Posts Tagged ‘On-page’

On-Page SEO: Pengertian, Manfaat & Komponennya

Ketika bicara soal SEO, banyak orang langsung terpikir soal backlink atau ranking di Google. Padahal, ada satu aspek fundamental yang justru menjadi fondasi dari segalanya, SEO On-Page.

Tanpa optimasi yang tepat di dalam halaman itu sendiri, peluang untuk tampil di halaman pertama mesin pencari bisa hilang, bahkan sebelum kamu mulai membangun strategi off-page.

SEO On-Page adalah kunci agar konten yang kamu buat relevan, mudah dipahami mesin pencari, dan menarik bagi pengguna.

Mulai dari struktur heading, penggunaan kata kunci, hingga kualitas konten dan link internal, semua itu termasuk bagian dari SEO On-Page yang bisa kamu kontrol sepenuhnya. 

Sebelum bicara soal trafik dan konversi, pastikan fondasi ini sudah kamu bangun dengan benar. Yuk cari tahu SEO On-page itu apa secara lengkap dalam artikel ini.

Baca Juga: Apa itu Technical SEO? Dasar & Best Practice Technical SEO 

Apa itu On-Page SEO?

SEO On-Page (atau disebut juga on-site SEO) adalah proses mengoptimasi halaman website beserta isinya—baik dari sisi konten maupun elemen teknis—agar mudah dipahami oleh mesin pencari dan memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna.

Tujuan utama dari SEO On-Page adalah membantu halaman website menjawab search intent, muncul lebih tinggi di hasil pencarian Google, dan pada akhirnya meningkatkan trafik organik secara berkelanjutan.

Baca Juga: Begini 9 Cara Menulis Konten yang Menarik dan Berkualitas

Kenapa SEO On-Page penting untuk website?

SEO On-Page penting karena Google menggunakan elemen-elemen dalam halaman, seperti kata kunci, struktur konten, dan meta tag untuk menilai apakah halaman tersebut sesuai dengan maksud pencarian pengguna. Jika konten dinilai relevan dan bermanfaat, Google akan lebih mungkin menampilkannya di hasil pencarian.

Meskipun algoritma pencarian terus berubah, fokus utama Google tetap sama: memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna. 

Karena itu, konten yang dibuat harus benar-benar menjawab kebutuhan pencari. Inilah yang disebut “people-first content” konten yang dibuat untuk manusia terlebih dahulu, bukan sekadar untuk mesin pencari. 

Optimasi on-page menjadi kunci agar konten kamu relevan, mudah dipahami, dan memiliki peluang lebih besar untuk muncul di peringkat atas.

Manfaat On-Page SEO

Berikut manfaat utama yang akan kamu dapatkan ketika optimasi on-page dilakukan dengan benar:

  1. Peningkatan Visibilitas & CTR
    Judul dan meta description yang relevan membuat halaman kamu lebih menonjol di SERP, meningkatkan klik dari pengguna yang tepat.
  2. Relevansi dengan Search Intent
    Konten yang terstruktur dan memuat kata kunci sesuai kebutuhan pencari memastikan halaman kamu benar-benar menjawab pertanyaan pengguna.
  3. Pengalaman Pengguna yang Lebih Baik
    Navigasi logis, struktur heading jelas, dan konten mudah dibaca menurunkan bounce rate serta menambah waktu kunjungan (dwell time).
  4. Rasio Konversi Lebih Tinggi
    Dengan penempatan CTA strategis, internal linking yang relevan, dan konten terarah, pengunjung lebih terdorong melakukan tindakan yang diinginkan (lead, penjualan, pendaftaran).
  5. Crawling & Indexing yang Efisien
    URL bersih, sitemap terupdate, dan penggunaan atribut alt pada gambar memudahkan Googlebot menemukan dan mengindeks setiap halaman baru.
  6. Kontrol & Pengujian Cepat
    Karena element on-page sepenuhnya di tangan kamu, setiap perubahan bisa langsung diuji—mempercepat proses optimasi dan perbaikan jika diperlukan.

Komponen SEO On Page

  1. Title Tag (Judul Halaman)
    Judul halaman yang jelas, menarik, dan memuat keyword utama. Panjang ideal sekitar 50-60 karakter.
  2. Meta Description
    Ringkasan halaman yang informatif dengan keyword relevan. Panjang ideal sekitar 150-160 karakter untuk menarik klik pengguna.
  3. Struktur Heading (H1, H2, H3)
    Gunakan heading untuk menyusun konten secara logis. H1 hanya satu per halaman, diikuti H2 dan H3 sebagai subjudul yang terstruktur.
  4. Optimasi Kata Kunci (Keyword Optimization)
    Sebarkan keyword secara alami dalam konten, judul, heading, paragraf pembuka, serta gambar tanpa berlebihan (hindari keyword stuffing).
  5. URL yang SEO-Friendly
    URL yang singkat, jelas, deskriptif, dan mudah dipahami pengguna serta mesin pencari. Contoh: domain.com/panduan-seo-onpage
  6. Internal Linking
    Tautkan halaman-halaman relevan di dalam website untuk memperkuat struktur situs, navigasi, dan distribusi otoritas SEO.
  7. Gambar dengan Alt Text
    Gunakan atribut alt pada gambar untuk membantu mesin pencari memahami konten visual, sekaligus meningkatkan aksesibilitas pengguna.
  8. Optimasi Konten (Readability)
    Buat konten yang mudah dibaca dan dipahami—gunakan paragraf pendek, bullet points, serta bahasa sederhana yang sesuai audiens.
  9. Optimasi Mobile
    Pastikan konten dan desain website nyaman diakses melalui berbagai perangkat, terutama smartphone.
  10. Penggunaan Structured Data
    Terapkan schema markup untuk meningkatkan peluang tampil di rich snippet seperti FAQ, review, produk, event, dan lainnya.

Baca Juga: Apa itu Keyword Spamming? Kenali Dampak dan Cara Menghindarinya

Nah itulah informasi seputar on-page SEO. SEO On-Page adalah fondasi utama yang harus kamu kuasai untuk memastikan website tampil optimal di mesin pencari sekaligus memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna. 

Tanpa optimasi yang tepat, konten yang bagus sekalipun mungkin sulit ditemukan oleh audiens kamu.

Jika kamu ingin lebih maksimal dalam mengelola SEO On-Page atau tidak punya waktu untuk melakukannya sendiri, Croloze sebagai digital agency terpercaya siap membantu. 

Kami akan audit dan optimalkan seluruh elemen penting on-page agar konten kamu muncul lebih tinggi, menarik lebih banyak trafik, dan meningkatkan konversi di website. Yuk hubungi kami dengan klik tombol dibawah ini!

Begini 9 Cara Menulis Konten yang Menarik dan Berkualitas

Di era digital seperti sekarang, konten menjadi salah satu kunci utama untuk menarik perhatian audiens dan membangun kredibilitas sebuah brand atau pribadi. Namun, tidak semua konten yang dibuat mampu menyita minat pembaca atau memberikan nilai yang berarti. 

Menulis konten yang menarik dan berkualitas bukan hanya soal merangkai kata-kata dengan indah, tapi juga tentang bagaimana menyajikan informasi yang relevan, mudah dipahami, dan mampu memicu interaksi. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah praktis dan tips efektif untuk menciptakan konten yang tidak hanya enak dibaca, tapi juga berdampak positif bagi pembaca dan tujuan marketing kamu.

Baca Juga: Begini Cara Membuat Konten Interaktif yang Disukai Audiens

Apa Itu Konten Berkualitas?

Konten berkualitas adalah konten yang mampu memberikan nilai nyata dan manfaat bagi audiensnya. Konten tersebut relevan dengan kebutuhan dan minat target pembaca sehingga mereka merasa mendapatkan informasi yang tepat dan berguna. 

Selain itu, konten berkualitas menyajikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, serta dibuat secara orisinil tanpa meniru karya orang lain. Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan disampaikan dengan jelas agar pesan tersampaikan secara efektif. 

Konten yang baik juga memberikan nilai tambah, seperti solusi praktis, inspirasi, edukasi, atau hiburan yang membuat pembaca merasa puas dan terdorong untuk berinteraksi. Tidak hanya itu, visual dan tata letak yang menarik turut mendukung agar konten lebih enak dilihat dan mudah dicerna. 

Cara Membuat Konten Berkualitas di Berbagai Platform

Ikuti langkah-langkah berikut untuk membuat konten yang berkualitas baik di website ataupun media sosial!

1. Pahami Target Audiensmu

Sebelum mulai menulis, kamu harus tahu siapa yang akan membaca kontenmu. Apa kebutuhan, minat, dan masalah mereka? 

Dengan memahami audiens, kamu bisa menyesuaikan bahasa, gaya, dan isi konten supaya lebih relevan dan menarik. 

Misalnya, kalau targetmu anak muda yang suka teknologi, gunakan bahasa santai dan contoh yang kekinian.

2. Buat Judul yang Menarik dan Jelas

Judul adalah hal pertama yang dilihat pembaca, jadi buatlah semenarik mungkin tapi tetap jelas. Judul harus menggambarkan isi konten dan memancing rasa penasaran. 

Gunakan kata-kata yang kuat dan spesifik, misalnya “5 Cara Mudah Membuat Konten Viral di Instagram” lebih menarik daripada “Cara Membuat Konten.”

3. Gunakan Struktur yang Teratur dan Mudah Dibaca

Tulislah kontenmu dengan paragraf pendek dan beri subheading untuk memudahkan pembaca mengikuti alur. 

Pembaca online biasanya cepat dan suka scan teks. Jadi, buat poin-poin penting dengan bullet atau nomor, gunakan kalimat yang to the point supaya pesanmu sampai tanpa membuat pembaca bosan.

4. Berikan Nilai Lebih lewat Informasi yang Berguna

Konten yang menarik bukan hanya sekedar menghibur, tapi juga memberikan manfaat. Pastikan setiap paragraf menyampaikan informasi yang bermanfaat, tips praktis, atau insight yang bisa langsung dipakai pembaca. 

Kalau bisa, tambahkan data, contoh nyata, atau pengalaman pribadi supaya kontenmu makin terpercaya.

5. Optimalkan dengan Visual dan Multimedia

Di berbagai platform, konten yang disertai gambar, video, infografis, atau audio biasanya lebih menarik dan mudah diingat. 

Kamu bisa menambahkan foto pendukung, grafik sederhana, atau video singkat yang relevan dengan topik. Ini juga membantu menjelaskan poin-poin yang sulit lewat tulisan saja.

6. Perhatikan SEO untuk Konten Online

Kalau kamu menulis untuk blog, website, atau media sosial, pelajari dasar SEO (Search Engine Optimization). 

Gunakan kata kunci yang tepat di judul, paragraf awal, dan beberapa kali dalam isi, tapi jangan berlebihan. SEO membantu kontenmu ditemukan oleh orang yang mencari topik terkait lewat mesin pencari seperti Google.

7. Selalu Edit dan Review Tulisanmu

Setelah selesai menulis, jangan langsung publish. Baca ulang untuk memperbaiki tata bahasa, ejaan, dan alur cerita. 

Pastikan tidak ada kalimat yang membingungkan atau typo yang mengganggu. Kalau perlu, minta orang lain membaca dan memberikan feedback supaya kontenmu makin sempurna.

8. Sesuaikan Format dengan Platform yang Kamu Gunakan

Setiap platform punya karakteristik berbeda. Di Instagram, misalnya, konten harus singkat dan visual menarik. 

Di LinkedIn, bahasa lebih profesional tapi tetap personal. Di blog, kamu bisa menulis lebih panjang dan mendetail. Pelajari cara kerja tiap platform supaya kontenmu optimal dan diterima baik oleh audiens.

9. Ajak Pembaca untuk Berinteraksi

Akhiri kontenmu dengan pertanyaan, ajakan komen, atau call-to-action (CTA) seperti “Bagaimana pengalaman kamu soal ini?” atau “Jangan lupa share kalau kamu suka!” Interaksi ini akan membuat pembaca merasa dihargai dan membangun komunitas yang aktif.

Baca Juga: 8 Tips Menulis Konten yang SEO-Friendly

Menulis konten yang menarik dan berkualitas memang membutuhkan perhatian khusus, mulai dari memahami audiens, menyajikan informasi yang relevan, hingga mengemasnya dengan bahasa yang mudah dicerna. 

Dengan menguasai teknik-teknik tersebut, kamu bisa menciptakan konten yang tidak hanya menarik perhatian, tapi juga membangun kepercayaan dan engagement yang kuat dengan pembaca. 

Jika kamu ingin fokus mengembangkan strategi konten yang efektif tanpa harus repot membuat semuanya sendiri, Croloze hadir sebagai solusi. 

Menulis konten yang menarik dan berkualitas memang membutuhkan kreativitas, pemahaman audiens, serta teknik yang tepat. Dengan mengikuti langkah-langkah yang sudah dibahas, kamu bisa mulai menciptakan konten yang bukan hanya menarik perhatian, tapi juga membangun kepercayaan dan meningkatkan engagement. 

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

7 Tips Membangun Backlink yang Efektif dan Berkualitas

Membangun backlink adalah salah satu strategi paling penting dalam dunia SEO untuk meningkatkan peringkat website di mesin pencari. Namun, bukan sembarang backlink yang bisa memberikan dampak positif. 

Backlink yang efektif dan berkualitaslah yang benar-benar mampu meningkatkan otoritas serta kredibilitas website kamu di mata Google. Sayangnya, membangun backlink yang tepat bukan hal mudah dan butuh strategi khusus agar hasilnya maksimal tanpa risiko penalti. 

Dalam artikel ini, kamu akan menemukan berbagai tips praktis dan terbukti yang bisa membantu kamu membangun backlink dengan cara yang benar, efektif, aman, dan pastinya berkualitas.

Baca Juga: 7 Manfaat SEO Untuk Bisnis, Apakah Perlu di Tahun 2025?

Apa Itu Backlink Berkualitas?

Backlink yang berkualitas adalah tautan dari website lain yang memberikan nilai positif dan berdampak baik buat website kamu di mata mesin pencari seperti Google. 

Jadi, bukan cuma soal jumlah backlink, tapi kualitas backlink itu yang paling penting supaya website kamu bisa naik peringkat dengan aman dan efektif.

Ciri-Ciri Backlink Berkualitas

Berikut ciri-ciri backlink yang berkualitas:

1. Relevan dengan Niche atau Topik Website Kamu

Backlink dari situs yang punya topik atau niche serupa dengan website kamu jauh lebih berharga. 

Misalnya, kalau kamu punya blog tentang traveling, backlink dari situs travel, blog petualangan, atau agen wisata pasti lebih berkualitas daripada backlink dari situs yang sama sekali nggak terkait.

2. Situs Sumber Memiliki Otoritas dan Reputasi Baik

Situs yang sudah punya reputasi bagus dan otoritas tinggi di mata Google (biasanya situs besar, populer, atau terpercaya) bakal memberikan backlink yang lebih “kuat”. 

Backlink dari situs seperti ini bisa meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan mesin pencari terhadap website kamu.

3. Backlink Ditempatkan secara Natural di Konten

Backlink yang ditempatkan dengan cara yang alami dan relevan dalam isi artikel lebih berkualitas daripada backlink yang dipaksakan di bagian footer, sidebar, atau tempat yang nggak nyambung. 

Link yang relevan dan membantu pembaca biasanya dinilai lebih baik.

4. Traffic dari Situs Sumber

Kalau backlink berasal dari situs yang punya banyak pengunjung dan traffic tinggi, kemungkinan besar backlink tersebut juga memberikan traffic langsung ke website kamu, bukan cuma nilai SEO saja.

5. Backlink dari Situs dengan Spam Score Rendah

Situs yang dianggap spammy atau sering melakukan praktik black hat SEO bisa membuat backlink kamu jadi berbahaya. Jadi, backlink yang berkualitas biasanya berasal dari situs yang bersih dan bukan spam.

Jadi, backlink berkualitas itu backlink yang bisa meningkatkan reputasi, otoritas, dan relevansi website kamu, sekaligus membantu menaikkan peringkat di hasil pencarian secara alami dan aman.

Cara Membangun Backlink Efektif dan Berkualitas

Ikuti langkah-langkah berikut untuk membangun backlink yang berkualitas:

1. Pilih Sumber Backlink yang Relevan dan Berkualitas

Backlink yang berasal dari situs web dengan topik yang sama atau yang masih terkait jauh lebih berharga dibandingkan backlink dari situs yang tidak relevan. 

Misalnya, kalau kamu punya website tentang kesehatan, backlink dari blog kesehatan, situs dokter, atau forum kesehatan pasti jauh lebih berguna. 

Pastikan juga situs sumber punya reputasi bagus dan otoritas tinggi supaya backlink yang kamu dapat bisa meningkatkan kredibilitas website kamu di mata mesin pencari.

2. Gunakan Guest Posting dengan Strategi

Guest posting atau menulis artikel sebagai tamu di situs lain adalah cara efektif untuk membangun backlink. 

Tapi kamu harus pilih situs yang relevan dan punya audiens yang cocok dengan niche kamu. Buat konten yang berkualitas dan benar-benar bermanfaat supaya pemilik situs nggak ragu menerima artikel kamu.

Letakkan backlink secara natural di dalam konten atau di bagian bio penulis agar nggak terkesan maksa dan tetap enak dibaca.

3. Manfaatkan Broken Link Building

Teknik ini memanfaatkan link yang rusak (broken link) di website lain yang mengarah ke konten yang sudah tidak ada. 

Kamu bisa cari broken link di situs dengan niche yang sama, lalu tawarkan konten kamu sebagai pengganti link rusak tersebut. 

Cara ini efektif karena kamu membantu pemilik situs memperbaiki masalah dan sekaligus mendapatkan backlink yang berkualitas.

4. Buat Konten Berkualitas yang Layak Dapatkan Backlink

Konten adalah kunci utama supaya website kamu dapat backlink secara alami. Buatlah konten yang informatif, unik, dan mendalam seperti studi kasus, tutorial lengkap, infografis menarik, atau data riset terbaru. 

Konten yang bermanfaat biasanya akan dibagikan banyak orang dan dijadikan referensi oleh situs lain, jadi backlink datang dengan sendirinya.

5. Bangun Hubungan dengan Influencer dan Blogger

Membangun hubungan dengan influencer, blogger, atau pemilik website lain di niche kamu itu penting banget. Dengan hubungan yang baik, kamu bisa dapat peluang kolaborasi, tukar link, atau disebut (mention) yang berharga. 

Mulailah dengan kasih komentar yang konstruktif di blog mereka, share konten mereka, atau ajak mereka kerja bareng. Hubungan yang kuat bisa jadi sumber backlink yang berkelanjutan.

6. Gunakan Direktori Bisnis dan Listing Lokal

Kalau kamu punya bisnis lokal, mendaftarkan website di direktori bisnis online dan listing lokal juga bisa jadi sumber backlink yang bagus. 

Pastikan direktori yang kamu pakai punya reputasi baik dan relevan dengan lokasi atau industri kamu. Ini juga bisa bantu meningkatkan visibilitas bisnis kamu secara lokal.

7. Pantau dan Analisis Backlink yang Kamu Dapatkan

Setelah kamu melakukan berbagai cara untuk membangun backlink, penting untuk selalu cek dan analisis kualitas backlink yang kamu dapat. 

Kamu bisa pakai tools seperti Ahrefs, SEMrush, atau Google Search Console untuk lihat backlink mana yang efektif dan mana yang berpotensi merugikan, misalnya dari situs spam. 

Dengan begitu, kamu bisa fokus memperbanyak backlink yang berkualitas dan menghapus atau menolak backlink yang buruk.

Baca Juga: 11 Strategi SEO Efektif di Tahun 2025

Membangun backlink yang berkualitas memang membutuhkan waktu, kesabaran, dan strategi yang tepat. Namun, dengan konsistensi dan langkah-langkah yang benar, kamu bisa meningkatkan otoritas website dan peringkat di mesin pencari secara signifikan. 

Jika kamu ingin fokus pada pengembangan bisnis tanpa ribet mengurus strategi backlink dan SEO, jangan ragu untuk mempercayakan kebutuhan digital marketing kamu kepada Croloze.

Kalau kamu ingin website tampil maksimal di Goggle tanpa harus pusing urusan teknis, SEO Agency seperti Croloze siap bantu.

Kami akan bantu audit, perbaiki, dan optimasi semua aspek technical SEO untuk memastikan situs kamu cepat, terindex sempurna, dan siap bersaing di halaman pertama. Yuk konsultasi gratis sekarang dengan tim SEO Croloze!

Apa itu Keyword Spamming? Kenali Dampak dan Cara Menghindarinya

Pernah nemu artikel yang terlalu sering mengulang satu kata kunci sampai bikin risih saat dibaca? Bisa jadi itu contoh dari keyword spamming.

Keyword spamming, atau biasa juga disebut keyword stuffing, terjadi saat sebuah konten menjejalkan terlalu banyak kata kunci dengan harapan bisa tampil relevan di hasil pencarian. Padahal, efeknya bisa sebaliknya—malah merugikan.

Supaya kamu bisa tahu apakah kontenmu berpotensi mengandung keyword spamming, yuk simak penjelasan lengkapnya di artikel ini.

Baca Juga: Apa itu Long Tail Keywords? Manfaat dan Contohnya

Apa itu Keyword Spamming?

Keyword spamming adalah praktik menjejalkan kata kunci secara berlebihan dalam konten, bahkan sampai memaksakan penempatannya hingga terasa tidak relevan.

Biasanya, tujuannya untuk “menipu” algoritma mesin pencari agar konten bisa naik peringkat. Sayangnya, cara ini justru bikin konten sulit dibaca dan pengalaman pengguna jadi buruk.

Daripada fokus pada jumlah, lebih baik tempatkan keyword di area strategis seperti judul, meta deskripsi, URL, anchor text, dan alt text. Sekarang, mesin pencari lebih pintar—mereka menilai kualitas informasi, bukan sekadar seberapa sering keyword muncul.

Google sendiri menganggap keyword spamming sebagai bentuk manipulasi, apalagi kalau kata kunci digunakan terlalu sering, di luar konteks, atau terdengar tidak alami.

Baca Juga: Apa itu Seed Keyword? Contoh Dan Cara Menentukan Seed Keywords

3 Dampak Utama Keyword Spamming

Berikut ini beberapa dampak negatif dari keyword spamming:

Penalti dari Mesin Pencari 

Praktik keyword spamming dianggap menyalahi aturan dari mesin pencari. Google sendiri memiliki algoritma yang dirancang untuk mendeteksi praktik keyword spamming di suatu website.

Jadi jika didapati suatu website melanggar aturan ini, maka web tersebut harus bersiap-siap mendapatkan penalti dari Google.

Biasanya Google akan menghukum dengan penurunan peringkat atau bahkan deindeks website dari hasil pencarian.

Menurunkan User Experience 

Penggunaan kata kunci yang berlebihan membuat konten terasa dipaksakan dan sulit dipahami.

Hal ini tentu membuat pembaca menjadi tidak nyaman sehingga membuat mereka meninggalkan halaman web lebih cepat.

Hal ini akan berdampak pada meningkatnya bounce rate dari website tersebut.

Merusak Reputasi Brand 

Praktik keyword spamming menandakan bahwa website, brand atau perusahaan tersebut berkualitas rendah.

Keyword spamming menandakan brand menggunakan cara yang tidak baik agar bisa menduduki peringkat teratas SERP serta tidak memedulikan pengalaman pengunjung website.

Hal ini tentu dapat merusak reputasi brand dan menghilangkan kepercayaan pada brand tersebut.

Baca Juga: 10 Jenis Keywords dalam SEO yang Harus Kamu Ketahui!

5 Cara Menghindari Keyword Spamming

Lantas bagaimana praktik penempatan dan penggunaan keyword yang benar? Yuk simak beberapa tips dan cara menghindari keyword spamming ini.

Tempatkan Keyword Secara Natural 

Penggunaan kata kunci memang diperlukan dalam suatu konten, namun pastikan kamu menempatkan kata kunci tersebut secara alami.

Jangan memaksakan kata kunci untuk di tempat yang tidak relevan atau di luar konteks. 

Periksa dan baca kembali kata-kata yang digunakan apakah enak dibaca atau tidak.

Utamakan kata kunci untuk diletakkan di lokasi strategis seperti judul, meta description, heading, paragraf pertama dan slug/url. 

Perhatikan Keyword Density 

Keyword density adalah persentase jumlah kata kunci dibandingkan dengan total kata dalam konten.

Idealnya, persentase ini berkisar antara 1-2%. Artinya, jangan menggunakan kata kunci melebihi batas persentase ini karena dapat dianggap sebagai spam oleh mesin pencari.

Keyword density biasanya dapat dilihat dengan menggunakan plug in di CMS seperti Yoast SEO.

Utamakan Kualitas Konten 

Keyword bukanlah penentu utama suatu konten dapat menduduki peringkat atas, maka dari pada fokus menggunakan keyword secara berlebihan, utamakanlah membuat konten yang berkualitas.

Tulislah konten secara natural dan mengalir sesuai dengan outline yang relevan.

Jangan hanya memasukkan kata kunci secara berlebihan, pastikan kontenmu memberikan nilai lebih dan bermanfaat untuk pembaca.

Konten yang informatif dan relevan otomatis akan jauh lebih menarik perhatian mesin pencari dan pengguna tanpa perlu memanipulasi kata kunci. 

Optimasi Keyword 

Penggunaan keyword bukan berarti suatu konten harus mengandung kata kunci yang banyak.

Tapi perhatikanlah penggunaan kata kuncinya, pastikan keyword konten sejalan dengan search intent.

Jika kamu ingin memasukkan banyak keyword, gunakan secondary keyword yang relevan agar membantu meningkatkan kualitas kontenmu.

