Posts Tagged ‘research keywords’

Apa itu Keyword Spamming? Kenali Dampak dan Cara Menghindarinya

Pernah nemu artikel yang terlalu sering mengulang satu kata kunci sampai bikin risih saat dibaca? Bisa jadi itu contoh dari keyword spamming.

Keyword spamming, atau biasa juga disebut keyword stuffing, terjadi saat sebuah konten menjejalkan terlalu banyak kata kunci dengan harapan bisa tampil relevan di hasil pencarian. Padahal, efeknya bisa sebaliknya—malah merugikan.

Supaya kamu bisa tahu apakah kontenmu berpotensi mengandung keyword spamming, yuk simak penjelasan lengkapnya di artikel ini.

Baca Juga: Apa itu Long Tail Keywords? Manfaat dan Contohnya

Apa itu Keyword Spamming?

Keyword spamming adalah praktik menjejalkan kata kunci secara berlebihan dalam konten, bahkan sampai memaksakan penempatannya hingga terasa tidak relevan.

Biasanya, tujuannya untuk “menipu” algoritma mesin pencari agar konten bisa naik peringkat. Sayangnya, cara ini justru bikin konten sulit dibaca dan pengalaman pengguna jadi buruk.

Daripada fokus pada jumlah, lebih baik tempatkan keyword di area strategis seperti judul, meta deskripsi, URL, anchor text, dan alt text. Sekarang, mesin pencari lebih pintar—mereka menilai kualitas informasi, bukan sekadar seberapa sering keyword muncul.

Google sendiri menganggap keyword spamming sebagai bentuk manipulasi, apalagi kalau kata kunci digunakan terlalu sering, di luar konteks, atau terdengar tidak alami.

Baca Juga: Apa itu Seed Keyword? Contoh Dan Cara Menentukan Seed Keywords

3 Dampak Utama Keyword Spamming

Berikut ini beberapa dampak negatif dari keyword spamming:

Penalti dari Mesin Pencari 

Praktik keyword spamming dianggap menyalahi aturan dari mesin pencari. Google sendiri memiliki algoritma yang dirancang untuk mendeteksi praktik keyword spamming di suatu website.

Jadi jika didapati suatu website melanggar aturan ini, maka web tersebut harus bersiap-siap mendapatkan penalti dari Google.

Biasanya Google akan menghukum dengan penurunan peringkat atau bahkan deindeks website dari hasil pencarian.

Menurunkan User Experience 

Penggunaan kata kunci yang berlebihan membuat konten terasa dipaksakan dan sulit dipahami.

Hal ini tentu membuat pembaca menjadi tidak nyaman sehingga membuat mereka meninggalkan halaman web lebih cepat.

Hal ini akan berdampak pada meningkatnya bounce rate dari website tersebut.

Merusak Reputasi Brand 

Praktik keyword spamming menandakan bahwa website, brand atau perusahaan tersebut berkualitas rendah.

Keyword spamming menandakan brand menggunakan cara yang tidak baik agar bisa menduduki peringkat teratas SERP serta tidak memedulikan pengalaman pengunjung website.

Hal ini tentu dapat merusak reputasi brand dan menghilangkan kepercayaan pada brand tersebut.

Baca Juga: 10 Jenis Keywords dalam SEO yang Harus Kamu Ketahui!

5 Cara Menghindari Keyword Spamming

Lantas bagaimana praktik penempatan dan penggunaan keyword yang benar? Yuk simak beberapa tips dan cara menghindari keyword spamming ini.

Tempatkan Keyword Secara Natural 

Penggunaan kata kunci memang diperlukan dalam suatu konten, namun pastikan kamu menempatkan kata kunci tersebut secara alami.

Jangan memaksakan kata kunci untuk di tempat yang tidak relevan atau di luar konteks. 

Periksa dan baca kembali kata-kata yang digunakan apakah enak dibaca atau tidak.

Utamakan kata kunci untuk diletakkan di lokasi strategis seperti judul, meta description, heading, paragraf pertama dan slug/url. 

Perhatikan Keyword Density 

Keyword density adalah persentase jumlah kata kunci dibandingkan dengan total kata dalam konten.

Idealnya, persentase ini berkisar antara 1-2%. Artinya, jangan menggunakan kata kunci melebihi batas persentase ini karena dapat dianggap sebagai spam oleh mesin pencari.

Keyword density biasanya dapat dilihat dengan menggunakan plug in di CMS seperti Yoast SEO.

Utamakan Kualitas Konten 

Keyword bukanlah penentu utama suatu konten dapat menduduki peringkat atas, maka dari pada fokus menggunakan keyword secara berlebihan, utamakanlah membuat konten yang berkualitas.

Tulislah konten secara natural dan mengalir sesuai dengan outline yang relevan.

Jangan hanya memasukkan kata kunci secara berlebihan, pastikan kontenmu memberikan nilai lebih dan bermanfaat untuk pembaca.

Konten yang informatif dan relevan otomatis akan jauh lebih menarik perhatian mesin pencari dan pengguna tanpa perlu memanipulasi kata kunci. 

Optimasi Keyword 

Penggunaan keyword bukan berarti suatu konten harus mengandung kata kunci yang banyak.

Tapi perhatikanlah penggunaan kata kuncinya, pastikan keyword konten sejalan dengan search intent.

Jika kamu ingin memasukkan banyak keyword, gunakan secondary keyword yang relevan agar membantu meningkatkan kualitas kontenmu.

Pastikan kamu melakukan riset kata kunci lebih dulu sebelum menggunakan keyword tersebut.

Baca Juga: Apa itu Search Query? Jenis dan Perbedaanya dengan Keyword

Terapkan Praktik Terbaik SEO On-Page  

Terakhir, pastikan kamu menerapkan praktik terbaik SEO on-page dengan maksimal.

Mulai dari menggunakan heading, memasukkan kata kunci dengan tepat, memperbaiki kecepatan halaman, menggunakan alt text pada gambar dan memasukkan link yang relevan.

Saat praktik ini diterapkan dengan benar maka kualitas konten akan meningkat dan mendorong performa yang lebih baik di mesin pencari.

Itulah serangkaian pembahasan tentang keyword spamming, dampaknya terhadap website dan cara untuk menghindarinya.

Daripada menggunakan praktik keyword spamming, akan jauh lebih baik jika kamu berfokus pada pembuatan konten yang berkualitas. 

Konten yang berkualitas pasti akan lebih disenangi oleh pengguna karena isi pembahasan yang lengkap dan tulisan yang nyaman dibaca.

Namun jika kamu kesulitan membuat konten yang berkualitas, serahkan semuanya ke tim Croloze.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Long Tail vs Short Tail Keyword, Kenali Perbedaannya di Dalam SEO

Salah satu fondasi utama dalam strategi SEO adalah pemilihan kata kunci yang tepat. Tanpa keyword yang relevan, konten yang dibuat berisiko tidak ditemukan oleh audiens yang tepat di mesin pencari. Di antara berbagai jenis kata kunci, dua kategori yang paling sering digunakan adalah short tail keyword dan long tail keyword.

Meski terlihat serupa, keduanya memiliki karakteristik, fungsi, dan dampak yang sangat berbeda terhadap performa SEO.

Short tail keyword cenderung lebih umum dengan volume pencarian tinggi, sedangkan long tail keyword lebih spesifik dan berpotensi menghasilkan konversi yang lebih tinggi. 

Untuk memahami mana yang lebih sesuai untuk strategi kontenmu, mari kenali perbedaan keduanya secara lebih mendalam dalam pembahasan berikut.

Baca Juga: Apa itu Seed Keyword? Contoh Dan Cara Menentukan Seed Keywords

Apa Itu Short Tail Keyword?

Short tail keyword adalah kata kunci yang terdiri dari satu hingga dua kata dan bersifat sangat umum. Kata kunci ini biasanya memiliki volume pencarian yang tinggi, namun juga memiliki tingkat persaingan yang ketat di hasil pencarian.

Karena cakupannya luas, short tail keyword cenderung tidak merepresentasikan maksud pencarian pengguna secara spesifik.

Contoh dari short tail keyword antara lain: “sepatu”, “hosting”, atau “diet”. Meski banyak dicari, keyword seperti ini belum menunjukkan intent yang jelas dari pengguna—apakah mereka ingin membeli, membandingkan, mencari ulasan, atau sekadar mencari definisi.

Inilah sebabnya mengapa short tail keyword lebih cocok digunakan untuk membangun brand awareness dan menjangkau audiens dalam skala besar, bukan untuk tujuan konversi langsung.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Mendaftarkan Website ke dalam Google Search Console (GSC)

Apa Itu Long Tail Keyword?

Long tail keyword adalah frasa pencarian yang terdiri dari tiga kata atau lebih dan memiliki konteks yang lebih spesifik.

Kata kunci ini digunakan oleh pengguna yang sudah mengetahui apa yang mereka butuhkan dan biasanya berada di tahap akhir dalam proses pencarian informasi atau pengambilan keputusan.

Contohnya seperti: “sepatu lari pria ukuran 42 untuk maraton” atau “rekomendasi hosting murah untuk toko online”.

Volume pencariannya memang lebih rendah dibandingkan short tail, namun tingkat persaingan juga lebih ringan, sehingga lebih mudah untuk menempati posisi tinggi di mesin pencari.

Keunggulan utama dari long tail keyword adalah tingkat relevansi dan potensi konversinya yang lebih tinggi. Karena pengguna memiliki intent yang lebih jelas, peluang mereka melakukan aksi seperti membeli atau mendaftar jauh lebih besar. 

Selain itu, long tail keyword juga sangat efektif untuk mengoptimasi pencarian berbasis suara (voice search), yang umumnya menggunakan kalimat percakapan panjang.

Baca Juga: Mengenal Google Search Console (GSC), Fitur dan Cara Menggunakannya

Perbedaan Short Tail dan Long Tail Keyword

Meskipun keduanya termasuk dalam kategori kata kunci untuk SEO, short tail dan long tail keyword memiliki perbedaan mendasar dari berbagai aspek. Short tail keyword bersifat luas dan umum, sementara long tail keyword lebih spesifik dan mengarah langsung pada kebutuhan pengguna. 

AspekShort Tail KeywordLong Tail Keyword
Jumlah kata1–2 kata3 kata atau lebih
Spesifikasi pencarianUmumSpesifik
Volume pencarianTinggiRendah ke sedang
Tingkat persainganTinggiRendah
RelevansiRendah (cenderung luas)Tinggi (mengarah ke intent pengguna)
Potensi konversiRendahTinggi
Contoh“sepatu”, “diet sehat”“sepatu lari pria ukuran 42 untuk maraton”
Cocok untuk strategiAwareness / Top FunnelConsideration–Action / Middle–Bottom Funnel
Perbedaan short tail keywords vs long tail keywords

Dari segi panjang kata, short tail keyword hanya terdiri dari satu hingga dua kata, contohnya seperti “sepatu” atau “diet sehat”. Sementara itu, long tail keyword terdiri dari tiga kata atau lebih, seperti “sepatu olahraga wanita untuk lari pagi” atau “cara diet sehat untuk ibu menyusui”.

Dalam hal volume pencarian, short tail keyword memiliki volume yang jauh lebih tinggi, namun persaingannya juga sangat ketat karena banyak website besar yang menargetkannya. 

Sebaliknya, long tail keyword memiliki volume yang lebih rendah tetapi dengan persaingan yang lebih ringan, sehingga lebih mudah untuk meraih posisi atas di hasil pencarian.

Soal tujuan dan relevansi, short tail keyword lebih cocok untuk menjangkau audiens luas dan membangun brand awareness, sedangkan long tail keyword lebih efektif untuk menarik pengunjung dengan intent spesifik, sehingga lebih berpeluang menghasilkan konversi.

Dari sisi strategi, short tail keyword kerap digunakan pada fase atas funnel (awareness), sementara long tail keyword lebih cocok untuk fase tengah hingga bawah funnel (consideration hingga action). Artinya, keduanya bisa saling melengkapi jika ditempatkan secara strategis dalam konten.

Baca Juga: Apa itu Google AMP? Pengertian, Cara Kerja dan Cara Mengoptimalkannya

Kapan Sebaiknya Menggunakan Short Tail dan Long Tail Keyword?

Baik short tail maupun long tail keyword memiliki peran masing-masing dalam strategi SEO yang efektif. Kuncinya adalah memahami kapan dan untuk tujuan apa masing-masing jenis kata kunci digunakan.

Short tail keyword ideal digunakan saat kamu ingin menjangkau audiens dalam skala besar dan membangun brand awareness. 

Karena kata kunci ini memiliki volume pencarian tinggi, konten dengan short tail keyword cocok ditempatkan pada fase awal funnel pemasaran (top of funnel/TOFU), seperti halaman utama, artikel edukatif umum, atau konten yang bersifat informatif luas.

Meski peluang konversinya rendah, short tail membantu memperkenalkan brand ke lebih banyak orang.

Sementara itu, long tail keyword sangat cocok digunakan ketika kamu ingin menarik pengunjung yang sudah berada pada tahap pertimbangan hingga siap mengambil tindakan (middle to bottom funnel). 

Konten seperti landing page produk, artikel tutorial, ulasan, atau panduan spesifik sangat efektif jika dioptimasi dengan long tail keyword. Karena pengguna yang mengetikkan kata kunci ini sudah tahu apa yang mereka cari, peluang konversinya pun jauh lebih tinggi.

Strategi terbaik adalah menggabungkan keduanya secara seimbang. Gunakan short tail untuk membangun jangkauan, dan long tail untuk mengarahkan trafik berkualitas yang siap dikonversi. 

Dengan kombinasi ini, kamu bisa memaksimalkan performa SEO dari semua sisi, visibilitas, relevansi, hingga hasil bisnis yang nyata.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Apa itu Long Tail Keywords? Manfaat dan Contohnya

Short tail keyword dan long tail keyword adalah dua jenis kata kunci yang sering digunakan dalam SEO.

Meski short tail keyword memiliki volume pencarian tinggi, long tail keyword justru lebih efektif untuk menarik pengunjung yang benar-benar membutuhkan informasi spesifik.

Pengunjung yang datang melalui long tail keyword umumnya memiliki peluang konversi lebih tinggi. Sebelum membahas lebih jauh, mari pahami dulu perbedaan keduanya dan alasan mengapa long tail keyword penting untuk optimasi website.

Baca Juga: Apa itu Seed Keyword? Contoh Dan Cara Menentukan Seed Keywords

Pengertian Long Tail Keywords

Long tail keyword adalah frasa pencarian yang terdiri dari tiga kata atau lebih dan bersifat sangat spesifik terhadap suatu topik atau kebutuhan.

Jenis kata kunci ini biasanya digunakan oleh pengguna yang sudah memiliki maksud pencarian yang jelas, seperti mencari solusi, produk, atau informasi tertentu secara detail.

Karena tingkat spesifikasinya tinggi, volume pencarian long tail keyword cenderung lebih rendah dibandingkan short tail keyword, namun kompetisinya pun jauh lebih ringan.

Meskipun volumenya kecil, long tail keyword memiliki peran penting dalam strategi SEO karena mampu menjangkau audiens yang lebih tertarget dan siap melakukan aksi, seperti pembelian atau pendaftaran. Hal ini membuat peluang konversi menjadi lebih tinggi.

Contohnya, seseorang yang mengetik “rekomendasi laptop terbaik 2025 untuk mahasiswa” menunjukkan intensi lebih kuat dibandingkan hanya mengetik “laptop”.

Dengan menargetkan long tail keyword, website juga memiliki peluang lebih besar untuk muncul di halaman pertama Google, serta membangun otoritas dalam niche yang lebih spesifik.

Baca Juga: Mengenal Google Search Console (GSC), Fitur dan Cara Menggunakannya

Manfaat Long Tail Keyword untuk Strategi SEO

Long tail keyword memiliki peran penting dalam strategi SEO karena mampu mendatangkan trafik yang lebih relevan dan berpotensi tinggi untuk dikonversi.

Dibandingkan short tail keyword yang cenderung umum, long tail keyword lebih spesifik dan mencerminkan maksud pencarian pengguna secara lebih akurat. Berikut beberapa manfaat utama penggunaan long tail keyword:

1. Meningkatkan Tingkat Konversi

Pengguna yang mengetikkan long tail keyword biasanya memiliki niat yang lebih kuat untuk mengambil tindakan, seperti membeli, mendaftar, atau berlangganan. Misalnya, seseorang yang mencari “hosting murah untuk bisnis kecil” menunjukkan kebutuhan spesifik yang lebih tinggi dibandingkan pencarian hanya dengan kata “hosting”. Karena relevansi inilah, peluang konversi pun menjadi lebih besar.

2. Mendatangkan Trafik Berkualitas

Dengan menargetkan kata kunci yang lebih spesifik, website akan menarik audiens yang benar-benar membutuhkan solusi dari konten atau layanan yang ditawarkan. Trafik seperti ini jauh lebih berkualitas karena berasal dari pencarian yang sesuai dengan topik dan tujuan halaman.

Baca Juga: 10 Jenis Keywords dalam SEO yang Harus Kamu Ketahui!

3. Persaingan Kata Kunci Lebih Rendah

Long tail keyword memiliki tingkat persaingan yang lebih rendah dibandingkan kata kunci umum. Hal ini memberikan peluang lebih besar bagi website untuk tampil di halaman pertama mesin pencari, terutama untuk situs baru atau bisnis dengan niche tertentu.

4. Membantu Optimasi Konten dan SEO

Menambahkan long tail keyword dalam artikel membantu menjawab pertanyaan atau kebutuhan pengguna secara lebih tepat. Hal ini tak hanya meningkatkan relevansi konten, tapi juga berkontribusi pada kenaikan peringkat di hasil pencarian Google karena sesuai dengan intent pengguna.

5. Meningkatkan Peringkat Short Tail Keyword

Secara tidak langsung, penggunaan long tail keyword juga membantu memperkuat visibilitas short tail keyword yang terkandung di dalamnya. Dengan begitu, satu konten dapat menjangkau dua jenis kata kunci sekaligus yang spesifik dan yang umum.

6. Mendukung Voice Search dan Pencarian Percakapan

Tren penggunaan voice search yang kian meningkat menjadikan long tail keyword semakin relevan. Karena bentuknya yang lebih mirip percakapan, long tail keyword sangat cocok untuk menangkap pencarian berbasis suara yang biasanya bersifat panjang dan natural.

7. Memungkinkan Personalisasi Konten

Long tail keyword memudahkan personalisasi konten sesuai kebutuhan audiens. Kata kunci ini bisa disesuaikan dengan lokasi geografis, kategori produk, hingga jenis layanan, sehingga pesan yang disampaikan lebih tertarget dan berpotensi meningkatkan penjualan.

Baca Juga: Apa itu Canonical URL atau Tag? Manfaat dan Cara Penggunaanya

Alasan Mengapa Long Tail Keyword Lebih Efektif 

1. Mendatangkan Trafik yang Lebih Tertarget

Long tail keyword digunakan oleh pengguna dengan maksud pencarian yang jelas. Mereka biasanya sudah tahu apa yang dicari dan siap melakukan tindakan, seperti membeli produk, mengisi formulir, atau mendaftar layanan.

2. Meningkatkan Peluang Konversi

Karena lebih spesifik, long tail keyword memiliki konversi yang lebih tinggi dibandingkan keyword umum. Pengunjung yang datang lewat kata kunci ini cenderung lebih siap untuk melakukan pembelian atau interaksi lanjutan.

3. Lebih Mudah Bersaing di SERP

Persaingan pada long tail keyword jauh lebih rendah dibandingkan short tail keyword. Ini membuat website, bahkan yang masih baru, punya peluang lebih besar untuk tampil di halaman pertama Google.

4. Relevan dengan Voice Search

Penggunaan voice search semakin meningkat, dan kebanyakan pengguna berbicara dengan kalimat panjang dan natural. Long tail keyword sangat cocok untuk menangkap pencarian berbasis suara ini.

5. Mendukung Strategi Konten Jangka Panjang

Dengan long tail keyword, kamu bisa mengembangkan banyak topik spesifik yang relevan dengan audiens. Ini akan memperkuat otoritas website dalam niche tertentu dan menjaga relevansi konten secara berkelanjutan.

Baca Juga: Apa itu Redirect? Ketahui Jenis, Manfaat dan Cara Melakukannya

Contoh Long Tail Keyword

Berikut beberapa contoh long tail keyword dari berbagai industri:

Teknologi

  • cara mempercepat koneksi wifi di rumah
  • tips memilih laptop terbaik untuk desain grafis
  • rekomendasi smartphone dengan kamera terbaik di bawah 5 juta

E-commerce & Retail

  • sepatu olahraga pria anti slip untuk lari jarak jauh
  • tempat beli baju muslim wanita murah di Shopee
  • jam tangan pria tahan air untuk kegiatan outdoor

Kuliner & F&B

  • resep ayam geprek sambal bawang super pedas
  • tempat makan sushi halal di Jakarta Selatan
  • cara membuat kopi dalgona tanpa mixer

Bisnis & Keuangan

  • cara mengelola keuangan usaha kecil untuk pemula
  • aplikasi invoice gratis untuk UMKM
  • strategi digital marketing efektif untuk bisnis lokal

Kesehatan & Lifestyle

  • olahraga ringan di rumah untuk menurunkan berat badan
  • manfaat minum air lemon hangat setiap pagi
  • cara tidur cepat untuk penderita insomnia ringan

Pendidikan

  • tips lolos wawancara beasiswa LPDP terbaru
  • belajar coding gratis untuk pemula tanpa background IT
  • perbedaan kuliah jurusan manajemen dan bisnis digital

Demikian pembahasan mengenai beberapa contoh dan alasan mengapa penggunaan long tail keyword sangat dianjurkan dalam pembuatan konten website. Pastikan kamu mulai meningkatkan penggunaan long tail keyword agar websitemu semakin informatif dan berkualitas.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Apa itu Search Query? Jenis dan Perbedaanya dengan Keyword

Saat mencari informasi tentang suatu hal kamu pasti mengetikkan satu dan beberapa kata di mesin penelusuran. Kamu mungkin familiar dengan istilah keyword atau kata kunci, namun pernahkah kamu mendengar tentang istilah search query? Singkatnya, search query adalah kata yang kamu masukkan di mesin pencari.

Dalam praktik SEO, search query tidak lagi asing karena sering dijumpai penggunaannya dalam mengoptimalkan sebuah website. Namun masih banyak yang menganggap search query merupakan hal yang sama dengan keyword. Padahal, keduanya sangat berbeda. 

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang apa itu search query, jenis dan perbedaannya dengan keyword, simak penjelasannya dalam artikel berikut.

Baca Juga: 10 Jenis Keywords dalam SEO yang Harus Kamu Ketahui!

Pengertian Search Query

Search query adalah kueri pencarian atau penelusuran yang berisi kata atau frasa yang digunakan pengguna saat melakukan pencarian di search engine. Search engine kemudian memproses kata-kata tersebut dan menampilkan informasi yang paling relevan dari beberapa halaman web ke dalam Search Engine Result Page atau SERP.

Setiap pengguna search engine mungkin memasukkan search queries yang berbeda-beda untuk mendapatkan hasil informasi yang sama. Karena itu search query jauh lebih beragam dibandingkan dengan keyword. 

Sebagai contoh, beberapa orang ingin mencari tahu tentang informasi mengenai GBK atau Gelora Bung Karno, lalu mereka mengetikkan di search engine dengan frasa yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan “GBK itu apa?”, “GBK ada di daerah mana” atau “GBK Jakarta”. 

Ketika kamu bisa menganalisa search query dengan tepat, kamu bisa menerapkannya untuk membangun strategi konten yang lebih relevan dan tepat sasaran. Karena itu search query adalah bagian yang tidak terpisahkan dari SEO.

Baca Juga: Pengertian Social Bookmarking dan Manfaatnya untuk Optimasi Website

Jenis Search Query 

Secara umum, jenis search query berkaitan dengan tujuan atau maksud pengguna melakukan penelusuran di search engine. Meskipun search query begitu beragam, namun biasanya dibagi menjadi 3 jenis berikut:

  1. Informational Search Query 

Informational search kueri berarti kueri atau frasa yang dimaksud untuk mencari informasi tentang suatu topik yang lebih luas. Umumnya, informasi ini berkaitan dengan jawaban akan suatu pertanyaan atau bagaimana cara melakukan sesuatu. Contohnya seperti “Apa itu SEO?, “Cara membuat website” atau “Tutorial membuat bakmi jawa”.

  1. Transactional Search Query 

Jenis search query yang kedua yaitu transactional search query atau kueri transaksi. Kueri ini dimaksudkan untuk melakukan transaksi atau pembelian suatu produk/layanan. Hal ini berarti pengguna sedang mempertimbangkan untuk melakukan pembelian dalam waktu dekat. Contoh dari kueri ini biasanya memasukkan kata “beli” atau “pesan”, memasukkan nama merek seperti “HP Samsung” atau pencarian layanan dan tempat seperti “hotel di bandung”.

  1. Navigational Search Query 

Jenis yang ketiga yaitu navigational search query atau kueri penelusuran navigasi. Sesuai namanya, kueri ini dimaksudkan untuk menemukan situs atau halaman web tertentu. Misalnya kamu ingin mengunjungi Facebook, maka alih-alih kamu menuliskan URL langsung pada browser, kamu justru mengetikkan “Facebook” di kolom pencarian search engine.  

Baca Juga: Content Pruning: Arti, Manfaat dan Tips Melakukannya

Perbedaan Search Query dan Keyword

Lantas apa yang membedakan antara search query vs keyword? Meskipun keduanya tampak sama, terdapat beberapa perbedaan yang cukup signifikan. Berikut kedua perbedaan jelas antara search query dan keyword.

1. Perbedaan Pengguna

Perbedaan utama yang jelas antara search query dan keyword terletak pada asal penggunanya. Search query adalah frasa yang berasal dari pengguna search engine untuk menemukan suatu informasi. Sementara keyword umumnya banyak digunakan oleh para praktisi SEO atau tim digital marketer untuk strategi di website.

Selain itu, seperti yang disebutkan di atas, search queries jauh lebih beragam karena pengguna tidak mementingkan kata yang mereka gunakan. Mereka mementingkan hasil informasi apa yang mereka dapat dari kueri tersebut. 

Sedangkan keyword bersifat lebih umum karena akan digunakan untuk mengoptimalkan visibilitas halaman website.

Disinilah peran SEO dibutuhkan, kamu harus memahami bagaimana mengkolaborasikan search queries dengan keyword yang tepat sehingga bisa menjawab kebutuhan pengguna. Dari sini kamu bisa mengarahkan mereka untuk menggunakan layanan yang kamu tawarkan.

2. Perbedaan Penerapan

Perbedaan kedua terletak pada penerapan antara search query dan keyword. Search query pada dasarnya digunakan pengguna untuk membawa mereka pada informasi yang mereka butuhkan, selesai. 

Sedangkan penggunaan dan penerapan keyword cukup kompleks karena berhubungan dengan pengembangan strategi SEO di website. Penggunaan keyword yang tidak tepat akan membuat website sulit mendapat trafik sehingga mengurangi tingkat konversi yang didapatkan.

Adanya search query justru menjadi kunci penting untuk merumuskan dan menentukan keyword dan ide konten yang lebih relevan karena sesuai dengan apa yang dicari oleh pengguna. Kamu bisa mempertimbangkan jenis search query untuk bisa mengembangkan konten di website.

Misalnya untuk tipe informational search query, kamu perlu membuat konten yang akurat, relevan, up to date dan komprehensif seperti tips & trick, panduan dan tutorial atau infografis.

Baca Juga: Apa itu Seed Keyword? Contoh Dan Cara Menentukan Seed Keywords

Penerapan keyword juga bisa dilakukan untuk mengoptimasi halaman web agar mendatangkan hasil yang maksimal. Kamu bisa kunjungi Google Search Console dan klik bagian tab Performance, di bawah dashboard grafik kamu akan menemukan tabel yang berisikan serangkaian queries. 

Queries inilah yang digunakan pengunjung web masuk ke halaman web di website kamu. Dari sini kamu bisa mengambil beberapa kueri yang memiliki impressions dan click yang tinggi dan mempertimbangkannya untuk pembuatan konten baru atau mengoptimasi konten lama.

Nah itulah beberapa penjelasan mengenai search query, jenis serta perbedaanya dengan keywords. Menganalisa query dan keyword bisa kamu lakukan saat melakukan keyword research sebelum membuat konten. Dengan mengetahui perbedaan keduanya, kamu jadi bisa menerapkan pengoptimalan website yang lebih tepat dan membuat konten yang lebih berkualitas. 

Jika kamu butuh bantuan untuk menerapkan strategi konten lebih maksimal, kamu bisa menghubungi tim Digital Marketing Agency Croloze. Tim kami akan membantu untuk meningkatkan kualitas websitemu dengan panduan SEO yang terpercaya.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

10 Jenis Keywords dalam SEO yang Harus Kamu Ketahui!

Dalam dunia digital marketing, keyword adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pembuatan konten agar lebih tepat sasaran. Keyword kini tidak hanya digunakan pada konten website saja, tapi juga konten di media sosial. Di website, terdapat beberapa jenis keyword SEO dengan fungsi dan penggunaan yang berbeda-beda.

Penentuan penggunaan keyword pun tidak bisa sembarang dilakukan, kamu harus melakukan riset keyword yang mendalam jika ingin konten yang kamu buat dapat sejalan dengan tujuan bisnis. Namun sebelum lebih lanjut melakukan keyword research, kamu perlu tahu lebih dulu apa saja jenis-jenis keyword dalam SEO.

Artikel di bawah ini akan membahas mengenai apa itu keyword dan berapa banyak jenis-jenis keyword dalam SEO serta contohnya. Yuk simak lebih lanjut.

Baca Juga: Pengertian Social Bookmarking dan Manfaatnya untuk Optimasi Website

Apa itu Keyword dalam SEO?

Keyword atau kata kunci merupakan satu atau beberapa kata yang menggambarkan topik suatu konten. Keyword erat kaitannya dengan upaya-upaya pemasaran digital karena menjadi kunci agar bisa dijangkau oleh banyak orang. Dengan begitu keyword biasanya ditemukan di beberapa channel digital marketing seperti Social Media, Search Engine Marketing (SEM) dan Search Engine Optimization (SEO). 

Lantas bagaimana keyword dalam SEO? SEO sendiri merupakan serangkaian teknik yang digunakan untuk mengoptimasi suatu website secara organik agar bisa muncul dan mendapatkan peringkat teratas di SERP. Teknik optimasi website pun beragam, salah satunya dengan menggunakan keyword.

Suatu website atau halaman tidak bisa muncul begitu saja di mesin pencari tanpa menerapkan kata kunci yang tepat sesuai dengan search query dari pengguna. Sehingga perlu adanya kata kunci tertentu yang bisa menggambarkan isi website atau halaman web. Singkatnya, keyword bisa diartikan sebagai topik dari suatu website.

SEO berperan dalam mengoptimalkan website lewat penggunaan dan penerapan keyword yang tepat dalam halaman dan konten web. Penerapan yang tepat ini tentunya akan berdampak pada kualitas website yang baik sehingga mendorong lebih banyak trafik dan konversi lewat website.

Beberapa manfaat lain dari penggunaan keyword dalam SEO sebuah website, yaitu:

  1. Memahami dengan benar apa yang dicari para pengguna search engine
  2. Menghubungkan layanan website dengan kebutuhan pengguna
  3. Mempermudah crawling dan indexing Google
  4. Menampilkan konten di SERP
  5. Meningkatkan traffic dan peringkat halaman website di search engine
  6. Menyelaraskan konten website dengan informasi yang dibutuhkan pengguna
  7. Mendorong peningkatan konversi atau pembelian lewat website

Baca Juga: Content Pruning: Arti, Manfaat dan Tips Melakukannya

10  Jenis-Jenis Keyword dalam SEO

Sebelum merancang dan menentukan strategi penggunaan keyword, kamu perlu mengenal dan memahami apa saja jenis-jenis keyword dalam SEO. Berikut terangkum 10+ jenis keyword dalam SEO yang perlu kamu ketahui:

  1. Seed keyword

Seed keyword merupakan kata kunci dasar yang digunakan suatu website untuk membangun dan menyusun keyword lainnya yang ada di website. Seed keyword umumnya terdiri dari satu atau dua kata yang mewakili keseluruhan isi halam suatu web atau website. Misalnya jika kamu ingin membangun sebuah website media, maka kamu bisa menggunakan seed keyword seperti “Situs Berita” atau “Portal Berita” dan sebagainya.

  1. Long Tail dan Short Tail Keyword

Kedua, jenis ini mungkin jenis keyword yang paling sering kamu dengar, yaitu short tail dan long tail keyword. Seperti namanya, jenis keyword yang satu ini dibagi berdasarkan jumlah kata. Short tail berarti keyword yang terdiri dari satu atau dua kata seperti “Soft Cookies”. Sedangkan Long tail keyword berarti keyword yang terdiri dari tiga kata lebih, contohnya “Cara Menanam Cabai di Rumah”.

  1. Search Intent Keyword 

Jenis keyword juga bisa dibagi berdasarkan search intent atau tujuan penelusurannya. Hal ini berkaitan dengan maksud dan hasil yang diharapkan oleh pengguna search engine. Keyword jenis ini dibagi lagi menjadi 3, yaitu: 

  • Informational: Keyword yang bertujuan mendapatkan informasi yang komprehensif tentang suatu hal, contohnya: “Tutorial Membersihkan Slow Juicer”
  • Transactional: Keyword yang bertujuan melakukan pembelian/ transaksi terhadap suatu produk/layanan, contohnya: “Beli Meja”
  • Navigational:Keyword dengan tujuan untuk mengunjungi suatu situs atau halaman web tertentu, contohnya: “Youtube”.
  1. Unbranded dan Branded Keyword

Selanjutnya ada jenis keyword yang dibagi berdasarkan keterkaitannya dengan brand atau tidak. Branded keyword biasanya banyak digunakan untuk mencari brand-brand atau perusahaan besar, misalnya seperti “Sepatu Adidas”. Sedangkan Unbranded keyword berarti kata kunci yang berkaitan dengan nama produk atau layanan tanpa menyebutkan brand atau perusahaannya, contohnya seperti “Laptop Gaming”.

  1. Niche keyword

Jenis keyword yang satu ini berarti keyword dengan topik spesifik yang menyasar pasar atau target audiens tertentu. Niche keyword biasanya memiliki ukuran pasar yang kecil namun menghasilkan traffic dan engagement yang berkualitas karena menyasar pasar yang tepat. Contoh dari niche keyword yaitu “ Cara Mengganti Skin di Minecraft”. 

  1. Competitor’s Keyword

Lalu ada competitor’s keyword, keyword yang satu ini berarti keyword yang digunakan oleh kompetitor suatu perusahaan. Competitor’s keyword biasanya didapatkan saat melakukan competitor research leat tools SEO. Keyword ini akan berguna dalam menyusun strategi SEO yang akan mengukur keberhasilan pemasaran yang dilakukan suatu website dengan kompetitornya.

Baca Juga: Deindex Google, Penyebab Artikel Hilang dan Cara Mengatasinya

  1. Evergreen dan Seasonal Keyword

Jenis keyword yang satu ini didasarkan pada masa atau waktu digunakannya suatu keyword. Seasonal keyword berarti keyword musiman yang digunakan pada saat periode tertentu, misalnya “Bulan Ramadhan”. Sedangkan Evergreen keyword berarti keyword yang tak lekang waktu dan selalu relevan serta dibutuhkan kapanpun, misalnya seperti “Tanda Usus Buntu”.

  1. Primary dan Secondary Keyword

Selanjutnya ada jenis keyword berdasarkan urutan yaitu primary keyword dan secondary keyword. Primary keyword berarti kata kunci yang menjadi topik utama yang ada di suatu halaman web. Sedangkan secondary keyword berarti kata kunci sekunder yang melengkapi kata kunci utama.  

Misalnya suatu konten menggunakan primary keyword yaitu “Oatmeal” maka secondary keyword yang bisa digunakan seperti “Resep Oatmeal”, “Manfaat Oatmeal” hingga “Sejarah Oatmeal”. Secondary keyword bisa dikatakan sebagai keyword turunan dari primary keyword. 

  1.  Market Segment Keyword

Jenis keyword selanjutnya mirip dengan niche keyword. Bedanya market segment keyword berarti kata kunci yang berkaitan dengan industri atau bidang tertentu yang pasarnya lebih umm dan luas. Salah satu contoh dari keyword ini seperti “Gamis” atau “Kebaya”.

  1.  Geo Targeted Keyword

Terakhir, ada jenis keyword yang didasarkan pada lokasi tertentu. Kata kunci jenis ini erat kaitannya dengan pengoptimasian local SEO. Misalnya kamu ingin menelusuri kedai kopi, maka kamu memasukkan lokasi tertentu, contohnya seperti “Kedai Kopi di Tebet” atau “Kedai Kopi Dekat Stasiun Cikini” dan sebagainya.

Baca Juga: 7 Cara Praktis Agar Website Terindex Google

Nah itulah pembahasan mengenai apa itu keyword, bagaimana keyword dalam SEO dan manfaatnya serta jenis-jenis keyword dalam SEO.

Jika kamu sudah mengetahui maksud dari keyword dalam SEO, kamu bisa langsung melakukan tahap selanjutnya yaitu melakukan riset keyword, mapping konten dan strateginya sampai memonitor hasil konten yang sudah dibuat. 

Proses pengoptimasian website memang perlu dilakukan secara berkala karena dengan begitu website bisa terus sejalan dengan kebutuhan user dan tren yang berbeda-beda.

Belum lagi kamu harus menyesuaikan perubahan Algoritma Google yang secara rutin dilakukan. Jika kamu bisa mengerjakannya dengan maksimal, maka hasil yang akan kamu dapatkan pun akan optimal. 

Namun jika kamu memerlukan bantuan profesional untuk melakukan optimasi pada website, kamu bisa menghubungi Digital Marketing Agency dari Croloze. Time SEO kami akan membantu kamu menyelesaikan masalah pada website dan mengoptimasinya sehingga bisa menjangkau lebih banyak pengguna search engine.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Apa itu Seed Keyword? Contoh Dan Cara Menentukan Seed Keywords

Salah satu tugas utama dalam strategi SEO adalah riset keyword yang tepat agar konten dapat ditemukan oleh audiens di mesin pencari. Di antara berbagai jenis keyword yang sering digunakan, salah satu yang paling penting dan tidak boleh terlupakan adalah seed keyword.

Jika kamu selama ini lebih familiar dengan istilah seperti short tail atau long tail keyword, kini saatnya memahami mengapa seed keyword memiliki peranan krusial. Dalam artikel ini, kamu akan mempelajari pengertian seed keyword, contoh, serta cara menentukan seed keywords yang baik.

Pengertian Seed Keyword

Seed keyword, atau kata kunci benih, adalah kata atau frasa utama yang digunakan sebagai pijakan awal dalam proses research keywords. Biasanya, seed keyword hanya terdiri dari satu atau dua kata yang sifatnya masih sangat umum, seperti “sepatu” atau “asuransi”. 

Dari seed keyword inilah, kita dapat mengembangkan berbagai ide kata kunci lain yang lebih spesifik dan relevan dengan industri atau topik yang ingin dijangkau. Dengan kata lain, seed keyword membantu kita menemukan arah yang tepat untuk menggali topik serta long tail keyword yang lebih sesuai dengan kebutuhan audiens. 

Contoh Seed Keyword dari Berbagai Industri

Setiap industri memiliki seed keyword yang berbeda, tergantung pada produk, layanan, atau topik yang menjadi fokus utama. Berikut beberapa contoh seed keyword dari berbagai bidang:

  • Industri Fashion:
    Kata kunci seperti “sepatu”, “baju”, atau “tas” sering digunakan sebagai seed keyword untuk bisnis fashion. Dari kata kunci dasar ini, pelaku bisnis dapat mengembangkan berbagai long tail keyword seperti “sepatu sneakers wanita” atau “tas kerja kulit”.
  • Industri Kesehatan:
    Dalam dunia kesehatan, seed keyword bisa berupa kata-kata seperti “dokter”, “klinik”, atau “asuransi kesehatan”. Seed keyword ini dapat dikembangkan menjadi frasa yang lebih spesifik, misalnya “dokter gigi anak” atau “asuransi kesehatan keluarga”.
  • Industri Teknologi:
    Untuk bidang teknologi, seed keyword yang sering digunakan antara lain “laptop”, “smartphone”, atau “software”. Kata kunci ini dapat menjadi dasar untuk riset lebih lanjut seperti “laptop gaming terbaik” atau “software akuntansi gratis”.
  • Industri Kuliner:
    Contoh seed keyword pada industri makanan dan minuman meliputi “restoran”, “cafe”, atau “resep”. Dari sini, bisa ditemukan kata kunci turunan seperti “restoran Jepang di Jakarta” atau “resep kue bolu panggang”.
  • Industri Pendidikan:
    Di bidang pendidikan, seed keyword yang umum digunakan antara lain “kursus”, “bimbel”, atau “beasiswa”. Selanjutnya, dapat dikembangkan menjadi “kursus bahasa Inggris online” atau “beasiswa S2 luar negeri”.

Cara Menentukan Seed Keyword yang Tepat

Menemukan seed keyword yang tepat adalah langkah awal yang sangat penting dalam strategi SEO. Seed keyword berperan sebagai pondasi dalam mengembangkan daftar kata kunci turunan dan merancang konten yang relevan untuk audiens. 

Berikut beberapa cara efektif untuk menemukan seed keyword, baik secara manual maupun dengan bantuan tools seperti Ahrefs:

1. Mulai dari Common Sense dan Intuisi Bisnis

Langkah pertama adalah membuat daftar seed keywords yang menurutmu paling menggambarkan brand dan layanan utama. 

Pikirkan istilah apa saja yang kemungkinan besar dicari orang ketika membutuhkan solusi atau jawaban yang ditawarkan oleh website atau bisnismu. Jangan ragu untuk mencatat sinonim dan istilah terkait lainnya agar daftar bisa semakin lebih banyak. 

2. Analisis Kompetitor dengan Tools SEO

Melakukan riset terhadap website kompetitor bisa membantu kamu menemukan seed keyword yang sudah terbukti efektif. Dengan tools seperti Ahrefs, cukup masukkan URL kompetitor ke fitur Site Explorer, lalu buka menu Organic Keywords.

Di sini, kamu akan melihat daftar kata kunci yang digunakan kompetitor untuk meraih peringkat di hasil pencarian Google. Seperti gambar dibawah ini

contoh seed keywords di Ahrefs

Agar lebih fokus, gunakan filter untuk menampilkan keyword yang terdiri dari satu hingga dua kata (word count filter), serta urutkan berdasarkan volume pencarian. Biasanya, seed keyword memiliki volume pencarian yang tinggi dan sifatnya sangat umum. 

Fitur filter di Ahrefs juga memudahkan kamu untuk mengecualikan kata kunci tertentu, sehingga bisa menemukan alternatif seed keyword yang relevan namun belum terlalu banyak digunakan.

3. Manfaatkan Data dari Website Sendiri

Jika website kamu sudah aktif dan memiliki traffic, jangan lupa memanfaatkan Google Search Console. Buka menu Performance > Search Results, lalu lihat daftar queries yang sudah mendatangkan impresi ke website. 

Walaupun beberapa keyword mungkin belum menghasilkan banyak traffic, daftar queries ini sangat berguna untuk menemukan seed keyword baru yang relevan dengan konten dan audiens.

seed keywords di search query search result google search console
Source: Ahrefs.com

4. Telusuri Hasil Pencarian Google

Google sendiri adalah sumber inspirasi yang sangat kaya untuk menemukan seed keyword. Ketikkan salah satu seed keyword yang sudah kamu miliki, lalu amati bagian People Also Ask dan Related Searches

Kedua fitur ini seringkali menampilkan berbagai variasi kata kunci yang sering dicari oleh pengguna lain. Dengan cara ini, kamu bisa memahami pola pencarian sekaligus menemukan alternatif seed keyword yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya.

5. Eksplorasi Forum, Komunitas, dan Website Tanya Jawab

Komunitas online, forum industri, serta situs tanya jawab seperti Quora atau Kaskus bisa menjadi tempat ideal untuk memahami bagaimana audiens mendiskusikan topik tertentu. Perhatikan istilah, pertanyaan, dan bahasa yang sering digunakan. 

Dari diskusi di forum, kamu bisa mendapatkan insight tentang kata kunci yang sering muncul secara alami dalam percakapan sehari-hari, termasuk penggunaan singkatan atau istilah khusus industri.

6. Memanfaatkan Tools Riset Keyword

Untuk mempercepat dan memperkaya proses pencarian, gunakan berbagai tools riset keyword seperti Ahrefs, Google Keyword Planner, Semrush, atau Ubersuggest. 

Tools ini tidak hanya menampilkan data volume pencarian dan tingkat persaingan, tetapi juga memberikan ide kata kunci baru, analisis kompetitor, serta tren yang sedang berlangsung di industri terkait.

Langkah awal yang penting adalah melakukan brainstorming untuk menemukan ide atau topik utama yang paling mewakili website kamu.

Catat berbagai kata kunci potensial, termasuk sinonim dan istilah terkait. Penting juga untuk mempertimbangkan sudut pandang audiens—bayangkan kata atau frasa apa yang kemungkinan besar mereka gunakan saat mencari informasi di mesin pencari.

Dari proses ini, kamu akan memperoleh beragam opsi seed keyword yang bisa dipertimbangkan untuk tahap selanjutnya.

2. Memantau Hasil Pencarian Google

Selain brainstorming, kamu juga dapat mencari inspirasi seed keyword dengan mengamati hasil pencarian Google. Fitur seperti “People Also Ask” dan “Related Searches” seringkali menampilkan berbagai variasi kata kunci yang relevan.

Perhatikan juga bagaimana kata kunci yang kamu masukkan menghasilkan search intent yang berbeda-beda. Analisis hasil pencarian ini dapat membantu kamu memilih kata kunci yang paling sesuai dengan tujuan dan konten website.

3. Analisis dengan Google Search Console

Google Search Console menyediakan data queries atau kata kunci yang sering digunakan audiens untuk menemukan website kamu. Dengan mengecek tab “Performance” dan melihat daftar queries, kamu bisa mengidentifikasi seed keyword yang telah terbukti relevan dan memiliki peluang untuk dikembangkan lebih lanjut.

4. Mengamati Website Kompetitor

Melakukan analisis terhadap website kompetitor juga dapat menjadi sumber inspirasi untuk menemukan seed keyword yang tepat. Amati konten dan struktur navigasi pada website pesaing secara manual, atau manfaatkan tools SEO yang mampu menampilkan kata kunci beserta performanya dari sisi kompetitor. Dengan cara ini, kamu bisa mengetahui keyword apa saja yang potensial dan belum banyak dimanfaatkan.

5. Memantau Tren, Forum, dan Komunitas

Menyesuaikan keyword dengan tren yang sedang berlangsung serta diskusi di forum atau komunitas online sangat penting untuk memastikan konten tetap relevan dengan kebutuhan audiens. Melalui forum dan media sosial, kamu dapat menemukan pertanyaan atau topik yang sedang banyak diperbincangkan, yang kemudian bisa dijadikan seed keyword untuk strategi konten kamu.

6. Memanfaatkan Tools SEO

Langkah terakhir yang tak kalah penting adalah menggunakan tools SEO untuk memperkaya proses riset keyword. Tools seperti Ahrefs, Google Keyword Planner, Semrush, dan Ubersuggest dapat membantu kamu menemukan seed keyword, menganalisis kompetitor, hingga mendapatkan ide konten yang lebih variatif. Dengan data yang lebih akurat, kamu bisa menentukan keyword yang paling efektif untuk website. 

Itulah pembahasan mengenai apa itu seed keyword, contoh dan cara menentukannya. Keyword tidak bisa ditentukan dan dipilih random begitu saja, agar mendapatkan hasil maksimal kamu harus terbiasa melakukan riset keyword sebelum membuat konten.  

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Marketing Agency Croloze.

Referensi: