeksplorasi data seperti performa pencarian, kata kunci, posisi peringkat, serta laporan masalah indeks yang perlu diperbaiki.

Catatan: Pastikan website Anda sudah bisa diindeks oleh Google. Jika belum, kirimkan sitemap dan periksa kemungkinan hambatan teknis yang menghalangi proses pengindeksan.

Nah itu lah 5 cara mudah verifikasi website kita GSC agar cepat ke indeks oleh Google. Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Mengenal Google Search Console (GSC), Fitur dan Cara Menggunakannya

Dalam mengelola website, salah satu tools penting yang wajib dikuasai adalah Google Search Console (GSC). Tools ini membantu pemilik website memantau performa situs di hasil pencarian Google, lengkap dengan berbagai fitur analisis dan optimasi.

Agar lebih memahami fungsi dan cara penggunaannya, simak penjelasan lengkap tentang GSC, fitur-fiturnya, dan tips praktis menggunakannya pada artikel berikut.

Baca Juga: Apa itu Google AMP? Pengertian, Cara Kerja dan Cara Mengoptimalkannya

Apa itu GSC?

Google Search Console (GSC) adalah sebuah tools online yang disediakan oleh Google secara gratis untuk melihat dan memahami performa suatu website di mesin pencari.

GSC memberikan kemudahan bagi pemilik website dalam mengoptimasi website di hasil pencarian Google.

Sebagai search engine yang paling banyak digunakan di dunia, penggunaan GSC adalah hal yang wajib dilakukan.

Hal ini karena website akan mengetahui langsung dari Google bagian mana yang perlu diperbaiki. Dengan begitu website jadi lebih mudah mendapatkan visibilitas di Google.

GSC memiliki berbagai fitur menarik yang sangat berguna dalam melihat bagaimana Google mengidentifikasi sebuah website.

Hal ini mulai dari informasi seputar proses crawling, indexing sampai detail informasi tentang performa website.

Misalnya seperti jumlah klik, kata kunci yang mendatangkan trafik, masalah teknikal dan performa di perangkat mobile.  

Baca Juga: Apa itu Canonical URL atau Tag? Manfaat dan Cara Penggunaanya

6 Fitur Utama GSC

Lalu apa saja yang bisa didapatkan dari penggunaan GSC? Yuk simak apa saja fitur-fitur yang ada di GSC beserta fungsinya.

Overview 

Pada bagian ini akan menampilkan gambaran umum dari performa website secara keseluruhan.

Fitur Overview Google Search Console

Kamu bisa melihat grafik tentang jumlah klik dan jumlah halaman yang terindeks. Kamu juga bisa menemukan ringkasan pengalaman pengguna dari sisi Core Web Vitals dan HTTPS serta bagian enhancement untuk melihat melacak struktur data website.

Selain itu kamu juga bisa menemukan Search Console Insights untuk melihat insight-insight menarik dari konten di website.

Performance

Bagian performance menyediakan berbagai metrik data yang lebih lengkap tentang bagaimana situs kamu tampil di hasil pencarian Google.

Fitur Performance Google Search Console

Beberapa metrik ini meliput jumlah klik, jumlah tayangan, rata-rata click-through rate (CTR) dan posisi rata-rata di SERP.

Tidak hanya itu, kamu juga bisa melihat beberapa kueri penelusuran mana yang paling banyak dan halaman mana yang menghasilkan trafik tinggi. 

URL Inspection

Fitur ini berfungsi untuk memeriksa bagaimana Google membaca sebuah URL di suatu website. Dari sini kamu bisa mengetahui apakah URL tersebut aktif,  sudah diindeks atau terdapat error.

Fitur URL Inspection Google Search Console

Jika halaman tersebut belum terindeks, GSC juga memberikan informasi mengenai penyebabnya sehingga kamu bisa mengetahui bagian mana yang perlu diperbaiki.

Atau kamu juga bisa mengirimkan permintaan ke Google untuk mengindeks halaman tersebut.  

Tab Indexing

Tab yang satu ini terdiri dari beberapa fitur seperti pages, sitemaps dan removals. Dari sini kamu bisa melihat data halaman web mana saja yang sudah diindeks dan yang tidak terindeks.

Fitur ini memberikan informasi mengenai penyebab yang menimbulkan masalah indexing di website. Selain itu kamu fitur ini juga menyediakan pendaftaran sitemap web serta halaman yang ingin dihapus.

Tab Experience

Tab experience memberikan informasi tentang pengalaman pengguna di suatu website yang terangkum dalam Core Web Vitals.

Fitur Tab Experience Google Search Console

Core Web Vitals adalah kumpulan metrik yang mengukur pengalaman pengguna berdasarkan waktu pemuatan, interaktivitas dan stabilitas visual. 

Kamu juga bisa melihat sejauh mana pengalaman pengguna website di desktop dan mobile serta masalah-masalah lainnya yang mempengaruhi pengalaman pengguna. Tab ini juga memperlihatkan url yang memiliki HTTPS dan yang tidak.   

Baca Juga: Apa itu Redirect? Ketahui Jenis, Manfaat dan Cara Melakukannya

Enhancements

Fitur ini menampilkan beberapa rekomendasi dari Google yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas website yang berhubungan dengan struktur data web.

Fitur Enhancements pada Google Search Console

Misalnya seperti penggunaan menggunakan schema markup, breadcrumbs dan sitelinks search box. Maka tab ini akan menunjukkan apakah ada kesalahan atau cara meningkatkan implementasinya.  

Baca Juga: Apa itu Redirect? Ketahui Jenis, Manfaat dan Cara Melakukannya

Cara Menggunakan GSC

Untuk mengoptimalkan hasil dari penggunaan GSC, berikut hal-hal yang perlu kamu ketahui dalam menggunakan GSC. 

  1. Daftarkan Website pada Google Search Console

Langkah pertama yang perlu kamu lakukan sebelum menggunakan GSC adalah mendaftarkan dan menghubungkan website ke Google Search Console.

Caranya mudah, kamu hanya perlu masuk ke Google Search Console lalu klik “Mulai Sekarang”.

Pilih jenis properti yang sesuai dengan websitemu dan masukkan URL website di kolom yang disediakan. Lalu verifikasi kepemilikan situs dan jika berhasil kamu akan otomatis diarahkan pada dashboard GSC.

  1. Menambahkan XML Sitemap

Setelah websitemu terdaftar, langkah selanjutnya adalah segera tambahkan sitemap websitemu. Sitemap adalah peta situs yang berisis semua halaman yang ada di website yang akan membantu Google memahami struktur websitemu.

Cara menambahkan sitemap bisa kamu lakukan dengan mengklik tab indexing lalu pilih sitemaps, masukkan URL sitemap versi XML dan klik submit.

Jika sudah sesuai, maka sitemap kamu akan ditandai dengan status sukses/berhasil.   

  1. Analisa Performa Website

Untuk melihat performa website kamu bisa klik bagian tab performance. Disini kamu bisa melihat grafik dari performa website dengan berbagai metrik seperti yang dijelaskan di atas.

Pada bagian ini kamu bisa melihat jumlah trafik berdasarkan negara, perangkat, tampilan pencarian serta tanggal. Data analitik ini bisa kamu filter dan bandingkan dengan periode atau jenis konten tertentu.

  1. Cek Indexing dan Crawling Website

Cara melihat halaman yang sudah diindeks adalah dengan melihat tab indexing lalu klik bagian pages (halaman). Kamu akan melihat daftar halaman yang sudah terindeks serta jumlah halaman yang belum terindeks.

Jika ada halaman yang belum terindeks kamu bisa gunakan fitur URL Inspection untuk memeriksa penyebabnya dan mengirimkan permintaan ke Google untuk segera mengindeks halaman tersebut. 

Sementara itu jika kamu ingin melihat proses crawling website, kamu bisa pergi ke bagian Settings atau pengaturan dan pilih bagian crawling.

Disini kamu bisa melihat laporan robots.txt dan status crawling yang dilakukan Googlebot atau web crawler.

  1. Informasi Masalah Keamanan

Untuk melihat informasi mengenai masalah keamanan kamu bisa klik tab Security & Manual Actions.

Tab ini berisi fitur security issues yang akan menginformasikan apakah ada masalah keamanan seperti malware atau peretasan.

Selain itu, kamu juga bisa menemukan fitur manual actions untuk melihat apakah ada penalti dari Google yang mempengaruhi visibilitas website di hasil pencarian.

Cek secara berkala bagian ini untuk memastikan websitemu bebas dari malware atau penalti dari Google.

Baca Juga: Apa itu Alt Text? Dan Fungsinya dalam Meningkatkan SEO

  1. Pengelolaan Link di Website

Untuk melihat kualitas dan relevansi link yang ada di website, pilih dan klik bagian tab links.

Bagian ini akan menunjukkan informasi tentang tautan internal dan eksternal yang ada di website.

Kamu juga bisa melihat website mana saja yang tertaut ke website, halaman mana yang paling banyak mendapatkan backlink, tautan teks apa yang berkaitan dengan website dan seberapa banyak tautan internal yang digunakan untuk menghubungkan halaman yang ada di dalam website.

Sekian pembahasan mengenai apa itu Google Search Console atau GSC, fitur-fitur yang ada di dalamnya serta cara praktis menggunakannya.

Dengan memahami fitur-fitur utama yang ada di GSC, kini kamu bisa memantau performa website di Google dengan lebih optimal.

GSC perlu digunakan secara rutin untuk memantau kinerja website dan mendapatkan data analitik website.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Apa itu Google AMP? Pengertian, Cara Kerja dan Cara Mengoptimalkannya

Website yang memuat dengan cepat cenderung disukai pengguna dan berpotensi meraih peringkat lebih baik di mesin pencari. Salah satu teknologi yang dirancang khusus untuk mempercepat pemuatan halaman web adalah Accelerated Mobile Pages (AMP).

Meski terdengar teknis, AMP penting dipahami oleh pengelola website karena berperan dalam optimasi teknikal SEO dan meningkatkan pengalaman pengguna.

Untuk memahami apa itu AMP, cara kerja, dan cara optimasinya, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Baca Juga: Apa itu Canonical URL atau Tag? Manfaat dan Cara Penggunaanya

Pengertian AMP

Accelerated Mobile Pages atau AMP adalah sebuah perangkat open-source yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan pemuatan halaman web di perangkat mobile.

AMP dikembangkan oleh Google untuk mengatasi masalah lambatnya pemuatan halaman web, terutama ketika diakses melalui perangkat mobile.

AMP dihasilkan dari kerangka kerja HTML yang disederhanakan dan mengoptimalkan konten serta struktur website untuk perangkat mobile.

Hasilnya, halaman AMP dapat dimuat dalam waktu singkat, meskipun koneksi internet sedang lambat.  

Singkatnya, AMP adalah versi “ringan” dari halaman website biasa. Tujuannya agar memastikan pengguna mendapatkan pengalaman akses website yang lebih cepat, mudah, dan nyaman di perangkat mobile. 

Penggunaan AMP sangat bermanfaat untuk website karena dapat mendorong pengunjung tetap bertahan di website dan tidak meninggalkan halaman karena waktu loading yang lama.

Baca Juga: Apa itu Redirect? Ketahui Jenis, Manfaat dan Cara Melakukannya

Kenapa Harus Menggunakan AMP?

Kecepatan dalam load page sangat krusial, sekitar 40% pengguna akan meninggalkan situs jika loading-nya lebih dari tiga detik.

Dengan AMP, halaman dapat dimuat rata-rata dalam 1,6 detik bahkan di jaringan 3G, jauh lebih cepat dibandingkan halaman biasa yang bisa memakan waktu lebih dari 7 detik.

Penerapan AMP terbukti meningkatkan performa situs: bounce rate turun hingga 26%, waktu kunjungan meningkat 2,5 kali lipat, dan konversi naik hingga 20%.

Teknologi ini sangat efektif untuk blog, media berita, atau situs konten ringan lainnya yang umumnya mengutamakan kecepatan akses dan tampilan sederhana.

Dengan mengadopsi AMP, kamu bisa memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna mobile, lebih cepat, lebih efisien, dan lebih berpeluang mengonversi pengunjung menjadi pelanggan.

Baca Juga: Apa itu Web Crawler? Cara Kerja, dan Contoh Web Crawling

Bagaimana Cara Kerja AMP?

Accelerated Mobile Pages (AMP) adalah framework open-source yang dirancang untuk memuat konten web pada perangkat seluler secara sangat cepat, rata-rata di bawah satu detik dari hasil pencarian Google hingga tampilan penuh konten pada layar pengguna.

Kecepatan ini dicapai berkat tiga komponen inti AMP: AMP HTML, AMP JS, dan AMP Cache

1. AMP HTML

AMP HTML adalah subset khusus dari HTML standar yang dipangkas dan diatur dengan ketat untuk performa tinggi. Beberapa hal pokoknya:

  • Pembatasan Tag: Elemen yang berpotensi memperlambat render—seperti <form> biasa atau <video> non-AMP—dilarang.
  • Komponen AMP: Tag seperti <amp-img> menggantikan <img> sehingga ukuran elemen sudah ditentukan sejak awal, mencegah perubahan tata letak saat konten dimuat.
  • CSS Ter-inline dan Ringkas: Hanya diizinkan CSS inline dengan batasan ukuran maksimum, serta pelarangan selector kompleks agar browser bisa melakukan rendering lebih cepat.

2. AMP JS

Library AMP JS bertugas mengelola pemuatan dan rendering komponen AMP secara non-blokir:

  • Loading Asinkron: Semua skrip pihak ketiga dipanggil secara asinkron, sehingga parsing HTML tidak terhambat.
  • Sandboxed Iframes: Iklan atau widget pihak ketiga ditempatkan dalam iframe ter-sandbox untuk menjaga agar aktivitas eksternal tidak mengganggu kinerja halaman utama.
  • Pra-perhitungan Layout: Tata letak setiap elemen dihitung terlebih dulu sebelum resource eksternal dimuat, sehingga browser langsung menggambar ulang tanpa harus menghitung ulang struktur halaman.

3. AMP Cache

AMP Cache adalah jaringan CDN proxy yang menyimpan salinan halaman AMP yang sudah tervalidasi:

  • Validasi Otomatis: Setiap halaman AMP diperiksa sesuai spesifikasi sebelum disajikan, sehingga terjamin bebas elemen yang melanggar aturan performa.
  • Pengiriman via CDN: Dengan server terdekat, halaman disajikan dengan latensi minimal—hasilnya, waktu muat jauh lebih singkat.
  • Pembaruan Terjadwal: Pemilik situs dapat memicu pembaruan cache agar konten terbaru segera tersedia bagi pengguna.

Dengan tiga lapisan optimasi ini, struktur HTML yang ramping, skrip JavaScript yang diatur ketat, dan penyajian via CDN ter-cache, AMP mampu menghadirkan pengalaman browsing seluler yang sangat responsif, membantu meningkatkan kepuasan pengguna dan mendukung performa SEO.

Baca Juga: SEO Copywriting: Pengertian, Teknik dan Tips Menulisnya

Kelebihan dan Kekurangan AMP

Selain manfaat di atas, AMP memiliki beberapa kelebihan lain yang dapat membantu meningkatkan performa website di mesin pencari di perangkat mobile. Berikut ini beberapa kelebihan dari penggunaan AMP di website:

  1. Mempercepat waktu pemuatan. Kelebihan pertama dari penggunaan AMP adalah dapat membuat waktu muat halaman menjadi jauh lebih cepat. AMP mengoptimalkan elemen-elemen halaman web agar memuat lebih cepat, sehingga pengguna dapat mengakses konten dengan lebih mudah dan tidak lama.
  2. Meningkatkan visibilitas di SERP. Halaman yang dioptimalkan dengan AMP cenderung mendapatkan lebih banyak visibilitas di hasil pencarian khususnya di tampilan seluler. Kalau kamu melihat halaman dengan ikon petir itulah salah satu penanda AMP di search engine. Halaman tersebut pun biasanya memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan klik atau kunjungan.
  3. Meningkatkan ranking website pada perangkat mobile. Karena tujuan utama AMP adalah percepatan pemuatan halaman web di perangkat seluler, maka search engine akan memprioritaskan halaman tersebut untuk diindeks lebih dulu sehingga meningkatkan ranking SEO di hasil pencarian seluler.

Sementara itu, bukan berarti AMP tidak memiliki kekurangan, berikut beberapa hal yang menjadi kekurangan dari penggunaan AMP, yaitu:

  1. Framework yang terbatas. AMP menggunakan framework yang cukup terbatas sehingga membatasi fleksibilitas desain dan fungsionalitas. Hal ini tentu akan menyulitkan para developer untuk menerapkan elemen-elemen yang lebih kompleks di halaman tersebut.
  2. Ekstra implementasi dan optimasi. Implementasi AMP memerlukan waktu dan usaha yang besar karena banyak developer yang belum familiar dengan framework ini. Selain itu, optimasi konten untuk AMP bisa memakan waktu lebih lama karena harus disesuaikan dengan standar AMP yang ketat.
  3. Butuh double crawling. Halaman yang menggunakan AMP harus memiliki dua versi, satu versi standar dan satu versi AMP. Ini berarti mesin pencari harus melakukan crawling dua kali untuk setiap halaman. Hal ini tentunya meningkatkan upaya crawling dan bahkan memperlambat proses indexing.
  4. Melemahkan identitas website. Ketika pengguna mengakses halaman AMP mereka melihat versi halaman yang dikelola oleh AMP viewer dari mesin pencari. Hal ini dapat mengurangi kontrol atas pengalaman pengguna karena mengurangi identitas website. Halaman yang dibuat versi AMP seringnya tidak tampil persis seperti yang dirancang oleh developer website.

Cara Mengoptimalkan Halaman AMP

Untuk memastikan halaman AMP dapat berguna secara optimal dan memberikan hasil terbaik, ada beberapa langkah yang perlu kamu lakukan, yaitu:

  1. Tentukan halaman AMP yang tepat. Pastikan kamu memilih halaman dengan informasi yang utama sehingga perlu dimuat dengan cepat. Misalnya seperti halaman artikel berita atau halaman produk.
  2. Buat keterhubungan antara dua versi halaman. Halaman AMP harus terhubung dengan versi non-AMP dari halaman tersebut lewat penggunaan tag rel=”amphtml”. Hal Ini akan membantu mesin pencari memahami bahwa kedua halaman tersebut saling terkait dan bahwa halaman AMP adalah versi ringan dari halaman utama.
  3. Cek dan monitor performa halaman AMP. Lihat performa halaman AMP menggunakan alat analisis guna memantau waktu muat dan konversi dari halaman AMP. Pastikan juga untuk secara rutin memantau halaman AMP agar halaman tersebut tetap optimal dan tidak ada kesalahan validasi.

Dengan memahami kelebihan dan kekurangan AMP serta cara mengoptimalkan halaman AMP, kamu bisa memutuskan apakah penggunaan ini tepat untuk websitemu. Ingat bahwa AMP hanya berfokus pada peningkatan pengalaman pengguna di perangkat mobile.

Nah itulah beberapa penjelasan yang perlu kamu ketahui tentang Accelerated Mobile Pages (AMP).

Jika kamu ingin meningkatkan performa SEO website agar lebih baik di mesin pencari, maka mempertimbangkan pengguna AMP adalah hal yang wajib tidak terlewat.

Ingat bahwa tidak ada pengguna yang menyukai website dengan waktu pemuatan yang lama.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Apa itu Canonical URL atau Tag? Manfaat dan Cara Penggunaanya

Dalam praktik SEO, sebaiknya suatu website menghindari pembuatan halaman yang memiliki konten atau informasi yang serupa.

Konten yang tumpang tindih seperti ini pasti akan menyulitkan para pengguna dalam memahami perbedaan isi konten. Hal ini tentu harus diatasi salah satunya dengan menggunakan canonical tag.

Canonical tag mungkin salah satu hal yang tidak asing bagi para pengelola website.

Namun jika kamu belum mengetahuinya tidak perlu khawatir, kali ini artikel akan membahas tentang apa itu canonical tag, manfaatnya untuk optimasi website serta cara mengimplementasinya. Yuk simak lebih lanjut.

Baca Juga: Apa itu Redirect? Ketahui Jenis, Manfaat dan Cara Melakukannya

Apa itu Canonical Tag

Canonical tag adalah sebuah tag HTML (Hypertext Markup Language) yang digunakan untuk memberitahukan mesin pencari tentang halaman mana yang ingin ditampilkan di SERP. 

Mengapa demikian? hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya konten duplikat karena ada halaman yang memiliki pembahasan yang serupa.

Search engine tidak ingin menampilkan konten yang memiliki duplikat sehingga kamu harus menetapkan satu halaman yang akan menjadi halaman utama/acuan.

Lantas bagaimana cara menggunakan tag canonical? Caranya dengan menambahkan tag berikut di bagian <head> halaman yang menjadi variasi dari halaman utama:

<link rel="canonical" href="https://namawebsite.com/blog/A.html" />

Secara umum, berikut beberapa kondisi yang membuat kamu perlu melakukan canonical:

  1. Terdapat beberapa versi halaman yang sama karena parameter UTM atau versi AMP. 
  2. Konten yang terdiri dari kata kunci yang sama atau serupa.
  3. Halaman dengan paginasi.
  4. Halaman yang memiliki versi HTTP dan HTTPS.
  5. Konten dengan bahasa yang sama untuk varian wilayah dengan URL yang berbeda.

Canonical juga bisa dilakukan untuk konten yang dipublikasi ulang di beberapa domain lain sehingga tetap menjadikan konten di websitemu sebagai halaman rujukan utama. 

Walaupun tag ini tidak secara langsung mempengaruhi ranking website, namun hal ini bisa jadi salah satu praktik penerapan terbaik yang bisa membantu menaikkan reputasi website.

Baca Juga: Apa itu Web Crawler? Cara Kerja, dan Contoh Web Crawling

3 Manfaat Utama Canonical Tag

Canonical tag sangat penting dalam mendukung optimasi website, di bawah ini berikut beberapa manfaat dari penggunaan canonical tag, yaitu:

  1. Menentukan Halaman yang Diinginkan

Canonical tag sangat berguna untuk menentukan versi halaman mana yang ingin ditujukan di SERP. Halaman yang disertakan dalam tag kanonikal akan menjadi referensi utama bagi mesin pencari untuk menempatkannya di mesin pencari.

Sebelum menentukan halaman yang utama, pastikan halaman tersebut adalah halaman dengan versi yang paling lengkap dengan informasi terbaru dibandingkan versi halaman yang lain.

  1. Mempermudah Pelacakan

Canonical tag dapat mempermudah pelacakan dari versi url yang berbeda.  Hal ini tentu akan mempermudah kamu dalam melacak dan menentukan versi url mana yang lebih efektif dan lebih banyak mendatangkan trafik untuk website. Dengan begitu kamu bisa mengoptimasi website dengan lebih tepat. 

  1. Menggabungkan Sinyal dari Halaman Berbeda 

Dengan canonical tag, kamu akan lebih mudah mengelola konten lewat sinyal link yang ada. Hal ini karena halaman variasi akan diarahkan ke versi halaman utama lewat sinyal tag kanonik.

Ini akan sangat membantu search engine untuk melihat relevansi konten yang ada di website sehingga dapat meningkatkan peringkat halaman di hasil pencarian.

Baca Juga: SEO Copywriting: Pengertian, Teknik dan Tips Menulisnya

5 Implementasi Canonical Tag

Implementasi canonical tag harus dilakukan dengan tepat karena dapat mendukung keberhasilan strategi SEO. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengimplementasikan canonical tag:

  1. Periksa Keaktifan URL dan Domain

Pastikan URL dan domain yang digunakan dalam tag canonical telah sesuai dan benar. Artinya, URL dan domain tidak kadaluwarsa dan teruji aktif sehingga bisa diidentifikasi oleh mesin pencari. Pastikan juga jika telah melakukan pengalihan pada halaman lama ke halaman yang baru.

  1. Pastikan Satu Canonical per Halaman

Setiap halaman hanya boleh memiliki satu canonical tag, sehingga pastikan hanya ada satu tag canonical di halaman tersebut.

Jika sebuah halaman memiliki lebih dari satu tag canonical, ini bisa menyebabkan masalah pengindeksan dan membuat mesin pencari bingung url mana yang lebih diutamakan. . 

  1. Self Referencing Canonical Tag

Self Referencing Canonical Tag adalah kondisi dimana tag kanonikal dimasukkan di halaman itu sendiri.

Banyak yang mengira bahwa tag kanonikal hanya diperuntukkan pada halaman lain, padahal tidak masalah jika tag kanonik menunjuk ke URL halaman itu sendiri.

Praktik ini dapat membantu mesin pencari memahami bahwa halaman yang diakses adalah versi utama sehingga bisa menekankan otorisasi halaman.

  1. Penggunaan Sitemap

Sitemap adalah berkas yang mencantumkan semua URL di situs web. Penggunaan sitemap dapat membantu untuk menentukan URL kanonik setiap halaman.

Selain itu, sitemap dapat membantu mesin pencari memahami hirarki dan struktur halaman website sehingga mesin pencari hanya mengindeks versi halaman yang diinginkan.  

  1. Penggunaan Hreflang

Hreflang adalah sebuah anotasi yang memisahkan bahasa dan wilayah halaman web. Hal ini tentu akan membantu kamu dalam menetapkan tag kanonikal untuk halaman dengan konten serupa tetapi bahasa atau wilayah berbeda.

Sehingga dapat dipastikan bahwa pengguna melihat versi konten yang paling relevan berdasarkan lokasi dan bahasa mereka.

Baca Juga: Apa itu Alt Text? Dan Fungsinya dalam Meningkatkan SEO

Itulah serangkaian pembahasan tentang canonical tag, manfaat serta implementasi penggunaannya.

Menerapkan canonical tag untuk website dapat membantu mengoptimalkan performa SEO website sehingga dapat menghindari masalah yang muncul akibat konten yang duplikat.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Apa itu Redirect? Ketahui Jenis, Manfaat dan Cara Melakukannya

Saat mengunjungi suatu halaman web yang dituju, pernahkah kamu justru dialihkan ke halaman lain? Hampir di setiap website pasti pernah menerapkan pengalihan ini. Pengalihan ini seringkali disebut dengan redirect. 

Pengalihan ini tidak dilakukan secara percuma, website justru mendapatkan banyak manfaat dari penggunaannya. Tidak hanya itu, redirect bahkan dapat membantu pengunjung dan mendukung peningkatan performa SEO.

Nah agar kamu bisa lebih memahami apa itu redirect, jenis-jenisnya manfaat serta cara kerjanya, kamu bisa simak pembahasan lengkapnya dalam artikel berikut ini. 

Baca Juga: Apa itu Alt Text? Dan Fungsinya dalam Meningkatkan SEO

Pengertian Redirect

Redirect adalah proses mengarahkan pengunjung sekaligus mesin pencari untuk berpindah dari satu url ke url lain. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pengguna atau robot search engine tetap dapat mengakses informasi meskipun ada perubahan pada suatu halaman atau website secara keseluruhan.

Pada dasarnya, redirect ditujukan karena halaman yang dituju sedang tidak berfungsi baik sehingga perlu dialihkan sementara waktu atau permanen.

Pengalihan ini biasanya juga mempertimbangkan seberapa efektifnya halaman lama, jika tidak bisa dioptimasi lagi maka membutuhkan perpindahan ke halaman baru. 

Redirect menjadi elemen penting dalam pengelolaan website guna menghindari error 404. Error ini menandakan halaman yang dituju tidak tersedia atau tidak dapat ditemukan.

Hal ini tentu dapat mempengaruhi turunnya trafik dan tingginya bounce rate di suatu web sehingga menurunkan performa SEO.

Baca Juga: SEO Copywriting: Pengertian, Teknik dan Tips Menulisnya

Jenis Redirect

Redirect memiliki beberapa jenis yang biasanya digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing, yaitu:

Redirect 301

Jenis redirect yang pertama adalah redirect 301. Redirect 301 adalah jenis pengalihan yang bersifat permanen yang mana halaman lama tidak lagi digunakan dan telah dipindahkan secara permanen ke halaman yang baru.

Redirect jenis ini berfungsi dalam mempertahankan trafik yang didapat dari url lama, termasuk mempertahankan otoritas domain dan ranking SEO.

Redirect 302 

Kedua, ada jenis redirect yang bersifat sementara. Redirect jenis ini umumnya digunakan ketika url lama tidak aktif untuk sementara waktu.

Pengalihan jenis ini sangat berguna dalam mengarahkan trafik tanpa mengubah otoritas SEO. Redirect 302 biasanya dilakukan saat ingin melakukan perbaikan atau pengujian halaman baru.

Redirect 307

Terakhir, ada jenis redirect 307. Redirect 307 sebenarnya sama dengan redirect 302 yang bersifat sementara.

Hanya saja redirect 307 mengalihkannya ke versi HTTP 1.1. Kode redirect ini menandakan bahwa halaman yang dituju telah dipindahkan sementara ke URL baru.

Redirect 307 berguna untuk memastikan pengunjung halaman dapat diarahkan ke lokasi konten sementara tanpa kehilangan data penting

Baca Juga: Apa itu Black Hat SEO? Dan Dampaknya untuk Website

Manfaat Redirect untuk SEO Website

Seperti yang dijelaskan di atas, redirect memiliki banyak manfaat yang tidak hanya mendorong performa SEO yang baik tapi juga meningkatkan pengalaman pengguna dan lebih memudahkan robot crawling. Secara lebih spesifik, berikut beberapa manfaat dari penggunaan redirect.

  1. Memastikan Aksesibilitas 

Redirect dapat membantu memastikan bahwa pengguna tetap dapat mengakses konten meskipun url berubah atau halaman asli sudah dihapus. Ini akan mengurangi risiko kehilangan pengunjung karena kesalahan teknis.

Terlebih aksesibilitas menjadi salah satu faktor penting yang mendukung performa SEO website.

  1. Mempertahankan Ranking Website

Dengan menggunakan redirect 301, halaman yang sebelumnya sudah mendapatkan ranking di SERP tetap dapat bertahan. Hal ini karena performa SEO yang ada di url lama dapat diteruskan ke url baru.

Dengan redirect, kamu tidak usah khawatir lagi kehilangan pengunjung atau trafik yang sudah kamu bangun sehingga bisa menjaga posisi di hasil pencarian.

  1. Meningkatkan User Experience

Jika url suatu halaman yang tidak berfungsi tidak dialihkan, maka akan menimbulkan kebingungan bagi para pengguna yang mengaksesnya. Apalagi jika ada url dengan konten serupa atau memiliki banyak versi.

Hal ini dapat diatasi dengan melakukan redirect pada halaman-halaman tersebut sehingga tidak membingungkan pengguna dan membantu meningkatkan pengalaman pengguna mereka.

Cara dan Kapan Perlu Melakukan Redirect

Dari beberapa penjelasan di atas, kamu mungkin sudah mendapat gambaran terkait kapan waktu perlu melakukan redirect. Untuk lebih jelasnya, berikut waktu perlunya melakukan redirect, yaitu:

  1. Migrasi ke Domain Baru

Saat kamu hendak memindahkan website ke domain baru, kamu bisa melakukan redirect 301. Redirect 301 atau pengalihan secara permanen adalah solusi terbaik untuk mempertahankan trafik dan peringkat SEO.

Hal ini karena url dengan domain lama sudah tidak bisa diakses lagi sehingga kamu harus mengalihkan url lama ke url dengan domain baru yang relevan.

  1. Menghapus atau Merubah URL

Redirect perlu kamu lakukan saat ada halaman yang dihapus atau url yang diubah. Pengalihan ini dapat mencegah terjadinya error 404 yang dapat membuat buruk reputasi website.

Misalnya kamu salah menuliskan url untuk suatu konten artikel dan artikel tersebut sudah dipublikasi dalam beberapa hari, maka setelah kamu harus merubah url dengan benar dan segera alihkan url lama tersebut ke url baru.

  1. Terdapat Konten Duplikat

Konten duplikat adalah jenis konten yang tidak baik untuk performa SEO website karena dapat membingungkan para pengunjung web.

Maka, jika di website mu terdapat dua halaman dengan konten yang serupa, kamu bisa mengarahkan salah satu halaman web tersebut ke halaman web utamanya. 

Pastikan bahwa halaman web yang dipilih berisi konten yang lebih lengkap dan memberikan informasi yang lebih update.

Halaman yang identik ini juga bisa kamu sertakan tag canonical jika memang merasa tidak perlu menggabungkan keduanya. 

Lantas bagaimana cara melakukan redirect? Redirect dapat dilakukan dengan mudah lewat beberapa tools berikut ini, yaitu:

  1. Menggunakan cPanel, jika kamu menggunakan hosting cPanel kamu bisa dengan mudah mengatur redirect melalui dashboard cPanel tanpa perlu menulis kode.
  2. Menggunakan Cloudflare, jika websitemu menggunakan Cloudflare sebagai layanan DNS dan keamanan kamu bisa mengatur redirect lewat fitur Page Rules.
  3. Menggunakan plugin WordPress, kamu bisa menggunakan plugin untuk mengatur redirect dengan lebih mudah lewat salah satu plugin seperti redirection.
  4. Menggunakan redirect online tools, kamu bisa memanfaatkan situs layanan online redirect secara mudah tanpa memerlukan akses ke server atau CMS, misalnya seperti tinyurl atau redirect detective. 
  5. Menggunakan Google Tag Manager, lewat GTM kamu bisa melakukan redirect pengalihan menggunakan tag yang disediakan tanpa perlu mengubah kode apapun.

Dari penjelasan di atas, kini kamu sudah mengetahui tentang pentingnya penggunaan redirect dalam mengoptimasi website. Dengan memahami jenis-jenis redirect, manfaat, serta kapan dan bagaimana menggunakannya, sekarang kamu bisa mengaplikasikannya dengan lebih mudah di website. 

Jika kamu butuh bantuan yang lebih dalam terkait dengan redirect, kamu bisa menanyakannya ke tim Croloze.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Apa itu Web Crawler? Cara Kerja, dan Contoh Web Crawling

Pernahkah kamu memikirkan bagaimana cara kerja mesin pencari? Sebelum menentukan halaman web mana yang akan mendapatkan ranking, search engine terlebih dahulu melakukan crawling dan Indexing. Tapi tahukah kamu apa itu crawling?

Crawling adalah tahap utama yang dilakukan search engine sebelum memasukkan suatu halaman web ke dalam database mereka. Halaman web yang tidak dicrawl berarti tidak diketahui mesin pencari sehingga tidak bisa masuk ke dalam hasil pencarian.

Maka dari itu crawling adalah salah satu aspek yang wajib diperhatikan dalam proses optimasi website atau SEO.

Agar kamu bisa lebih memahami apa yang dimaksud dengan crawling, bagaimana cara kerjan dan contoh web crawler ada apa saja kamu bisa simak selengkapnya di artikel berikut.

Baca Juga: SEO Copywriting: Pengertian, Teknik dan Tips Menulisnya

Apa itu Web Crawling?

Arti crawling secara bahasa adalah merayapi. Dalam istilah lain crawling berarti proses perayapan website oleh robot search engine.

Crawling atau perayaan ini dilakukan search engine untuk membaca, menemukan dan mengumpulkan informasi yang ada di suatu website.

Robot crawling akan merayapi setiap halaman ke halaman lain lewat link atau tautan yang ada di dalamnya.

Crawler akan memeriksa isi konten dan informasi yang didapat dari halaman tersebut, untuk kemudian dikirim ke database mesin pencari untuk diindeks.

Crawling memungkinkan search engine untuk menilai konten halaman dan memahami bagaimana halaman tersebut relevan dengan kueri pencarian.

Indeks inilah yang akan digunakan search engine untuk memberikan hasil pencarian yang relevan.

Dengan begitu, jelas crawling memiliki peran yang besar dalam menentukan apakah halaman website kita bisa ditampilkan atau tidak di hasil pencarian. 

Dalam praktiknya, crawling berkaitan erat dengan crawl budget. Crawling budget adalah anggaran perayapan jumlah URL yang dapat dirayapi oleh robot search engine.

Artinya, terdapat limit jumlah maksimum suatu web dapat dirayapi oleh bot dalam rentang waktu tertentu.

Baca Juga: Apa itu Alt Text? Dan Fungsinya dalam Meningkatkan SEO

Cara Kerja Web Crawler: Dari Crawl hingga Tampil di Google

Agar website bisa muncul di hasil pencarian Google atau mesin pencari lainnya, ada proses penting yang harus dilalui: crawling dan indexing. 

Dua proses ini dijalankan oleh web crawler (juga disebut bot, spider, atau robot), yang bertugas menjelajahi internet dan mengumpulkan informasi dari berbagai halaman website.

1. Memulai dari URL atau Link Awal

Web crawler memulai tugasnya dari daftar URL awal yang disebut seed list.
Jika websitemu masih baru dan belum punya banyak backlink, kamu bisa membantu crawler dengan submit URL ke Google Search Console.

2. Menelusuri Tautan (Link Crawling)

Crawler akan:

  • Mengunjungi halaman dari seed URL
  • Menelusuri semua internal link (dalam situs) dan eksternal link (ke situs lain)
  • Menambahkan setiap link yang ditemukan ke antrean crawling selanjutnya

Tujuannya: menjelajahi sebanyak mungkin halaman yang relevan dari satu situs ke situs lainnya.

3. Mengecek Robots.txt Sebelum Mengindeks

Sebelum mengindeks, bot akan membaca file robots.txt, yaitu file yang memberi tahu:

  • Halaman mana yang boleh di-crawl
  • Halaman mana yang tidak boleh diakses

Contoh: kamu bisa memblokir halaman admin, checkout, atau duplikat halaman dari hasil indeks Google.

4. Mengumpulkan Konten Publik

Crawler hanya akan mengambil konten yang dapat diakses publik, seperti:

  • Teks artikel
  • Meta tag (title, description)
  • Struktur heading dan internal link

Sementara halaman login, gated content, atau halaman yang diblokir, tidak akan diindeks.

Baca Juga: Apa itu Black Hat SEO? Dan Dampaknya untuk Website

5. Menentukan Prioritas Crawl

Crawler tidak mengindeks semua halaman secara merata. Ada beberapa pertimbangan:

  • Relevansi & otoritas halaman
    Semakin banyak halaman lain yang menaut ke suatu halaman, semakin penting halaman tersebut dianggap.
  • Trafik & popularitas
    Halaman dengan traffic tinggi biasanya akan di-crawl lebih sering.
  • Update rutin
    Crawler akan mengunjungi ulang halaman yang sering diperbarui untuk memastikan versi terbaru ditampilkan di hasil pencarian.

6. Menyimpan ke Indeks Search Engine

Setelah crawling selesai, informasi yang dikumpulkan akan disimpan ke dalam search index.

Saat pengguna melakukan pencarian, search engine akan mengambil data dari indeks ini untuk menampilkan hasil yang paling relevan berdasarkan keyword yang diketik.

Baca Juga: Apa itu Search Query? Jenis dan Perbedaanya dengan Keyword

Contoh Web Crawling dalam SEO

Setiap search engine punya web crawler sendiri, jadi hasil pencarian di Google, Bing, atau Yahoo bisa berbeda. Berikut beberapa contoh web crawler populer:

  1. DuckDuckBot
    Crawler milik DuckDuckGo, fokus menampilkan hasil pencarian tanpa melacak riwayat pengguna.
  2. Baiduspider
    Crawler dari mesin pencari Baidu (Cina), bertugas mengindeks konten website di wilayah China.
  3. Alexabot
    Crawler milik Amazon, digunakan untuk identifikasi konten dan backlink di berbagai situs.
  4. Yahoo! Slurp Bot
    Bot milik Yahoo yang mengindeks halaman untuk meningkatkan relevansi konten di hasil pencarian Yahoo.
  5. Yandex Bot
    Crawler terbesar dari Rusia, bertugas mengindeks situs untuk search engine Yandex.
  6. Bingbot
    Bot milik Microsoft yang membantu Bing dalam mengindeks dan menampilkan hasil paling relevan.
  7. Facebook External Hit
    Crawler dari Facebook yang mengambil data meta (judul, gambar, deskripsi) saat link website dibagikan di platform mereka.

Itulah pembahasan mengenai apa itu crawling, cara kerja hingga contohnya dalam seo.

Dengan mengetahui proses crawling lebih dalam, kini kamu bisa lebih memperhatikan proses crawling dapat websitemu kamu dengan lebih efektif.

Namun jika kamu masih belum bisa menyelesaikan masalah crawling, kamu bisa mempercayakannya ke tim Croloze.

Tim kami terdiri dari profesional SEO Specialist yang siap membantu kamu menyelesaikan masalah website dan SEO.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

SEO Copywriting: Pengertian, Teknik dan Tips Menulisnya

Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah copywriting, namun tahukah kamu bahwa di suatu website ada istilah tentang SEO copywriting?

SEO copywriting adalah bagian yang tidak boleh terlupakan dan memiliki peran penting dalam optimasi konten maupun halaman website.

SEO copywriting pada dasarnya sama dengan copywriting pada umumnya, yaitu teknik penulisan yang ditujukan untuk mengajak audiens melakukan suatu tindakan tertentu. Hanya saja yang membedakan adalah media penempatannya dan panduan yang harus diikutinya yaitu SEO.

Nah agar websitemu memiliki performa SEO yang lebih baik lagi, yuk simak pembahasan tentang SEO copywriting, teknik serta tips penulisannya dalam artikel berikut.

Baca Juga: Apa itu Alt Text? Dan Fungsinya dalam Meningkatkan SEO

Apa itu SEO Copywriting?

SEO Copywriting adalah sebuah teknik penulisan dalam suatu website yang digunakan untuk menarik perhatian audiens dan search engine dengan menggunakan pedoman SEO.

Teknik penulisan ini memiliki dua tujuan utama yaitu bagaimana agar konten/halaman web mendapatkan peringkat tinggi di mesin pencari dan mendorong audiens melakukan tindakan tertentu.

Untuk menghasilkan dampak SEO copywriting yang baik tentu memerlukan pemahaman dalam praktik SEO dan juga kemampuan mengolah kata yang baik dan benar.

Copywriting yang benar akan membuat banyak pengunjung website lebih lama mengakses website sehingga meningkatkan performa SEO yang baik di mata search engine.

SEO copywriting berbeda dengan SEO content writing, terutama pada tujuan utama pembuatannya. SEO content writing bertujuan mengedukasi dan memberi informasi yang bermanfaat bagi pengguna sehingga kontennya lebih lengkap dan komprehensif. 

Sementara SEO copywriting bertujuan untuk memberi informasi sekaligus mengajak untuk melakukan suatu tindakan yang diinginkan. Tindakan ini seperti melakukan pembelian, mengunduh atau mengunjungi halaman lain.

Perbedaan lainnya juga terletak dari gaya penulisan, jika SEO content writing umumnya dikemas secara formal dan lengkap maka SEO copywriting cenderung lebih singkat, menarik dengan gaya yang lebih casual dan interaktif.

Contoh penerapan SEO copywriting di website pun cukup beragam namun biasanya digunakan dalam penulisan teks pada landing page, halaman produk/layanan, halaman penjualan, iklan, teks pada button serta paragraf CTA (Call to Action) di akhir konten. 

Baca Juga: Content Pruning: Arti, Manfaat dan Tips Melakukannya

3 Teknik SEO Copywriting

Teknik copywriting SEO tidak jauh berbeda dengan copywriting pada umumnya, berikut beberapa teknik yang bisa jadi panduan kamu dalam menulis teks yang baik di website.

  1. Teknik AIDA

Salah satu teknik copywriting yang terkenal ini bisa kamu manfaatkan untuk menulis teks copy yang menarik di website. Teknik ini berfokus pada empat bagian utama yaitu: 

  • Attention:  Awali dengan sesuatu yang akan menarik perhatian pembaca, misalnya dengan menanyakan atau mengkonfirmasi suatu hal.
  • Interest: Arahkan perhatian tersebut ke minat atau sesuatu yang membuat mereka terhubung dan merasa penasaran.
  • Desire: Berikan mereka penawaran dan pertimbangan yang bisa menghilangkan rasa penasaran atau menjawab kebutuhan mereka.
  • Action: Ajak dan arahkan mereka untuk mengambil suatu tindakan yang kita inginkan. 
  1. Teknik PAS

Teknik copywriting kedua yaitu PAS, PAS menekankan pada masalah yang ada di sekitar audiens dan bagaimana cara mengemas solusi agar menarik perhatian mereka. Secara lebih detail berikut penjelasan dari teknis PAS.

  • Problem: Identifikasi dan cari tahu masalah apa yang dihadapi audiens, berikan bentuk masalah nyata yang jelas dan banyak terjadi.
  • Agitate: Kemas dan buat masalah tersebut terasa mencekam dan akan menimbulkan dampak yang lebih buruk jika tidak segera diatasi.
  • Solution: Mulai redakan kekhawatiran akan dampak masalah tersebut dengan memberikan solusi nyata dan mudah yang bisa segera mereka lakukan.
  1. Teknik 4C (Clear, Concise, Compelling dan Credible)

Ketiga, kamu juga bisa menggunakan teknik copywriting 4C yang menekankan pada pengolahan kata dan gaya penulisan yang akan menarik perhatian audiens, yaitu:

  • Clear: Buat dan sampaikan tulisan copy dengan jelas dan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya.
  • Concise: Pastikan bahwa pesan tersampaikan secara ringkas dan tidak bertele-tele sehingga audiens bisa memahaminya dalam waktu singkat.
  • Compelling: Buat tulisan yang berkesan kuat, persuasif dan meyakinkan sehingga bisa menekankan pesan atau tindakan yang diharapkan terjadi.
  • Credible: Pastikan tulisan tersebut benar dan relevan sehingga membuat audiens semakin percaya dengan hal yang kamu tawarkan.

Baca Juga: 10 Jenis Keywords dalam SEO yang Harus Kamu Ketahui!

Tips Menulis SEO Copywriting

Untuk mendapatkan copywriting yang baik dan menarik perhatian audiens memang tidak mudah, karena itu sebelum kamu membuatnya yuk coba simak beberapa tips menulis SEO copywriting di bawah ini.

  1. Identifikasi Target Audiens

Sebelum membuat copywriting di website, cobalah identifikasi bagaimana karakteristik dari target audiens dari websitemu.

Cari tahu apa permasalahan yang mereka hadapi dan bagaimana latar belakang atau minat mereka.

Audiens biasanya menyukai tulisan yang membuat mereka merasa terhubung sehingga dengan mengetahui karakteristik mereka maka kamu akan lebih mudah membuat tulisan yang akan menarik minat mereka. 

  1. Riset Keyword

Jangan lupa untuk melakukan riset kata kunci, research keywords diperlukan guna melihat topik apa yang sedang atau paling dicari oleh audiens.

Dari sini kamu akan menemukan serangkaian topik yang bisa kamu pilih dan kembangkan sesuai dengan jenis websitemu.

Saat melakukan keyword research pastikan kamu pertimbangkan tingkat kompetisinya, volume pencariannya serta keyword turunannya sehingga konten yang kamu buat bisa menyasar audiens dengan tepat. 

  1. Sesuaikan dengan Search Intent

Selain melakukan riset kata kunci, pastikan kamu juga melihat dan menyesuaikan search intent dari keyword tersebut. Setiap keyword memiliki tujuan penelusuran yang berbeda-beda sehingga konten atau tulisan pun harus disesuaikan.

Search engine hanya akan menampilkan halaman web yang paling sesuai dengan search query yang dimasukkan pengguna.

Sehingga jika kamu ingin konten kamu masuk dalam suatu keyword maka buatlah tulisan yang sejalan dengan hasil yang ada di SERP.

  1. Optimasi Heading dan Meta Data

SEO copywriting berkaitan dengan on-page SEO, maka dari itu kamu juga perlu mengoptimasi aspek seperti heading dan meta data (meta judul dan meta deskripsi).

Heading dan meta data termasuk dalam struktur website yang akan membantu audiens dan search engine lebih memahami konten yang kamu buat.

Maka optimasi dalam aspek tersebut dapat membuat performa SEO website kamu jadi lebih baik.

  1. Susun Konten dengan Metode “Piramida Terbalik”

Pernah mendengar istilah piramida terbalik? Konsep ini bisa menjadi acuan kamu dalam membuat struktur copywriting yang tepat.

Pada awal konten kamu bisa membuka dengan pembahasan yang luas lalu mulai lebih spesifik hingga mengerucut menjadi pesan inti yang mau kamu sampaikan.

Cara ini pun dapat mengurangi terjadinya bounce rate yang tinggi di halaman website. Tidak jarang banyak website yang selalu menempatkan CTA pada akhir konten.

Baca Juga: Apa itu Black Hat SEO? Dan Dampaknya untuk Website

  1. Perhatikan Readability

Selanjutnya jangan lupa perhatikan bagaimana readability konten yang kamu buat. Readability berarti seberapa jauh sebuah teks dapat dengan mudah dipahami dan seberapa besar tingkat keterbacaannya.

Semakin tinggi readability maka semakin besar audiens memahami konten yang ada di websitemu. Dengan begitu pengalaman pengguna yang mereka dapatkan semakin bagus.

  1. Tambahkan Elemen Pendukung 

Terakhir, kamu bisa optimalkan seo copywriting dengan menambahkan beberapa elemen pendukung seperti desain yang responsif, link, gambar dan CTA button yang sesuai serta bagian FAQ dan daftar isi.

Elemen ini akan sangat memudahkan audiens untuk menavigasi dan memahami isi konten dengan lebih baik. Dengan begitu, search engine pun akan menilai kontenmu lebih berkualitas dibandingkan konten lain.

Demikian pembahasan mengenai apa itu SEO copywriting, teknik apa saja yang bisa diterapkan serta tips menulis copywriting di website.

Copywriting memiliki peran yang penting dalam bagaimana mempertahankan pengunjung website dan mengajak mereka melakukan tindakan yang kamu harapkan.

Copywriting menjadi ujung tombak yang akan mendorong peningkatan konversi di website.

Jika saat ini kamu belum bisa menyusun SEO copywriting yang tepat untuk website, tenang saja. Tim Digital Marketing Agency Croloze siap membantumu agar websitemu semakin berkembang dan mendapat lebih banyak kunjungan.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Apa itu Alt Text? Dan Fungsinya dalam Meningkatkan SEO

Pernahkah kamu melihat sebuah gambar yang sedang dimuat di internet namun yang ditampilkan justru deretan kata-kata? Itu berarti kamu sedang melihat teks yang mendeskripsikan gambar tersebut atau yang biasa dikenal dengan istilah alt text.

Alt text tidak hanya digunakan pada konten gambar yang ada di website saja, media sosial lain pun kini sudah menyediakan fitur khusus untuk memasukkan alt text pada postingannya. Alt text akan sangat berguna untuk memberikan gambaran singkat saat gambar membutuhkan waktu lebih untuk ditampilkan.

Alt text tentu tidak luput dari pembahasan optimasi website, bahkan menjadi salah satu hal penting yang tidak bisa dilewatkan dalam praktik SEO.

Untuk mengetahui apa itu alt text, fungsinya dalam SEO serta contoh dan ketentuan penggunaannya, yuk simak penjelasan lengkapnya di artikel berikut.

Baca Juga: Apa itu Search Query? Jenis dan Perbedaanya dengan Keyword

Apa itu Alt Text?

Alt text atau alternative text adalah serangkaian kata yang menggambarkan dan mendeskripsikan suatu gambar. Alt text biasanya muncul sebagai pengganti gambar yang gagal dimuat di suatu halaman. 

Alt text merupakan bagian dari atribut HTML yang terletak di bagian back end website sehingga umumnya hanya akan muncul jika terdapat kendala pemuatan gambar di website. 

Alt text tidak hanya dapat membantu pengguna memahami maksud dari suatu konten tapi juga bisa berguna dalam memberitahu robot mesin pencari mengenai tujuan penggunaan gambar.

Ketika robot sudah bisa mengenali maksud dari gambar tersebut maka akan mempermudah konten kita untuk di crawl dan index mesin pencari.

Meski demikian, tidak semua gambar di konten website memerlukan alt text, jika gambar memang ditujukan untuk dekorasi semata maka tidak perlu memasukkan alt text di dalamnya. 

Namun hal ini tentu sangat disayangkan karena banyak manfaat yang bisa didapatkan dari alt text. Sehingga jauh lebih baik jika kamu menggunakan gambar yang memang relevan dengan isi konten.

Baca Juga: Apa itu Black Hat SEO? Dan Dampaknya untuk Website

Fungsi Alt Text dalam SEO 

Kamu mungkin bertanya-tanya mengapa alt text bernilai penting dalam perkembangan SEO di website. Hal ini karena memang banyak aspek SEO yang didukung dan didorong oleh alt text. Berikut beberapa fungsi alt text dalam SEO:

  1. Memperkuat Relevansi Konten

Saat membuat konten jangan sampai kamu hanya membuat serangkaian tulisan saja tanpa menambahkan aspek visual. Aspek visual akan sangat berguna untuk mendukung audiens lebih memahami maksud dari tulisan yang kamu buat.

Apalagi jika kamu menyertakan gambar infografis yang menarik, pasti banyak audiens yang akan menyukai konten yang kamu buat. 

Penggunaan visual ini harus kamu optimasi dengan memasukkan alt text yang tepat agar bisa memperkuat relevansi dari konten yang kamu buat.

Konten yang berkualitas tentu akan lebih diutamakan mesin pencari untuk berada di peringkat teratas SERP.

Baca Juga: Content Pruning: Arti, Manfaat dan Tips Melakukannya

  1. Meningkatkan Aksesibilitas dan User Experience

Alt text akan sangat berguna jika website memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk memuat sebuah gambar. Maka alt text akan muncul untuk sebagai alternatif yang mendeskripsikan gambar yang tertunda itu. 

Dengan begitu aksesibilitas websitemu tetap terjaga sehingga pengalaman pengguna pun akan semakin meningkat. Aksesibilitas website yang baik akan membuat search engine lebih mudah memberikan peringkat di halaman website yang kamu miliki.

  1. Mendatangkan Trafik dari Pencarian Gambar

Manfaat utama dari penggunaan alt text untuk SEO adalah dapat mendatangkan trafik dari pencarian gambar di search engine. Alt text biasanya berisi satu keywords jadi bukan banyak jenis keyword yang ada pada suatu konten. 

Jadi jika pengguna mencari keyword tersebut maka gambar yang digunakan akan ikut muncul di hasil pencarian gambar.

Hal ini tentunya akan sangat berguna dalam meningkatkan dan mendatangkan trafik pengunjung yang lebih banyak lagi ke website.

Baca Juga: Mengenal Apa itu SEO B2B dan Strategi Penerapannya

Contoh dan Ketentuan Penggunaan Alt Text

Cara penggunaan alt text untuk suatu gambar terbilang cukup mudah, kamu hanya perlu memasukan kata-kata yang mendeskripsikan suatu gambar di  source code HTML.

Sebagai contoh berikut penulisan kode alt text di HTML:

alt=”Mahasiswa laki-laki yang sedang melakukan test coding di kelas”

Berikut contoh gambar alt text di html yang di wordpress:

contoh alt text di wordpress
contoh alt text di wordpress

Dalam beberapa CMS bahkan memasukkannya jauh lebih mudah, kamu bisa langsung menuliskan alt text pada bagian yang sudah disediakan saat mengunggah suatu gambar. Untuk memaksimalkan manfaat dari penggunaan alt text, berikut beberapa praktik terbaik dan ketentuan yang bisa kamu ikuti:

  1. Buat alt text yang mendeskripsikan gambar dengan jelas dan sesuai dengan konteks halaman
  2. Pastikan kamu menuliskan deskripsi tidak lebih dari 125 karakter
  3. Hindari pemborosan kata dan pastikan ejaan sudah sesuai
  4. Masukkan keyword yang kamu gunakan dalam alt text
  5. Bagi secara proporsional penggunaan kata kunci di alt text gambar, jangan gunakan keyword di setiap gambar

Sekian pembahasan mengenai apa itu alt text, bagaimana fungsinya untuk SEO serta contoh dan ketentuan penggunaannya di website.

Mulai sekarang pastikan gambar yang ada di website kamu sudah menggunakan alt text sehingga bisa menaikkan kualitas konten dan websitemu. 

Jika kamu perlu bantuan lebih detail mengenai alt text, pembuatan konten maupun praktik SEO website, kamu bisa mendiskusikannya dengan tim Croloze.

Tim kami terdiri dari SEO Specialist Croloze profesional yang sudah berpengalaman menangani berbagai jenis website.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Apa itu Black Hat SEO? Dan Dampaknya untuk Website

Search Engine Optimization (SEO) merupakan serangkaian teknik yang bertujuan untuk melakukan optimasi agar website dapat ditemukan dan mendapatkan peringkat teratas di mesin pencari.

Namun tahukah kamu bahwa tidak semua teknik yang digunakan baik untuk website? Teknik inilah yang kemudian sering dikenal dengan istilah Black Hat SEO.

Umumnya terdapat dua jenis teknik atau strategi yang digunakan dalam SEO, yaitu White Hat SEO dan Black Hat SEO.

Bahkan ada beberapa pendapat yang juga mengenalkan istilah Grey Hat SEO. Black Hat SEO biasanya menggunakan teknik-teknik yang instan namun menimbulkan kerugian yang besar untuk website.

Di bawah ini kamu akan melihat penjelasan mengenai pengertian Black Hat SEO dan contohnya, perbedaannya dengan White Hat SEO serta dampak menggunakannya. Yuk simak lebih lanjut.

Baca Juga: Apa itu Search Query? Jenis dan Perbedaanya dengan Keyword

Pengertian Black Hat SEO dan Contohnya

Black Hat SEO adalah serangkaian strategi atau teknik yang bertujuan untuk mengoptimasi website menggunakan cara yang melanggar pedoman search engine. Teknik ini memanipulasi search engine seolah-olah teknik yang dilakukan benar, padahal termasuk pelanggaran dan kecurangan.

Black Hat SEO biasanya digunakan untuk mendapatkan performa website di search engine secara instan. Praktik ini tentunya mengesampingkan kenyamanan dan pengalaman pengguna sehingga sangat dibenci oleh search engine. 

SEO bukan hanya masalah bagaimana agar bisa mendapatkan peringkat teratas, lebih dari itu SEO harus mengutamakan kredibilitas dan pengalaman pengguna. Itulah mengapa Google menerapkan aspek E-E-A-T (Expertise, Experience, Authoritativeness, dan Trustworthiness) dalam menentukan peringkat halaman web di SERP.

Salah satu contoh Black Hat SEO yang tidak disadari dan masih sering dilakukan adalah keyword stuffing.

Keyword stuffing berarti saat kamu memasukkan keyword secara berlebihan dalam satu halaman web atau konten agar masuk peringkat teratas.

Terlalu banyak memasukkan kata kunci tentu hanya akan mengganggu kenyamanan pengguna website. 

Baca Juga: Mengenal Apa itu SEO B2B dan Strategi Penerapannya

3 Perbedaan Black Hat SEO dan White Hat SEO

Black Hat SEO jelas berbeda dengan White Hat SEO. Lalu apa saja yang membedakan keduanya? Berikut penjelasan yang lebih detail.

Teknik Optimasi

White Hat SEO merupakan kebalikan dari Black Hat SEO, yang mana teknik optimasi yang digunakan adalah teknik yang benar dan sesuai dengan pedoman search engine. White Hat SEO selalu mengutamakan kebutuhan audiens sehingga lebih disukai oleh mesin pencari.

Sementara Black Hat SEO berusaha menggunakan trik-trik manipulatif dengan mencari celah yang tidak terdeteksi search engine. Fokus utama Black Hat SEO adalah search engine, bukan pengguna dan audiens. Sehingga Black Hat SEO menggunakan segala cara agar dapat menduduki peringkat teratas mesin pencari. 

Kualitas Konten

Perbedaan yang paling mencolok dari Black Hat dan White Hat SEO adalah kualitas konten yang dihasilkan.

Website yang menggunakan teknik White Hat SEO pasti berfokus pada penyajian konten yang berkualitas dan memiliki nilai. Konten disusun dengan melakukan riset yang mendalam sehingga bisa bermanfaat bagi para pembacanya. 

Sedangkan Black Hat SEO justru menghasilkan konten yang berkualitas rendah. Konten dibuat secara asal dan biasanya ditulis dengan bantuan robot tanpa ditinjau terlebih dahulu.

Konten Black Hat SEO biasanya tercermin dari pembahasan yang singkat, tidak relevan dan menggunakan kata kunci yang berlebihan. Bahkan pada beberapa website, konten justru mengarah pada halaman yang mencurigakan dan berbahaya.

Baca Juga: 10 Jenis Keywords dalam SEO yang Harus Kamu Ketahui!

Dampak Jangka Panjang

Black Hat SEO mungkin menawarkan hasil yang instan dan menjanjikan dalam waktu yang singkat. Namun hal ini hanya akan membawa dampak yang lebih buruk bagi website ke depannya.

Website mungkin bisa terkena penalti search engine, ditangguhkan dan bahkan terhapus begitu saja. Hal ini tentu tidak baik untuk kelangsungan bisnis kedepannya.

Berbeda halnya jika menggunakan White Hat SEO, meskipun hasil yang didapatkan cukup lama namun bisa berdampak baik untuk website dan bisnis.

Sebab White Hat SEO selalu menggunakan cara yang benar, organik dan mengutamakan kualitas serta pengalaman pengguna.

Website pun bisa bertahan dalam jangka panjang sehingga bisa membawa keuntungan yang lebih baik untuk bisnis. 

Baca Juga: Apa itu Seed Keyword? Contoh Dan Cara Menentukan Seed Keywords

4 Dampak Negatif Penggunaan Black Hat SEO

Dari pembahasan di atas, jelas bahwa Black Hat SEO hanya akan berdampak buruk untuk website. Secara lebih rinci berikut dampak negatif dari penggunaan Black Hat SEO.

Penalti dari Search Engine

Resiko pertama yang akan didapatkan dari penggunaan Black Hat SEO adalah mendapatkan penalti dari search engine.

Meskipun beberapa search engine mungkin memiliki pedoman yang berbeda, namun banyak dari praktik Black Hat SEO yang tidak dibenarkan oleh search engine.

Ketika suatu website didapati melakukan praktik tersebut, maka bersiaplah mendapatkan penalti dari search engine.

Penalti ini bisa membuat penurunan peringkat, deindex, pemblokiran hingga dihapus sepenuhnya.

Kehilangan Trafik Organik

Salah satu indikator penting dari SEO adalah mendapatkan trafik organik yang tinggi dari mesin pencari. Mendapatkan trafik organik tentu tidak mudah karena website harus memiliki nilai yang bermanfaat bagi pengguna.

Namun jika website tersebut justru menggunakan teknik Black Hat SEO, hal ini tentu dapat berdampak pada penurunan trafik organik yang signifikan.

Jika tidak diperbaiki hal ini dapat berakibat fatal pada hilangnya jumlah kunjungan ke website.

Menurunkan Kepercayaan Pengguna

Black Hat SEO seringkali mengesampingkan kebutuhan para pengguna dan hanya berfokus pada peringkat di mesin pencari.

Teknik ini sering menampilkan konten dan tautan yang tidak relevan dan spamming yang menyesatkan dan memberikan pengalaman buruk bagi pengguna.

Hal ini tentu akan merusak kepercayaan pengguna terhadap website sehingga reputasi bisnis akan semakin menurun. 

Baca Juga: Content Pruning: Arti, Manfaat dan Tips Melakukannya

Menimbulkan Kerugian yang Lebih Besar

Menggunakan hal-hal yang tidak benar hanya akan menimbulkan kerusakan dan kerugian yang lebih besar. Search engine selalu rutin melakukan evaluasi dan memperbarui algoritma mereka, sehingga teknik Black Hat SEO cepat atau lambat dapat terdeteksi. 

Tidak hanya membuat website terkena penalti, teknik ini juga bisa menghilangkan konversi yang ada di website dan bahkan membutuhkan upaya dan biaya pemulihan yang lebih besar.

Singkatnya, manfaat yang didapat Black Hat SEO justru lebih sedikit daripada kerugiannya.

Nah itulah pembahasan mengenai Black Hat SEO yang harus kamu ketahui dan hindari penggunaanya.

Pastikan website kamu tidak menggunakan teknik Black Hat SEO agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar untuk website atau bisnis secara keseluruhan.

Daripada menggunakan teknik Black Hat SEO untuk hasil yang instan, lebih baik konsultasikan masalah websitemu ke Digital Marketing Service dari Croloze. Tim kami terdiri dari para profesional yang sudah menangani berbagai masalah SEO dengan klien yang beragam.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Apa itu Search Query? Jenis dan Perbedaanya dengan Keyword

Saat mencari informasi tentang suatu hal kamu pasti mengetikkan satu dan beberapa kata di mesin penelusuran. Kamu mungkin familiar dengan istilah keyword atau kata kunci, namun pernahkah kamu mendengar tentang istilah search query? Singkatnya, search query adalah kata yang kamu masukkan di mesin pencari.

Dalam praktik SEO, search query tidak lagi asing karena sering dijumpai penggunaannya dalam mengoptimalkan sebuah website. Namun masih banyak yang menganggap search query merupakan hal yang sama dengan keyword. Padahal, keduanya sangat berbeda. 

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang apa itu search query, jenis dan perbedaannya dengan keyword, simak penjelasannya dalam artikel berikut.

Baca Juga: 10 Jenis Keywords dalam SEO yang Harus Kamu Ketahui!

Pengertian Search Query

Search query adalah kueri pencarian atau penelusuran yang berisi kata atau frasa yang digunakan pengguna saat melakukan pencarian di search engine. Search engine kemudian memproses kata-kata tersebut dan menampilkan informasi yang paling relevan dari beberapa halaman web ke dalam Search Engine Result Page atau SERP.

Setiap pengguna search engine mungkin memasukkan search queries yang berbeda-beda untuk mendapatkan hasil informasi yang sama. Karena itu search query jauh lebih beragam dibandingkan dengan keyword. 

Sebagai contoh, beberapa orang ingin mencari tahu tentang informasi mengenai GBK atau Gelora Bung Karno, lalu mereka mengetikkan di search engine dengan frasa yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan “GBK itu apa?”, “GBK ada di daerah mana” atau “GBK Jakarta”. 

Ketika kamu bisa menganalisa search query dengan tepat, kamu bisa menerapkannya untuk membangun strategi konten yang lebih relevan dan tepat sasaran. Karena itu search query adalah bagian yang tidak terpisahkan dari SEO.

Baca Juga: Pengertian Social Bookmarking dan Manfaatnya untuk Optimasi Website

Jenis Search Query 

Secara umum, jenis search query berkaitan dengan tujuan atau maksud pengguna melakukan penelusuran di search engine. Meskipun search query begitu beragam, namun biasanya dibagi menjadi 3 jenis berikut:

  1. Informational Search Query 

Informational search kueri berarti kueri atau frasa yang dimaksud untuk mencari informasi tentang suatu topik yang lebih luas. Umumnya, informasi ini berkaitan dengan jawaban akan suatu pertanyaan atau bagaimana cara melakukan sesuatu. Contohnya seperti “Apa itu SEO?, “Cara membuat website” atau “Tutorial membuat bakmi jawa”.

  1. Transactional Search Query 

Jenis search query yang kedua yaitu transactional search query atau kueri transaksi. Kueri ini dimaksudkan untuk melakukan transaksi atau pembelian suatu produk/layanan. Hal ini berarti pengguna sedang mempertimbangkan untuk melakukan pembelian dalam waktu dekat. Contoh dari kueri ini biasanya memasukkan kata “beli” atau “pesan”, memasukkan nama merek seperti “HP Samsung” atau pencarian layanan dan tempat seperti “hotel di bandung”.

  1. Navigational Search Query 

Jenis yang ketiga yaitu navigational search query atau kueri penelusuran navigasi. Sesuai namanya, kueri ini dimaksudkan untuk menemukan situs atau halaman web tertentu. Misalnya kamu ingin mengunjungi Facebook, maka alih-alih kamu menuliskan URL langsung pada browser, kamu justru mengetikkan “Facebook” di kolom pencarian search engine.  

Baca Juga: Content Pruning: Arti, Manfaat dan Tips Melakukannya

Perbedaan Search Query dan Keyword

Lantas apa yang membedakan antara search query vs keyword? Meskipun keduanya tampak sama, terdapat beberapa perbedaan yang cukup signifikan. Berikut kedua perbedaan jelas antara search query dan keyword.

1. Perbedaan Pengguna

Perbedaan utama yang jelas antara search query dan keyword terletak pada asal penggunanya. Search query adalah frasa yang berasal dari pengguna search engine untuk menemukan suatu informasi. Sementara keyword umumnya banyak digunakan oleh para praktisi SEO atau tim digital marketer untuk strategi di website.

Selain itu, seperti yang disebutkan di atas, search queries jauh lebih beragam karena pengguna tidak mementingkan kata yang mereka gunakan. Mereka mementingkan hasil informasi apa yang mereka dapat dari kueri tersebut. 

Sedangkan keyword bersifat lebih umum karena akan digunakan untuk mengoptimalkan visibilitas halaman website.

Disinilah peran SEO dibutuhkan, kamu harus memahami bagaimana mengkolaborasikan search queries dengan keyword yang tepat sehingga bisa menjawab kebutuhan pengguna. Dari sini kamu bisa mengarahkan mereka untuk menggunakan layanan yang kamu tawarkan.

2. Perbedaan Penerapan

Perbedaan kedua terletak pada penerapan antara search query dan keyword. Search query pada dasarnya digunakan pengguna untuk membawa mereka pada informasi yang mereka butuhkan, selesai. 

Sedangkan penggunaan dan penerapan keyword cukup kompleks karena berhubungan dengan pengembangan strategi SEO di website. Penggunaan keyword yang tidak tepat akan membuat website sulit mendapat trafik sehingga mengurangi tingkat konversi yang didapatkan.

Adanya search query justru menjadi kunci penting untuk merumuskan dan menentukan keyword dan ide konten yang lebih relevan karena sesuai dengan apa yang dicari oleh pengguna. Kamu bisa mempertimbangkan jenis search query untuk bisa mengembangkan konten di website.

Misalnya untuk tipe informational search query, kamu perlu membuat konten yang akurat, relevan, up to date dan komprehensif seperti tips & trick, panduan dan tutorial atau infografis.

Baca Juga: Apa itu Seed Keyword? Contoh Dan Cara Menentukan Seed Keywords

Penerapan keyword juga bisa dilakukan untuk mengoptimasi halaman web agar mendatangkan hasil yang maksimal. Kamu bisa kunjungi Google Search Console dan klik bagian tab Performance, di bawah dashboard grafik kamu akan menemukan tabel yang berisikan serangkaian queries. 

Queries inilah yang digunakan pengunjung web masuk ke halaman web di website kamu. Dari sini kamu bisa mengambil beberapa kueri yang memiliki impressions dan click yang tinggi dan mempertimbangkannya untuk pembuatan konten baru atau mengoptimasi konten lama.

Nah itulah beberapa penjelasan mengenai search query, jenis serta perbedaanya dengan keywords. Menganalisa query dan keyword bisa kamu lakukan saat melakukan keyword research sebelum membuat konten. Dengan mengetahui perbedaan keduanya, kamu jadi bisa menerapkan pengoptimalan website yang lebih tepat dan membuat konten yang lebih berkualitas. 

Jika kamu butuh bantuan untuk menerapkan strategi konten lebih maksimal, kamu bisa menghubungi tim Digital Marketing Agency Croloze. Tim kami akan membantu untuk meningkatkan kualitas websitemu dengan panduan SEO yang terpercaya.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi: