Archive for the ‘SEO’ Category

10 Jenis Keywords dalam SEO yang Harus Kamu Ketahui!

Dalam dunia digital marketing, keyword adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pembuatan konten agar lebih tepat sasaran. Keyword kini tidak hanya digunakan pada konten website saja, tapi juga konten di media sosial. Di website, terdapat beberapa jenis keyword SEO dengan fungsi dan penggunaan yang berbeda-beda.

Penentuan penggunaan keyword pun tidak bisa sembarang dilakukan, kamu harus melakukan riset keyword yang mendalam jika ingin konten yang kamu buat dapat sejalan dengan tujuan bisnis. Namun sebelum lebih lanjut melakukan keyword research, kamu perlu tahu lebih dulu apa saja jenis-jenis keyword dalam SEO.

Artikel di bawah ini akan membahas mengenai apa itu keyword dan berapa banyak jenis-jenis keyword dalam SEO serta contohnya. Yuk simak lebih lanjut.

Baca Juga: Pengertian Social Bookmarking dan Manfaatnya untuk Optimasi Website

Apa itu Keyword dalam SEO?

Keyword atau kata kunci merupakan satu atau beberapa kata yang menggambarkan topik suatu konten. Keyword erat kaitannya dengan upaya-upaya pemasaran digital karena menjadi kunci agar bisa dijangkau oleh banyak orang. Dengan begitu keyword biasanya ditemukan di beberapa channel digital marketing seperti Social Media, Search Engine Marketing (SEM) dan Search Engine Optimization (SEO). 

Lantas bagaimana keyword dalam SEO? SEO sendiri merupakan serangkaian teknik yang digunakan untuk mengoptimasi suatu website secara organik agar bisa muncul dan mendapatkan peringkat teratas di SERP. Teknik optimasi website pun beragam, salah satunya dengan menggunakan keyword.

Suatu website atau halaman tidak bisa muncul begitu saja di mesin pencari tanpa menerapkan kata kunci yang tepat sesuai dengan search query dari pengguna. Sehingga perlu adanya kata kunci tertentu yang bisa menggambarkan isi website atau halaman web. Singkatnya, keyword bisa diartikan sebagai topik dari suatu website.

SEO berperan dalam mengoptimalkan website lewat penggunaan dan penerapan keyword yang tepat dalam halaman dan konten web. Penerapan yang tepat ini tentunya akan berdampak pada kualitas website yang baik sehingga mendorong lebih banyak trafik dan konversi lewat website.

Beberapa manfaat lain dari penggunaan keyword dalam SEO sebuah website, yaitu:

  1. Memahami dengan benar apa yang dicari para pengguna search engine
  2. Menghubungkan layanan website dengan kebutuhan pengguna
  3. Mempermudah crawling dan indexing Google
  4. Menampilkan konten di SERP
  5. Meningkatkan traffic dan peringkat halaman website di search engine
  6. Menyelaraskan konten website dengan informasi yang dibutuhkan pengguna
  7. Mendorong peningkatan konversi atau pembelian lewat website

Baca Juga: Content Pruning: Arti, Manfaat dan Tips Melakukannya

10  Jenis-Jenis Keyword dalam SEO

Sebelum merancang dan menentukan strategi penggunaan keyword, kamu perlu mengenal dan memahami apa saja jenis-jenis keyword dalam SEO. Berikut terangkum 10+ jenis keyword dalam SEO yang perlu kamu ketahui:

  1. Seed keyword

Seed keyword merupakan kata kunci dasar yang digunakan suatu website untuk membangun dan menyusun keyword lainnya yang ada di website. Seed keyword umumnya terdiri dari satu atau dua kata yang mewakili keseluruhan isi halam suatu web atau website. Misalnya jika kamu ingin membangun sebuah website media, maka kamu bisa menggunakan seed keyword seperti “Situs Berita” atau “Portal Berita” dan sebagainya.

  1. Long Tail dan Short Tail Keyword

Kedua, jenis ini mungkin jenis keyword yang paling sering kamu dengar, yaitu short tail dan long tail keyword. Seperti namanya, jenis keyword yang satu ini dibagi berdasarkan jumlah kata. Short tail berarti keyword yang terdiri dari satu atau dua kata seperti “Soft Cookies”. Sedangkan Long tail keyword berarti keyword yang terdiri dari tiga kata lebih, contohnya “Cara Menanam Cabai di Rumah”.

  1. Search Intent Keyword 

Jenis keyword juga bisa dibagi berdasarkan search intent atau tujuan penelusurannya. Hal ini berkaitan dengan maksud dan hasil yang diharapkan oleh pengguna search engine. Keyword jenis ini dibagi lagi menjadi 3, yaitu: 

  • Informational: Keyword yang bertujuan mendapatkan informasi yang komprehensif tentang suatu hal, contohnya: “Tutorial Membersihkan Slow Juicer”
  • Transactional: Keyword yang bertujuan melakukan pembelian/ transaksi terhadap suatu produk/layanan, contohnya: “Beli Meja”
  • Navigational:Keyword dengan tujuan untuk mengunjungi suatu situs atau halaman web tertentu, contohnya: “Youtube”.
  1. Unbranded dan Branded Keyword

Selanjutnya ada jenis keyword yang dibagi berdasarkan keterkaitannya dengan brand atau tidak. Branded keyword biasanya banyak digunakan untuk mencari brand-brand atau perusahaan besar, misalnya seperti “Sepatu Adidas”. Sedangkan Unbranded keyword berarti kata kunci yang berkaitan dengan nama produk atau layanan tanpa menyebutkan brand atau perusahaannya, contohnya seperti “Laptop Gaming”.

  1. Niche keyword

Jenis keyword yang satu ini berarti keyword dengan topik spesifik yang menyasar pasar atau target audiens tertentu. Niche keyword biasanya memiliki ukuran pasar yang kecil namun menghasilkan traffic dan engagement yang berkualitas karena menyasar pasar yang tepat. Contoh dari niche keyword yaitu “ Cara Mengganti Skin di Minecraft”. 

  1. Competitor’s Keyword

Lalu ada competitor’s keyword, keyword yang satu ini berarti keyword yang digunakan oleh kompetitor suatu perusahaan. Competitor’s keyword biasanya didapatkan saat melakukan competitor research leat tools SEO. Keyword ini akan berguna dalam menyusun strategi SEO yang akan mengukur keberhasilan pemasaran yang dilakukan suatu website dengan kompetitornya.

Baca Juga: Deindex Google, Penyebab Artikel Hilang dan Cara Mengatasinya

  1. Evergreen dan Seasonal Keyword

Jenis keyword yang satu ini didasarkan pada masa atau waktu digunakannya suatu keyword. Seasonal keyword berarti keyword musiman yang digunakan pada saat periode tertentu, misalnya “Bulan Ramadhan”. Sedangkan Evergreen keyword berarti keyword yang tak lekang waktu dan selalu relevan serta dibutuhkan kapanpun, misalnya seperti “Tanda Usus Buntu”.

  1. Primary dan Secondary Keyword

Selanjutnya ada jenis keyword berdasarkan urutan yaitu primary keyword dan secondary keyword. Primary keyword berarti kata kunci yang menjadi topik utama yang ada di suatu halaman web. Sedangkan secondary keyword berarti kata kunci sekunder yang melengkapi kata kunci utama.  

Misalnya suatu konten menggunakan primary keyword yaitu “Oatmeal” maka secondary keyword yang bisa digunakan seperti “Resep Oatmeal”, “Manfaat Oatmeal” hingga “Sejarah Oatmeal”. Secondary keyword bisa dikatakan sebagai keyword turunan dari primary keyword. 

  1.  Market Segment Keyword

Jenis keyword selanjutnya mirip dengan niche keyword. Bedanya market segment keyword berarti kata kunci yang berkaitan dengan industri atau bidang tertentu yang pasarnya lebih umm dan luas. Salah satu contoh dari keyword ini seperti “Gamis” atau “Kebaya”.

  1.  Geo Targeted Keyword

Terakhir, ada jenis keyword yang didasarkan pada lokasi tertentu. Kata kunci jenis ini erat kaitannya dengan pengoptimasian local SEO. Misalnya kamu ingin menelusuri kedai kopi, maka kamu memasukkan lokasi tertentu, contohnya seperti “Kedai Kopi di Tebet” atau “Kedai Kopi Dekat Stasiun Cikini” dan sebagainya.