Pastikan kamu melakukan riset kata kunci lebih dulu sebelum menggunakan keyword tersebut.

Baca Juga: Apa itu Search Query? Jenis dan Perbedaanya dengan Keyword

Terapkan Praktik Terbaik SEO On-Page  

Terakhir, pastikan kamu menerapkan praktik terbaik SEO on-page dengan maksimal.

Mulai dari menggunakan heading, memasukkan kata kunci dengan tepat, memperbaiki kecepatan halaman, menggunakan alt text pada gambar dan memasukkan link yang relevan.

Saat praktik ini diterapkan dengan benar maka kualitas konten akan meningkat dan mendorong performa yang lebih baik di mesin pencari.

Itulah serangkaian pembahasan tentang keyword spamming, dampaknya terhadap website dan cara untuk menghindarinya.

Daripada menggunakan praktik keyword spamming, akan jauh lebih baik jika kamu berfokus pada pembuatan konten yang berkualitas. 

Konten yang berkualitas pasti akan lebih disenangi oleh pengguna karena isi pembahasan yang lengkap dan tulisan yang nyaman dibaca.

Namun jika kamu kesulitan membuat konten yang berkualitas, serahkan semuanya ke tim Croloze.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

10 Cara Meningkatkan Click Through Rate (CTR) di Google

Sudah sering tampil di halaman pertama Google, tapi traffic belum juga naik signifikan? Bisa jadi kamu perlu fokus ke strategi peningkatan CTR organik.

Click through rate (CTR) adalah faktor krusial dalam digital marketing yang berpengaruh langsung pada efektivitas promosi dan potensi pendapatan online.

Semakin tinggi CTR, semakin besar peluang website kamu dilihat dan dikunjungi lebih banyak orang.

Nggak heran kalau banyak blogger rela mengoptimasi kontennya demi mendongkrak angka CTR ini.

Lalu, gimana cara meningkatkannya? Tenang, artikel ini akan membahasnya secara lengkap untuk kamu.

Baca Juga: 11 Strategi SEO Efektif di Tahun 2025

10 Cara Meningkatkan Click Through Rate

CTR yang tinggi menjadi salah satu indikator penting yang akan berperan dalam meningkatkan trafk dan konversi di website. Berdasarkan faktor-faktor di atas, berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan  untuk meningkatkan CTR, yaitu:

Optimasi Judul dan Meta Deskripsi

Langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah melakukan optimasi pada judul dan meta deskripsi.

Pastikan halaman tersebut memiliki judul yang menarik perhatian dan meta deskripsi yang informatif.

Pastikan keduanya mengandung kata kunci, tambahkan CTA yang ringkas pada deskripsi serta gunakan angka agar judul terlihat lebih menarik.

Gunakan List dalam Artikel

Salah satu artikel yang banyak disukai oleh hampir setiap pengguna adalah article listicle atau artikel dengan format daftar.

Membuat poin-poin pembahasan dalam artikel tentu akan lebih nyaman dan mudah dibaca. Sebagai contoh, artikel ini menggunakan 10 poin yang menjelaskan cara meningkatkan CTR.

Baca Juga: 7 Manfaat SEO Untuk Bisnis, Apakah Perlu di Tahun 2025?

Optimasi URL

Selain judul dan meta deskripsi, pastikan juga kamu melakukan optimasi pada URL halaman. Buat URL yang singkat, relevan dan mengandung kata kunci yang digunakan.

Hindari menggunakan URL yang panjang sehingga akan terpotong di halaman pencarian. Pastikan juga URL tersebut menggambarka secara singkat isi dari halaman web.

Memasukkan Gambar di Post

Hal yang juga tidak bisa tertinggal adalah gambar yang mewakliki isi halaman web tersebut. Misalnya untuk konten artikel pilih dan gunakan gambar header yang relevan dan menarik.

Gambar tersebut akan membantu meningkatkan CTR terutama pada hasil pencarian gambar.

Pastikan gambar yang kamu gunakan memiliki ukuran yang tepat, relevan dengan isi konten dan bebas copyright.

Sesuaikan dengan Search Intent

Hal yang sangat penting untuk kamu perhatikan dalam meningkatkan jumlah klik atau CTR adalah dengan memeriksa apakah keyword yang digunakan memang sesuai dengan hasil search intent.

Jika tidak, maka konten yang lebih relevanlah yang pasti akan mendapatkan klik lebih banyak.

Maka pastikan konten kamu sesuai dengan maksud pencarian dari pengguna. 

Gunakan Kata Kunci yang Persaingannya Rendah

Kata kunci terdiri dari berbagai jenis dan tipe, saat kamu melakukan riset kata kunci pastikan untuk melihat jumlah volume pencarian dan tingkat persaingannya.

Selain mengutamakan kata kunci dengan volume pencarian yang tinggi, utamakan juga menggunakan kata kunci yang tingkat persaingannya rendah.

Kata kunci yang rendah ini akan sanagt membantu meningkatkan peluang halaman web untuk muncul di hasil pencarian teratas sehingga meningkatkan rasio klik website.

Lakukan Optimasi SEO Lokal

Cara lain yang bisa efektif meningkatkan rasio klik adalah dengan melakukan optimasi SEO lokal.

Jadi kamu menargetkan audiens di lokasi tertentu dan membuat konten yang relevan dengan audiens disana.

Jangan lupa buat dan manfaatkan Google Business Profile yang akan membantu websitemu muncul dan dijangkau pengguna lebih luass.

Baca Juga: Long Tail vs Short Tail Keyword, Kenali Perbedaannya di Dalam SEO

Gunakan Schema Mark-Up di Halaman Web

Agar website semakin menarik perhatian pengguna, kamu bisa gunakan schema mark-up agar mesin pencari memahami struktur halaman website.

Dengan schema ini halaman web tersebut akan menampilkan rich snippets seperti rating, harga, atau FAQ di bagian bawah meta description yang ada di hasil SERP. Dengan begitu hal ini bisa mendorong dan menarik lebih banyak klik.

Gunakan Breadcrumbs di Halaman Hasil Pencarian

Breadcrumbs adalah elemen navigasi yang mengurutkan deretan halaman yang mengarah ke halaman tersebut.

Hal ini akan sangat berguna untuk membantu pengguna memahami struktur website.

Penggunaan breadcrumbs tentunya mendorong adanya peningkatan tampilan halaman website di hasil pencarian menjadi lebih menarik untuk diklik.

Pastikan Waktu Loading Website Cepat

Terakhir, seperti yang disebutkan faktor diatas, pastikan bahwa waktu loading di website cepat dalam hitungan milidetik.

Hal ini karena banyak pengguna yang cenderung tidak menyukai website yang lambat sehingga mengurangi peluang mendapatkan klik.

Optimalkan kecepatan loading dengan menggunakan layanan hosting yang berkualitas, mengkompres gambar, dan meminimalkan penggunaan fitur yang berat.

Meningkatkan CTR adalah salah satu hal wajib yang harus dilakukan agar meningkatkan performa website di mesin pencari.

Dari penjelasan di atas kini kamu telah mengetahui berbagai strategi dan cara yang bisa dilakukan agar mendapatkan lebih banyak klik. 

Namun jika kamu masih belum memahami dan membutuhkan bantuan profesional lebih lanjut, kamu bisa berdiskusi dengan tim SEO kami.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

https://www.seoptimer.com/id/blog/ctr-seo

Apa itu Link Stability? Pengaruhnya Terhadap Ranking di Google Search

Dalam melakukan optimasi website, link adalah satu bagian yang perlu diperhatikan. Terutama bagaimana kualitas link yang ada di website, baik untuk internal link, external link maupun untuk backlink. Selain itu, pemilik website juga perlu memperhatikan bagaimana link stability yang ada di website.

Agar kamu bisa lebih memahami apa itu link stability bagaimana pengaruhnya terhadap ranking di Google Search, yuk simak pembahasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Baca Juga: Apa itu Revamp Website? Manfaat dan Langkah Optimasinya

Arti Link Stability

Link stability merupakan istilah yang merujuk kepada konsistensi atau kestabilan dari link atau tautan yang ada di website dan tidak berubah dalam waktu yang lama. Artinya, link tersebut bernilai stabil, selalu stabil dan relevan karena tidak mengalami perubahan atau kerusakan dalam mengaksesnya.

Website yang memiliki link stability yang baik cenderung akan dianggap lebih berkualitas karena memberi tanda bahwa website tersebut memiliki kredibilitas dan otorisasi yang baik.

Link stability sangat penting bagi eksistensi dan visibilitas di Google Search karena algoritma dan bot seringkali mempertimbangkan kualitas link dalam menilai sebuah website. 

Link stability tidak hanya bertujuan untuk dianggap baik oleh mesin pencari, tapi juga bermanfaat dalam menjaga dan memastikan struktur website tetap rapi dan tersusun dengan baik.

Hal ini tentu akan memberikan kemudahan bagi para pengunjung untuk dapat dengan mudah menemukan dan mengakses informasi yang mereka cari tanpa terhambat oleh kesalahan sebuah tautan.

Link stability dapat dikatakan sebagai lawan dari link churn. Mengapa demikian? Hal ini karena link churn sendiri berarti perubahan tautan pada suatu website yang terjadi terlalu sering dan dalam waktu yang cepat. 

Perubahan link yang terlalu sering ini tidak hanya akan membingungkan para pengunjung yang mengakses website, tapi juga akan dianggap spamming oleh mesin pencari.

Dilansir dari Daily SEO, pada tahun 2005 Google melakukan algoritma update dan menjadikan link churn sebagai salah satu alasan penalti jika dilakukan melewati ambang batas yang pada akhirnya mempengaruhi posisi ranking di Google Search.

Baca Juga: 8 Tips Menulis Konten yang SEO-Friendly

Pengaruh Link Stability Terhadap Ranking Website

Mengingat link churn yang merupakan kebalikan dari link stability menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi ranking website, maka benarkah link stability juga berpengaruh terhadap ranking di Google Search? Yuk simak seberapa jauh pengaruh link stability terhadap ranking website.

1. Meningkatkan Otoritatif dan Trustworthiness

Mesin pencari seperti Google menggunakan algoritma EEAT yang salah satunya berfokus pada aspek kepercayaan. Kepercayaan ini dapat terukur salah satunya karena ada transparansi suatu website yang memiliki konten yang relevan dan akurat. 

Link stability tentunya menunjukkan bahwa website tersebut dikelola dengan baik, memiliki sumber daya yang optimal serta tetap relevan karena tidak memiliki perubahan besar.

Hal ini tentunya mendorong adanya peningkatan kepercayaan dari pengguna dan mesin pencari terhadap website tersebut.

Selain itu website dengan link stability yang tinggi dinilai memiliki otoritas domain yang lebih baik karena tergambar dari link yang stabil dan konsisten. Artinya, website tersebut relevan dan berkualitas tinggi, sehingga meningkatkan peluang untuk mendapatkan backlink dari website lain.

2. Pengalaman Pengguna yang Lebih Baik

Masih berkaitan dengan konsep EEAT, website dengan link stability tentu dapat mendorong kenyamanan pengguna dalam mengakses website tersebut. Pasalnya link yang digunakan tetap stabil, tidak berubah-ubah dan relevan dengan isi kontennya.

Sehingga pengguna tidak merasa kebingungan dalam mengakses website. Karena tidak terjadi perubahan dalam tautan atau link yang ada hal ini tentu dapat meminimalisir munculnya broken links yang mengganggu pengalaman para pengguna. 

3. Menghindari Kemungkinan Penalti SEO

Seperti yang disebutkan sebelumnya, link churn dapat membuat suatu web mendapatkan penalti atau peringatan dari Google.

Belum lagi jika terdapat banyak broken links, maka Google akan memberikan penalti yang lebih lama sehingga mempengaruhi performa website.

Namun hal ini tentu dapat dihindari dengan menjaga  link stability di website karena menandakan bahwa website tersebut sudah dikelola dengan baik. 

Baca Juga: 11 Strategi SEO Efektif di Tahun 2025

Apakah Link Stability Dapat Mempengaruhi Ranking Web?

Berdasarkan penjelasan di atas, memang terlihat bahwa link stability terlihat memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap rangking website di Google Search. Hal ini karena link stability berkaitan dengan dapat mendukung pengalaman pengguna yang baik serta mendorong otorisasi dan kepercayaan terhadap website. 

Link stability juga berkaitan dengan faktor lain yang mendukung racing di mesin pencari karena membuat struktur website yang baik, menjadi sumber backlink yang berkualitas, mengurangi tingkat serta mempermudah mesin pencari untuk crawling dan indexing. 

Meski demikian, Google Search tidak memberikan informasi apapun yang berkaitan dengan apakah link stability menjadi faktor ranking website.

Update terkait link churn pada tahun 2005 lalu bahkan sudah diberhentikan setelah direvisi berkali-kali dan bahwa update yang terbaru tidak membahas seputar link churn dan link stability.

Maka hal ini berarti bahwa link stability tidak lagi menjadi faktor yang mempengaruhi ranking website di Google Search.

Hal ini juga dapat dibuktikan dari banyaknya website yang rutin memperbarui link namun tidak mendapat penalti dan tetap mendapatkan ranking teratas di SERP.

Jadi jika emmang perubahan link atau url diperlukan maka kamu tidak perlu khawatir lagi dalam melakukannya karena hal tersebut tidak mempengaruhi ranking di Google Search.

Sekian pembahasan mengenai apa itu link stability dan bagaimana pengaruhnya terhadap ranking di Google Search.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Apa itu Revamp Website? Manfaat dan Langkah Optimasinya

Pernahkah kamu melihat suatu website yang memiliki konten menarik tapi tidak didukung dengan desain yang responsif? Saat suatu web memiliki desain dan struktur yang tidak rapi, tidak heran jika kamu mungkin merasa terganggu saat mengaksesnya.

Maka yang perlu dilakukan oleh pemilik website tersebut adalah melakukan revamp website. Yuk cari tau apa itu revamp website disini, simak penjelasannya secara lengkap.

Baca Juga: 11 Strategi SEO Efektif di Tahun 2025

Apa yang Dimaksud dengan Revamp Website? 

Revamp website adalah proses memperbarui atau mengupdate elemen-elemen yang ada di website guna meningkatkan fungsionalitas dan kinerjanya. Revamp tidak hanya menyangkut elemen-elemen desain tapi juga berkaitan dengan struktur, tata letak hingga fitur dan konten website. 

Pada praktiknya, revamp website juga dilakukan mengikuti perkembangan tren serta kebutuhan para pengguna.

Ketika suatu website dapat memberikan informasi dan menjawab kebutuhan pengguna, maka pengalaman pengguna dalam mengakses website tersebut pasti meningkat. Hal ini tentu sangat penting dalam mendukung proses optimasi yang ada di website. 

Meskipun berkaitan dengan pembaharuan, revamp website berfokus pada perubahan-perubahan kecil yang tidak merubah struktur website secara signifikan.

Pembaharuan ini tentu perlu dilakukan guna menjaga keberlanjutan dan kelangsungan suatu website. 

Tujuan utama dari revamp website adalah menciptakan website yang berkualitas, efisien dan responsif sehingga bisa memberikan kemudahan bagi para pengguna saat mengakses informasi di dalamnya.

Revamp website adalah salah satu hal yang perlu dilakukan dan bernilai sangat penting untuk mendukung dan mempertahankan performa SEO website.

Baca Juga: 8 Tips Menulis Konten yang SEO-Friendly

3 Manfaat Utama Revamp Website

Revamp website membawa banyak manfaat yang penting dalam mendukung visibilitas website di mesin pencari. Berikut 3 manfaat utama dari melakukan revamp website:

Meningkatkan User Experience (UX)

User Experience atau pengalaman pengguna adalah salah satu indikator yang mempengaruhi kualitas SEO website di mesin pencari.

Mesin pencari mengutamakan website yang memperdulikan dan memperhatikan pengalaman pengguna yang baik untuk mendapat peringkat di mesin pencari.

Dengan melakukan revamp website, tampilan website menjadi lebih menarik dan up to date sehingga menciptakan citra positif di mata para pengunjung.

Akhirnya, banyak pengunjung yang nyaman dan senang mengakses website dalam waktu yang lama.

Memaksimalkan Kinerja Website

Website yang sudah lama usang dan tidak diperbarui mungkin tidak lagi bisa berfungsi dan bekerja secara optimal. Adanya proses revamp ini tentu membantu memaksimalkan kinerja website dengan melakukan perbaikan dan upgrade pada fitur dan fungsi yang ada. Terutama fungsi yang berkaitan dengan navigasi, kecepatan loading, elemen visual dan responsivitas di perangkat mobile. Kinerja website yang baik akan memberikan kemudahan akses bagi para pengunjung website dan akan bernilai baik di mata mesin pencari.

Peningkatan Konversi

Manfaat yang paling utama dari melakukan revamp website adalah dapat membantu meningkatkan jumlah konversi dari website.

Mengapa demikian? Saat suatu website memiliki kinerja yang baik, struktur dan desain yang rapi serta informasi up to date maka akan lebih menarik para pengguna untuk melakukan konversi.

Peningkatan konversi ini tidak terbatas pada melakukan pembelian saja, tapi juga berkaitan dengan meningkatnya trafik, pendaftaran akun dan layanan, pengisian form hingga tingginya kerjasama dengan website.

Baca Juga: 9 Tips Menggunakan Tone of Voice di Media Sosial

7 Langkah Optimasi Revamp Website

Revamp website tidak bisa dilakukan tanpa perencanaan atau upaya yang matang, kamu perlu melakukan beberapa hal berikut adalah untuk memastikan revamp website bisa teroptimasi dengan maksimal:

Tentukan Tujuan dan Waktu yang Tepat

Sebelum memulai revamp, tentukan dengan jelas tujuan atau hasil apa yang ingin kamu capai, apakah untuk memperbaiki dan memperbarui desain, meningkatkan fitur atau memperbaiki kecepatan.

Pastikan juga kamu melakukan revamp website di waktu yang tepat, jangan melakukan revamp secara mendadak atau sesuka keinginan.

Berikut beberapa indikator yang menjadi penanda kapan kamu perlu revamp website yaitu:

  1. Tampilan website sudah usang dan kinerja melambat
  2. Tingginya feedback negatif dari pengguna
  3. Tingkat engagement dan konversi yang menurun
  4. Maraknya kompetitor baru
  5. Perubahan tren desain atau teknologi 
  6. Terdapat perubahan tujuan bisnis

Jalankan Audit Sebelum dan Sesudah Revamp

Sebelum melakukan revamp website sebaiknya lakukan audit situs terlebih dahulu. Lihat dan  pastikan semua fitur dan elemen berfungsi dengan baik.

Jika perlu catat dan analisis performa website sebelum revamp untuk dibandingkan dengan performa setelah revamp.

Simpan juga data crawling dari web lama sebelum melakukan revamp agar kamu mengetahui perubahan yang terjadi pada website di mesin pencari.

Dengan melakukan audit, kamu jadi lebih mudah untuk mendeteksi masalah teknis atau SEO yang perlu diperbaiki. 

Pastikan Web Lama Tetap Aktif

Selama proses revamp berlangsung, pastikan website lama tetap dapat diakses oleh pengunjung. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya penurunan drastis pengunjung yang datang ke websitemu.

Jangan sampai peringkat website di mesin pencari justru turun karena website atau halamannya tidak dapat ditemukan dan diakses.

Jika memungkinkan, pertahankan struktur URL dari website lama. Perubahan URL dapat mempengaruhi peringkat SEO dan mengakibatkan kehilangan trafik jika tidak ditangani dengan baik. 

Baca Juga: Accelerated Mobile Pages (AMP) dan Cara Mengoptimalkannya

Pertahankan Halaman Web yang Penting

Pastikan kamu tetap mempertahankan halaman web yang memiliki trafik organik atau peringkat tinggi di mesin pencari selam proses revamp.

Prioritaskan revamp website pada halaman yang memang membutuhkan proses perbaikan atau peningkatan. Jangan terlalu banyak mengubah elemen atau halaman yang sudah berfungsi dengan baik.

Hindari melakukan perubahan besar pada halaman yang memiliki peringkat tinggi di mesin pencari. Jika memang diperlukan, pastikan untuk tetap menjaga elemen dan konten yang ada di dalamnya tetap relevan dengan praktik SEO.

Optimasi Elemen-Elemen on Page

Revamp website berfokus pada optimasi dan perbaiki elemen pada on-page atau bagian yang ada dan nampak di website.

Perhatikan apakah elemen SEO on-page seperti judul halaman, meta deskripsi, kata kunci, tombol, gambar, konten dan heading tag sudah berfungsi dengan optimal.

Optimasi pada bagian on-page dapat membantu website untuk tetap mempertahankan dan bahkan meningkatkan performa SEO setelah revamp.

Update Internal Link dan Backlink

Pembaharuan pada website akiat revamp mungkin mempengaruhi link yang ada di website, baik itu internal link maupun backlink. Maka periksa dan pastikan kembali bahwa internal link dan backlink website tetap tersedia dan relevan.

Link yang rusak dan tidak relevan dapat mempengaruhi pengalaman pengguna dan menurunkan performa SEO.

Jika terdapat perubahan link atau struktur halaman, pastikan kamu menyiapkan redirect 301 agar pengunjung dan mesin pencari mengarah ke link baru dan tidak ada kehilangan trafik atau peringkat SEO.

Lakukan Pengujian Langsung

Sebelum meluncurkan website yang telah direvamp, pastikan untuk melakukan pengujian pada website. Periksa dan pastikan apakah website, halaman, fitur dan elemen yang ada didalamnya sudah responsif dan bekerja lebih baik.

Pastikan kamu juga melakukan uji coba pada perangkat mobile dan lihatlah apakah website telah memenuhi standar Core Web Vitals.

Baca Juga: 8 Tips Menangani Komentar Negatif di Media Sosial

Lakukan Audit Teknikal

Setelah website yang telah direvamp diluncurkan dan dapat diakses publik, lakukan audit teknikal untuk memastikan tidak ada masalah yang ditimbulkan.

Periksa apakah terdapat error atau masalah pada server, seberapa lama kecepatan loading, atau error lainnya yang mengganggu kinerja website.

Pastikan juga untuk memperbarui sitemap XML website dan mengirimkannya ke mesin pencari agar proses  indexing tetap berjalan lancar.

Nah itulah serangkaian pembahasan mengenai apa itu revamp website, manfaat apa saja yang didapatkan dari revamp website serta langkah-langkah mengoptimasi revamp website.

Selama revamp website dikerjakan dengan maksimal, maka dapat memberikan manfaat yang besar tidak hanya kepada website tapi juga kepada bisnis atau brand secara keseluruhan.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Reference:

8 Tips Menulis Konten yang SEO-Friendly

Di era digital, konten adalah raja, tapi hanya jika bisa ditemukan. Konten berkualitas tinggi akan sia-sia jika tidak muncul di hasil pencarian Google. Di sinilah pentingnya memahami cara menulis konten yang SEO-friendly.

Dalam artikel ini, Croloze akan menguraikan tips dan praktik terbaik dalam membuat konten yang tidak hanya disukai pembaca, tapi juga diindeks dan diberi peringkat tinggi oleh mesin pencari.

Baca Juga: Long Tail vs Short Tail Keyword, Kenali Perbedaannya di Dalam SEO

Apa Itu Konten SEO-Friendly?

Konten SEO-friendly adalah konten yang dibuat dan dioptimalkan agar dapat muncul di hasil pencarian organik Google. Ini mencakup:

  • Struktur yang jelas
  • Pemanfaatan kata kunci
  • Pengalaman pengguna yang baik
  • Dan elemen teknis on-page lainnya

Menurut Backlinko (2024), halaman dengan struktur heading yang rapi dan penggunaan keyword secara alami cenderung memiliki ranking lebih tinggi di SERP.

Baca Juga: 11 Strategi SEO Efektif di Tahun 2025

Tips Menulis Konten yang SEO-Friendly

Berikut adalah cara menulis konten SEO-Friendly:

1. Lakukan Riset Kata Kunci Terlebih Dahulu

Sebelum menulis, lakukan riset untuk menemukan kata kunci utama dan kata kunci pendukung. Gunakan tools seperti:

  • Google Keyword Planner
  • Ubersuggest
  • Ahrefs / SEMrush

Pilih keyword yang:

  • Relevan dengan topik
  • Volume pencarian tinggi
  • Persaingan tidak terlalu tinggi

Contoh: Alih-alih menargetkan “sepatu”, coba gunakan “sepatu sneakers wanita lokal”.

2. Gunakan Keyword Secara Natural

Hindari keyword stuffing (memasukkan kata kunci secara berlebihan). Fokuslah pada:

  • Judul (H1)
  • Subjudul (H2/H3)
  • 100 kata pertama paragraf
  • Meta description
  • Alt text gambar (jika ada)

Gunakan variasi keyword (LSI keyword) agar konten lebih kaya dan tidak monoton.

3. Buat Struktur Artikel yang Jelas

Struktur memudahkan pembaca dan crawler Google memahami isi konten Anda. Gunakan:

  • H1 untuk judul utama
  • H2 untuk poin besar
  • H3 untuk subpoin / detail tambahan

Menurut SEMrush Content Marketing Hub (2023), artikel dengan struktur heading yang rapi mengalami peningkatan engagement dan waktu baca sebesar 18%.

Baca Juga: Content Pruning: Arti, Manfaat dan Tips Melakukannya

4. Tulis untuk Pembaca, Bukan Mesin

Ingat, tujuan akhir konten SEO adalah membantu pengguna. Jadi, fokuslah pada:

  • Relevansi topik
  • Bahasa yang mudah dipahami
  • Paragraf pendek & ringkas
  • Gunakan bullet point untuk hal teknis / listicle

Google memprioritaskan konten yang bermanfaat bagi manusia, bukan sekadar hasil copy-paste atau terlalu teknikal.

5. Sisipkan Internal dan External Link

  • Internal link membantu mengarahkan pembaca ke halaman lain di website Anda.
    Contoh: Artikel tentang “apa itu SEO” bisa diarahkan ke layanan SEO Croloze.
  • External link (ke sumber terpercaya) menambah kredibilitas.
    Contoh: Link ke data dari Kominfo atau laporan Google.

Rekomendasi: 2–3 internal links + 1–2 external links per artikel.

6. Optimalkan Meta Tags

Pastikan Anda menulis:

  • Title tag yang menarik dan memuat keyword
  • Meta description yang jelas dan menggoda pengguna untuk klik

Panjang ideal meta title: 50–60 karakter | meta description: max 155 karakter

7. Gunakan Gambar dan Alt Text

Gambar tidak hanya mempercantik, tapi juga bisa dioptimalkan untuk SEO dengan:

  • Ukuran ringan (≤200kb)
  • Format modern (WebP)
  • Deskripsi alt text yang relevan dengan topik/kata kunci

8. Buat CTA (Call to Action) yang Jelas

Arahkan pembaca setelah mereka selesai membaca:

  • Hubungi tim Anda
  • Download e-book
  • Konsultasi gratis
  • Baca artikel lainnya

Contoh CTA: “Ingin tahu lebih dalam soal strategi SEO untuk bisnismu? Konsultasi gratis bareng tim Croloze sekarang!”

Menulis konten SEO-friendly bukan sekadar memasukkan kata kunci, tapi soal membangun konten yang relevan, berguna, dan terstruktur baik. Jika dilakukan dengan konsisten, strategi ini bisa membantu meningkatkan ranking di Google dan mendatangkan trafik berkualitas ke website Anda.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:
https://backlinko.com/google-ranking-factors
https://www.semrush.com/blog/seo-writing-tips/
https://developers.google.com/search/blog/2022/08/helpful-content-update

Long Tail vs Short Tail Keyword, Kenali Perbedaannya di Dalam SEO

Salah satu fondasi utama dalam strategi SEO adalah pemilihan kata kunci yang tepat. Tanpa keyword yang relevan, konten yang dibuat berisiko tidak ditemukan oleh audiens yang tepat di mesin pencari. Di antara berbagai jenis kata kunci, dua kategori yang paling sering digunakan adalah short tail keyword dan long tail keyword.

Meski terlihat serupa, keduanya memiliki karakteristik, fungsi, dan dampak yang sangat berbeda terhadap performa SEO.

Short tail keyword cenderung lebih umum dengan volume pencarian tinggi, sedangkan long tail keyword lebih spesifik dan berpotensi menghasilkan konversi yang lebih tinggi. 

Untuk memahami mana yang lebih sesuai untuk strategi kontenmu, mari kenali perbedaan keduanya secara lebih mendalam dalam pembahasan berikut.

Baca Juga: Apa itu Seed Keyword? Contoh Dan Cara Menentukan Seed Keywords

Apa Itu Short Tail Keyword?

Short tail keyword adalah kata kunci yang terdiri dari satu hingga dua kata dan bersifat sangat umum. Kata kunci ini biasanya memiliki volume pencarian yang tinggi, namun juga memiliki tingkat persaingan yang ketat di hasil pencarian.

Karena cakupannya luas, short tail keyword cenderung tidak merepresentasikan maksud pencarian pengguna secara spesifik.

Contoh dari short tail keyword antara lain: “sepatu”, “hosting”, atau “diet”. Meski banyak dicari, keyword seperti ini belum menunjukkan intent yang jelas dari pengguna—apakah mereka ingin membeli, membandingkan, mencari ulasan, atau sekadar mencari definisi.

Inilah sebabnya mengapa short tail keyword lebih cocok digunakan untuk membangun brand awareness dan menjangkau audiens dalam skala besar, bukan untuk tujuan konversi langsung.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Mendaftarkan Website ke dalam Google Search Console (GSC)

Apa Itu Long Tail Keyword?

Long tail keyword adalah frasa pencarian yang terdiri dari tiga kata atau lebih dan memiliki konteks yang lebih spesifik.

Kata kunci ini digunakan oleh pengguna yang sudah mengetahui apa yang mereka butuhkan dan biasanya berada di tahap akhir dalam proses pencarian informasi atau pengambilan keputusan.

Contohnya seperti: “sepatu lari pria ukuran 42 untuk maraton” atau “rekomendasi hosting murah untuk toko online”.

Volume pencariannya memang lebih rendah dibandingkan short tail, namun tingkat persaingan juga lebih ringan, sehingga lebih mudah untuk menempati posisi tinggi di mesin pencari.

Keunggulan utama dari long tail keyword adalah tingkat relevansi dan potensi konversinya yang lebih tinggi. Karena pengguna memiliki intent yang lebih jelas, peluang mereka melakukan aksi seperti membeli atau mendaftar jauh lebih besar. 

Selain itu, long tail keyword juga sangat efektif untuk mengoptimasi pencarian berbasis suara (voice search), yang umumnya menggunakan kalimat percakapan panjang.

Baca Juga: Mengenal Google Search Console (GSC), Fitur dan Cara Menggunakannya

Perbedaan Short Tail dan Long Tail Keyword

Meskipun keduanya termasuk dalam kategori kata kunci untuk SEO, short tail dan long tail keyword memiliki perbedaan mendasar dari berbagai aspek. Short tail keyword bersifat luas dan umum, sementara long tail keyword lebih spesifik dan mengarah langsung pada kebutuhan pengguna. 

AspekShort Tail KeywordLong Tail Keyword
Jumlah kata1–2 kata3 kata atau lebih
Spesifikasi pencarianUmumSpesifik
Volume pencarianTinggiRendah ke sedang
Tingkat persainganTinggiRendah
RelevansiRendah (cenderung luas)Tinggi (mengarah ke intent pengguna)
Potensi konversiRendahTinggi
Contoh“sepatu”, “diet sehat”“sepatu lari pria ukuran 42 untuk maraton”
Cocok untuk strategiAwareness / Top FunnelConsideration–Action / Middle–Bottom Funnel
Perbedaan short tail keywords vs long tail keywords

Dari segi panjang kata, short tail keyword hanya terdiri dari satu hingga dua kata, contohnya seperti “sepatu” atau “diet sehat”. Sementara itu, long tail keyword terdiri dari tiga kata atau lebih, seperti “sepatu olahraga wanita untuk lari pagi” atau “cara diet sehat untuk ibu menyusui”.

Dalam hal volume pencarian, short tail keyword memiliki volume yang jauh lebih tinggi, namun persaingannya juga sangat ketat karena banyak website besar yang menargetkannya. 

Sebaliknya, long tail keyword memiliki volume yang lebih rendah tetapi dengan persaingan yang lebih ringan, sehingga lebih mudah untuk meraih posisi atas di hasil pencarian.

Soal tujuan dan relevansi, short tail keyword lebih cocok untuk menjangkau audiens luas dan membangun brand awareness, sedangkan long tail keyword lebih efektif untuk menarik pengunjung dengan intent spesifik, sehingga lebih berpeluang menghasilkan konversi.

Dari sisi strategi, short tail keyword kerap digunakan pada fase atas funnel (awareness), sementara long tail keyword lebih cocok untuk fase tengah hingga bawah funnel (consideration hingga action). Artinya, keduanya bisa saling melengkapi jika ditempatkan secara strategis dalam konten.

Baca Juga: Apa itu Google AMP? Pengertian, Cara Kerja dan Cara Mengoptimalkannya

Kapan Sebaiknya Menggunakan Short Tail dan Long Tail Keyword?

Baik short tail maupun long tail keyword memiliki peran masing-masing dalam strategi SEO yang efektif. Kuncinya adalah memahami kapan dan untuk tujuan apa masing-masing jenis kata kunci digunakan.

Short tail keyword ideal digunakan saat kamu ingin menjangkau audiens dalam skala besar dan membangun brand awareness. 

Karena kata kunci ini memiliki volume pencarian tinggi, konten dengan short tail keyword cocok ditempatkan pada fase awal funnel pemasaran (top of funnel/TOFU), seperti halaman utama, artikel edukatif umum, atau konten yang bersifat informatif luas.

Meski peluang konversinya rendah, short tail membantu memperkenalkan brand ke lebih banyak orang.

Sementara itu, long tail keyword sangat cocok digunakan ketika kamu ingin menarik pengunjung yang sudah berada pada tahap pertimbangan hingga siap mengambil tindakan (middle to bottom funnel). 

Konten seperti landing page produk, artikel tutorial, ulasan, atau panduan spesifik sangat efektif jika dioptimasi dengan long tail keyword. Karena pengguna yang mengetikkan kata kunci ini sudah tahu apa yang mereka cari, peluang konversinya pun jauh lebih tinggi.

Strategi terbaik adalah menggabungkan keduanya secara seimbang. Gunakan short tail untuk membangun jangkauan, dan long tail untuk mengarahkan trafik berkualitas yang siap dikonversi. 

Dengan kombinasi ini, kamu bisa memaksimalkan performa SEO dari semua sisi, visibilitas, relevansi, hingga hasil bisnis yang nyata.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Apa itu Long Tail Keywords? Manfaat dan Contohnya

Short tail keyword dan long tail keyword adalah dua jenis kata kunci yang sering digunakan dalam SEO.

Meski short tail keyword memiliki volume pencarian tinggi, long tail keyword justru lebih efektif untuk menarik pengunjung yang benar-benar membutuhkan informasi spesifik.

Pengunjung yang datang melalui long tail keyword umumnya memiliki peluang konversi lebih tinggi. Sebelum membahas lebih jauh, mari pahami dulu perbedaan keduanya dan alasan mengapa long tail keyword penting untuk optimasi website.

Baca Juga: Apa itu Seed Keyword? Contoh Dan Cara Menentukan Seed Keywords

Pengertian Long Tail Keywords

Long tail keyword adalah frasa pencarian yang terdiri dari tiga kata atau lebih dan bersifat sangat spesifik terhadap suatu topik atau kebutuhan.

Jenis kata kunci ini biasanya digunakan oleh pengguna yang sudah memiliki maksud pencarian yang jelas, seperti mencari solusi, produk, atau informasi tertentu secara detail.

Karena tingkat spesifikasinya tinggi, volume pencarian long tail keyword cenderung lebih rendah dibandingkan short tail keyword, namun kompetisinya pun jauh lebih ringan.

Meskipun volumenya kecil, long tail keyword memiliki peran penting dalam strategi SEO karena mampu menjangkau audiens yang lebih tertarget dan siap melakukan aksi, seperti pembelian atau pendaftaran. Hal ini membuat peluang konversi menjadi lebih tinggi.

Contohnya, seseorang yang mengetik “rekomendasi laptop terbaik 2025 untuk mahasiswa” menunjukkan intensi lebih kuat dibandingkan hanya mengetik “laptop”.

Dengan menargetkan long tail keyword, website juga memiliki peluang lebih besar untuk muncul di halaman pertama Google, serta membangun otoritas dalam niche yang lebih spesifik.

Baca Juga: Mengenal Google Search Console (GSC), Fitur dan Cara Menggunakannya

Manfaat Long Tail Keyword untuk Strategi SEO

Long tail keyword memiliki peran penting dalam strategi SEO karena mampu mendatangkan trafik yang lebih relevan dan berpotensi tinggi untuk dikonversi.

Dibandingkan short tail keyword yang cenderung umum, long tail keyword lebih spesifik dan mencerminkan maksud pencarian pengguna secara lebih akurat. Berikut beberapa manfaat utama penggunaan long tail keyword:

1. Meningkatkan Tingkat Konversi

Pengguna yang mengetikkan long tail keyword biasanya memiliki niat yang lebih kuat untuk mengambil tindakan, seperti membeli, mendaftar, atau berlangganan. Misalnya, seseorang yang mencari “hosting murah untuk bisnis kecil” menunjukkan kebutuhan spesifik yang lebih tinggi dibandingkan pencarian hanya dengan kata “hosting”. Karena relevansi inilah, peluang konversi pun menjadi lebih besar.

2. Mendatangkan Trafik Berkualitas

Dengan menargetkan kata kunci yang lebih spesifik, website akan menarik audiens yang benar-benar membutuhkan solusi dari konten atau layanan yang ditawarkan. Trafik seperti ini jauh lebih berkualitas karena berasal dari pencarian yang sesuai dengan topik dan tujuan halaman.

Baca Juga: 10 Jenis Keywords dalam SEO yang Harus Kamu Ketahui!

3. Persaingan Kata Kunci Lebih Rendah

Long tail keyword memiliki tingkat persaingan yang lebih rendah dibandingkan kata kunci umum. Hal ini memberikan peluang lebih besar bagi website untuk tampil di halaman pertama mesin pencari, terutama untuk situs baru atau bisnis dengan niche tertentu.

4. Membantu Optimasi Konten dan SEO

Menambahkan long tail keyword dalam artikel membantu menjawab pertanyaan atau kebutuhan pengguna secara lebih tepat. Hal ini tak hanya meningkatkan relevansi konten, tapi juga berkontribusi pada kenaikan peringkat di hasil pencarian Google karena sesuai dengan intent pengguna.

5. Meningkatkan Peringkat Short Tail Keyword

Secara tidak langsung, penggunaan long tail keyword juga membantu memperkuat visibilitas short tail keyword yang terkandung di dalamnya. Dengan begitu, satu konten dapat menjangkau dua jenis kata kunci sekaligus yang spesifik dan yang umum.

6. Mendukung Voice Search dan Pencarian Percakapan

Tren penggunaan voice search yang kian meningkat menjadikan long tail keyword semakin relevan. Karena bentuknya yang lebih mirip percakapan, long tail keyword sangat cocok untuk menangkap pencarian berbasis suara yang biasanya bersifat panjang dan natural.

7. Memungkinkan Personalisasi Konten

Long tail keyword memudahkan personalisasi konten sesuai kebutuhan audiens. Kata kunci ini bisa disesuaikan dengan lokasi geografis, kategori produk, hingga jenis layanan, sehingga pesan yang disampaikan lebih tertarget dan berpotensi meningkatkan penjualan.

Baca Juga: Apa itu Canonical URL atau Tag? Manfaat dan Cara Penggunaanya

Alasan Mengapa Long Tail Keyword Lebih Efektif 

1. Mendatangkan Trafik yang Lebih Tertarget

Long tail keyword digunakan oleh pengguna dengan maksud pencarian yang jelas. Mereka biasanya sudah tahu apa yang dicari dan siap melakukan tindakan, seperti membeli produk, mengisi formulir, atau mendaftar layanan.

2. Meningkatkan Peluang Konversi

Karena lebih spesifik, long tail keyword memiliki konversi yang lebih tinggi dibandingkan keyword umum. Pengunjung yang datang lewat kata kunci ini cenderung lebih siap untuk melakukan pembelian atau interaksi lanjutan.

3. Lebih Mudah Bersaing di SERP

Persaingan pada long tail keyword jauh lebih rendah dibandingkan short tail keyword. Ini membuat website, bahkan yang masih baru, punya peluang lebih besar untuk tampil di halaman pertama Google.

4. Relevan dengan Voice Search

Penggunaan voice search semakin meningkat, dan kebanyakan pengguna berbicara dengan kalimat panjang dan natural. Long tail keyword sangat cocok untuk menangkap pencarian berbasis suara ini.

5. Mendukung Strategi Konten Jangka Panjang

Dengan long tail keyword, kamu bisa mengembangkan banyak topik spesifik yang relevan dengan audiens. Ini akan memperkuat otoritas website dalam niche tertentu dan menjaga relevansi konten secara berkelanjutan.

Baca Juga: Apa itu Redirect? Ketahui Jenis, Manfaat dan Cara Melakukannya

Contoh Long Tail Keyword

Berikut beberapa contoh long tail keyword dari berbagai industri:

Teknologi

  • cara mempercepat koneksi wifi di rumah
  • tips memilih laptop terbaik untuk desain grafis
  • rekomendasi smartphone dengan kamera terbaik di bawah 5 juta

E-commerce & Retail

  • sepatu olahraga pria anti slip untuk lari jarak jauh
  • tempat beli baju muslim wanita murah di Shopee
  • jam tangan pria tahan air untuk kegiatan outdoor

Kuliner & F&B

  • resep ayam geprek sambal bawang super pedas
  • tempat makan sushi halal di Jakarta Selatan
  • cara membuat kopi dalgona tanpa mixer

Bisnis & Keuangan

  • cara mengelola keuangan usaha kecil untuk pemula
  • aplikasi invoice gratis untuk UMKM
  • strategi digital marketing efektif untuk bisnis lokal

Kesehatan & Lifestyle

  • olahraga ringan di rumah untuk menurunkan berat badan
  • manfaat minum air lemon hangat setiap pagi
  • cara tidur cepat untuk penderita insomnia ringan

Pendidikan

  • tips lolos wawancara beasiswa LPDP terbaru
  • belajar coding gratis untuk pemula tanpa background IT
  • perbedaan kuliah jurusan manajemen dan bisnis digital

Demikian pembahasan mengenai beberapa contoh dan alasan mengapa penggunaan long tail keyword sangat dianjurkan dalam pembuatan konten website. Pastikan kamu mulai meningkatkan penggunaan long tail keyword agar websitemu semakin informatif dan berkualitas.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi: