Posts Tagged ‘Technical’

Apa itu Redirect? Ketahui Jenis, Manfaat dan Cara Melakukannya

Saat mengunjungi suatu halaman web yang dituju, pernahkah kamu justru dialihkan ke halaman lain? Hampir di setiap website pasti pernah menerapkan pengalihan ini. Pengalihan ini seringkali disebut dengan redirect. 

Pengalihan ini tidak dilakukan secara percuma, website justru mendapatkan banyak manfaat dari penggunaannya. Tidak hanya itu, redirect bahkan dapat membantu pengunjung dan mendukung peningkatan performa SEO.

Nah agar kamu bisa lebih memahami apa itu redirect, jenis-jenisnya manfaat serta cara kerjanya, kamu bisa simak pembahasan lengkapnya dalam artikel berikut ini. 

Baca Juga: Apa itu Alt Text? Dan Fungsinya dalam Meningkatkan SEO

Pengertian Redirect

Redirect adalah proses mengarahkan pengunjung sekaligus mesin pencari untuk berpindah dari satu url ke url lain. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pengguna atau robot search engine tetap dapat mengakses informasi meskipun ada perubahan pada suatu halaman atau website secara keseluruhan.

Pada dasarnya, redirect ditujukan karena halaman yang dituju sedang tidak berfungsi baik sehingga perlu dialihkan sementara waktu atau permanen.

Pengalihan ini biasanya juga mempertimbangkan seberapa efektifnya halaman lama, jika tidak bisa dioptimasi lagi maka membutuhkan perpindahan ke halaman baru. 

Redirect menjadi elemen penting dalam pengelolaan website guna menghindari error 404. Error ini menandakan halaman yang dituju tidak tersedia atau tidak dapat ditemukan.

Hal ini tentu dapat mempengaruhi turunnya trafik dan tingginya bounce rate di suatu web sehingga menurunkan performa SEO.

Baca Juga: SEO Copywriting: Pengertian, Teknik dan Tips Menulisnya

Jenis Redirect

Redirect memiliki beberapa jenis yang biasanya digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing, yaitu:

Redirect 301

Jenis redirect yang pertama adalah redirect 301. Redirect 301 adalah jenis pengalihan yang bersifat permanen yang mana halaman lama tidak lagi digunakan dan telah dipindahkan secara permanen ke halaman yang baru.

Redirect jenis ini berfungsi dalam mempertahankan trafik yang didapat dari url lama, termasuk mempertahankan otoritas domain dan ranking SEO.

Redirect 302 

Kedua, ada jenis redirect yang bersifat sementara. Redirect jenis ini umumnya digunakan ketika url lama tidak aktif untuk sementara waktu.

Pengalihan jenis ini sangat berguna dalam mengarahkan trafik tanpa mengubah otoritas SEO. Redirect 302 biasanya dilakukan saat ingin melakukan perbaikan atau pengujian halaman baru.

Redirect 307

Terakhir, ada jenis redirect 307. Redirect 307 sebenarnya sama dengan redirect 302 yang bersifat sementara.

Hanya saja redirect 307 mengalihkannya ke versi HTTP 1.1. Kode redirect ini menandakan bahwa halaman yang dituju telah dipindahkan sementara ke URL baru.

Redirect 307 berguna untuk memastikan pengunjung halaman dapat diarahkan ke lokasi konten sementara tanpa kehilangan data penting

Baca Juga: Apa itu Black Hat SEO? Dan Dampaknya untuk Website

Manfaat Redirect untuk SEO Website

Seperti yang dijelaskan di atas, redirect memiliki banyak manfaat yang tidak hanya mendorong performa SEO yang baik tapi juga meningkatkan pengalaman pengguna dan lebih memudahkan robot crawling. Secara lebih spesifik, berikut beberapa manfaat dari penggunaan redirect.

  1. Memastikan Aksesibilitas 

Redirect dapat membantu memastikan bahwa pengguna tetap dapat mengakses konten meskipun url berubah atau halaman asli sudah dihapus. Ini akan mengurangi risiko kehilangan pengunjung karena kesalahan teknis.

Terlebih aksesibilitas menjadi salah satu faktor penting yang mendukung performa SEO website.

  1. Mempertahankan Ranking Website

Dengan menggunakan redirect 301, halaman yang sebelumnya sudah mendapatkan ranking di SERP tetap dapat bertahan. Hal ini karena performa SEO yang ada di url lama dapat diteruskan ke url baru.

Dengan redirect, kamu tidak usah khawatir lagi kehilangan pengunjung atau trafik yang sudah kamu bangun sehingga bisa menjaga posisi di hasil pencarian.

  1. Meningkatkan User Experience

Jika url suatu halaman yang tidak berfungsi tidak dialihkan, maka akan menimbulkan kebingungan bagi para pengguna yang mengaksesnya. Apalagi jika ada url dengan konten serupa atau memiliki banyak versi.

Hal ini dapat diatasi dengan melakukan redirect pada halaman-halaman tersebut sehingga tidak membingungkan pengguna dan membantu meningkatkan pengalaman pengguna mereka.

Cara dan Kapan Perlu Melakukan Redirect

Dari beberapa penjelasan di atas, kamu mungkin sudah mendapat gambaran terkait kapan waktu perlu melakukan redirect. Untuk lebih jelasnya, berikut waktu perlunya melakukan redirect, yaitu:

  1. Migrasi ke Domain Baru

Saat kamu hendak memindahkan website ke domain baru, kamu bisa melakukan redirect 301. Redirect 301 atau pengalihan secara permanen adalah solusi terbaik untuk mempertahankan trafik dan peringkat SEO.

Hal ini karena url dengan domain lama sudah tidak bisa diakses lagi sehingga kamu harus mengalihkan url lama ke url dengan domain baru yang relevan.

  1. Menghapus atau Merubah URL

Redirect perlu kamu lakukan saat ada halaman yang dihapus atau url yang diubah. Pengalihan ini dapat mencegah terjadinya error 404 yang dapat membuat buruk reputasi website.

Misalnya kamu salah menuliskan url untuk suatu konten artikel dan artikel tersebut sudah dipublikasi dalam beberapa hari, maka setelah kamu harus merubah url dengan benar dan segera alihkan url lama tersebut ke url baru.

  1. Terdapat Konten Duplikat

Konten duplikat adalah jenis konten yang tidak baik untuk performa SEO website karena dapat membingungkan para pengunjung web.

Maka, jika di website mu terdapat dua halaman dengan konten yang serupa, kamu bisa mengarahkan salah satu halaman web tersebut ke halaman web utamanya. 

Pastikan bahwa halaman web yang dipilih berisi konten yang lebih lengkap dan memberikan informasi yang lebih update.

Halaman yang identik ini juga bisa kamu sertakan tag canonical jika memang merasa tidak perlu menggabungkan keduanya. 

Lantas bagaimana cara melakukan redirect? Redirect dapat dilakukan dengan mudah lewat beberapa tools berikut ini, yaitu:

  1. Menggunakan cPanel, jika kamu menggunakan hosting cPanel kamu bisa dengan mudah mengatur redirect melalui dashboard cPanel tanpa perlu menulis kode.
  2. Menggunakan Cloudflare, jika websitemu menggunakan Cloudflare sebagai layanan DNS dan keamanan kamu bisa mengatur redirect lewat fitur Page Rules.
  3. Menggunakan plugin WordPress, kamu bisa menggunakan plugin untuk mengatur redirect dengan lebih mudah lewat salah satu plugin seperti redirection.
  4. Menggunakan redirect online tools, kamu bisa memanfaatkan situs layanan online redirect secara mudah tanpa memerlukan akses ke server atau CMS, misalnya seperti tinyurl atau redirect detective. 
  5. Menggunakan Google Tag Manager, lewat GTM kamu bisa melakukan redirect pengalihan menggunakan tag yang disediakan tanpa perlu mengubah kode apapun.

Dari penjelasan di atas, kini kamu sudah mengetahui tentang pentingnya penggunaan redirect dalam mengoptimasi website. Dengan memahami jenis-jenis redirect, manfaat, serta kapan dan bagaimana menggunakannya, sekarang kamu bisa mengaplikasikannya dengan lebih mudah di website. 

Jika kamu butuh bantuan yang lebih dalam terkait dengan redirect, kamu bisa menanyakannya ke tim Croloze.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Apa itu Web Crawler? Cara Kerja, dan Contoh Web Crawling

Pernahkah kamu memikirkan bagaimana cara kerja mesin pencari? Sebelum menentukan halaman web mana yang akan mendapatkan ranking, search engine terlebih dahulu melakukan crawling dan Indexing. Tapi tahukah kamu apa itu crawling?

Crawling adalah tahap utama yang dilakukan search engine sebelum memasukkan suatu halaman web ke dalam database mereka. Halaman web yang tidak dicrawl berarti tidak diketahui mesin pencari sehingga tidak bisa masuk ke dalam hasil pencarian.

Maka dari itu crawling adalah salah satu aspek yang wajib diperhatikan dalam proses optimasi website atau SEO.

Agar kamu bisa lebih memahami apa yang dimaksud dengan crawling, bagaimana cara kerjan dan contoh web crawler ada apa saja kamu bisa simak selengkapnya di artikel berikut.

Baca Juga: SEO Copywriting: Pengertian, Teknik dan Tips Menulisnya

Apa itu Web Crawling?

Arti crawling secara bahasa adalah merayapi. Dalam istilah lain crawling berarti proses perayapan website oleh robot search engine.

Crawling atau perayaan ini dilakukan search engine untuk membaca, menemukan dan mengumpulkan informasi yang ada di suatu website.

Robot crawling akan merayapi setiap halaman ke halaman lain lewat link atau tautan yang ada di dalamnya.

Crawler akan memeriksa isi konten dan informasi yang didapat dari halaman tersebut, untuk kemudian dikirim ke database mesin pencari untuk diindeks.

Crawling memungkinkan search engine untuk menilai konten halaman dan memahami bagaimana halaman tersebut relevan dengan kueri pencarian.

Indeks inilah yang akan digunakan search engine untuk memberikan hasil pencarian yang relevan.

Dengan begitu, jelas crawling memiliki peran yang besar dalam menentukan apakah halaman website kita bisa ditampilkan atau tidak di hasil pencarian. 

Dalam praktiknya, crawling berkaitan erat dengan crawl budget. Crawling budget adalah anggaran perayapan jumlah URL yang dapat dirayapi oleh robot search engine.

Artinya, terdapat limit jumlah maksimum suatu web dapat dirayapi oleh bot dalam rentang waktu tertentu.

Baca Juga: Apa itu Alt Text? Dan Fungsinya dalam Meningkatkan SEO

Cara Kerja Web Crawler: Dari Crawl hingga Tampil di Google

Agar website bisa muncul di hasil pencarian Google atau mesin pencari lainnya, ada proses penting yang harus dilalui: crawling dan indexing. 

Dua proses ini dijalankan oleh web crawler (juga disebut bot, spider, atau robot), yang bertugas menjelajahi internet dan mengumpulkan informasi dari berbagai halaman website.

1. Memulai dari URL atau Link Awal

Web crawler memulai tugasnya dari daftar URL awal yang disebut seed list.
Jika websitemu masih baru dan belum punya banyak backlink, kamu bisa membantu crawler dengan submit URL ke Google Search Console.

2. Menelusuri Tautan (Link Crawling)

Crawler akan:

  • Mengunjungi halaman dari seed URL
  • Menelusuri semua internal link (dalam situs) dan eksternal link (ke situs lain)
  • Menambahkan setiap link yang ditemukan ke antrean crawling selanjutnya

Tujuannya: menjelajahi sebanyak mungkin halaman yang relevan dari satu situs ke situs lainnya.

3. Mengecek Robots.txt Sebelum Mengindeks

Sebelum mengindeks, bot akan membaca file robots.txt, yaitu file yang memberi tahu:

  • Halaman mana yang boleh di-crawl
  • Halaman mana yang tidak boleh diakses

Contoh: kamu bisa memblokir halaman admin, checkout, atau duplikat halaman dari hasil indeks Google.

4. Mengumpulkan Konten Publik

Crawler hanya akan mengambil konten yang dapat diakses publik, seperti:

  • Teks artikel
  • Meta tag (title, description)
  • Struktur heading dan internal link

Sementara halaman login, gated content, atau halaman yang diblokir, tidak akan diindeks.

Baca Juga: Apa itu Black Hat SEO? Dan Dampaknya untuk Website

5. Menentukan Prioritas Crawl

Crawler tidak mengindeks semua halaman secara merata. Ada beberapa pertimbangan:

  • Relevansi & otoritas halaman
    Semakin banyak halaman lain yang menaut ke suatu halaman, semakin penting halaman tersebut dianggap.
  • Trafik & popularitas
    Halaman dengan traffic tinggi biasanya akan di-crawl lebih sering.
  • Update rutin
    Crawler akan mengunjungi ulang halaman yang sering diperbarui untuk memastikan versi terbaru ditampilkan di hasil pencarian.

6. Menyimpan ke Indeks Search Engine

Setelah crawling selesai, informasi yang dikumpulkan akan disimpan ke dalam search index.

Saat pengguna melakukan pencarian, search engine akan mengambil data dari indeks ini untuk menampilkan hasil yang paling relevan berdasarkan keyword yang diketik.

Baca Juga: Apa itu Search Query? Jenis dan Perbedaanya dengan Keyword

Contoh Web Crawling dalam SEO

Setiap search engine punya web crawler sendiri, jadi hasil pencarian di Google, Bing, atau Yahoo bisa berbeda. Berikut beberapa contoh web crawler populer:

  1. DuckDuckBot
    Crawler milik DuckDuckGo, fokus menampilkan hasil pencarian tanpa melacak riwayat pengguna.
  2. Baiduspider
    Crawler dari mesin pencari Baidu (Cina), bertugas mengindeks konten website di wilayah China.
  3. Alexabot
    Crawler milik Amazon, digunakan untuk identifikasi konten dan backlink di berbagai situs.
  4. Yahoo! Slurp Bot
    Bot milik Yahoo yang mengindeks halaman untuk meningkatkan relevansi konten di hasil pencarian Yahoo.
  5. Yandex Bot
    Crawler terbesar dari Rusia, bertugas mengindeks situs untuk search engine Yandex.
  6. Bingbot
    Bot milik Microsoft yang membantu Bing dalam mengindeks dan menampilkan hasil paling relevan.
  7. Facebook External Hit
    Crawler dari Facebook yang mengambil data meta (judul, gambar, deskripsi) saat link website dibagikan di platform mereka.

Itulah pembahasan mengenai apa itu crawling, cara kerja hingga contohnya dalam seo.

Dengan mengetahui proses crawling lebih dalam, kini kamu bisa lebih memperhatikan proses crawling dapat websitemu kamu dengan lebih efektif.

Namun jika kamu masih belum bisa menyelesaikan masalah crawling, kamu bisa mempercayakannya ke tim Croloze.

Tim kami terdiri dari profesional SEO Specialist yang siap membantu kamu menyelesaikan masalah website dan SEO.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Apa itu Alt Text? Dan Fungsinya dalam Meningkatkan SEO

Pernahkah kamu melihat sebuah gambar yang sedang dimuat di internet namun yang ditampilkan justru deretan kata-kata? Itu berarti kamu sedang melihat teks yang mendeskripsikan gambar tersebut atau yang biasa dikenal dengan istilah alt text.

Alt text tidak hanya digunakan pada konten gambar yang ada di website saja, media sosial lain pun kini sudah menyediakan fitur khusus untuk memasukkan alt text pada postingannya. Alt text akan sangat berguna untuk memberikan gambaran singkat saat gambar membutuhkan waktu lebih untuk ditampilkan.

Alt text tentu tidak luput dari pembahasan optimasi website, bahkan menjadi salah satu hal penting yang tidak bisa dilewatkan dalam praktik SEO.

Untuk mengetahui apa itu alt text, fungsinya dalam SEO serta contoh dan ketentuan penggunaannya, yuk simak penjelasan lengkapnya di artikel berikut.

Baca Juga: Apa itu Search Query? Jenis dan Perbedaanya dengan Keyword

Apa itu Alt Text?

Alt text atau alternative text adalah serangkaian kata yang menggambarkan dan mendeskripsikan suatu gambar. Alt text biasanya muncul sebagai pengganti gambar yang gagal dimuat di suatu halaman. 

Alt text merupakan bagian dari atribut HTML yang terletak di bagian back end website sehingga umumnya hanya akan muncul jika terdapat kendala pemuatan gambar di website. 

Alt text tidak hanya dapat membantu pengguna memahami maksud dari suatu konten tapi juga bisa berguna dalam memberitahu robot mesin pencari mengenai tujuan penggunaan gambar.

Ketika robot sudah bisa mengenali maksud dari gambar tersebut maka akan mempermudah konten kita untuk di crawl dan index mesin pencari.

Meski demikian, tidak semua gambar di konten website memerlukan alt text, jika gambar memang ditujukan untuk dekorasi semata maka tidak perlu memasukkan alt text di dalamnya. 

Namun hal ini tentu sangat disayangkan karena banyak manfaat yang bisa didapatkan dari alt text. Sehingga jauh lebih baik jika kamu menggunakan gambar yang memang relevan dengan isi konten.

Baca Juga: Apa itu Black Hat SEO? Dan Dampaknya untuk Website

Fungsi Alt Text dalam SEO 

Kamu mungkin bertanya-tanya mengapa alt text bernilai penting dalam perkembangan SEO di website. Hal ini karena memang banyak aspek SEO yang didukung dan didorong oleh alt text. Berikut beberapa fungsi alt text dalam SEO:

  1. Memperkuat Relevansi Konten

Saat membuat konten jangan sampai kamu hanya membuat serangkaian tulisan saja tanpa menambahkan aspek visual. Aspek visual akan sangat berguna untuk mendukung audiens lebih memahami maksud dari tulisan yang kamu buat.

Apalagi jika kamu menyertakan gambar infografis yang menarik, pasti banyak audiens yang akan menyukai konten yang kamu buat. 

Penggunaan visual ini harus kamu optimasi dengan memasukkan alt text yang tepat agar bisa memperkuat relevansi dari konten yang kamu buat.

Konten yang berkualitas tentu akan lebih diutamakan mesin pencari untuk berada di peringkat teratas SERP.

Baca Juga: Content Pruning: Arti, Manfaat dan Tips Melakukannya

  1. Meningkatkan Aksesibilitas dan User Experience

Alt text akan sangat berguna jika website memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk memuat sebuah gambar. Maka alt text akan muncul untuk sebagai alternatif yang mendeskripsikan gambar yang tertunda itu. 

Dengan begitu aksesibilitas websitemu tetap terjaga sehingga pengalaman pengguna pun akan semakin meningkat. Aksesibilitas website yang baik akan membuat search engine lebih mudah memberikan peringkat di halaman website yang kamu miliki.

  1. Mendatangkan Trafik dari Pencarian Gambar

Manfaat utama dari penggunaan alt text untuk SEO adalah dapat mendatangkan trafik dari pencarian gambar di search engine. Alt text biasanya berisi satu keywords jadi bukan banyak jenis keyword yang ada pada suatu konten. 

Jadi jika pengguna mencari keyword tersebut maka gambar yang digunakan akan ikut muncul di hasil pencarian gambar.

Hal ini tentunya akan sangat berguna dalam meningkatkan dan mendatangkan trafik pengunjung yang lebih banyak lagi ke website.

Baca Juga: Mengenal Apa itu SEO B2B dan Strategi Penerapannya

Contoh dan Ketentuan Penggunaan Alt Text

Cara penggunaan alt text untuk suatu gambar terbilang cukup mudah, kamu hanya perlu memasukan kata-kata yang mendeskripsikan suatu gambar di  source code HTML.

Sebagai contoh berikut penulisan kode alt text di HTML:

alt=”Mahasiswa laki-laki yang sedang melakukan test coding di kelas”

Berikut contoh gambar alt text di html yang di wordpress:

contoh alt text di wordpress
contoh alt text di wordpress

Dalam beberapa CMS bahkan memasukkannya jauh lebih mudah, kamu bisa langsung menuliskan alt text pada bagian yang sudah disediakan saat mengunggah suatu gambar. Untuk memaksimalkan manfaat dari penggunaan alt text, berikut beberapa praktik terbaik dan ketentuan yang bisa kamu ikuti:

  1. Buat alt text yang mendeskripsikan gambar dengan jelas dan sesuai dengan konteks halaman
  2. Pastikan kamu menuliskan deskripsi tidak lebih dari 125 karakter
  3. Hindari pemborosan kata dan pastikan ejaan sudah sesuai
  4. Masukkan keyword yang kamu gunakan dalam alt text
  5. Bagi secara proporsional penggunaan kata kunci di alt text gambar, jangan gunakan keyword di setiap gambar

Sekian pembahasan mengenai apa itu alt text, bagaimana fungsinya untuk SEO serta contoh dan ketentuan penggunaannya di website.

Mulai sekarang pastikan gambar yang ada di website kamu sudah menggunakan alt text sehingga bisa menaikkan kualitas konten dan websitemu. 

Jika kamu perlu bantuan lebih detail mengenai alt text, pembuatan konten maupun praktik SEO website, kamu bisa mendiskusikannya dengan tim Croloze.

Tim kami terdiri dari SEO Specialist Croloze profesional yang sudah berpengalaman menangani berbagai jenis website.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

Apa itu Black Hat SEO? Dan Dampaknya untuk Website

Search Engine Optimization (SEO) merupakan serangkaian teknik yang bertujuan untuk melakukan optimasi agar website dapat ditemukan dan mendapatkan peringkat teratas di mesin pencari.

Namun tahukah kamu bahwa tidak semua teknik yang digunakan baik untuk website? Teknik inilah yang kemudian sering dikenal dengan istilah Black Hat SEO.

Umumnya terdapat dua jenis teknik atau strategi yang digunakan dalam SEO, yaitu White Hat SEO dan Black Hat SEO.

Bahkan ada beberapa pendapat yang juga mengenalkan istilah Grey Hat SEO. Black Hat SEO biasanya menggunakan teknik-teknik yang instan namun menimbulkan kerugian yang besar untuk website.

Di bawah ini kamu akan melihat penjelasan mengenai pengertian Black Hat SEO dan contohnya, perbedaannya dengan White Hat SEO serta dampak menggunakannya. Yuk simak lebih lanjut.

Baca Juga: Apa itu Search Query? Jenis dan Perbedaanya dengan Keyword

Pengertian Black Hat SEO dan Contohnya

Black Hat SEO adalah serangkaian strategi atau teknik yang bertujuan untuk mengoptimasi website menggunakan cara yang melanggar pedoman search engine. Teknik ini memanipulasi search engine seolah-olah teknik yang dilakukan benar, padahal termasuk pelanggaran dan kecurangan.

Black Hat SEO biasanya digunakan untuk mendapatkan performa website di search engine secara instan. Praktik ini tentunya mengesampingkan kenyamanan dan pengalaman pengguna sehingga sangat dibenci oleh search engine. 

SEO bukan hanya masalah bagaimana agar bisa mendapatkan peringkat teratas, lebih dari itu SEO harus mengutamakan kredibilitas dan pengalaman pengguna. Itulah mengapa Google menerapkan aspek E-E-A-T (Expertise, Experience, Authoritativeness, dan Trustworthiness) dalam menentukan peringkat halaman web di SERP.

Salah satu contoh Black Hat SEO yang tidak disadari dan masih sering dilakukan adalah keyword stuffing.

Keyword stuffing berarti saat kamu memasukkan keyword secara berlebihan dalam satu halaman web atau konten agar masuk peringkat teratas.

Terlalu banyak memasukkan kata kunci tentu hanya akan mengganggu kenyamanan pengguna website. 

Baca Juga: Mengenal Apa itu SEO B2B dan Strategi Penerapannya

3 Perbedaan Black Hat SEO dan White Hat SEO

Black Hat SEO jelas berbeda dengan White Hat SEO. Lalu apa saja yang membedakan keduanya? Berikut penjelasan yang lebih detail.

Teknik Optimasi

White Hat SEO merupakan kebalikan dari Black Hat SEO, yang mana teknik optimasi yang digunakan adalah teknik yang benar dan sesuai dengan pedoman search engine. White Hat SEO selalu mengutamakan kebutuhan audiens sehingga lebih disukai oleh mesin pencari.

Sementara Black Hat SEO berusaha menggunakan trik-trik manipulatif dengan mencari celah yang tidak terdeteksi search engine. Fokus utama Black Hat SEO adalah search engine, bukan pengguna dan audiens. Sehingga Black Hat SEO menggunakan segala cara agar dapat menduduki peringkat teratas mesin pencari. 

Kualitas Konten

Perbedaan yang paling mencolok dari Black Hat dan White Hat SEO adalah kualitas konten yang dihasilkan.

Website yang menggunakan teknik White Hat SEO pasti berfokus pada penyajian konten yang berkualitas dan memiliki nilai. Konten disusun dengan melakukan riset yang mendalam sehingga bisa bermanfaat bagi para pembacanya. 

Sedangkan Black Hat SEO justru menghasilkan konten yang berkualitas rendah. Konten dibuat secara asal dan biasanya ditulis dengan bantuan robot tanpa ditinjau terlebih dahulu.

Konten Black Hat SEO biasanya tercermin dari pembahasan yang singkat, tidak relevan dan menggunakan kata kunci yang berlebihan. Bahkan pada beberapa website, konten justru mengarah pada halaman yang mencurigakan dan berbahaya.

Baca Juga: 10 Jenis Keywords dalam SEO yang Harus Kamu Ketahui!

Dampak Jangka Panjang

Black Hat SEO mungkin menawarkan hasil yang instan dan menjanjikan dalam waktu yang singkat. Namun hal ini hanya akan membawa dampak yang lebih buruk bagi website ke depannya.

Website mungkin bisa terkena penalti search engine, ditangguhkan dan bahkan terhapus begitu saja. Hal ini tentu tidak baik untuk kelangsungan bisnis kedepannya.

Berbeda halnya jika menggunakan White Hat SEO, meskipun hasil yang didapatkan cukup lama namun bisa berdampak baik untuk website dan bisnis.

Sebab White Hat SEO selalu menggunakan cara yang benar, organik dan mengutamakan kualitas serta pengalaman pengguna.

Website pun bisa bertahan dalam jangka panjang sehingga bisa membawa keuntungan yang lebih baik untuk bisnis. 

Baca Juga: Apa itu Seed Keyword? Contoh Dan Cara Menentukan Seed Keywords

4 Dampak Negatif Penggunaan Black Hat SEO

Dari pembahasan di atas, jelas bahwa Black Hat SEO hanya akan berdampak buruk untuk website. Secara lebih rinci berikut dampak negatif dari penggunaan Black Hat SEO.

Penalti dari Search Engine

Resiko pertama yang akan didapatkan dari penggunaan Black Hat SEO adalah mendapatkan penalti dari search engine.

Meskipun beberapa search engine mungkin memiliki pedoman yang berbeda, namun banyak dari praktik Black Hat SEO yang tidak dibenarkan oleh search engine.

Ketika suatu website didapati melakukan praktik tersebut, maka bersiaplah mendapatkan penalti dari search engine.

Penalti ini bisa membuat penurunan peringkat, deindex, pemblokiran hingga dihapus sepenuhnya.

Kehilangan Trafik Organik

Salah satu indikator penting dari SEO adalah mendapatkan trafik organik yang tinggi dari mesin pencari. Mendapatkan trafik organik tentu tidak mudah karena website harus memiliki nilai yang bermanfaat bagi pengguna.

Namun jika website tersebut justru menggunakan teknik Black Hat SEO, hal ini tentu dapat berdampak pada penurunan trafik organik yang signifikan.

Jika tidak diperbaiki hal ini dapat berakibat fatal pada hilangnya jumlah kunjungan ke website.

Menurunkan Kepercayaan Pengguna

Black Hat SEO seringkali mengesampingkan kebutuhan para pengguna dan hanya berfokus pada peringkat di mesin pencari.

Teknik ini sering menampilkan konten dan tautan yang tidak relevan dan spamming yang menyesatkan dan memberikan pengalaman buruk bagi pengguna.

Hal ini tentu akan merusak kepercayaan pengguna terhadap website sehingga reputasi bisnis akan semakin menurun. 

Baca Juga: Content Pruning: Arti, Manfaat dan Tips Melakukannya

Menimbulkan Kerugian yang Lebih Besar

Menggunakan hal-hal yang tidak benar hanya akan menimbulkan kerusakan dan kerugian yang lebih besar. Search engine selalu rutin melakukan evaluasi dan memperbarui algoritma mereka, sehingga teknik Black Hat SEO cepat atau lambat dapat terdeteksi. 

Tidak hanya membuat website terkena penalti, teknik ini juga bisa menghilangkan konversi yang ada di website dan bahkan membutuhkan upaya dan biaya pemulihan yang lebih besar.

Singkatnya, manfaat yang didapat Black Hat SEO justru lebih sedikit daripada kerugiannya.

Nah itulah pembahasan mengenai Black Hat SEO yang harus kamu ketahui dan hindari penggunaanya.

Pastikan website kamu tidak menggunakan teknik Black Hat SEO agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar untuk website atau bisnis secara keseluruhan.

Daripada menggunakan teknik Black Hat SEO untuk hasil yang instan, lebih baik konsultasikan masalah websitemu ke Digital Marketing Service dari Croloze. Tim kami terdiri dari para profesional yang sudah menangani berbagai masalah SEO dengan klien yang beragam.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

7 Cara Praktis Agar Website Terindex Google

Salah satu tujuan optimasi di website adalah agar website bisa ditemukan oleh para pengguna search engine. Dalam praktiknya, Google akan melakukan crawling dan indexing untuk memasukkan halaman website muncul di hasil pencarian. Lantas bagaimana cara agar website terindex Google?

Ada banyak aspek yang Google pertimbangkan untuk menentukkan halaman web mana yang dapat masuk ke SERP. Aspek ini diukur untuk menilai website mana yang dapat memberikan informasi terbaik yang dicari pengguna Google. 

Google selalu mengutamakan pengalaman pengguna yang baik agar memberikan kenyamanan dan kepercayaan bagi para penggunanya. Nah untuk memudahkan website kamu agar lebih cepat terindex Google, berikut beberapa cara praktis dan tips yang bisa dilakukan agar website terindex Google. 

Baca Juga: Deindex Google, Penyebab Artikel Hilang dan Cara Mengatasinya

Apa Itu Google Index

Sebelum kamu mengetahui cara agar website kamu terindex Google, kamu perlu tahu dulu apa yang dimaksud dengan Google index. Pada dasarnya indexing Google seperti bagian indeks di suatu buku yang berisi serangkaian data untuk membantu menemukan informasi yang ada di buku tersebut.

Secara lebih rinci, Google Index berarti sebuah database Google yang berisi berbagai informasi dan halaman dari sebuah website. Sebelum memasukkan suatu website ke dalam database Google, Google terlebih dahulu melakukan crawling (perayapan) di halaman web tersebut. Nantinya web yang telah di crawl dan diindeks Google akan disimpan dan ditampilkan di SERP.

Salah satu cara mudah melihat apakah website dan halaman didalamnya sudah terindex Google adalah dengan menuliskan “site:nama website” di kolom pencarian Google. Jika tidak ada hasil dari pencarian tersebut, artinya website kamu belum terindex Google dan tidak bisa ditemukan pengunjung lain secara organik.

Bagaimana Cara Google Mengindex Website?

Setelah Googlebot melakukan crawling atau menemukan suatu website, data atau informasi halaman website tersebut akan disimpan di sebuah database yang dimiliki Google. Dari data tersebut Google akan menganalisa setiap halaman web dengan kata kunci yang digunakan untuk menilai seberapa relevan keduanya.

Selanjutnya Google akan menilai web mana yang paling relevan dan memberikan pengalaman pengguna terbaik untuk ditampilkan di hasil pencarian teratas. Sehingga saat pengunjung melakukan pencarian dengan kata kunci tertentu, maka Google akan menampilkan daftar halaman yang sudah diindeks dan ranking Google. 

Baca Juga: Pengertian Social Bookmarking dan Manfaatnya untuk Optimasi Website

Berapa Lama Website dan Artikel Terindex?  

Tidak ada waktu pasti untuk menilai seberapa lama suatu website akan terindex Google. Hal ini karena banyak aspek yang Google pertimbangkan untuk memasukkan suatu halaman web ke dalam databasenya. 

Beberapa website dengan struktur dan konten yang baik mungkin akan lebih cepat diindex dalam hitungan hari atau minggu. Sedangkan bagi website dengan isi dan struktur yang buruk mungkin butuh waktu berbulan-bulan untuk tampil di hasil pencarian. 

Begitu halnya dengan seberapa lama artikel terindex, jika artikel yang diproduksi berkualitas baik dan dari domain yang terpercaya maka dalam beberapa jam bisa dengan cepat terindex Google. Hal ini bisa ditemukan di beberapa website besar seperti pada media berita.

7 Cara Praktis Agar Website Cepat Terindex Google 

Tidak usah khawatir dengan lamanya proses indexing Google, kamu bisa mempraktekkan beberapa cara praktis berikut ini agar website kamu lebih cepat terindex Google, diantaranya:

  1. Gunakan URL Inspection di GSC

Cara pertama yang bisa dilakukan untuk membuat website lebih cepat terindex adalah dengan memanfaatkan Google Search Console. 

Pastikan webmu sudah terhubung dengan GSC sebelumnya, kemudian kamu bisa meminta Google melakukan indexing dengan klik tab URL Inspection

Memasukkan link halaman website yang ingin diindex pada kolom ini dan klik enter. GSC akan memindai URL tersebut dan memberikan informasi apakah halaman tersebut sudah terindex atau belum. 

Jika belum, kamu bisa lanjut klik bagian Request Indexing, sekitar 1-2 menit Google akan memproses dan halaman tersebut sudah masuk antrian indexing. 

Lewat GSC kamu juga bisa melihat laporan crawling Google dan mengetahui indexing error,  halaman yang tidak terindex hingga keamanan website.

  1. Buat Sitemap XML 

Apa itu Sitemap? Sitemap adalah serangkaian daftar halaman yang ada di website kamu agar lebih mudah ditemukan mesin pencari. Jika Google sudah menemukan websitemu, maka halaman yang ada di dalamnya akan lebih mudah terindeks.

Untuk mengetahui apakah website kamu sudah memiliki file sitemap kamu bisa cari www.namadomain.com/sitemap.xml. Jika belum, kamu bisa menggunakan bantuan plugin yang ada di CMS atau tim developer atau memanfaatkan generator seperti XML-Sitemaps.com.

Setelah memastikan websitemu telah memiliki sitemap, kamu bisa masuk ke akunGSC dan klik tab Sitemaps lalu masukkan URL sitemap di kolom yang disediakan. Jika sitemap tersebut benar, GSC akan menandai sitemap tersebut dengan status sukses dan menampilkan jumlah URL yang ditemukan di dalamnya.

  1. Rutin Membuat Konten yang Berkualitas

Salah satu cara yang bisa kamu lakukan agar website jadi lebih mudah diindeks Google adalah dengan membuat konten yang berkualitas secara rutin. Semakin sering kamu membuat konten, Google akan menandai keaktifan dan kehadiran websitemu.

Pastikan kamu membuat konten yang berkualitas dan menjawab kebutuhan audiens. Buatlah konten dengan topic yang sesuai dengan niche website dan ikuti prinsip E-E-A-T (Expertise, Experience, Authoritativeness, dan Trustworthiness). Dengan begitu Googlebot akan menilai baik websitemu dan mempercepat indexing.

  1. Perbanyak Internal Link 

Selanjutnya kamu bisa memperbanyak internal link di website antara satu halaman dengan halaman yang lain. Internal link dapat berguna untuk membantu Google melihat keterhubungan yang ada di website dan lebih mudah mendeteksi halaman lain yang ada di website mu.

Cara mudah untuk memperbanyak internal link di website adalah dengan menggunakan tag dan kategori konten, menyisipkan anchor text yang sesuai dan menambahkan “Baca Juga” pada konten yang ada di website. 

Perhatikan internal link dengan mempertimbangkan relevansi dan menempatkannya senatural mungkin. Hindari menaruh internal link yang berlebihan dan tidak sesuai dengan isi halaman.

Baca Juga: SEO B2B: Pengertian dan Strategi Penerapan SEO B2B

  1. Dapatkan Backlink 

Cara lain yang bantu website kamu lebih cepat terindeks Google adalah dengan mendapatkan backlink. Pastikan penautan backlink ke website kamu didapat dari website lain yang berkualitas. Hindari melakukan trik-trik spam atau manipulasi backlink jika kamu tidak ingin websitemu terkena penalti dan dihapus dari index Google.

Lalu bagaimana caranya mendapatkan backlink yang berkualitas? Hal utama yang bisa kamu lakukan adalah dengan memastikan bahwa konten-konten yang kamu sajikan bermanfaat, komprehensif dan original. Dengan konten yang berkualitas, websitemu akan menarik banyak pengunjung dan bisa mendapatkan backlink dari berbagai pihak.

Backlink yang kamu dapatkan akan membantu Google untuk bisa mempertimbangkan bahwa website mu layak diindeks hingga mendapat ranking teratas. 

  1. Perbaiki Indexing Error 

Google index juga berkaitan dengan masalah teknikal website, karena itu perhatikan apakah terdapat error atau kesalahan indexing yang ada di websitemu. Kamu bisa menemukan informasi kesalahan indexing website pada bagian Indexing di GSC.  

Error ini biasanya mencakup masalah redirect, 404 error, server error hingga blocked by robot.txt. Segera lakukan perbaikan sesuai dengan masalah yang muncul. Pastikan kamu tidak menggunakan tag noindex dan tidak memblokir bot crawler di file robots.txt. 

Gunakan robot.txt untuk memberitahu Google halaman mana yang perlu di index dan halaman yang tidak. Hal ini akan berguna agar web bisa lebih cepat terindex oleh Google. 

  1. Mempraktikkan Struktur Website yang Baik

Terakhir, pastikan struktur website yang kamu miliki sudah tersusun dengan tepat. Saat Google menemukan suatu website, Google akan mengunjungi halaman-halaman utama kemudian ke kategori, tag, artikel hingga media, maka pastikan perpindahan antara satu halaman ke yang lain sudah sesuai.

Ketika struktur websitemu baik maka Google akan lebih mudah memahami isi dan navigasi di dalamnya. Hal ini tentu akan bermanfaat untuk mempercepat pengindeksan yang dilakukan Google. Hindari membuat orphan page (halaman tanpa internal link) agar penyebaran internal link bisa sejalan dengan struktur website.

Demikian penjelasan mengenai apa itu Google Index dan bagaimana cara agar website bisa terindex google. Dengan memaksimalkan beberapa cara di atas kini kamu sudah mengetahui cara yang bisa digunakan akan websitemu lebih cepat terindex Google. 

Penting untuk selalu memeriksa proses indexing yang ada di website yang kamu miliki. Jika website tidak tersedia di mesin pencari maka tidak ada organik trafik yang datang di website. 

Kalau kamu butuh konsultasi lebih dalam tentang indexing Google, yuk hubungi SEO Specialist Croloze sekarang juga.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

https://whello.id/tips-digital-marketing/cara-agar-website-terindex-google

Deindex Google, Penyebab Artikel Hilang dan Cara Mengatasinya

Pernahkah kamu dapati halaman websitemu hilang dari hasil pencarian Google? Hal ini jadi salah satu mimpi buruk dalam praktik SEO saat Google menghapus index halaman website sehingga tidak muncul di hasil pencarian atau yang dikenal dengan istilah Deindex Google.

Deindexing tidak hanya terjadi pada satu atau dua halaman, dalam kasus lain bahkan bisa menghapus keseluruhan website. Tentunya hal ini akan berdampak besar pada penurunan traffic website yang signifikan. 

Ada beberapa faktor teknikal maupun non teknikal yang menyebabkan Google menghapus indexing suatu halaman. Untuk mengetahui lebih lengkap tentang apa itu Deindex Google, bagaimana cara mengeceknya, apa saja penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya, yuk simak pembahasannya dalam artikel ini.

Apa itu Deindex Google

Salah satu cara kerja Google sebagai search engine adalah melakukan indexing atau mengorganisir data halaman dan website untuk tampil di hasil pencarian, hal ini juga termasuk dalam melakukan Deindexing Google.

Deindex Google adalah kondisi saat suatu halaman website dihapus dari data indexing Google sehingga tidak akan muncul di halaman pencarian atau SERP Google.

Google secara berkala melakukan pembaharuan dan menilai halaman website agar dapat menyajikan informasi hasil pencarian yang terbaik untuk penggunanya. Karena itu jika ditemukan ada halaman yang dinilai menyalahi aturan Webmaster Google, Google akan menghapus halaman tersebut.

Baca Juga: SEO B2B: Pengertian dan Strategi Penerapan SEO B2B

Cara Mengecek Deindex Google

Lantas bagaimana cara mengetahui apakah artikel terkena deindex Google? Berikut beberapa cara untuk melihat halaman artikel mana saja yang hilang dari Google, yaitu:

  1. Ketik “site:nama website” di Google

Langkah pertama yang paling mudah bisa kamu lakukan adalah dengan mengetikkan “site:nama website” di kolom pencarian Google. Hasilnya, Google akan menampilkan seluruh halaman yang sudah terindex dan yang muncul di hasil pencarian. Untuk melihat artikel yang terindeks secara spesifik kamu bisa menambahkan “site:nama website/blog”, “site:nama website/kategori artikel” atau “site:nama website judul artikel”.

  1. Cek di Google Search Console

Cara kedua adalah dengan mengecek lewat Google Search Console (GSC) yang telah terhubung dengan website. Klik bagian kiri atas dan pilih tab Indexing lalu klik bagian Pages. Disini kamu akan mendapati total halaman yang sudah terindeks dan belum terindeks. 

GSC juga memberikan informasi mengenai beberapa penyebab mengapa halaman tersebut tidak terindeks. Kamu juga bisa menemukan penyebab lain dengan memeriksa tab bagian Manual Action yang berisi peringatan yang dikirimkan Google untuk memperbaiki websitemu.

Baca Juga: Pengertian Social Bookmarking dan Manfaatnya untuk Optimasi Website

6 Penyebab Artikel Mengalami Deindex

Deindex Google banyak terjadi pada beberapa halaman artikel yang awalnya muncul di halaman Google namun setelah beberapa lama menjadi hilang. Jika demikian, berarti terdapat beberapa kesalahan di halaman tersebut sehingga dinilai tidak sesuai untuk tampil di hasil pencarian. Beberapa penyebab artikel mengalami Deindex diantaranya:

  1. Thin Content

Thin Content merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan halaman web atau artikel yang memiliki konten yang dianggap Google tidak berkualitas, tidak otentik dan tidak bermanfaat untuk pengguna. 

Konten yang dimaksud adalah konten yang dibuat secara otomatis dengan menggunakan robot/AI tanpa ditinjau terlebih dahulu atau konten yang bersifat spamming dan konten duplikat dari website lain. 

  1. Cloaking

Cloaking merupakan salah satu praktik black hat SEO yang memanipulasi hasil pencarian dengan cara menampilkan dua versi konten yang berbeda.  Dimana konten yang ditampilkan di mesin pencari tidak sesuai dengan yang ditampilkan ke pengguna.   

Salah satu contoh cloaking seperti menampilkan halaman tentang travel ke mesin pencari, tetapi yang ditampilkan ke pengguna adalah halaman lain tentang produk baju dan celana. Hal ini tentu dinilai menyesatkan pengguna dan membuat mereka tidak mempercayai hasil mesin pencari.

  1. Terdapat Keyword Stuffing

Penyebab ketiga yang bisa membuat artikelmu mendapatkan deindex Google adalah karena adanya keyword stuffing. Keyword Stuffing berarti konten atau halaman tersebut berisi begitu banyak kata kunci yang berlebihan sehingga mengganggu kenyamanan pembacanya. Praktik ini ditujukan agar mendapatkan peringkat yang tinggi di mesin pencarian tanpa memperhatikan pengalaman pengguna.

  1. Masalah Server dan Hosting

Tidak hanya berkaitan dengan isi konten, masalah server dan hosting juga bisa menjadi penyebab mengapa artikel atau halaman web kamu tidak muncul di Google. Tidak hanya halaman artikel, website mu bahkan tidak dapat diakses jika server web atau hosting sedang down dan mengalami gangguan dalam waktu yang lama.

  1. Domain Kadaluwarsa 

Penyebab kelima yang mungkin sering terlewatkan adalah berakhirnya masa langganan domain. Domain yang tidak diperpanjang otomatis akan membuat halaman-halaman yang ada di dalamnya ikut hilang dari hasil pencarian Google.

  1. Update Algoritma Google

Guna memberikan informasi yang terbaik dan relevan kepada penggunanya, Google selalu melakukan pembaharuan algoritma secara rutin. Perubahan Algoritma ini tentunya mempengaruhi halaman web atau artikel yang sudah masuk hasil pencarian mengalami penurunan ranking atau bahkan terkena deindeks dan menghilang dari Google.

Baca Juga: Apa itu Seed Keyword? Contoh Dan Cara Menentukan Seed Keywords

Cara Mencegah dan Mengatasi Deindex Google

Setelah mengetahui apa saja faktor penyebab terjadinya Deindex, kamu perlu mengetahui solusi atau cara yang tepat untuk mengatasinya. Berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan:

  1. Buat Konten yang Berkualitas

Hal pertama yang harus kamu perhatikan agar mencegah terjadinya deindex pada websitemu adalah dengan membuat konten yang berkualitas. Konten yang berkualitas berarti konten yang memberikan manfaat dan kenyamanan bagi para user yang membacanya. 

Agar artikel bisa tetap terindeks dan masuk ke peringkat atas, buatlah konten dengan pembahasan yang detail dan jelas, tidak spamming, menggunakan dan menyusun kata yang tepat dan nyaman dibaca serta memberikan solusi dan rujukan yang relevan. 

  1. Perbaiki Struktur Link Website

Link menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan dari praktik SEO yang sangat mempengaruhi bagaimana Google Melakukan Crawling dan Indexing website. Untuk mencegah dan mengatasi terjadinya deindexing, periksa dan perbaiki kembali struktur link di website kamu. 

Cek internal dan external link, lihat apakah keduanya sudah relevan dan berkualitas. Hindari praktik manipulasi backlink atau cloaking dan pastikan kamu tidak memasang tag No Index untuk website. 

  1. Lakukan Audit SEO

Sebagaimana Google yang selalu melakukan pupate algoritma, pastikan kamu juga selalu melakukan audit SEO untuk website secara berkala. Periksa, analisa dan atasi setiap aspek SEO mulai dari konten, internal link, backlink, performa website hingga aspek teknikal lainnya. 

Kamu bisa menggunakan tools SEO Audit agar memudahkan kamu dalam mendapatkan hal-hal yang perlu ditingkatkan, diperbaiki atau dihilangkan dari website. Dengan begitu kamu bisa mencegah dan memperbaiki masalah deindeks google yang pada halaman web.

  1. Cek Rutin Server, Hosting dan Domain yang Digunakan

Server, hosting dan domain juga menjadi salah satu penyebab terjadinya deindex Google, maka pastikan kamu memilih layanan server dan hosting terbaik. Jika deindex terjadi karena masalah server dan hosting segera hubungi pihak terkait agar segera diselesaikan dan tidak terjadi penurunan traffic yang signifikan. Untuk penggunaan domain, pastikan kamu sudah melakukan perpanjangan sebelum mendekati masa kadaluwarsa domain. 

  1. Periksa Laporan Google Search Console

Google Search Console biasanya menyertakan alasan mengapa halaman tersebut tidak dapat terindeks. Pada bagian ini kamu bisa melihat bagian mana yang secara langsung membuat halaman menjadi deindex, seperti karena masalah redirect, sitemap atau blocked by Robot.txt

Jika kamu mendapatkan mendapat peringatan dari Google, pada bagian manual actions, kamu bisa mengirimkan kembali permintaan peninjauan ulang kepada Google sembari menjelaskan hal-hal yang sudah diperbaiki beserta dokumentasinya. 

  1. Update Algoritma Google

Agar halaman website tidak tiba-tiba menghilang karena algoritma Google, maka kamu perlu aktif memeriksa dan mengikuti perkembangan dari Google. Pahami dan ikuti panduan baru yang berlaku dari update algoritma Google agar halaman website dapat tetap relevan dan terindeks oleh Google.

Demikian pembahasan mengenai deindex Google, cara mengeceknya dan juga mencegah dan mengatasinya.

Deindex Google memang menakutkan namun kamu bisa melakukan beberapa pencegahan dan juga mengatasinya dengan benar sehingga halaman web bisa kembali aktif dan muncul di hasil pencarian.

Optimalkan website dan strategi digital marketing bisnis bersama Croloze! Dapatkan audit SEO gratis dan konsultasi langsung dengan tim ahli kami. Klik di sini untuk terhubung dengan Digital Agency Croloze.

Referensi:

https://cmlabs.co/id-id/seo-guidelines/cara-cek-deindex-google