Baca Juga: 7 Cara Praktis Agar Website Terindex Google

Nah itulah pembahasan mengenai apa itu keyword, bagaimana keyword dalam SEO dan manfaatnya serta jenis-jenis keyword dalam SEO.

Jika kamu sudah mengetahui maksud dari keyword dalam SEO, kamu bisa langsung melakukan tahap selanjutnya yaitu melakukan riset keyword, mapping konten dan strateginya sampai memonitor hasil konten yang sudah dibuat. 

Proses pengoptimasian website memang perlu dilakukan secara berkala karena dengan begitu website bisa terus sejalan dengan kebutuhan user dan tren yang berbeda-beda.

Belum lagi kamu harus menyesuaikan perubahan Algoritma Google yang secara rutin dilakukan. Jika kamu bisa mengerjakannya dengan maksimal, maka hasil yang akan kamu dapatkan pun akan optimal. 

Namun jika kamu memerlukan bantuan profesional untuk melakukan optimasi pada website, kamu bisa menghubungi Digital Marketing Agency dari Croloze. Time SEO kami akan membantu kamu menyelesaikan masalah pada website dan mengoptimasinya sehingga bisa menjangkau lebih banyak pengguna search engine.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Content Pruning: Arti, Manfaat dan Tips Melakukannya

Optimasi konten SEO tidak selalu harus dengan membuat konten baru, tapi juga dengan mempertahankan dan memperbarui konten lama. Konten-konten lama mungkin tidak semuanya memiliki kualitas yang baik, sehingga perlu dilakukan perbaikan atau penghapusan. Hal inilah yang kemudian dikenal dengan istilah content pruning.

Konten dalam website harus mendapatkan perhatian penuh karena umumnya menjadi daya tarik utama dalam mendatangkan pengunjung.

Jika website sudah memiliki kecepatan, desain dan teknikal yang baik hal ini tidak berarti jika konten yang disajikan tidak berkualitas dan belum menjawab kebutuhan user.

Maka dari itu, content purning diperlukan agar kesehatan dan pertumbuhan website terus terjaga dan bahkan mengalami peningkatan. Agar kamu lebih memahami apa dan bagaimana melakukan content pruning, yuk simak penjelasannya dalam artikel berikut.

Baca Juga: Deindex Google, Penyebab Artikel Hilang dan Cara Mengatasinya

Apa itu Content Pruning?

Content Pruning adalah serangkaian proses penghapusan atau pemangkasan konten lama yang ada di suatu website agar tidak berdampak negatif untuk perkembangan website. Content pruning berfokus pada penghapus konten-konten lama yang tidak memiliki performa yang baik di website. 

Menurut Semrush, content pruning mencakup 3 proses yaitu refreshing (pembaruan), consolidating (penggabungan) dan removing (penghapusan). Artinya, content pruning tidak semata hanya masalah penghapusan, karena bisa jadi konten lama masih memiliki potensi engagement, backlink dan konversi yang berguna untuk website.

Dengan melakukan content pruning, kamu berarti telah melakukan evaluasi terhadap konten-konten yang ada di website, sehingga websitemu menjadi lebih sehat karena hanya menampilkan konten yang memiliki performa baik dan berkualitas.

Baca Juga: 7 Cara Praktis Agar Website Terindex Google

5 Manfaat Content Pruning

Content pruning tentu sangat bermanfaat dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari praktik SEO. Secara lebih rinci berikut beberapa manfaat dari melakukan content pruning di website:

  1. Meningkatkan Kualitas Website

Pemangkasan konten website dengan melakukan perbaikan, pemeliharaan dan penghapusan pada konten yang tidak berkualitas tentu akan menyisakan hanya konten yang berkualitas yang ada di website. Hal ini tentu akan meningkatkan kualitas website di mata audiens dan juga search engine.

Ingat bahwa Google mengedepankan authoritative (otoritatif) yang mana Google akan mendorong website yang memiliki konten yang berkualitas dan kredibel untuk tampil di peringkat atas mesin pencarian. Content pruning ini dapat meningkatkan aspek otoritatif dari website yang kamu miliki.

  1. Meningkatkan Pengalaman Pengguna yang Lebih Baik

Website menjadi media utama yang mengantarkan pengguna search engine bisa menggunakan layanan yang kamu tawarkan. Maka dari itu penting untuk kamu hanya menampilkan konten-konten yang berkualitas. 

Hal ini bisa dilakukan dengan content pruning, karena konten yang kamu sajikan hanya konten berkualitas, pengalaman pengguna dalam mengakses website pun meningkat sehingga menurunkan bounce rate pada website dan bahkan meningkatkan kepercayaan (trustworthiness) di mata pengguna.

  1. Meningkatkan Proses Crawling

Google biasanya melakukan crawling secara terbatas, sehingga website dengan halaman yang banyak membutuhkan proses crawling yang lebih lama. Bahkan ini menyebabkan ada beberapa halaman yang mungkin dilewatkan dan tidak di crawl oleh Googlebot. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan content pruning.

Penghapusan konten yang kamu lakukan di website dapat membantu mengurangi jumlah halaman yang perlu di crawl Google. Google pun akan lebih mudah memproses crawling menjadi lebih cepat dan bisa crawling  halaman lain yang lebih penting.

  1. Mencegah Adanya Content Cannibalization

Content Pruning dapat membantu mencegah terjadinya content cannibalization. Content cannibalization terjadi karena adanya beberapa konten yang memiliki kata kunci yang sama tau sangat mirip. Hal ini akan dinilai buruk oleh search engine sehingga menghambat konten-konten tersebut mendapatkan peringkat di SERP. 

Maka dari itu penghapusan konten-konten yang sekiranya bersifat duplikasi atau memiliki kemiripan sangat penting untuk dilakukan agar konten utama yang terbaik bisa memiliki performa bagus di search engine. 

  1. Mendapatkan Lebih Banyak Organic Traffic

Manfaat terakhir dari melakukan content pruning adalah dapat mendorong mendapatkan lebih banyak organic traffic. Dengan hanya menyajikan konten-konten yang berkualitas, websitemu pun akan meningkatkan pengalaman pengguna yang nyaman mengakses websitemu. Hal ini tentu dapat mendorong visibilitas website mu di mesin pencari sehingga lebih banyak organic traffic yang akan datang. 

Baca Juga: Pengertian Social Bookmarking dan Manfaatnya untuk Optimasi Website

3 Tips dan Langkah Melakukan Content Pruning

Content pruning tidak bisa dilakukan dengan asal-asalan, kamu perlu mengumpulkan beberapa indikator untuk menilai dan menganalisa konten mana yang sebaiknya dihapus atau diperbaiki. Berikut beberapa tips untuk memaksimalkan content pruning yang kamu lakukan:

  1. Lakukan Konten Audit Terlebih Dahulu

Step utama untuk melakukan content pruning adalah dengan melakukan konten audit terlebih dahulu. Konten audit dilakukan dengan mengevaluasi dan meninjau konten-konten yang ada. Kamu perlu menilainya dengan beberapa aspek seperti organic ranking dan traffic, backlink, conversion rat dan engagement rate. 

Selain itu kamu juga bisa menilai dengan keakuratan isi konten, penyusunan kata, internal link dan lain sebagainya. Untuk membantu kamu melakukan audit konten bisa kamu menggunakan SEO tools seperti Ahrefs, SEMRUSH, Moz dan Screaming Frog.

  1. Identifikasi dan Kelompokkan Konten 

Setelah menemukan konten-konten dengan kualitas rendah, kamu bisa lanjut mengidentifikasi dan mengelompokkan konten-konten yang kurang atau tidak berkualitas tersebut. Bagi konten tersebut sesuai dengan isu yang sama, Semrush membagi konten berkualitas rendah ke beberapa bagian berikut:

  • Technical issue: Halaman dengan masalah-masalah teknis
  • Outdated: Halaman dengan informasi yang tidak lagi akurat dan perlu diperbaharui
  • Thin content: Konten dengan kualitas pembahasan yang rendah dan tidak komprehensif
  • Intent mismatch: Konten yang tidak sesuai dengan apa yang dicari pengguna
  • Duplicate content: Konten yang mirip atau sama persis dengan konten lain 
  • Needs backlinks: Konten dengan link yang rendah atau tidak ada

Perhatikan juga faktor lain seperti durasi publikasi konten, apakah sudah cukup lama untuk tampil atau apakah konten tersebut masih relevan dan sesuai dengan layanan bisnis yang ditawarkan.

  1. Rencanakan Tindakan & Monitoring

Terakhir, segera buat rencana tindakan untuk memangkas konten yang tidak berkualitas tersebut. Beberapa tindakan yang bisa kamu lakukan yaitu:

  • Menghapus konten yang tidak bisa diperbaiki atau digabungkan
  • Menghapus konten secara bertahap agar traffic website tidak anjlok
  • Memperbarui konten usang dengan informasi terupdate
  • Mengelaborasi konten dengan pembahasan yang mirip agar lebih komprehensif
  • Membuat pengalihan 301 (permanen) untuk konten yang mirip ke halaman dengan traffic tinggi

Setelah melakukan tindakan yang sesuai dengan isunya, kamu perlu melakukan monitoring secara berkala dengan konten-konten yang tersisa di website. Perhatikan bagaimana proses indexing, perubahan traffic dan experience dari website dan konten yang telah kamu perbarui tersebut. 

Baca Juga: SEO B2B: Pengertian dan Strategi Penerapan SEO B2B

Itulah pembahasan mengenai apa itu konten pruning, manfaat serta tips dan cara melakukannya. Content pruning sangat berguna untuk tetap memastikan konten website dapat berjalan dan mendukung tujuan bisnis.

Jika website sudah berjalan selama bertahun-tahun dan memiliki konten yang banyak, maka content pruning menjadi salah satu hal yang harus kamu lakukan.

Tidak usah khawatir jika kamu belum memahami bagaimana menjalankan content pruning yang benar, kamu bisa berkonsultasi kepada digital marketing agency untuk langkah yang lebih tepat.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

7 Cara Praktis Agar Website Terindex Google

Salah satu tujuan optimasi di website adalah agar website bisa ditemukan oleh para pengguna search engine. Dalam praktiknya, Google akan melakukan crawling dan indexing untuk memasukkan halaman website muncul di hasil pencarian. Lantas bagaimana cara agar website terindex Google?

Ada banyak aspek yang Google pertimbangkan untuk menentukkan halaman web mana yang dapat masuk ke SERP. Aspek ini diukur untuk menilai website mana yang dapat memberikan informasi terbaik yang dicari pengguna Google. 

Google selalu mengutamakan pengalaman pengguna yang baik agar memberikan kenyamanan dan kepercayaan bagi para penggunanya. Nah untuk memudahkan website kamu agar lebih cepat terindex Google, berikut beberapa cara praktis dan tips yang bisa dilakukan agar website terindex Google. 

Baca Juga: Deindex Google, Penyebab Artikel Hilang dan Cara Mengatasinya

Apa Itu Google Index

Sebelum kamu mengetahui cara agar website kamu terindex Google, kamu perlu tahu dulu apa yang dimaksud dengan Google index. Pada dasarnya indexing Google seperti bagian indeks di suatu buku yang berisi serangkaian data untuk membantu menemukan informasi yang ada di buku tersebut.

Secara lebih rinci, Google Index berarti sebuah database Google yang berisi berbagai informasi dan halaman dari sebuah website. Sebelum memasukkan suatu website ke dalam database Google, Google terlebih dahulu melakukan crawling (perayapan) di halaman web tersebut. Nantinya web yang telah di crawl dan diindeks Google akan disimpan dan ditampilkan di SERP.

Salah satu cara mudah melihat apakah website dan halaman didalamnya sudah terindex Google adalah dengan menuliskan “site:nama website” di kolom pencarian Google. Jika tidak ada hasil dari pencarian tersebut, artinya website kamu belum terindex Google dan tidak bisa ditemukan pengunjung lain secara organik.

Bagaimana Cara Google Mengindex Website?

Setelah Googlebot melakukan crawling atau menemukan suatu website, data atau informasi halaman website tersebut akan disimpan di sebuah database yang dimiliki Google. Dari data tersebut Google akan menganalisa setiap halaman web dengan kata kunci yang digunakan untuk menilai seberapa relevan keduanya.

Selanjutnya Google akan menilai web mana yang paling relevan dan memberikan pengalaman pengguna terbaik untuk ditampilkan di hasil pencarian teratas. Sehingga saat pengunjung melakukan pencarian dengan kata kunci tertentu, maka Google akan menampilkan daftar halaman yang sudah diindeks dan ranking Google. 

Baca Juga: Pengertian Social Bookmarking dan Manfaatnya untuk Optimasi Website

Berapa Lama Website dan Artikel Terindex?  

Tidak ada waktu pasti untuk menilai seberapa lama suatu website akan terindex Google. Hal ini karena banyak aspek yang Google pertimbangkan untuk memasukkan suatu halaman web ke dalam databasenya. 

Beberapa website dengan struktur dan konten yang baik mungkin akan lebih cepat diindex dalam hitungan hari atau minggu. Sedangkan bagi website dengan isi dan struktur yang buruk mungkin butuh waktu berbulan-bulan untuk tampil di hasil pencarian. 

Begitu halnya dengan seberapa lama artikel terindex, jika artikel yang diproduksi berkualitas baik dan dari domain yang terpercaya maka dalam beberapa jam bisa dengan cepat terindex Google. Hal ini bisa ditemukan di beberapa website besar seperti pada media berita.

7 Cara Praktis Agar Website Cepat Terindex Google 

Tidak usah khawatir dengan lamanya proses indexing Google, kamu bisa mempraktekkan beberapa cara praktis berikut ini agar website kamu lebih cepat terindex Google, diantaranya:

  1. Gunakan URL Inspection di GSC

Cara pertama yang bisa dilakukan untuk membuat website lebih cepat terindex adalah dengan memanfaatkan Google Search Console. 

Pastikan webmu sudah terhubung dengan GSC sebelumnya, kemudian kamu bisa meminta Google melakukan indexing dengan klik tab URL Inspection

Memasukkan link halaman website yang ingin diindex pada kolom ini dan klik enter. GSC akan memindai URL tersebut dan memberikan informasi apakah halaman tersebut sudah terindex atau belum. 

Jika belum, kamu bisa lanjut klik bagian Request Indexing, sekitar 1-2 menit Google akan memproses dan halaman tersebut sudah masuk antrian indexing. 

Lewat GSC kamu juga bisa melihat laporan crawling Google dan mengetahui indexing error,  halaman yang tidak terindex hingga keamanan website.

  1. Buat Sitemap XML 

Apa itu Sitemap? Sitemap adalah serangkaian daftar halaman yang ada di website kamu agar lebih mudah ditemukan mesin pencari. Jika Google sudah menemukan websitemu, maka halaman yang ada di dalamnya akan lebih mudah terindeks.

Untuk mengetahui apakah website kamu sudah memiliki file sitemap kamu bisa cari www.namadomain.com/sitemap.xml. Jika belum, kamu bisa menggunakan bantuan plugin yang ada di CMS atau tim developer atau memanfaatkan generator seperti XML-Sitemaps.com.

Setelah memastikan websitemu telah memiliki sitemap, kamu bisa masuk ke akunGSC dan klik tab Sitemaps lalu masukkan URL sitemap di kolom yang disediakan. Jika sitemap tersebut benar, GSC akan menandai sitemap tersebut dengan status sukses dan menampilkan jumlah URL yang ditemukan di dalamnya.

  1. Rutin Membuat Konten yang Berkualitas

Salah satu cara yang bisa kamu lakukan agar website jadi lebih mudah diindeks Google adalah dengan membuat konten yang berkualitas secara rutin. Semakin sering kamu membuat konten, Google akan menandai keaktifan dan kehadiran websitemu.

Pastikan kamu membuat konten yang berkualitas dan menjawab kebutuhan audiens. Buatlah konten dengan topic yang sesuai dengan niche website dan ikuti prinsip E-E-A-T (Expertise, Experience, Authoritativeness, dan Trustworthiness). Dengan begitu Googlebot akan menilai baik websitemu dan mempercepat indexing.

  1. Perbanyak Internal Link 

Selanjutnya kamu bisa memperbanyak internal link di website antara satu halaman dengan halaman yang lain. Internal link dapat berguna untuk membantu Google melihat keterhubungan yang ada di website dan lebih mudah mendeteksi halaman lain yang ada di website mu.

Cara mudah untuk memperbanyak internal link di website adalah dengan menggunakan tag dan kategori konten, menyisipkan anchor text yang sesuai dan menambahkan “Baca Juga” pada konten yang ada di website. 

Perhatikan internal link dengan mempertimbangkan relevansi dan menempatkannya senatural mungkin. Hindari menaruh internal link yang berlebihan dan tidak sesuai dengan isi halaman.

Baca Juga: SEO B2B: Pengertian dan Strategi Penerapan SEO B2B

  1. Dapatkan Backlink 

Cara lain yang bantu website kamu lebih cepat terindeks Google adalah dengan mendapatkan backlink. Pastikan penautan backlink ke website kamu didapat dari website lain yang berkualitas. Hindari melakukan trik-trik spam atau manipulasi backlink jika kamu tidak ingin websitemu terkena penalti dan dihapus dari index Google.

Lalu bagaimana caranya mendapatkan backlink yang berkualitas? Hal utama yang bisa kamu lakukan adalah dengan memastikan bahwa konten-konten yang kamu sajikan bermanfaat, komprehensif dan original. Dengan konten yang berkualitas, websitemu akan menarik banyak pengunjung dan bisa mendapatkan backlink dari berbagai pihak.

Backlink yang kamu dapatkan akan membantu Google untuk bisa mempertimbangkan bahwa website mu layak diindeks hingga mendapat ranking teratas. 

  1. Perbaiki Indexing Error 

Google index juga berkaitan dengan masalah teknikal website, karena itu perhatikan apakah terdapat error atau kesalahan indexing yang ada di websitemu. Kamu bisa menemukan informasi kesalahan indexing website pada bagian Indexing di GSC.  

Error ini biasanya mencakup masalah redirect, 404 error, server error hingga blocked by robot.txt. Segera lakukan perbaikan sesuai dengan masalah yang muncul. Pastikan kamu tidak menggunakan tag noindex dan tidak memblokir bot crawler di file robots.txt. 

Gunakan robot.txt untuk memberitahu Google halaman mana yang perlu di index dan halaman yang tidak. Hal ini akan berguna agar web bisa lebih cepat terindex oleh Google. 

  1. Mempraktikkan Struktur Website yang Baik

Terakhir, pastikan struktur website yang kamu miliki sudah tersusun dengan tepat. Saat Google menemukan suatu website, Google akan mengunjungi halaman-halaman utama kemudian ke kategori, tag, artikel hingga media, maka pastikan perpindahan antara satu halaman ke yang lain sudah sesuai.

Ketika struktur websitemu baik maka Google akan lebih mudah memahami isi dan navigasi di dalamnya. Hal ini tentu akan bermanfaat untuk mempercepat pengindeksan yang dilakukan Google. Hindari membuat orphan page (halaman tanpa internal link) agar penyebaran internal link bisa sejalan dengan struktur website.

Demikian penjelasan mengenai apa itu Google Index dan bagaimana cara agar website bisa terindex google. Dengan memaksimalkan beberapa cara di atas kini kamu sudah mengetahui cara yang bisa digunakan akan websitemu lebih cepat terindex Google. 

Penting untuk selalu memeriksa proses indexing yang ada di website yang kamu miliki. Jika website tidak tersedia di mesin pencari maka tidak ada organik trafik yang datang di website. 

Kalau kamu butuh konsultasi lebih dalam tentang indexing Google, yuk hubungi SEO Specialist Croloze sekarang juga.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

https://whello.id/tips-digital-marketing/cara-agar-website-terindex-google

Deindex Google, Penyebab Artikel Hilang dan Cara Mengatasinya

Pernahkah kamu dapati halaman websitemu hilang dari hasil pencarian Google? Hal ini jadi salah satu mimpi buruk dalam praktik SEO saat Google menghapus index halaman website sehingga tidak muncul di hasil pencarian atau yang dikenal dengan istilah Deindex Google.

Deindexing tidak hanya terjadi pada satu atau dua halaman, dalam kasus lain bahkan bisa menghapus keseluruhan website. Tentunya hal ini akan berdampak besar pada penurunan traffic website yang signifikan. 

Ada beberapa faktor teknikal maupun non teknikal yang menyebabkan Google menghapus indexing suatu halaman. Untuk mengetahui lebih lengkap tentang apa itu Deindex Google, bagaimana cara mengeceknya, apa saja penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya, yuk simak pembahasannya dalam artikel ini.

Apa itu Deindex Google

Salah satu cara kerja Google sebagai search engine adalah melakukan indexing atau mengorganisir data halaman dan website untuk tampil di hasil pencarian, hal ini juga termasuk dalam melakukan Deindexing Google.

Deindex Google adalah kondisi saat suatu halaman website dihapus dari data indexing Google sehingga tidak akan muncul di halaman pencarian atau SERP Google.

Google secara berkala melakukan pembaharuan dan menilai halaman website agar dapat menyajikan informasi hasil pencarian yang terbaik untuk penggunanya. Karena itu jika ditemukan ada halaman yang dinilai menyalahi aturan Webmaster Google, Google akan menghapus halaman tersebut.

Baca Juga: SEO B2B: Pengertian dan Strategi Penerapan SEO B2B

Cara Mengecek Deindex Google

Lantas bagaimana cara mengetahui apakah artikel terkena deindex Google? Berikut beberapa cara untuk melihat halaman artikel mana saja yang hilang dari Google, yaitu:

  1. Ketik “site:nama website” di Google

Langkah pertama yang paling mudah bisa kamu lakukan adalah dengan mengetikkan “site:nama website” di kolom pencarian Google. Hasilnya, Google akan menampilkan seluruh halaman yang sudah terindex dan yang muncul di hasil pencarian. Untuk melihat artikel yang terindeks secara spesifik kamu bisa menambahkan “site:nama website/blog”, “site:nama website/kategori artikel” atau “site:nama website judul artikel”.

  1. Cek di Google Search Console

Cara kedua adalah dengan mengecek lewat Google Search Console (GSC) yang telah terhubung dengan website. Klik bagian kiri atas dan pilih tab Indexing lalu klik bagian Pages. Disini kamu akan mendapati total halaman yang sudah terindeks dan belum terindeks. 

GSC juga memberikan informasi mengenai beberapa penyebab mengapa halaman tersebut tidak terindeks. Kamu juga bisa menemukan penyebab lain dengan memeriksa tab bagian Manual Action yang berisi peringatan yang dikirimkan Google untuk memperbaiki websitemu.

Baca Juga: Pengertian Social Bookmarking dan Manfaatnya untuk Optimasi Website

6 Penyebab Artikel Mengalami Deindex

Deindex Google banyak terjadi pada beberapa halaman artikel yang awalnya muncul di halaman Google namun setelah beberapa lama menjadi hilang. Jika demikian, berarti terdapat beberapa kesalahan di halaman tersebut sehingga dinilai tidak sesuai untuk tampil di hasil pencarian. Beberapa penyebab artikel mengalami Deindex diantaranya:

  1. Thin Content

Thin Content merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan halaman web atau artikel yang memiliki konten yang dianggap Google tidak berkualitas, tidak otentik dan tidak bermanfaat untuk pengguna. 

Konten yang dimaksud adalah konten yang dibuat secara otomatis dengan menggunakan robot/AI tanpa ditinjau terlebih dahulu atau konten yang bersifat spamming dan konten duplikat dari website lain. 

  1. Cloaking

Cloaking merupakan salah satu praktik black hat SEO yang memanipulasi hasil pencarian dengan cara menampilkan dua versi konten yang berbeda.  Dimana konten yang ditampilkan di mesin pencari tidak sesuai dengan yang ditampilkan ke pengguna.   

Salah satu contoh cloaking seperti menampilkan halaman tentang travel ke mesin pencari, tetapi yang ditampilkan ke pengguna adalah halaman lain tentang produk baju dan celana. Hal ini tentu dinilai menyesatkan pengguna dan membuat mereka tidak mempercayai hasil mesin pencari.

  1. Terdapat Keyword Stuffing

Penyebab ketiga yang bisa membuat artikelmu mendapatkan deindex Google adalah karena adanya keyword stuffing. Keyword Stuffing berarti konten atau halaman tersebut berisi begitu banyak kata kunci yang berlebihan sehingga mengganggu kenyamanan pembacanya. Praktik ini ditujukan agar mendapatkan peringkat yang tinggi di mesin pencarian tanpa memperhatikan pengalaman pengguna.

  1. Masalah Server dan Hosting

Tidak hanya berkaitan dengan isi konten, masalah server dan hosting juga bisa menjadi penyebab mengapa artikel atau halaman web kamu tidak muncul di Google. Tidak hanya halaman artikel, website mu bahkan tidak dapat diakses jika server web atau hosting sedang down dan mengalami gangguan dalam waktu yang lama.

  1. Domain Kadaluwarsa 

Penyebab kelima yang mungkin sering terlewatkan adalah berakhirnya masa langganan domain. Domain yang tidak diperpanjang otomatis akan membuat halaman-halaman yang ada di dalamnya ikut hilang dari hasil pencarian Google.

  1. Update Algoritma Google

Guna memberikan informasi yang terbaik dan relevan kepada penggunanya, Google selalu melakukan pembaharuan algoritma secara rutin. Perubahan Algoritma ini tentunya mempengaruhi halaman web atau artikel yang sudah masuk hasil pencarian mengalami penurunan ranking atau bahkan terkena deindeks dan menghilang dari Google.

Baca Juga: Apa itu Seed Keyword? Contoh Dan Cara Menentukan Seed Keywords

Cara Mencegah dan Mengatasi Deindex Google

Setelah mengetahui apa saja faktor penyebab terjadinya Deindex, kamu perlu mengetahui solusi atau cara yang tepat untuk mengatasinya. Berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan:

  1. Buat Konten yang Berkualitas

Hal pertama yang harus kamu perhatikan agar mencegah terjadinya deindex pada websitemu adalah dengan membuat konten yang berkualitas. Konten yang berkualitas berarti konten yang memberikan manfaat dan kenyamanan bagi para user yang membacanya. 

Agar artikel bisa tetap terindeks dan masuk ke peringkat atas, buatlah konten dengan pembahasan yang detail dan jelas, tidak spamming, menggunakan dan menyusun kata yang tepat dan nyaman dibaca serta memberikan solusi dan rujukan yang relevan. 

  1. Perbaiki Struktur Link Website

Link menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan dari praktik SEO yang sangat mempengaruhi bagaimana Google Melakukan Crawling dan Indexing website. Untuk mencegah dan mengatasi terjadinya deindexing, periksa dan perbaiki kembali struktur link di website kamu. 

Cek internal dan external link, lihat apakah keduanya sudah relevan dan berkualitas. Hindari praktik manipulasi backlink atau cloaking dan pastikan kamu tidak memasang tag No Index untuk website. 

  1. Lakukan Audit SEO

Sebagaimana Google yang selalu melakukan pupate algoritma, pastikan kamu juga selalu melakukan audit SEO untuk website secara berkala. Periksa, analisa dan atasi setiap aspek SEO mulai dari konten, internal link, backlink, performa website hingga aspek teknikal lainnya. 

Kamu bisa menggunakan tools SEO Audit agar memudahkan kamu dalam mendapatkan hal-hal yang perlu ditingkatkan, diperbaiki atau dihilangkan dari website. Dengan begitu kamu bisa mencegah dan memperbaiki masalah deindeks google yang pada halaman web.

  1. Cek Rutin Server, Hosting dan Domain yang Digunakan

Server, hosting dan domain juga menjadi salah satu penyebab terjadinya deindex Google, maka pastikan kamu memilih layanan server dan hosting terbaik. Jika deindex terjadi karena masalah server dan hosting segera hubungi pihak terkait agar segera diselesaikan dan tidak terjadi penurunan traffic yang signifikan. Untuk penggunaan domain, pastikan kamu sudah melakukan perpanjangan sebelum mendekati masa kadaluwarsa domain. 

  1. Periksa Laporan Google Search Console

Google Search Console biasanya menyertakan alasan mengapa halaman tersebut tidak dapat terindeks. Pada bagian ini kamu bisa melihat bagian mana yang secara langsung membuat halaman menjadi deindex, seperti karena masalah redirect, sitemap atau blocked by Robot.txt

Jika kamu mendapatkan mendapat peringatan dari Google, pada bagian manual actions, kamu bisa mengirimkan kembali permintaan peninjauan ulang kepada Google sembari menjelaskan hal-hal yang sudah diperbaiki beserta dokumentasinya. 

  1. Update Algoritma Google

Agar halaman website tidak tiba-tiba menghilang karena algoritma Google, maka kamu perlu aktif memeriksa dan mengikuti perkembangan dari Google. Pahami dan ikuti panduan baru yang berlaku dari update algoritma Google agar halaman website dapat tetap relevan dan terindeks oleh Google.

Demikian pembahasan mengenai deindex Google, cara mengeceknya dan juga mencegah dan mengatasinya.

Deindex Google memang menakutkan namun kamu bisa melakukan beberapa pencegahan dan juga mengatasinya dengan benar sehingga halaman web bisa kembali aktif dan muncul di hasil pencarian.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

https://cmlabs.co/id-id/seo-guidelines/cara-cek-deindex-google

Pengertian Social Bookmarking dan Manfaatnya untuk Optimasi Website

Pernahkah kamu mendengar istilah Social Bookmarking? Istilah yang masih belum banyak dibahas ini ternyata memiliki manfaat yang besar untuk website dan kemajuan bisnis. Singkatnya, social bookmarking berarti menyimpan berbagai konten di platform atau media sosial lain.

Lantas apa kaitannya dengan SEO? Social bookmarking menjadi salah satu strategi SEO Off Page atau pengoptimalan website dari situs luar. Strategi ini terbilang cukup efektif dengan mendatangkan backlink dan traffic untuk website.

Untuk mengetahui detail dari apa pengertian dari social bookmarking, apa saja manfaat dan contoh penerapannya, yuk simak artikel ini lebih lanjut: 

Apa itu Social Bookmarking?

Saat menjelajahi mesin pencarian kamu mungkin menemukan berbagai informasi, data dan media menarik yang sekiranya akan kamu gunakan nanti. Kamu pun menyimpannya dalam bookmark agar bisa diakses dengan lebih mudah. Namun bookmark ini terbatas dan hanya bisa diakses oleh kamu sendiri.

Berbeda halnya dengan social bookmarking, social bookmarking adalah proses menyimpan, mengelola dan membagikan beberapa halaman web atau media melalui situs web tertentu. Kamu bisa memilih konten-konten yang kamu inginkan dan mendapatkan informasi terbaru terkait konten tersebut. 

Social bookmarking dapat dilakukan lewat beberapa website atau platform media sosial tertentu yang menyediakan fitur penyimpanan dan folder berbagi. Dilansir dari Shopify, situs dan platform tersebut berfungsi sebagai search engine untuk konten yang telah kamu pilih.

Situs social bookmark biasanya menyajikan bookmark yang sedang populer dan terbaru yang akan berguna untuk meningkatkan organic traffic ke halaman tertentu. Seperti social media, social bookmarking juga dapat membuka interaksi dengan orang lain, saling mengomentari dan memberikan bookmark.

Baca Juga: SEO B2B: Pengertian dan Strategi Penerapan SEO B2B

5 Manfaat Social Bookmarking

Seperti yang dibahas sebelumnya, social bookmarking bisa menjadi salah satu praktik SEO Off page yang bermanfaat untuk meningkatkan performa website. Secara lebih detail, berikut manfaat dari social bookmarking:

  1. Meningkatkan Traffic Web

Manfaat dan keuntungan pertama melakukan social bookmarking adalah mendapatkan peningkatan traffic website.

Hal ini dilakukan dengan membuat konten atau bookmark pada situs social bookmarking dan menyematkan tautan yang mengarah langsung ke halaman website atau artikel.

  1. Mempercepat Indexing 

Proses indexing Google untuk konten di website umumnya membutuhkan waktu yang lama, sedangkan konten di social bookmark jauh lebih cepat terindeks.

Seperti halnya saat konten di media sosial dibuat, orang lain bisa dengan mudah melihat dan meramaikan konten yang ada di social bookmark. Hal ini tentu bisa dimanfaatkan untuk mendorong konten baru di halaman website agar lebih cepat terindeks dan mudah ditemukan.

  1. Mendapatkan Backlink Gratis:

Backlink menjadi salah satu aspek penting SEO yang tidak boleh terlewatkan. Bagi website baru dan kecil, mendapatkan backlink dari situs lain mungkin cukup sulit dan membutuhkan waktu lama.

Namun hal ini bisa diatasi dengan membuat konten di social bookmark dan memberikan backlink menuju website. Kamu pun mendapatkan backlink dengan domain authority yang tinggi sehingga bisa meningkatkan kredibilitas website. 

  1. Meningkatkan Brand Awareness

Situs social bookmarking memiliki fungsi yang sama dengan social media yaitu untuk meningkatkan brand awareness kepada lebih banyak orang. Dengan tingginya traffic pada social bookmarking kamu bisa memanfaatkannya untuk memperkenalkan dan mempromosikan website atau produk yang kamu miliki. Jika konten kamu buat dapat menarik banyak engagement, hal ini tentu akan membangun reputasi brand yang lebih baik.

  1. Mempermudah Riset Topik dan Audiens

Selain bisa mendatangkan trafik, social bookmarking juga berguna untuk melakukan riset dan melihat topik dan tren yang sedang ramai dibicarakan. Hal ini tentunya bisa membantu dalam memahami audiens dan membuat konten yang lebih relevan. 

Baca Juga: Apa itu Seed Keyword? Contoh Dan Cara Menentukan Seed Keywords

Contoh Situs Social Bookmarking

Kamu mungkin belum mengetahui apa saja contoh social bookmarking yang bisa kamu gunakan. Beberapa platform berkut bisa kamu manfaatkan menjadi social bookmarking yang bagus untuk website kamu, diantaranya yaitu:

  1. X

X atau yang dulunya dikenal dengan Twitter bisa menjadi salah satu platform yang bisa digunakan untuk social bookmarking. Lewat X, kamu bisa membuat konten tweet atau membalas tweet lain yang sesuai dengan niche website kemudian menyisipkan link ke website kamu. Pastikan kamu mengikuti trending topic yang ada di X agar website menjadi lebih up to date dan menarik. 

  1. Pinterest

Siapa yang tidak tahu pinterest? Platform yang berisi berbagai jenis konten visual menarik ini sering menjadi favorit banyak orang untuk mendapatkan inspirasi dari berbagai konten yang ada. Selain itu, Pinterest juga menyediakan fitur pinboard yang bisa dimanfaatkan untuk mengelompokkan konten sesuai dengan konsepnya. 

Kamu bisa manfaatkan ini dengan membuat konten visual seperti gambar atau infografis yang sesuai niche website dan mengelompokkannya pada pinboard. Buat konten tersebut sesuai dengan keyword yang relevan sehingga bisa muncul dalam SERP.

  1. Medium

Medium merupakan salah satu platform yang ditujukan untuk menyampaikan berbagai informasi lewat tulisan. Medium bisa dimanfaatkan sebagai social bookmarking untuk mendapatkan backlink dengan menyisipkan link halaman web atau artikel di konten guest post yang dibuat.

4 Cara Mengoptimalkan Social Bookmarking

Setelah mengetahui apa saja manfaat dan contoh situs social bookmarking, kamu juga harus tahu cara untuk menggunakan dan memaksimalkan social bookmarking, diantaranya yaitu:

  1. Pilih Social Bookmark yang Relevan dengan Website

Ada banyak jenis situs dan platform social bookmark, utamakanlah memilih situs dengan tipe konten yang sesuai dengan niche website kamu. Dengan memperhatikan relevansi ini kamu secara tidak langsung memilih backlink yang lebih berkualitas.

  1. Pastikan Link dengan Dofollow

Setelah memasukkan backlink di konten social bookmark ke website kamu pastikan link tersebut memiliki tag dofollow yang akan membantu website kamu dapat di crawl oleh robot crawler. Meskipun tag nofollow juga dapat meningkatkan trafik, tapi prioritaskan dofollow dahulu agar performa website menjadi lebih baik.

  1. Hindari Konten Duplikat

Memanfaatkan social bookmarking bisa dilakukan dengan membuat konten baru yang mendukung konten utama yang ada di halaman website. Kamu bisa membuat konten dengan angle yang berbeda untuk kemudian dijelaskan lebih rinci di website. 

Jangan membuat konten yang sama atau duplikat. Google dapat menilai kesamaan kedua konten tersebut, jika diduplikasi maka halaman atau website kamu bisa saja tidak terindex hingga mendapatkan penalti Google. 

  1. Bangun Komunitas Online

Besarnya audiens yang ada di social bookmarking dapat kamu optimalkan dengan membuat atau membangun komunitas online. Kamu bisa berdiskusi, melakukan tanya jawab atau membuat event dengan anggora komunitas guna membangun kepercayaan dan awarenes untuk brand atau website. 

Itulah penjelasan lengkap mengenai apa itu social bookmarking, manfaat, contoh dan cara mengoptimalkannya. Kini kamu bisa mengembangkan strategi Off Page SEO selain dari guest post atau press release.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

https://cmlabs.co/id-id/seo-terms/social-bookmarking

SEO B2B: Pengertian dan Strategi Penerapan SEO B2B

Praktik pengoptimasian website kini semakin berkembang dan tidak lagi terbatas pada beberapa industri tertentu. SEO menjadi magnet organik yang bisa menjanjikan dalam meningkatkan peluang bisnis yang lebih baik. Hal ini membuat SEO ikut beradaptasi mengikuti skema bisnis B2B atau B2C.

Secara umum, terdapat dua kategori skema bisnis yaitu B2B (Business to Business) dan B2C (Business to Customer). B2B berfokus pada transaksi dengan bisnis atau perusahaan lain sementara B2C berfokus pada transaksi dengan konsumen. 

SEO sebagai salah satu aspek pemasaran digital tentu memiliki praktik yang berbeda sesuai dengan skema bisnis yang dijalankan.

Lantas bagaimana praktik SEO secara B2B? Artikel kali ini akan membahas mengenai SEO B2B, manfaat berikut strategi penerapannya.

Baca Juga: Apa itu Seed Keyword? Contoh Dan Cara Menentukan Seed Keywords

Apa itu SEO B2B? 

SEO B2B (Business to Business) merupakan strategi optimasi website yang dikhususkan untuk meningkatkan visibilitas website B2B sehingga mendorong pembelian layanan/produk ke perusahaan lain.

B2B SEO tidak hanya menargetkan perusahaan tapi juga mencakup bisnis kecil, organisasi hingga para profesional. 

Banyak perusahaan dan bisnis yang kini mulai memanfaatkan search engine dalam menemukan produk/layanan yang mereka butuhkan. Hal ini berarti mengoptimalkan website bagi bisnis B2B menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan.

Ada banyak manfaat yang bisa didapat dari pengoptimasian ini untuk kemajuan bisnis B2B, diantaranya:

  1. Meningkatkan brand awareness
  2. Meningkatkan visibilitas di mesin pencari
  3. Mendatangkan lebih banyak leads atau prospek
  4. Memahami pola perilaku audiens
  5. Membangun kredibilitas perusahaan

Pada dasarnya strategi SEO yang dijalankan tetap mencakup aspek On Page, Off Page, Technical dan Content, hanya saja penerapannya perlu dibedakan terutama terkait dengan masalah target pemasaran audiens. 

Berbeda dari penerapan SEO B2C yang mana konsumen bisa dengan mudah memutuskan dan menggunakan produk, SEO B2B perlu disusun setepat mungkin karena banyak faktor yang mempengaruhi mereka untuk menggunakan suatu produk atau layanan. 

Perbedaan SEO B2B dan SEO B2C

Terdapat beberapa perbedaan mendasar mengenai aspek SEO B2B dan B2C yang perlu kamu ketahui sebelum menentukan strategi penerapan SEO B2B, yaitu:

  1. Proses Sales Funnel

Sebagaimana yang disebutkan di atas, tahapan penjualan (sales funnel) yang ada di B2B dan B2C sangat berbeda. B2C berkaitan dengan penggunaan personal sehingga tahap untuk mengenal, mempertimbangkan hingga membeli suatu produk jauh lebih singkat dan mudah. 

Sementara pada B2B terdapat beberapa pihak yang akan mengambil keputusan sehingga alur penjualannya pun lebih lama dan tidak sebentar. Pada B2B, bisnis mungkin membutuhkan upaya tambahan guna menarik dan meyakinkan klien seperti melakukan pitching dan demonstrasi produk di website.

  1. Target Audiens

Perbedaan kedua adalah bagaimana target audiens dari B2B dan B2C. Audiens B2C mungkin jauh lebih beragam dan spesifik, sementara audiens B2B biasanya berkaitan dengan tipe bisnis, industri hingga jabatan tertentu.

Masing-masing target audiens ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga gaya pendekatan dan pemasarannya harus disesuaikan. 

  1. Jenis keyword

Dari perbedaan target audiens di atas akan mencerminkan bagaimana jenis keyword yang mereka cari dan gunakan. Pada B2C, konsumen mungkin menggunakan keyword yang lebih singkat, mudah dan berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari. 

Sementara bagi audiens B2B mereka akan lebih banyak menggunakan keyword yang lebih teknikal dan spesifik untuk menyelesaikan masalah bisnis dan perusahaan.

Audiens B2B lebih banyak menggunakan long tail keyword dengan search volume yang lebih kecil karena kebutuhannya lebih spesifik dan kompleks.

  1. Tipe konten

Dari keyword tersebut, pembuatan kontennya pun harus disesuaikan dengan karakteristik audiensnya. Jika pada B2C umumnya lebih membutuhkan tipe artikel listicle dan ulasan, maka B2B lebih membutuhkan tipe artikel yang komprehensif seperti panduan, tutorial hingga studi kasus. 

Dalam menyusun konten untuk B2B, pastikan kamu menyertakan data pendukung seperti survei, wawancara atau infografis yang akan membantu mereka menemukan jawaban dan solusi dari permasalahan yang dihadapi.

6 Strategi dan Tips Penerapan SEO B2B

Setelah mengetahui pengertian dan perbedaaan SEO B2B dan B2C, kamu bisa lanjut mempelajari bagaimana strategi dan tips melakukan SEO B2B. Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan:

  1. Tentukan Buyer Persona

Langkah pertama yang jadi strategi penting untuk menerapkan SEO B2B adalah dengan menetapkan buyer persona. Buyer persona merupakan serangkaian spesifikasi dari calon pembeli yang akan menggunakan layanan websitemu.

Buyer persona umumnya mencakup demografi, tujuan, perilaku hingga budget calon pelanggan. Buat dan tentukan buyer persona sespesifik mungkin sehingga kamu bisa menyusun strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan target audiens.

Buyer persona bisa kamu dapatkan dengan melakukan riset pasar, mengumpulkan feedback, wawancara hingga menganalisa demografi pengunjung dari website.

  1. Analisa dan Pahami Sales Funnel

Selanjutnya setelah mengetahui buyer persona, kamu perlu menganalisa dan memahami bagaimana cara kerja sales funnel bisnismu. Sales funnel menggambarkan serangkaian tahap yang dilalui calon pelanggan hingga memutuskan untuk melakukan pembelian produk/layanan. 

Seperti yang dibahas sebelumnya, sales funnel B2B umumnya lebih panjang dan kompleks. Kamu bisa bekerja sama dengan tim sales untuk memahami lebih rinci mengenai pertimbangan dari para pelanggan sebelum memutuskan untuk menggunakan layanan. 

Kamu juga bisa melakukan analisa traffic journey yang ada di website untuk melihat bagaimana pengunjung website bisa masuk dan mengeksplorasi websitemu. Dengan begitu kamu bisa mendapatkan insight yang akan berguna untuk membuat upaya pemasaran yang lebih efektif sehingga mengarahkan mereka pada tahap konversi.

  1. Lakukan Riset Kata Kunci

Setelah kedua langkah di atas, selanjutnya kamu bisa melakukan riset kata kunci untuk mengidentifikasi kata kunci yang akan relevan digunakan calon pelanggan untuk mencari produk atau layanan bisnismu.

Pahami dengan betul bagaimana kata kunci yang dimaksud, bagaimana search intentnya, apa hasil pencarian yang diharapkan, volume pencarian hingga tingkat kesulitan kata kunci.

Pilih kata kunci yang paling relevan dengan bisnis, tahap funnel sales dan buyer persona yang telah kamu tentukan sebelumnya. Hal ini akan berguna untuk meningkatkan kemungkinan halaman websitemu muncul saat pelanggan mencari kata kunci tersebut.

  1. Lakukan Content Mapping dan Strateginya 

Melanjutkan keyword yang telah kamu bangun, kamu bisa langsung melakukan content mapping dan merumuskan strategi konten yang akan kamu lakukan. Bagi dan kelompokkan konten di website ke beberapa topik yang sesuai dengan layanan. 

Jadikan topik-topik tersebut sebagai panduan untuk mengembangkan konten-konten yang lebih beragam. Sesuaikan tipe konten yang dibutuhkan audiens B2B sebagaimana yang telah dirumuskan di atas.

Pastikan juga konten yang kamu buat dapat bermanfaat, jelas, rinci dan memberikan kenyamanan bagi para pembaca.

  1. Optimasi Landing Page

Hal yang juga perlu kamu perhatikan dalam strategi SEO B2B adalah melakukan optimasi pada landing page. Landing page yang teroptimasi dan tersusun dengan baik akan membantu mengarahkan pengunjung website melakukan konversi. 

Optimasi landing page bisa dilakukan dengan menggunakan copy yang jelas dan menarik, desain UI/UX yang simpel dan responsif serta meningkatkan kecepatan loading website. 

  1. Promosikan Konten dan Dapatkan Backlink

Terakhir, strategi yang tidak boleh dilewatkan adalah dengan membagikan dan mempromosikan konten atau halaman web yang sudah kamu buat. Bagikan lewat beberapa media seperti email marketing, konten media sosial dan guest posting.

Hal ini bisa bermanfaat untuk meningkatkan traffic dan menjangkau lebih banyak audiens dari berbagai sumber. Selain itu, strategi ini akan membawa websitemu mendapatkan backlink yang akan meningkatkan otoritas pada website. 

Sekian pembahasan mengenai apa itu SEO B2B, perbedaanya dengan SEO B2C dan strategi yang bisa dilakukan untuk menerapkan SEO B2B yang tepat. Dengan menjalani strategi ini tentu akan mendukung bisnis kamu lebih dikenal, dijangkau dan digunakan oleh lebih banyak pengguna search engine. Pastikan kamu selalu memonitor dan mengevaluasi strategi tersebut secara berkala agar tetap sejalan dengan tujuan yang diinginkan.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Reference:

Apa itu Seed Keyword? Contoh Dan Cara Menentukan Seed Keywords

Salah satu tugas utama dalam strategi SEO adalah riset keyword yang tepat agar konten dapat ditemukan oleh audiens di mesin pencari. Di antara berbagai jenis keyword yang sering digunakan, salah satu yang paling penting dan tidak boleh terlupakan adalah seed keyword.

Jika kamu selama ini lebih familiar dengan istilah seperti short tail atau long tail keyword, kini saatnya memahami mengapa seed keyword memiliki peranan krusial. Dalam artikel ini, kamu akan mempelajari pengertian seed keyword, contoh, serta cara menentukan seed keywords yang baik.

Pengertian Seed Keyword

Seed keyword, atau kata kunci benih, adalah kata atau frasa utama yang digunakan sebagai pijakan awal dalam proses research keywords. Biasanya, seed keyword hanya terdiri dari satu atau dua kata yang sifatnya masih sangat umum, seperti “sepatu” atau “asuransi”. 

Dari seed keyword inilah, kita dapat mengembangkan berbagai ide kata kunci lain yang lebih spesifik dan relevan dengan industri atau topik yang ingin dijangkau. Dengan kata lain, seed keyword membantu kita menemukan arah yang tepat untuk menggali topik serta long tail keyword yang lebih sesuai dengan kebutuhan audiens. 

Contoh Seed Keyword dari Berbagai Industri

Setiap industri memiliki seed keyword yang berbeda, tergantung pada produk, layanan, atau topik yang menjadi fokus utama. Berikut beberapa contoh seed keyword dari berbagai bidang:

  • Industri Fashion:
    Kata kunci seperti “sepatu”, “baju”, atau “tas” sering digunakan sebagai seed keyword untuk bisnis fashion. Dari kata kunci dasar ini, pelaku bisnis dapat mengembangkan berbagai long tail keyword seperti “sepatu sneakers wanita” atau “tas kerja kulit”.
  • Industri Kesehatan:
    Dalam dunia kesehatan, seed keyword bisa berupa kata-kata seperti “dokter”, “klinik”, atau “asuransi kesehatan”. Seed keyword ini dapat dikembangkan menjadi frasa yang lebih spesifik, misalnya “dokter gigi anak” atau “asuransi kesehatan keluarga”.
  • Industri Teknologi:
    Untuk bidang teknologi, seed keyword yang sering digunakan antara lain “laptop”, “smartphone”, atau “software”. Kata kunci ini dapat menjadi dasar untuk riset lebih lanjut seperti “laptop gaming terbaik” atau “software akuntansi gratis”.
  • Industri Kuliner:
    Contoh seed keyword pada industri makanan dan minuman meliputi “restoran”, “cafe”, atau “resep”. Dari sini, bisa ditemukan kata kunci turunan seperti “restoran Jepang di Jakarta” atau “resep kue bolu panggang”.
  • Industri Pendidikan:
    Di bidang pendidikan, seed keyword yang umum digunakan antara lain “kursus”, “bimbel”, atau “beasiswa”. Selanjutnya, dapat dikembangkan menjadi “kursus bahasa Inggris online” atau “beasiswa S2 luar negeri”.

Cara Menentukan Seed Keyword yang Tepat

Menemukan seed keyword yang tepat adalah langkah awal yang sangat penting dalam strategi SEO. Seed keyword berperan sebagai pondasi dalam mengembangkan daftar kata kunci turunan dan merancang konten yang relevan untuk audiens. 

Berikut beberapa cara efektif untuk menemukan seed keyword, baik secara manual maupun dengan bantuan tools seperti Ahrefs:

1. Mulai dari Common Sense dan Intuisi Bisnis

Langkah pertama adalah membuat daftar seed keywords yang menurutmu paling menggambarkan brand dan layanan utama. 

Pikirkan istilah apa saja yang kemungkinan besar dicari orang ketika membutuhkan solusi atau jawaban yang ditawarkan oleh website atau bisnismu. Jangan ragu untuk mencatat sinonim dan istilah terkait lainnya agar daftar bisa semakin lebih banyak. 

2. Analisis Kompetitor dengan Tools SEO

Melakukan riset terhadap website kompetitor bisa membantu kamu menemukan seed keyword yang sudah terbukti efektif. Dengan tools seperti Ahrefs, cukup masukkan URL kompetitor ke fitur Site Explorer, lalu buka menu Organic Keywords.

Di sini, kamu akan melihat daftar kata kunci yang digunakan kompetitor untuk meraih peringkat di hasil pencarian Google. Seperti gambar dibawah ini

contoh seed keywords di Ahrefs

Agar lebih fokus, gunakan filter untuk menampilkan keyword yang terdiri dari satu hingga dua kata (word count filter), serta urutkan berdasarkan volume pencarian. Biasanya, seed keyword memiliki volume pencarian yang tinggi dan sifatnya sangat umum. 

Fitur filter di Ahrefs juga memudahkan kamu untuk mengecualikan kata kunci tertentu, sehingga bisa menemukan alternatif seed keyword yang relevan namun belum terlalu banyak digunakan.

3. Manfaatkan Data dari Website Sendiri

Jika website kamu sudah aktif dan memiliki traffic, jangan lupa memanfaatkan Google Search Console. Buka menu Performance > Search Results, lalu lihat daftar queries yang sudah mendatangkan impresi ke website. 

Walaupun beberapa keyword mungkin belum menghasilkan banyak traffic, daftar queries ini sangat berguna untuk menemukan seed keyword baru yang relevan dengan konten dan audiens.

seed keywords di search query search result google search console
Source: Ahrefs.com

4. Telusuri Hasil Pencarian Google

Google sendiri adalah sumber inspirasi yang sangat kaya untuk menemukan seed keyword. Ketikkan salah satu seed keyword yang sudah kamu miliki, lalu amati bagian People Also Ask dan Related Searches

Kedua fitur ini seringkali menampilkan berbagai variasi kata kunci yang sering dicari oleh pengguna lain. Dengan cara ini, kamu bisa memahami pola pencarian sekaligus menemukan alternatif seed keyword yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya.

5. Eksplorasi Forum, Komunitas, dan Website Tanya Jawab

Komunitas online, forum industri, serta situs tanya jawab seperti Quora atau Kaskus bisa menjadi tempat ideal untuk memahami bagaimana audiens mendiskusikan topik tertentu. Perhatikan istilah, pertanyaan, dan bahasa yang sering digunakan. 

Dari diskusi di forum, kamu bisa mendapatkan insight tentang kata kunci yang sering muncul secara alami dalam percakapan sehari-hari, termasuk penggunaan singkatan atau istilah khusus industri.

6. Memanfaatkan Tools Riset Keyword

Untuk mempercepat dan memperkaya proses pencarian, gunakan berbagai tools riset keyword seperti Ahrefs, Google Keyword Planner, Semrush, atau Ubersuggest. 

Tools ini tidak hanya menampilkan data volume pencarian dan tingkat persaingan, tetapi juga memberikan ide kata kunci baru, analisis kompetitor, serta tren yang sedang berlangsung di industri terkait.

Langkah awal yang penting adalah melakukan brainstorming untuk menemukan ide atau topik utama yang paling mewakili website kamu.

Catat berbagai kata kunci potensial, termasuk sinonim dan istilah terkait. Penting juga untuk mempertimbangkan sudut pandang audiens—bayangkan kata atau frasa apa yang kemungkinan besar mereka gunakan saat mencari informasi di mesin pencari.

Dari proses ini, kamu akan memperoleh beragam opsi seed keyword yang bisa dipertimbangkan untuk tahap selanjutnya.

2. Memantau Hasil Pencarian Google

Selain brainstorming, kamu juga dapat mencari inspirasi seed keyword dengan mengamati hasil pencarian Google. Fitur seperti “People Also Ask” dan “Related Searches” seringkali menampilkan berbagai variasi kata kunci yang relevan.

Perhatikan juga bagaimana kata kunci yang kamu masukkan menghasilkan search intent yang berbeda-beda. Analisis hasil pencarian ini dapat membantu kamu memilih kata kunci yang paling sesuai dengan tujuan dan konten website.

3. Analisis dengan Google Search Console

Google Search Console menyediakan data queries atau kata kunci yang sering digunakan audiens untuk menemukan website kamu. Dengan mengecek tab “Performance” dan melihat daftar queries, kamu bisa mengidentifikasi seed keyword yang telah terbukti relevan dan memiliki peluang untuk dikembangkan lebih lanjut.

4. Mengamati Website Kompetitor

Melakukan analisis terhadap website kompetitor juga dapat menjadi sumber inspirasi untuk menemukan seed keyword yang tepat. Amati konten dan struktur navigasi pada website pesaing secara manual, atau manfaatkan tools SEO yang mampu menampilkan kata kunci beserta performanya dari sisi kompetitor. Dengan cara ini, kamu bisa mengetahui keyword apa saja yang potensial dan belum banyak dimanfaatkan.

5. Memantau Tren, Forum, dan Komunitas

Menyesuaikan keyword dengan tren yang sedang berlangsung serta diskusi di forum atau komunitas online sangat penting untuk memastikan konten tetap relevan dengan kebutuhan audiens. Melalui forum dan media sosial, kamu dapat menemukan pertanyaan atau topik yang sedang banyak diperbincangkan, yang kemudian bisa dijadikan seed keyword untuk strategi konten kamu.

6. Memanfaatkan Tools SEO

Langkah terakhir yang tak kalah penting adalah menggunakan tools SEO untuk memperkaya proses riset keyword. Tools seperti Ahrefs, Google Keyword Planner, Semrush, dan Ubersuggest dapat membantu kamu menemukan seed keyword, menganalisis kompetitor, hingga mendapatkan ide konten yang lebih variatif. Dengan data yang lebih akurat, kamu bisa menentukan keyword yang paling efektif untuk website. 

Itulah pembahasan mengenai apa itu seed keyword, contoh dan cara menentukannya. Keyword tidak bisa ditentukan dan dipilih random begitu saja, agar mendapatkan hasil maksimal kamu harus terbiasa melakukan riset keyword sebelum membuat konten.  

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Marketing Agency Croloze.

Referensi: